SAWAH LUNTO, KHATULISTIWAONLINE.COM
Semangat dari Pejuang Lingkungan Tanah Batak tetap semangat, walaupun lelah berjalan kaki dari Toba menuju Istana Negara yang diperkirakan 1750 km sesuai perhitungan dari Google.
Misi yang dibawakan oleh Tim 11 adalah satu suara dengan mengharapkan Pemerintah menutup PT. Toba Pulp Lestari karena lebih banyak kerugian yang ditimbulkan dengan hadirnya TPL yang hanya dinikmati orang orang tertentu.
Jevri Manik selaku ketua Tim Sebelas selalu memberi semangat pada anggota lainnya agar tetap ceria dan melakukan Protokol Kesehatan begitu juga menjaga etika dalam setiap perjalanan yang dilalui.
Apapun kata orang pada kita hal yang biasa, karena dalam setiap masalah tidak mungkin semua masyarakat satu pendapat.
Ditambahkan oleh Jevri, perbuatan baik yang dilakukan seseorang, suatu saat nanti akan berguna bagi generasi penerus.(VAN)
KOTA SOLOK, KHATULISTIWAONLINE.COM
Hari ini, Selasa (29/6/2021), perjalanan Tim 11 Pejuang Lingkungan Tanah Batak
yang tengah melakukan aksi jalan kaki dari Toba, Sumatera Utara ke Jakarta untuk meminta pemerintah menutup PT. Toba Pulp Lestari (TPL) memasuki hari ke 16.
Setelah melakukan perjalanan dari Bukit Danau Singkarak, Senin (28/6/2021), Togu Simorangkir, Irwan Sirait, Anita Martha Hutagalung bersama 8 anggota tim lainnya, mereka tiba di wilayah Solok, Sumatera Barat dan malam harinya menginap di rumah salah seorang warga yang berasal dari Sumatera Utara, yaitu Anto P. Sihombing/ br Sijabat.
Kedatangan rombongan Togu Simorangkir dan teman mendapat sambutan hangat dari warga sekitar. Selain memberikan dukungan dan mendoakan agar Tim 11 selamat selama dalam perjalanan hingga tiba di Jakarta, menurut Jevri Manik selaku Ketua Tim, setelah 10 menit perjalanan dari rumah Pak Sihombing, sejumlah warga menyapa, dan di antaranya yang diketahui Boru Manik bahkan memberikan bekal berupa roti kepada Anita Martha Hutagalung.
Setelah berbincang sejenak dengan warga, para aktivis lingkungan dan pegiat media sosial itu melanjutkan perjalanan. Togu Simorangkir, Irwan Sirait, Anita Martha Hutagalung bersama delapan orang lainnya memulai perjalanan dari makam Pahlawan Nasional Sisingamangaraja, Desa Pagar Batu, Kecamatan Balige, Kabupaten Toba, pada Senin (14/6/2021). Aksi tersebut sebagai bentuk protes atas keberadaan PT.TPL yang selama ini diduga telah merusak hutan di kawasan Tapanuli dan kerap bentrok dengan masyarakat adat.
Nantinya, setibanya di Jakarta setelah melakukan perjalanan sepanjang 1.750 Km sesuai perhitungan google, dari Lintas Barat Sumatera, mereka akan menemui Presiden Joko Widodo untuk menyampaikan berbagai pelanggaran yang dilakukan PT.TPL, dan meminta pemerintah mencabut izin konsesi pabrik bubur kertas tersebut.
Penulis: Esdon Siringoringo.
DANAU SINGKARAK, KHATULISTIWAONLINE.COM
TIM 11 Pejuang Lingkungan Tanah Batak yang tengah melakukan aksi jalan kaki dari Toba ke Jakarta untuk meminta pemerintah menutup PT. Toba Pulp Lestari (TPL) hari ini, Senin (28/6/2021) memasuki hari ke 15.
Menurut Jevri Manik selaku Ketua Tim 11 dalam pesan WhatsApp (WA) yang diterima Khatulistiwaonline.com setelah sempat istirahat dan membuat persiapan sekaligus menikmati indahnya ciptaan Tuhan seperti Danau Singkarak, Kabupaten Tanah Datar, Provinsi Sumatera Barat.
Senin pagi sekitar pukul 08.12 WIB, Togu Simorangkir, Irwan Sirait, Anita Martha Hutagalung dan anggota tim lainnya melanjutkan perjalanan menuju Kabupaten Solok yang juga masih wilayah Provinsi Sumatera Barat.
