Bangkok –
Partai Phalang Pracharat, yang menjagokan Jenderal Prayuth Chan-ocha sebagai perdana menteri, meraih lebih dari 7,3 juta suara dari 91% kertas suara yang dihitung hingga Minggu malam (24/03) dalam pemilihan umum pertama sejak kudeta militer tahun 2014.
Perolehan suara itu, menurut Komisi Pemilihan Thailand, sekitar setengah juta lebih besar dibandingkan perolehan suara Partai Pheu Thai (Untuk Rakyat Thailand) yang mendukung mantan Perdana Menteri Thaksin Shinawatra.
Hasil akhir akan diumumkan oleh Komisi Pemilihan pada Senin. Wartawan BBC di Bangkok, Jonathan Head, melaporkan jika hasil penghitungan itu resmi dikukuhkan, maka militer akan mendapat mandat populer untuk terus berkuasa.
Pemerintahan militer pimpinan Jenderal Prayuth Chan-ocha yang berkuasa sejak perebutan kekuasaan pada Mei 2014 telah mengubah Undang-Undang Dasar sedemikian rupa sehingga militer tetap berkuasa, meskipun sebelumnya sempat diprediksi memerlukan dukungan dari sejumlah partai politik kecil.
Setelah mengambil alih kekuasaan, militer berjanji untuk memulihkan ketertiban dan demokrasi, tetapi berkali-kali menunda pemilu sampai digelar hari Minggu ini (24/03).
Thailand mengalami ketidakstabilan politik selama bertahun-tahun, pada umumnya diwarnai pertarungan antara kubu pendukung militer dan kubu mantan perdana menteri yang digulingkan Thaksin Shinawatra. Pemilu kali ini pun tak lepas dari pertarungan antara partai-partai promiliter dan sekutu-sekutu Thaksin.
Pemilih pemula
Jenderal Prayuth Chan-ocha, yang memimpin kudeta untuk menggulingkan adik Thaksin, Yingluck Shinawatra tahun 2014, ditunjuk sebagai satu-satunya calon perdana menteri dari partai baru promiliter, Partai Palang Pracha Rath (PPRP).
Di antara partai besar lainnya adalah Partai Democrat pimpinan mantan Perdana Menteri Abhisit Vejjajiva, dan partai baru, Partai Maju, pimpinan miliarder muda, Thanatorn Juangroongruangkit. Abhisit Vejjajiva langsung mengundurkan diri setelah partainya menelan kekalahan besar.
Thaksin Shinawatra digulingkan dalam kudeta 2006 dan mengasingkan diri untuk menghindari hukuman dalam kasus penyalahgunaan kekuasaan. Namun ia masih mempunyai banyak pendukung, khususnya di wilayah pedesaan dan di kalangan pemilih yang miskin.
Pheu Thai (Untuk Rakyat Thailand) adalah partai utama yang setia kepada Thaksin yang turut dalam pemilu kali ini.
Lebih dari 50 juta rakyat mempunyai hak pilih dan jumlah mereka yang menggunakan hak suara diperkirakan mencapai 80%.
Dari 50 juta pemilik hak suara, lebih dari tujuh juta adalah mereka yang berusia 18-26 tahun dan merupakan pemilih pemula. Mereka memilih 750 anggota parlemen nasional.
Menjelang pencoblosan, Raja Maha Vajiralongkorn menyerukan kepada rakyat untuk memilih para pemimpin yang baik dan menolak orang-orang buruk yang akan menciptakan kekacauan – tanpa menyebut nama-nama calon yang ia rujuk.(ADI)
London –
Kepolisian Inggris menangkap dua pria terkait aksi perusakan terhadap lima masjid di kota Birmingham. Motif di balik aksi tersebut masih diselidiki otoritas setempat.
Seperti dilansir AFP, Sabtu (23/3/2019), Kepolisian West Midlands dalam pernyataannya menyebut dua pria yang ditangkap itu diduga melakukan aksi yang memicu ‘kerusakan kriminal yang dipicu motif rasisme’.
