Moskow –
Pemerintah Rusia mengingatkan Amerika Serikat untuk menahan diri guna menghindari eskalasi di Timur Tengah. Hal ini disampaikan setelah AS menyatakan akan mengerahkan pasukan tambahan ke Timur Tengah dikarenakan meningkatnya ketegangan dengan Iran.
“Kami menyerukan semua pihak untuk menahan diri,” kata juru bicara Presiden Rusia Vladimir Putin, Dmitry Peskov kepada para wartawan saat ditanyai komentarnya mengenai pengerahan pasukan tambahan AS tersebut.
“Kami lebih memilih untuk tidak melihat langkah-langkah yang dapat menimbulkan ketegangan tambahan di wilayah yang sudah tidak stabil tersebut,” imbuhnya seperti dilansir dari kantor berita AFP, Selasa (18/6/2019).
Pada Senin (17/6) waktu setempat, pemerintah AS menyatakan telah menyetujui pengiriman tambahan 1.000 tentara ke Timur Tengah. Dalam sebuah statemen, Pjs Menteri Pertahanan AS Patrick Shanahan menyatakan bahwa pasukan tambahan tersebut dikirimkan “untuk tujuan pertahanan guna mengatasi ancaman-ancaman berbasis udara, laut dan darat di Timur Tengah.”
“Serangan-serangan Iran baru-baru ini memvalidasi intelijen yang handal dan kredibel yang kami terima soal perilaku bermusuhan oleh pasukan Iran dan kelompok-kelompok proksi mereka yang mengancam personel dan kepentingan AS di seluruh wilayah itu,” ujar Shanahan.
Sebelumnya, pemerintah AS menuding Iran berada di balik serangan terhadap dua kapal tanker minyak di Teluk Oman beberapa hari lalu. Teheran telah membantah keras tuduhan tersebut.
“Amerika Serikat tidak mencari konflik dengan Iran,” demikian disampaikan Shanahan dalam statemennya, seraya menambahkan bahwa pengerahan pasukan itu dimaksudkan “untuk memastikan keselamatan dan kesejahteraan personel militer kami yang bekerja di seluruh wilayah dan untuk melindungi kepentingan nasional kami.”
Sementara itu, Wakil Menteri Luar Negeri Rusia Sergei Ryabkov menyebut rencana AS mengirimkan pasukan tambahan ke Timur Tengah itu dimaksudkan untuk memprovokasi perang.
“Itu (pengiriman pasukan tambahan) tidak bisa dilihat selain sebagai jalan yang disengaja untuk memprovokasi perang,” cetus Ryabkov kepada para wartawan seperti dikutip kantor berita Rusia, RIA Novosti.
Ketegangan antara AS dan Iran meningkat setelah Trump secara sepihak memutuskan menarik diri dari perjanjian nuklir Iran yang dikenal dengan nama Joint Comprehensive Plan of Action (JCPOA) pada tahun 2018. Juga setelah Amerika menerapkan sanksi-sanksi baru terhadap Iran dan secara praktis memaksa negara-negara lain turut mengembargo Iran.(ADI)
Gaza City –
Qatar akan menyalurkan bantuan kemanusiaan senilai lebih dari US$ 10 juta (Rp 141,3 miliar) untuk warga Palestina di Jalur Gaza. Bantuan itu akan diberikan secara tunai kepada warga-warga Palestina yang lemah secara finansial.
Seperti dilansir AFP, Senin (17/6/2019), bantuan uang yang disalurkan Qatar ini dibawa masuk ke dalam Gaza yang dikuasai Hamas pada Minggu (16/6) malam waktu setempat. Duta Besar Qatar untuk Gaza disebut sebagai sosok yang membawa langsung bantuan itu.
Dituturkan seorang sumber pejabat Qatar yang enggan disebut namanya, bantuan akan disalurkan ke warga Palestina pada Senin (17/6) atau Selasa (18/6) besok.
Menurut sumber tersebut, lebih dari 100 ribu keluarga akan menerima bantuan tunai masing-masing sebesar US$ 100 (Rp 1,4 juta). Pembagian bantuan itu dari kantor-kantor pos dijadwalkan akan dimulai pada Senin (17/6) siang waktu setempat.
Bantuan terpisah, sebut sumber tersebut, sebesar US$ 15 juta (Rp 211,9 miliar) akan dialokasikan untuk proyek infrastruktur dan proyek cash-for-work.