“Kami start dari Danau Singkarak jam 08.12 WIB menuju Solok dengan jarak tempuh sekitar 40 Km,” ujar Jevri Manik.
Togu Simorangkir, Irwan Sirait, Anita Martha Hutagalung bersama delapan orang lainnya memulai perjalanan dari makam Pahlawan Nasional Raja Sisingamangaraja, Desa Pagar Batu, Kecamatan Balige, Kabupaten Toba, pada Senin (14/6/2021).
Aksi tersebut sebagai bentuk protes atas keberadaan PT.TPL yang selama ini diduga telah merusak hutan di kawasan Tapanuli dan kerap bentrok dengan masyarakat adat.
Nantinya, setibanya di Jakarta setelah melakukan perjalanan sepanjang 1.750 Km dari Lintas Barat Sumatera, mereka akan menemui Presiden Joko Widodo untuk menyampaikan berbagai pelanggaran yang dilakukan PT.TPL, dan meminta pemerintah mencabut izin konsesi pabrik bubur kertas tersebut.(NGO)
PADANG PANJANG, KHATULISTIWAONLINE.COM
Tanpa terasa, aksi jalan kaki tutup PT. Toba Pulp Lestari (TPL) dari Toba, Sumatera Utara ke Jakarta telah memasuki dua pekan, atau hari ini tepatnya hari ke tiga belas.
Setelah menginap di Mess Cecata B Rindam I/BB Padabg Panjang, Sumatera Barat, Sabtu (26/6/2021) sekitar pukul 07.11 WIB, Tim 11 melanjutkan perjalanan menuju Danau Singkarak yang berjarak 23 Km.
“Kami start dari mess Cecata B Rindam I/BB pada pagi hari” ujar Jevri Manik, Ketua Tim 11 melalui pesan singkat WhatsApp (WA) yang diterima Khatulistiwaonline.com.
Masih menurut Jevri, tidak jauh lagi dari Danau Singkarak, Kabupaten Tanah Datar yang juga masih wilayah Provinsi Sumatera Barat, Togu Simorangkir, Irwan Sirait, Anita Martha Hutagalung dan anggota tim lainnya istrirahat sejenak.
Setelah melepas lelah, para aktivis lingkungan dan pegiat sosil itu melanjutkan perjalanan.
Togu Simorangkir, Irwan Sirait, Anita Martha Hutagalung bersama delapan orang lainnya memulai perjalanan dari makam Pahlawan Nasional Sisingamangaraja, Desa Pagar Batu, Kecamatan Balige, Kabupaten Toba, pada Senin (14/6/2021).
Aksi tersebut sebagai bentuk protes atas keberadaan PT.TPL yang selama ini diduga telah merusak hutan di kawasan Tapanuli dan kerap bentrok dengan masyarakat adat.
Nantinya, setibanya di Jakarta setelah melakukan perjalanan sepanjang 1.750 Km sesuai ukutan jarak dari Google, Lintas Barat Sumatera itu, mereka akan menemui Presiden Joko Widodo untuk menyampaikan berbagai pelanggaran yang dilakukan PT.TPL, dan meminta pemerintah mencabut izin konsesi pabrik bubur kertas tersebut.(NGO)
DENPASAR, KHATULISTIWAONLINE.COM –
Potret sepeda motor parkir hingga berdebu di parkiran Bandar Udara (Bandara) Internasional I Gusti Ngurah Rai, Bali, viral di media sosial. Sepeda motor diduga telah terparkir lama hingga berdebu karena tidak diambil pemiliknya.
Gambar tersebut diunggah pertama kali oleh akun @info_tabanan pada Kamis (24/6/2021) malam. Dalam narasi di unggahan itu, kendaraan tersebut merupakan motor rental yang tidak dikembalikan penyewanya.
“Buat teman-teman pengusaha rental kendaraan roda dua yang merasa kehilangan motor bisa cek motor di parkiran motor bandara Ngurah Rai lantai 2, paling atas,”
“Bila ditemukan bisa menghubungi kantor operasional parkir yang berada di parkiran mobil bandara, Terminal Internasional lantai dasar. Bawa surat-surat keterangan, seperti STNK dan BPKB. Serta penyelesaian biaya administrasi di kantor parkir,” imbuh keterangan unggahan tersebut.