Disebutkan Kepolisian West Midlands bahwa pria pertama yang berusia 34 tahun menyerahkan diri ke kantor polisi setempat. Sedangkan pria kedua yang berusia 38 tahun ‘ditahan oleh anggota masyarakat’. Identitas keduanya tidak diungkap ke publik.
“Ini menjadi langkah signifikan ke depan dalam penyelidikan kami. Namun, penyelidikan masih berlanjut untuk mencari motif di balik insiden-insiden itu,” sebut Asisten Kepala Kepolisian West Midlands, Matt Ward.
“Menjadi luar biasa penting bahwa kita bersatu bersama dalam menghadapi orang-orang yang berupaya menciptakan perselisihan, ketidakpastian dan ketakutan,” tegasnya.
Sejumlah saksi mata melaporkan bahwa mereka melihat seorang pria menggunakan sebuah palu godam atau palu berukuran besar untuk memecahkan kaca-kaca jendela di dua masjid di Birmingham pada Rabu (20/3) malam menuju Kamis (21/3) dini hari waktu setempat.
Tiga masjid lainnya yang juga ada di wilayah Birmingham dilaporkan mengalami serangan dan aksi perusakan yang mirip dengan dua masjid sebelumnya.
Penyelidikan terhadap insiden-insiden ini dilakukan Unit Antiterorisme pada kepolisian setempat. Kepolisian West Midlands sebelumnya mengumumkan bahwa mereka menyelidiki serangan-serangan ini sebagai aksi yang saling berkaitan satu sama lain.
Aksi perusakan di Birmingham ini terjadi kurang dari sepekan setelah teror mematikan terhadap dua masjid di Christchurch, New Zealand, pada Jumat (15/3) lalu. Pelaku teror yang anti-muslim, anti-imigran dan penganut ideologi supremasi kulit putih melepas tembakan secara brutal ke Masjid Al Noor dan Masjid Linwood hingga menewaskan 50 orang.
Pekan lalu, Kepolisian Inggris mengumumkan bahwa pihaknya mengerahkan patroli tambahan di sekitar masjid-masjid setempat. Pengerahan itu menindaklanjuti teror di New Zealand. Kelompok anti-rasisme memperingatkan bahwa Islamofobia tengah mengalami peningkatan di Inggris.(NOV)
Brussels –
Perdana Menteri Inggris Theresa May hari Kamis (21/3) bertandang ke Brussel menghadap para petinggi dan kepala pemerintahan Uni Eropa yang sedang bersidang. May mengajukan penundaan Brexit sampai akhir Juni, namun Uni Eropa menolak. Gantinya, Uni Eropa memberikan dua opsi.
Opsi pertama: Parlemen Inggris menyetujui Perjanjian Brexit yang sudah dirundingkan pemerintah Inggris dengan Uni Eropa selama dua tahun. Dalam hal ini, Inggris akan resmi keluar dari Uni Eropa tanggal 22 Mei. Jika parlemen Inggris tetap menolak Perjanjian Brexit, maka akan berlaku opsi kedua.
Opsi kedua: Dalam hal parlemen dengan suara mayoritas kembali menolak Perjanjian Brexit, maka Inggris diberi waktu sampai 12 April, untuk menyatakan akan sementara tetap menjadi anggota di Uni Eropa dan ikut Pemilu Eropa, yang akan berlangsung 23 sampai 26 Mei. Jika Inggris menolak ikut Pemilu Eropa, maka negara itu otomatis akan berhenti menjadi anggota Uni Eropa. Artinya, Inggris keluar dari Uni Eropa tanpa perjanjian (No-Deal-Brexit).