Qatar yang merupakan sekutu langka Hamas di Timur Tengah, diketahui telah menyalurkan bantuan kemanusiaan ke Gaza sebesar jutaan dolar AS setiap bulannya, sejak November 2018.
Bantuan uang itu menjadi bagian dari kesepakatan informal antara Hamas dan Israel, yang bertujuan menjamin ketenangan di Gaza sebagai pertukaran untuk peringanan blokade Israel di Gaza. Hamas dan Israel telah tiga kali berperang sejak tahun 2008 lalu.
Meskipun kesepakatan informal itu masih berlaku, Hamas dan Israel nyaris kembali berperang pada awal Mei ini. Saat itu, Hamas dan sekutunya menembakkan ratusan roket ke wilayah Israel dalam bentrokan sengit selama dua hari berturut-turut.
Perserikatan Bangsa-bangsa (PBB) melaporkan bahwa sekitar 80 persen warga Palestina di Gaza sangat bergantung pada bantuan internasional.(RIF)
Beijing –
Presiden China, Xi Jinping, akan berkunjung ke Korea Utara (Korut) pekan ini. Kunjungan ini akan menjadi yang pertama bagi seorang Presiden China selama lebih dari satu dekade terakhir.
Seperti dilaporkan televisi nasional, CCTV dan dilansir AFP, Senin (17/6/2019), Presiden Xi akan mengunjungi Pyongyang untuk pertama kalinya pada Kamis (20/6) dan Jumat (21/6) nanti. Kunjungan ini, sebut CCTV, dilakukan atas undangan langsung pemimpin Korut Kim Jong-Un.
“Kedua pihak akan saling bertukar pandangan soal situasi Semenanjung (Korea) dan mendorong perkembangan baru dalam resolusi politik untuk isu Semenanjung,” demikian sebut CCTV dalam laporannya seperti dilansir Reuters.
Diketahui, China dan Korut tengah berupaya meningkatkan hubungan sejak tahun lalu. Sebelum itu, hubungan kedua negara sempat memburuk karena China mendukung serangkaian sanksi-sanksi PBB untuk Korut terkait aktivitas nuklirnya.
Sepanjang tahun 2018, Kim Jong-Un sudah empat kali berkunjung ke China untuk bertemu Presiden Xi. China sendiri merupakan satu-satunya sekutu besar Korut.
Laporan CCTV menyatakan kunjungan Presiden Xi ke Korut ini akan menjadi kunjungan pertama seorang Presiden China dalam 14 tahun terakhir. Terakhir kalinya, Presiden Xhina Hu Jintao berkunjung ke Korut tahun 2005 lalu.
Kunjungan Presiden Xi ke Korut ini dilakukan satu pekan sebelum pertemuan G20 di Jepang, di mana Presiden Xi diharapkan akan bertemu dengan Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump untuk membahas perang dagang kedua negara.(NOV)
Teheran –
Iran mengumumkan pihaknya akan melanggar batasan pengayaan uranium yang disepakati secara internasional. Iran bertekad untuk meningkatkan stok uraniumnya dalam 10 hari ke depan.
Langkah ini diperkirakan akan semakin menambah ketegangan antara Iran dan Amerika Serikat (AS). Hubungan antara kedua negara semakin memburuk setelah tahun lalu, AS menarik diri dari kesepakatan nuklir yang dicapai tahun 2015 lalu antara Iran dan negara-negara Barat.
Dalam pernyataannya, seperti dilansir Reuters, Senin (17/6/2019), Iran menambahkan bahwa negara-negara Eropa masih punya waktu untuk menyelamatkan kesepakatan nuklir tersebut.
Pekan ini, ketegangan Iran dan AS semakin diperburuk oleh tuduhan yang dilontarkan oleh Presiden AS Donald Trump yang terang-terangan menuduh Iran melakukan serangan terhadap dua kapal tanker di perairan Teluk Oman. Iran membantah keras pihaknya terlibat dalam serangan itu.
“Kami telah meningkatkan hingga empat kali lipat nilai pengayaan dan bahkan meningkatkannya baru-baru ini, agar dalam waktu 10 hari bisa melewati batasan 300 kilogram,” sebut juru bicara Organisasi Energi Atom Iran, Behrouz Kamalvandi.
“Masih ada waktu … jika negara-negara Eropa bertindak,” tambahnya.