Namun Taufan mengaku tidak mengetahui alasan motor tersebut terparkir begitu lama tanpa ada yang mengambil. Pihaknya pun melaporkan secara berkala hal tersebut kepada Kepolisian Sektor Kesatuan Pelaksanaan Pengamanan Pelabuhan (Polsek KP3) Kawasan Bandara Internasional I Gusti Ngurah Rai.
“Tapi biasanya kami selalu melaporkan secara rutin ke Polsek KP3 Ngurah Rai. Kami melaporkan per tanggal sekian itu, ini ada motor sekian dan update lagi motor dan mobil sekian dan update terus,” terang Taufan.(VAN)
KABUPATEN AGAM, KHATULISTIWAONLINE.COM
Aksi jalan kaki tutup PT. Toba Pulp Lestari (TPL) dari Toba, Sumatera Utara ke Jakarta memasuki hari ke SEBELAS. Menurut Jevri Manik selaku Ketua Tim 11, sebelum melanjutkan perjalanan ke Kota Bukittinggi, Sumatera Barat, Rabu (23/6/2021) malam Togu Simorangkir, Irwan Sirait, Anita Martha Hutagalung dan tim lainnya menginap dengan cara memasang tenda di halaman Kantor Koramil 04 Bonjol.
Pagi harinya Kamis (24/6/2021) para aktivis lingkungan dan pegiat sosil itu akan melanjutkan perjalanan dan start dari halaman Kantor Bupati Pasaman.
“Sekitar pukul 09.20 WIB, kita telah meninggalkan Kabupaten Pasaman menuju Kabupaten Agam,” ujar Jevri melalui pesan suara WhatsApp (WA) yang diterima Khatulistiwaonline, Rabu malam.
Togu Simorangkir selaku penggagas aksi jalan kaki dari Toba ke Jakarta untuk meminta pemerintah menutup PT.TPL atau dulunya bernama PT. Inti Indorayon Utama (IIU) milik konglomerat Sukanto Tanoto yang beroperasi di wilayah Porsea itu adalah peraih gelar Master of Science Bidang Primate Conversation dari Oxford Brookes University Inggris.
Togu Simorangkir yang masih berdarah biru karena merupakan cicit Pahlawan Nasional Raja Sisingamangaraja XII bersama aktivis lingkungan lainnya memulai perjalanan dari makam Pahlawan Nasional Sisingamangaraja, Desa Pagar Batu, Kecamatan Balige, Kabupaten Toba, pada Senin (14/6/2021).
Aksi tersebut sebagai bentuk protes masyarakat atas keberadaan PT.TPL yang selama ini diduga telah merusak hutan di kawasan Tapanuli dan kerap bentrok dengan masyarakat adat.
Nantinya, setibanya di Jakarta setelah melakukan perjalanan sepanjang 1.800 Km dari Lintas Barat Sumatera itu, mereka akan menemui Presiden Joko Widodo untuk menyampaikan berbagai pelanggaran yang dilakukan PT.TPL, dan meminta pemerintah mencabut izin konsesi pabrik bubur kertas tersebut.(NGO)
LUBUK SIKAPING, KHATULISTIWAONLINE.COM
Hari ini, Rabu (23/6/2021) perjalanan Tim 11 yang melakukan aksi jalan kaki dari Toba, Sumatera Utara menuju Jakarta untuk meminta pemerintah menutup operasional PT. TPL (Toba Pulp Lestari) memasuki hari ke sepuluh.
Tanpa mengenal lelah dan penuh semangat, Togu Simorangkir, Irwan Sirait, Anita Martha Hutagalung bersama anggota lainnya, setelah melakukan perjalanan dari wilayah Panti dan sempat istirahat melepas lelah, menurut Jevri Manik selaku Ketua Tim 11, mereka melanjutkan perjalanan menuju Lubuk Sikaping, Kabupaten Pasaman, Sumatera Barat dengan jarak tempuh sekitar 28 Km.
Di sela-sela perjalanan sambil menikmati hasil perkebunan warga berupa buah Durian, beberapa jam kemudian para aktivis lingkungan sekaligus pegiat sosial serta Pahlawan Lingkungan Tanah Batak itu tiba di Desa Sundatar yang berjarak sekitar 5 Km sebelum gapura selamat datang Kota Lubuk Sikaping.
Lantaran hujan cukup deras dan jalan sempit, Tim 11, kata Jevri Manik kepada khatulistiwaonline, mereka memutuskan naik mobil menuju Lubuk Sikaping berjarak 7 km. Di Lubuk Sikaping, Tim 11 disambut dengan ramah oleh salah seorang jemaat HKBP bermarga Sirait dan menginap sebelum kembali melanjutkan perjalanan.