Parlemen Inggris harus mengambil keputusan
Presiden Dewan Eropa Donald Tusk mengatakan pada konferensi pers setelah perundingan hampir sembilan jam: “Pemerintah Inggris masih punya pilihan: dengan kesepakatan, tanpa kesepakatan, masa perpanjangan yang panjang, atau mencabut pasal 50. Tanggal 12 April adalah tanggal utama.” Yang dimaksud Tusk dengan mencabut pasal 50 adalah membatalkan permohonan keluar dari Uni Eropa. Ini memang masih bisa dilakukan Inggris secara sepihak, tanpa persetujuan Uni Eropa.
Presiden Prancis Emmanuel Macron menegaskan: “Kami secara gamblang menyatakan pada Inggris: Jika kalian sampai batas waktu ini (12 April) tidak mengambil keputusan, maka kalian tidak bisa berada di sini (Uni Eropa) lagi”.
Perdana Menteri Inggris Theresa May segera menyatakan menerima keputusan Uni Eropa dan akan membawanya ke sidang parlemen Inggris. Dia kembali meminta anggota parlemen Inggris untuk menerima Perjanjian Brexit, agar proses itu bisa berjalan lancar.
Kanselir Jerman Angela Merkel menyambut baik keputusan Uni Eropa yang menyebut konferensi puncak di Brussels sebagai “malam yang intensif tetapi sukses.”
Parlemen Inggris diharapkan dalam minggu-minggu depan membahas kedua opsi dari Uni Eropa dan mengambil keputusan. Banyak pengamat meragukan bahwa mayoritas anggota parlemen akan menerima Perjanjian Brexit, yang sudah dua kali mereka tolak dengan mayoritas besar.(MAD)
Athena –
Sebuah peledak dilemparkan ke gedung Konsulat Rusia di yang ada di Chalandri, pinggiran Athena, Yunani. Kepolisian setempat memblokir area sekitar gedung Konsulat Rusia tersebut.
Seperti dilansir Reuters, Jumat (22/3/2019), kepolisian setempat menyatakan tidak ada korban akibat ledakan ini. Kerusakan yang dipicu ledakan ini juga tidak parah.
Disebutkan kepolisian setempat bahwa ledakan berasal dari sebuah granat tangan, yang berdaya ledak rendah. Pelaku disebut melemparkan granat itu dari sepeda motor lalu melarikan diri.
Granat itu dilaporkan meledak di bawah pos petugas keamanan yang ada di kompleks Konsulat Rusia. Area sekitar lokasi ledakan telah diamankan polisi setempat.
“Kerusakan materialnya kecil dan tidak ada korban luka,” tutur juru bicara kepolisian setempat kepada Reuters.
Motif di balik pelemparan granat ini belum diketahui pasti. Belum ada pelaku yang ditangkap terkait insiden ini. Juga belum ada pihak maupun kelompok yang mengklaim bertanggung jawab atas ledakan yang terjadi pada Jumat (22/3) pagi waktu setempat.
Sebuah sepeda motor yang terbakar ditemukan di distrik Exarchia, pusat kota Athena. Temuan itu tengah diperiksa lebih lanjut oleh otoritas setempat.
Menanggapi insiden itu, Kementerian Luar Negeri Yunani menyatakan kecamannya. “Hubungan persahabatan dan kerja sama berabad-abad dengan Rusia tidak akan terpengaruh oleh aksi melanggar hukum dan sungguh layak dikecam seperti itu,” sebut Kementerian Luar Negeri Yunani dalam pernyataannya.
Serangan skala kecil semacam ini terhadap pusat bisnis, kantor polisi, kantor politikus dan kedutaan cukup sering terjadi di Yunani, yang memiliki sejarah panjang kekerasan politik. Tahun 2016 lalu, seorang petugas keamanan mengalami luka-luka dalam insiden serupa di Kedutaan Besar Prancis di pusat kota Athena.
“Akan terlalu dini untuk membagikan bukti-bukti lebih lanjut. Unit antiterorisme sekarang menangani kasus ini. Kami menghadapi serangan serupa di masa lalu, satu serangan khusus yang sangat mirip,” ucap juru bicara kepolisian setempat, merujuk pada serangan terhadap Kedutaan Prancis.(ARF)
Ottawa –
Pelaku yang menikam seorang pastor di depan jemaatnya di Montreal, Kanada telah ditangkap. Motif di balik aksi penikaman ini masih belum jelas, namun kepolisian setempat menyatakan aksi penikaman tidak terkait terorisme.