“Cadangan yang dimiliki Iran meningkat setiap harinya pada level lebih cepat. Dan jika memang penting bagi mereka (Eropa-red) untuk menjaga kesepakatan (nuklir) itu, mereka harus melakukan upaya terbaik mereka… Sesegera mungkin mereka melaksanakan komitmen mereka, hal-hal akan secara alami kembali ke kondisi awal,” tutur Kamalvandi dalam pernyataannya.
Pada Mei lalu, otoritas Iran menyatakan pihaknya akan mengurangi pemenuhan yang diatur dalam kesepakatan nuklir yang disepakati dengan kekuatan dunia tahun 2015 lalu. Hal itu menjadi bentuk protes Iran terhadap keputusan AS yang secara sepihak menarik diri dan memberlakukan kembali sanksi-sanksi sejak tahun lalu.
Kesepakatan yang disepakati Iran dan negara-negara Barat seperti AS, Prancis, Inggris, Jerman, Rusia juga China dan Uni Eropa. Kesepakatan itu mewajibkan Iran untuk membatasi kapasitas pengayaan uranium yang bisa menjadi jalan menuju pengembangan bom nuklir. Sebagai imbalannya, sanksi-sanksi internasional Iran dicabut.
Serangkaian inspeksi oleh PBB yang diatur oleh kesepakatan itu, telah memverifikasi bahwa Iran telah memenuhi komitmennya. Kesepakatan itu membatasi stok uranium dengan level pengayaan rendah pada angka 300 kilogram uranium hexafluoride yang diperkaya ke 3,67 persen atau ekuivalennya selama 15 tahun.
“Masih ada waktu bagi negara-negara Eropa… Tapi Eropa telah secara tidak langsung menunjukkan ketidakmampuan mereka untuk bertindak. Mereka seharusnya tidak berpikir bahwa setelah 60 hari (batas waktu yang ditetapkan Iran pada Mei lalu-red), mereka masih punya kesempatan 60 hari lainnya,” ucap Kamalvandi.
Iran berulang kali mengkritik penundaan penetapan mekanisme Eropa yang akan melindungi perdagangan dengan Iran, dari sanksi-sanksi AS dalam upaya menyelamatkan kesepakatan nuklir tersebut.(MAD)
Hong Kong –
Pemerintah China tidak akan membiarkan pemimpin Hong Kong, Carrie Lam, mengundurkan diri jika memang dia berniat mundur di tengah desakan publik. Aksi para demonstran yang memprotes rancangan undang-undang (RUU) ekstradisi pada Minggu (16/6) kemarin menuntut Lam untuk mundur dari jabatannya.
Seperti dilansir Reuters, Senin (17/6/2019), hal tersebut dituturkan seorang pejabat senior pemerintahan Hong Kong yang dekat dengan Lam.
Diketahui bahwa pada Sabtu (15/6) lalu, Lam menunda pembahasan RUU ekstradisi hingga batas waktu yang tak ditentukan. RUU itu banyak diprotes karena mengatur ekstradisi ke China dan dikhawatirkan akan melemahkan penegakan hukum di Hong Kong.
Penundaan yang diputuskan Lam tidak mampu membendung kemarahan publik yang kembali menggelar aksi protes besar-besaran pada Minggu (16/6) waktu setempat. Dalam aksi yang diklaim oleh penyelenggara diikuti 2 juta orang itu, para demonstran menyerukan agar Lam mengundurkan diri dari jabatannya.
Di tengah kemarahan yang memuncak terhadap Lam, menurut pejabat senior pemerintahan Hong Kong yang dikutip Reuters, kecil kemungkinan Lam akan mundur.
“Itu tidak akan terjadi,” ujar pejabat yang enggan disebut namanya mengingat sensitivitas isu ini. Pejabat ini diketahui terlibat dalam serangkaian rapat pemerintahan membahas krisis politik yang sedang berlangsung.
Gejolak politik di Hong Kong ini terjadi setelah bertahun-tahun warga setempat geram dengan apa yang dipandang sebagai meningkatnya campur tangan represif dari pemerintah China. Diketahui bahwa Hong Kong memegang teguh otonomi ‘satu negara, dua sistem’ setelah dikembalikan ke China oleh Inggris tahun 1997 lalu.
“Dia (Lam-red) ditunjuk oleh pemerintah pusat, jadi bagi dia untuk mengundurkan diri butuh diskusi level sangat tinggi dan pertimbangan dari level (China) daratan,” kata pejabat senior itu.