Sebelum tiba di wilayah Sumatera Barat, perjalanan dimulai dari makam Pahlawan Nasional Sisingamangaraja, Desa Pagar Batu, Kecamatan Balige, Kabupaten Toba, pada Senin (14/6/2021).
Aksi tersebut sebagai bentuk protes masyarakat atas keberadaan PT.TPL atau sebelumnya bernama Indorayon yang selama ini diduga telah merusak hutan di kawasan Tapanuli dan kerap bentrok dengan masyarakat adat.
Perjalanan lintas Barat sejauh 1.800 Km diperkirakan tiba di Jakarta hingga 40 sampai 50 hari ke depan.
Setibanya di Jakarta, mereka akan menemui Presiden Joko Widodo untuk menyampaikan berbagai pelanggaran yang dilakukan PT.TPL, dan meminta pemerintah mencabut izin konsesi pabrik bubur kertas tersebut.(NGO)
PASAMAN, KHATULISTIWAONLINE.COM
Setelah berjalan kaki sejauh 23 Km dan beristirahat sejenak melepas lelah di Komplek HKBP Panti, Kecamatan Panti, Kabupaten Pasaman, Sumatera Barat, Selasa (22/6/2021), aktivis lingkungan sekaligus pegiat sosial yang melakukan aksi jalan kaki dari Toba, Sumatera Utara menuju Jakarta untuk meminta pemerintah menutup PT.TPL (Toba Pulp Lestari).
Dari pesan suara yang diterima media ini dari lokasi yang disampaikan oleh Jevri Manik yang menjadi ketua Tim 11, sebelum sampai di Kecamatan Panti, Tim 11 melakukan perjalanan sepanjang 20 Km dari Kecamatan Rao dan mereka sempat berbincang dengan warga yang menanyakan kepanjangan dari TPL.
“Kami bergerak pukul 7.24 WIB dan kami sehat-sehat saja, ” ujar salah seorang anggota Tim yang ditimpali anggota lainnya sambil terdengar suara tertawa yang menandakan begitu semangatnya mereka.
Aksi yang dilakukan Togu bersama Irwan Sirait (40) dan Anita Martha Hutagalung (54) bersama sejumlah lainnya hari ini merupakan hari ke sembilan.
Perjalanan dimulai dari makam Sisingamangaraja, Desa Pagar Batu, Kecamatan Balige, pada Senin (14/6/2021). Pemberangkatan ini disertai acara adat oleh kelompok masyarakat adat, sekaligus memanjatkan doa agar perjalanan mereka sampai ke Jakarta dengan selamat.
Aksi tersebut sebagai bentuk protes masyarakat atas keberadaan PT. TPL yang selama ini diduga telah merusak hutan di kawasan Tapanuli, dan kerap terlibat bentrok dengan masyarakat adat.
Perjalanan lintas Barat sejauh 1.800 Kilometer ini direncanakan tiba di Jakarta hingga 40 sampai 50 hari ke depan. Setibanya di Jakarta, mereka akan menemui Presiden Joko Widodo untuk menyampaikan berbagi pelanggaran yang dilakukan PT. TPL, dan meminta pemerintah mencabut izin konsesi pabrik bubur kertas itu. (NGO)
PASAMAN, KHATULISTIWAONLINE.COM
Jalan Kaki dari Toba ke Jakarta oleh tiga pejuang lingkungan dan masyarakat adat kawasan Danau Toba, yakni Togu Simorangkir (44 tahun), Irwan Sirait (40) dan Anita Martha boru Hutagalung (54) sudah memasuki hari ke Delapan sampai Senin 21/6.
Dari Informasi yang didapatkan langsung dari lapangan, Jevri Manik yang menjadi sumber Informasi mengatakan, Senin 21/6 mereka sudah melewati Sumatera Utara dan sudah tiba di Kecamatam Rao Kabupaten Pasaman Sumatera Barat.
Karena kedaan hujan dan kaki dari Togu Simorangkir sedikit keram, mereka beristirahat di Posko O5 Koramil Rao Kabupaten Pasaman.