“Ini merupakan serangan terisolasi dan tidak ada yang mengaitkannya dengan terorisme,” sebut juru bicara kepolisian setempat, Caroline Chevrefils, kepada AFP, Sabtu (23/3/2019). Pihak kepolisian belum mengungkapkan motif pelaku.
Dalam insiden yang terjadi Jumat (22/3) pagi waktu setempat, seorang pastor bernama Clauder Grou (77) ditikam seorang pria yang awalnya duduk di antara jemaat gereja. Pria itu menyerang pastor Grou di altar dan di hadapan puluhan jemaat yang sedang menghadiri misa pagi.
Insiden mengerikan di St Joseph’s Oratory — gereja terbesar di Kanada — ini juga dilihat oleh publik umum karena misa pagi itu disiarkan langsung lewat layanan live streaming online dan ditayangkan televisi rohani Katolik setempat, Salt + Light.
Pastor Grou mengalami luka ringan di bagian atas tubuhnya, tepatnya di bagian dada, akibat serangan ini. Dia telah dilarikan ke rumah sakit setempat dan kondisinya dilaporkan stabil.
Pelaku yang tidak disebut identitasnya telah diamankan petugas keamanan gereja ketika polisi tiba di lokasi. Oleh polisi, pelaku ditahan untuk diselidiki lebih lanjut. Identitas pelaku tidak diungkap ke publik, hanya disebut usianya 36 tahun.
Dijadwalkan pelaku akan dihadirkan dalam persidangan pada Sabtu (23/3) waktu setempat, melalui videolink dari tempatnya ditahan.
Gereja St Joseph’s Oratory dan sekitarnya sempat diblokir usai penikaman terjadi. Namun aktivitas ibadah telah kembali normal saat ini. Jean-Francois Lefebvre yang sedang bekerja di depan gereja saat serangan terjadi, menuturkan dirinya melihat polisi membawa pergi pelaku yang diborgol.
“Saya mendapati insiden ini sangat disayangkan, terjadi di tempat yang penuh kedamaian, yang menarik jutaan pengunjung,” ucapnya kepada AFP. Diketahui bahwa Gereja St Joseph’s Oratory yang diklaim memiliki salah satu kubah gereja terbesar di dunia ini juga menjadi tempat ziarah umat Katolik.
“Dengan apa yang terjadi di Christchurch, tampaknya seluruh tempat ibadah kini menjadi target,” imbuh Lefebvre, merujuk pada aksi teror terhadap dua masjid di Christchurch, New Zealand, yang menewaskan 50 orang dan melukai puluhan orang lainnya.(ADI)
Mosul –
Korban kecelakaan Kapal Feri di Sungai Tigris, Mosul, Irak bertambah. Sebanyak 71 orang tewas.
Seperti dilansir AFP, Kamis (21/3/2019), kapal Feri yang tenggelam diduga kelebihan muatan. Kapal tersebut diketahui sedang dalam perjalanan merayakan hari pertama musim semi.
“Kapal itu tenggelam karena terlalu banyak penumpang, lebih dari seratus penumpang,” kata seorang pejabat keamanan lain di Mosul kepada AFP.
Juru bicara Kementerian Dalam Negeri Irak, Mayor Jenderal Saad Maan mengatakan, 71 orang tewas termasuk 19 anak-anak. Sementara 55 orang berhasil diselamatkan.