Menurut pejabat tersebut, mundurnya Lam dari jabatan Chief Executive Hong Kong hanya akan memicu krisis baru bagi otoritas China. “Itu akan memicu lebih banyak masalah daripada menyelesaikannya, di semua level,” ucap pejabat senior Hong Kong tersebut.
Diketahui bahwa kini China sedang terlibat perang dagang sengit dengan AS, kemudian menghadapi aksi sepihak negara-negara Barat yang dipimpin AS terhadap Huawei — raksasa telekomunikasi China dan menghadapi ketegangan tiada akhir di Laut China Selatan.
Sementara itu, soal keputusan Lam menunda penundaan pembahasan RUU ekstradisi, pejabat senior Hong Kong ini menyebut keputusan itu diambil atas izin China. Pejabat ini juga menyebut bahwa penundaan untuk batas waktu yang tak ditentukan itu, sama saja dengan secara efektif mencabutnya.
“Menangguhkannya sebenarnya berarti pencabutan … itu akan menjadi bunuh diri politik jika menghidupkannya kembali,” ujar pejabat senior Hong Kong merujuk pada RUU ekstradisi. Otoritas Hong Kong belum secara resmi mengumumkan ‘pencabutan’ ini.(ARF)
Kairo –
Mantan Presiden Mesir Mohamed Mursi meninggal dunia setelah pingsan di ruang sidang di Kairo, Mesir. Stasiun televisi pemerintah Mesir menyebut penyebab kematian Mursi adalah serangan jantung.
Seperti dilansir dari kantor berita Reuters, Selasa (18/6/2019), menurut stasiun televisi pemerintah Mesir yang mengutip sumber medis, Mursi meninggal akibat serangan jantung mendadak saat sidang pada Senin (17/6) waktu setempat.
Sumber tersebut menambahkan, Mursi yang menderita tumor jinak, selama ini terus mendapatkan penanganan medis secara terus-menerus.
Mursi meninggal dunia pada usia 67 tahun setelah pingsan di balik kerangkeng terdakwa dalam ruang sidang. Dia jatuh pingsan ketika disidang dalam kasus dakwaan mata-mata dan tak lama kemudian meninggal dunia.
“Setelah kasus ditangguhkan, dia pingsan dan meninggal. Jasadnya kemudian dibawa ke rumah sakit,” demikian dilaporkan surat kabar Mesir, al-Ahram. Saat itu, Mursi disidang atas dakwaan menjadi mata-mata untuk kelompok Hamas.
Mursi dilaporkan pingsan tidak lama setelah berpidato di pengadilan dalam kasus mata-mata terkait dugaan kontaknya dengan Hamas, yang memiliki hubungan dekat dengan Ikhwanul Muslimin. Mursi berbicara selama sekitar lima menit dari balik kerangkeng berdinding kaca kedap suara, yang menurut para pejabat dirancang untuk mencegahnya mengganggu proses persidangan.
Jaksa penuntut umum menyatakan, Mursi dinyatakan meninggal dunia di rumah sakit pada Senin (17/6) pukul 16:50 waktu setempat dan laporan awal tidak menunjukkan adanya tanda-tanda cedera pada tubuhnya.(ADI)
Kuwait City –
Beberapa hari ini ramai diberitakan mengenai rekor suhu panas di Kuwait yang disebut-sebut sebagai suhu tertinggi di dunia, yakni 52,2 derajat Celsius.
Media-media lokal Kuwait, seperti Kuwait Times dan KWT Today, melaporkan bahwa suhu 52,2 derajat Celsius itu terjadi pada Sabtu (9/6) lalu di wilayah Mitribah, Kuwait Utara. Demikian diberitakan media Kuwait Times yang mengutip anggota Uni Arab untuk Ilmu Astronomi dan Antariksa, atau Arab Union for Astronomy and Space Sciences (AUASS), Dr Khalid Al-Zaaq.
Menurut Kuwait Times dalam artikelnya pada Sabtu (9/6) lalu, tingginya suhu tersebut telah menyebabkan meningkatnya pemakaian listrik. Berdasarkan catatan, total beban listrik mencapai 13.500 megawatt pada Sabtu tersebut, atau meningkat 600 megawatt dibandingkan sehari sebelumnya, Jumat (8/6).
Dr Khalid Al-Zaaq mengatakan seperti dikutip KWT Today, suhu udara di dekat Bandara Internasional Kuwait pada Sabtu (9/6) tersebut mencapai 49 derajat Celsius.