Misi mereka untuk melestarikan lingkungan, menyelamatkan Danau Toba, mewarisi tradisi Sijolojolotubu (nenek moyang) melawan tindak kekerasan, serta mengusir pemecah-belah warga yang sudah merusak lingkungan dan meraup kekayaan yang sangat banyak dan menjadikan rakyat sengsara akibat dari limbah Toba Pulp Lestari (TPL)
Togu, Irwan dan Anita bertekad jalan kaki dari Balige Kabupaten Toba ke Ibu Kota Jakarta, mengadu kepada Presiden Republik Indonesia Bapak Joko Widodo agar berani seperti Presiden BJ Habibie pada 1 Maret 1999: Menutup operasional PT Inti Indorayon Utama, berganti ‘baju’ PT TPL.
Togu dan kawan-kawan, akan menempuh jarak kurang lebih 1.800 km.
Togu Simorangkir, seorang berpendidikan master/magister lulusan Oxford, Inggris. Ia memiliki garis keturunan Raja Sisimangaraja dari ibunya.
Mereka akan melintasi banyak kota di berbagai provinsi. Jika memilih jalur pantai barat Sumatera, akan melewati kota-kota di Sumatera Utara, Sumatera Barat, Jambi, Bengkulu, Sumatera Selatan, dan Lampung.
Selanjutnya menyeberangi Selat Sunda, bertolak dari Pelabuhan Bakauheni Lampung ke Merak, Banten dan ke Ibu Kota Jakarta. (JRS)
TANAH PASER, KHATULISTIWAONLINE.COM
Masih dalam rangkaian kegiatan peringatan Hari Lanjut Usia Nasional (HLUN) ke 25 yang jatuh pada tanggal 29 Mei 2021, Dinas Sosial Provinsi Kalimantan Timur menyerahkan paket sembako kepada masyarakat.
Pembagian sembako tersebut dilakukan oleh Kadis Sosial Tanah Paser, H.Haerul Saleh S.Sos, Msi di Kantor Dinas Sosial Tanah Paser 21/6 secara simbolis paket sembako dibagikan pada perwakilan lansia.
Alhamdulillah Paser mendapat hibah 100 paket sembako dari Dinas Sosial Provinsi Kalimantan Timur
Lebih lanjut didistribusikan oleh Lembaga Kesejahteraan Sosial Lanjut Usia(LKSLU) Pandu Qolby Paser, yang mana LKS ini dibentuk oleh Yayasan Pandu Qolby Paser Ungkap Haerul.
Lebih lanjut Haerul menyampaikan terimakasihnya kepada Dinas Sosial Propinsi Kalimantan Timur dan sangat mengapresiasi Pemprop atas pemberian bantuan tersebut.
Harapannya kata Haerul, agar dapat ditingkatkan lagi kuota terhadap penerima manfaat mengingat jumlah lansia di Paser yang tidak sedikit namun tetap mengacu kepada ketentuan yang berlaku.
Di tempat yang sama Kepala bidang Rehabilitasi Sosial Dinsos Paser Puji Widyastanti S.Psi mengatakan, Pemkab Paser sendiri belum ada bantuan khusus lansia secara keseluruhan sesuai data terpadu kesejahteraan sosial (DTKS), namun Dinsos telah berikan layanan alat bantu lansia, seperti kursi roda, alat dengar, dan tongkat lansia sesuai kebutuhan yang telah diajukan ujar wanita yang biasa disapa bu Tanti.
Pada peringatan hari lansia ke 25 tahun ini mengusung tema ” Bersama keluarga Lansia Bahagia” lanjutnya.
Hadir dalam acara ini, staf pada dinas sosial kabupaten Paser dan pengurus LKS LU pandu qolby paser,
Ketua Yayasan Pandu Qolby Paser Iwan Muhardi.
Kepada media ini, Iwan Muhardi mengatakan kegiatan ini salah satu bukti negara hadir dan bersama komponen lainnya peduli kepada lansia.
Lebih lanjut Iwan memaparkan menurut data terpadu kesejahteraan kosial (DTKS)
jumlah lansia di Kabupaten Paser sekitar 8802 orang dan saat ini masih berlanjut proses verifikasi dan validasi.
Senada dengan pernyataan Kadissos Paser, Iwan Muhardi mengatakan, dengan jumlah sebanyak itu dibutuhkan peran serta berbagai pihak, tentu saja harus berpedoman sesuai dengan ketentuan yang ada, dan berharap setelah Dinas sosial Provinsi Kalimantan Timur diikuti oleh Pemerintah Kabupaten maupun Pemerintah Pusat, kalau gotong royong kan beban lebih ringan kata Iwan menutup perbincangan.(ONE)