Kapal itu penuh dengan pria, wanita dan anak-anak menyeberangi Tigris untuk pergi ke area piknik yang populer. Pihak berwenang telah memperingatkan orang-orang untuk berhati-hati setelah beberapa hari hujan lebat menyebabkan air dilepaskan melalui bendungan Mosul. Sehingga volume air sungai naik.(NOV)
Wellington –
Sekitar 15 ribu orang mengikuti aksi hening di Dunedin, New Zealand untuk menghormati para korban teror di dua masjid di Christchurch. Dunedin merupakan kota tempat tinggal pelaku teror yang menewaskan 50 orang dalam aksi brutalnya pada Jumat (15/3) lalu.
Seperti dilansir AFP, Kamis (21/3/2019), massa awalnya melakukan aksi berjalan bersama (march) dengan penuh kesunyian di jalanan kota Dunedin. Mereka kemudian berkumpul di sebuah stadion rugby setempat untuk mengikuti acara malam doa bagi para korban.
Pelaku teror yang bernama Brenton Tarrant (28), seorang warga Australia, diketahui tinggal di Dunedin, South Island selama dua tahun terakhir, sebelum melakukan serangan teror di Masjid Al Noor dan Masjid Linwood, pekan lalu. Dunedin diketahui berjarak 350 kilometer dari Christchurch, lokasi teror.
Dilaporkan media lokal Otago Daily Times bahwa aksi march dimulai di Universitas Otago yang berjarak 20 menit jika ditempuh berjalan kaki, dari Forsyth Barr Stadium.
Massa kemudian bergabung dengan ribuan orang lainnya yang telah menunggu di Forsyth Barr Stadium. Sejumlah seremoni akan digelar di stadion itu, termasuk pembacaan doa-doa Maori dan doa-doa muslim.
Media lokal New Zealand lainnya, New Zealand Herald, melaporkan jumlah orang yang ikut serta dalam aksi ini mencapai 15 ribu orang.
Wali Kota Dunedin, Dave Cull, menyerukan kepada warga-warga New Zealand untuk bersama-sama mendukung orang-orang yang kehilangan keluarga tercinta karena tragedi di Christchurch.
“Kita perlu menyelidiki apa yang dibutuhkan untuk perubahan agar hal seperti ini tidak terjadi lagi,” sebut Cull seperti dilansir Otago Daily Times.
“Untuk saudara-saudara muslim saya… Anda semua menjadi bagian berharga bagi kami dan kami merangkul Anda,” imbuhnya.
Perdana Menteri (PM) Jacinda Ardern sebelumnya mengumumkan bahwa renungan untuk mengenang para korban teror akan digelar secara nasional pada Jumat (22/3) besok. Disebutkan PM Ardern bahwa panggilan azan akan disiarkan pukul 13.30 waktu setempat, diikuti dengan mengheningkan cipta selama dua menit pada pukul 13.32 waktu setempat. Renungan nasional ini akan digelar di kawasan Taman Hagley yang berlokasi di seberang Masjid Al Noor di Deans Ave, Christchurch.
Baik panggilan azan maupun momen mengheningkan cipta akan disiarkan secara langsung oleh TVNZ1 dan 1Newsnow.co.nz. Siaran dimulai pukul 13.25 waktu setempat. Setiap warga New Zealand didorong untuk ikut bergabung saat momen mengheningkan cipta di mana saja mereka berada.(MAD)
Canberra –
Seorang pembaca acara televisi (TV) di Australia dikecam habis-habisan karena dianggap mengejek Perdana Menteri (PM) New Zealand Jacinda Ardern. Dalam komentarnya di media sosial, pembawa acara asal Australia itu menyindir aksen bicara PM Ardern.
Diketahui bahwa PM Ardern dipuji atas caranya menghadapi tragedi yang merenggut 50 orang, saat seorang pria Australia bernama Brenton Tarrant (28) yang memuja supremasi kulit putih melakukan aksi teror di dua masjid di Christchurch. Dalam pernyataannya, PM Ardern menyatakan tidak akan pernah menyebut nama pelaku.
“Terima kasih surga, Perdana Menteri NZ (New Zealand) mengatakan dia tidak akan pernah menyebut nama teroris. Betapa mengganggunya aksennya?” tulis Sam Newman yang pernah menjadi co-host acara terkenal di Australia ‘Footy Show’ dalam kicauan Twitternya, seperti dilansir AFP, Kamis (21/3/2019).
Newman yang pernah menjadi bintang futbol Australia atau AFL ini secara luas dikenal sebagai media personality terkemuka di Negeri Kanguru itu.
Komentar soal PM Ardern yang dilontarkan Newman itu banyak dikecam pengguna medsos karena dianggap tidak sensitif. Lebih dari 1.000-an reply terhadap kicauan Newman itu kebanyakan berisi komentar negatif terhadapnya.
“Jelas lebih baik dari setiap omong kosong darimu yang seksis dan rasis itu,” demikian bunyi komentar salah satu pengguna Twitter untuk Newman.
“Dia memiliki kualitas lebih baik darimu dan menjadikannya orang menyedihkan dan buruk,” timpal pengguna Twitter lainnya yang mengecam komentar Newman.
Meski menuai kritik, Newman masih memberikan tanggapan dengan secara satire menyampaikan terima kasih.
“Terima kasih banyak untuk komentar-komentar pada postingan Perdana Menteri NZ dan aksennya. Agar jelas, ini tidak ada kaitannya dengan sentimen terhadapnya. Itu ada kaitannya dengan aksen mengerikan yang telah dibudidayakan NZ. Sekarang, terus saja bicara soal komentar rasis. Itu seharusnya cukup memenuhi otak-otak kalian yang sangat kecil,” tulis Newman dalam komentar balasan untuk para pengkritiknya.
Newman sebenarnya tidak asing dengan kontroversi. Tahun lalu, dia pernah memicu kecaman setelah melontarkan komentar kontroversial soal komunitas muslim di Australia. Saat itu, Newman menyebut komunitas muslim ‘tidak memiliki kepentingan yang sama’ dengan warga Australia lainnya. Komentar itu dilontarkan Newman setelah dua pemain muslim AFL menunjukkan solidaritas sebelum salah satu pertandingan usai seorang politikus Australia berpidato soal ‘solusi akhir’ untuk imigrasi.
“Ada 600 ribu muslim di Australia, mereka tidak memiliki kepentingan yang sama dengan kita semua,” ucapnya saat itu.(ARF)
London –
Inggris telah meminta penundaan Brexit atau keluarnya Inggris dari Uni Eropa hingga 30 Juni mendatang. Rencana penundaan ini menuai peringatan dari Uni Eropa.
Seperti dilansir AFP, Kamis (O21/3/2019), Perdana Menteri (PM) Theresa May menyatakan telah mengirimkan surat kepada Presiden Dewan Uni Eropa Donald Tusk ‘memberitahunya bahwa Inggris berniat meminta perpanjangan periode waktu yang diatur pasal 50 (Perjanjian Uni Eropa) ke 30 Juni’.
Pasal 50 diketahui mengatur mekanisme hukum untuk penarikan Inggris dari keanggotaan Uni Eropa tanggal 29 Maret 2019.
“Saya tidak ingin penundaan yang lama,” ucap PM May, sambil memperingatkan bahwa penundaan lebih bisa berarti Inggris harus menggelar pemilu Parlemen Eropa pada akhir Mei mendatang. “Gagasan bahwa tiga tahun setelah voting untuk meninggalkan Uni Eropa, rakyat negara ini harus diminta memilih sekumpulan anggota Parlemen Eropa baru, saya yakini, tidak bisa diterima,” tegasnya.
“Sebagai Perdana Menteri, saya tidak bersiap untuk menunda Brexit lebih lama dari 30 Juni,” sebut PM May.
PM May membutuhkan lebih banyak waktu karena anggota-anggota parlemen Inggris kembali menolak untuk menerima kesepakatan Brexit yang diajukannya. Batasan 29 Maret yang tinggal satu pekan lagi dinilai tidak cukup untuk menyelesaikan pembahasan kesepakatan Brexit yang bisa disepakati parlemen Inggris.
Kesepakatan Brexit dalam bentuk Rancangan Undang-undang (RUU) yang diajukan PM May diketahui mengatur banyak hal soal hubungan masa depan Inggris dan Uni Eropa setelah keduanya ‘bercerai’. RUU Brexit perlu disahkan menjadi Undang-undang (UU) agar proses keluarnya Inggris dari Uni Eropa bisa berjalan lancar.
Secara garis besar, RUU Brexit berisi kesepakatan dan instruksi dalam menjalin hubungan di masa depan dalam sektor ekonomi, keamanan dan berbagai area kepentingan lainnya antara Inggris dan negara-negara anggota Uni Eropa. Ada beberapa poin yang tidak disepakati anggota parlemen Inggris yang menolak RUU itu.
Dilansir AFP bahwa Uni Eropa memperingatkan PM May untuk tidak menetapkan penundaan saat digelarnya pemilu Parlemen Eropa pada 23-26 Mei mendatang. Juru bicara Uni Eropa, Margaritis Schinas, menuturkan kepada wartawan bahwa Presiden Komisi Eropa Jean-Claude Juncker berulang kali memperingatkan PM May agar Brexit ‘diselesaikan sebelum 23 Mei atau kita berisiko menghadapi kesulitan kelembagaan dan ketidakpastian hukum’.
Dewan Eropa menyatakan para pemimpin negara-negara Uni Eropa akan mengambil keputusan soal permintaan penundaan Brexit usai pertemuan di Brussels pada Kamis (21/3) dan Jumat (22/3) pekan ini. Pemimpin-pemimpin Uni Eropa nantinya akan memutuskan jangka waktu penundaan, yang harus disetujui 27 negara anggota Uni Eropa saat ini. Ada dua opsi yang mungkin dipilih, yakni penundaan singkat hingga 23 Mei atau penundaan lebih lama hingga akhir tahun 2019.
“Opsi lainnya (contohnya penundaan hingga 30 Juni 2019) akan memicu risiko hukum dan politik yang serius bagi Uni Eropa dan akan memunculkan sejumlah ketidakpastian di Inggris,” sebut pernyataan Uni Eropa memperingatkan. (ADI)
Milan –
Sebuah bus berisi penuh anak-anak sekolah dibakar oleh sopirnya di pinggiran Milan, Italia, kemarin. Aksi tersebut diduga dilakukan sebagai bentuk protes terhadap tenggelamnya migran di Laut Tengah.
Semua anak-anak di dalam bus berhasil meloloskan diri tanpa ada yang cedera sebelum bus itu dilalap api. Polisi mengatakan pengemudi bus adalah seorang warga Italia keturunan Senegal.
“Dia berteriak ‘Hentikan kematian di laut. Saya akan melakukan pembunuhan massal’,” kata juru bicara kepolisian, Marco Palmieri, seperti dilansir dari Reuters, Kamis (21/3/2019).
Sebuah video yang diunggah di laman-laman berita Italia menunjukkan sopir tersebut menabrakkan bus ke mobil-mobil di satu jalan bebas hambatan provinsi sebelum kebakaran itu terjadi. Anak-anak terlihat berlarian menjauh dari kendaraan sambil menjerit dan berteriak “kabur”.
Salah seorang anak mengatakan kepada wartawan bahwa pengemudi itu telah mengancam akan menyiram bensin kepada mereka dan membakarnya. Salah seorang dari mereka berhasil menghubungi polisi, yang segera datang ke tempat kejadian dan memastikan semuanya selamat.
Palmieri mengatakan beberapa anak dibawa ke rumah sakit sebagai langkah berjaga-jaga karena mereka mengalami memar dan dalam keadaan kaget. Tapi tak seorang pun yang menderita luka parah.
Perserikatan Bangsa-Bangsa memperkirakan sebanyak 2.297 migran tenggelam atau menghilang di Laut Tengah tahun 2018 saat mereka berusaha mencapai Eropa.(ADI)