Mengenai suhu panas di Kuwait, pada Agustus 2017 lalu pernah heboh mengenai suhu di Kuwait yang mencapai 62 derajat Celcius. Bahkan saat itu ramai beredar foto dan video di media sosial yang memperlihatkan pohon dan semak-semak terbakar dengan disertai judul ‘Suhu di Kuwait Mencapai 62C, Pohon dan Semak-Semak Sampai Terbakar’.
Ada pula foto lampu lalu lintas meleleh yang beredar. Foto itu disebut juga ada di Kuwait akibat suhu panas. Di Kuwait sendiri, foto, video, dan kabar soal suhu 62 derajat Celsius itu telah beredar sejak Juli 2016.
Media Kuwait Times memberitakan bahwa tidak benar suhu di Kuwait saat itu mencapai 62 derajat Celsius. Foto pohon terbakar itu disebut bukan akibat suhu panas. Soal video pohon terbakar, situs berita Alweeam menyebut kejadian itu ada di Jalan Sultana di Madinah. Pohon palem tersebut terbakar akibat tersambar petir, bukan karena suhu panas.
Sementara itu, soal video semak-semak terbakar, media lokal Alrai Media menyebut semak-semak itu memang berada di Kuwait. Belum diketahui penyebab kebakarannya, namun tidak ada bukti bahwa semak-semak itu terbakar karena suhu panas. Lampu lalu lintas meleleh juga terjadi di Kuwait, namun itu akibat kebakaran mobil.
“Jangan percaya berita bohong. Itu tidak benar,” kata Kepala Fintas Weather Observatory Adel Al-Saadoun saat itu menanggapi heboh kabar suhu di Kuwait mencapai 62 derajat Celsius.
Al-Saadoun mengatakan suhu terpanas di Kuwait hingga saat itu adalah 52 derajat Celsius. Tidak pernah sepanjang sejarah, suhu di Kuwait mencapai 62 derajat Celsius.(NGO)
Hong Kong –
Demonstran antipemerintah di Hong Kong telah mengakhiri pendudukan atas ruas jalan utama di luar Gedung Parlemen pada Senin (17/6) pagi. Arus lalu lintas pun kembali normal.
Seperti dilansir AFP, Senin (17/6/2019), ratusan demonstran dilaporkan masih bertahan di luar Gedung Parlemen sejak Minggu (16/6) waktu setempat. Kehadiran demonstran di ruas jalanan utama dekat Gedung Parlemen ini membuat jalanan yang biasanya ramai kendaraan itu jadi tidak bisa diakses publik secara umum.
Laporan seorang reporter AFP di lokasi menyebut polisi setempat terus membujuk para demonstran untuk pulang tanpa penggunaan kekerasan.
Dalam aksi protes besar-besaran pada Minggu (16/6) waktu setempat, penyelenggara unjuk rasa mengklaim ada 2 juta orang yang turun ke jalanan untuk menuntut pemimpin Hong Kong, Carrie Lam, yang pro-China mengundurkan diri karena menolak mencabut rancangan undang-undang (RUU) ekstradisi yang diprotes rakyatnya.
Setelah dibujuk polisi, para demonstran akhirnya berangsur-angsur meninggalkan ruas jalanan utama itu tanpa konfrontasi apapun. Kebanyakan demonstran dilaporkan kini berkumpul di sebuah taman yang tak jauh dari Gedung Parlemen setempat.
RUU ekstradisi yang diprotes banyak Hong Kong nantinya akan mengizinkan ekstradisi ke China daratan. Para pengkritik mengkhawatirkan RUU kontroversial yang didukung China itu akan menjerat orang-orang dalam sistem peradilan China yang dikenal buram dan dipolitisasi.
RUU itu juga dikhawatirkan akan melemahkan penegakan hukum serta reputasi Hong Kong sebagai pusat bisnis yang aman.
Di bawah tekanan besar, Lam terpaksa menunda pembahasan RUU ekstradisi itu hingga waktu tak terbatas. Namun keputusan Lam untuk menunda pembahasan RUU ekstradisi ditambah permintaan maaf yang disampaikannya kepada publik, tidak membuat para demonstran menghentikan aksi mereka. Para demonstran malah berjanji untuk tetap melanjutkan aksi.
Civil Human Rights Front, penyelenggara aksi-aksi demo tersebut telah menyerukan Lam untuk mundur, mencabut RUU ekstradisi secara permanen dan meminta maaf atas penggunaan gas air mata serta peluru karet oleh polisi terhadap demonstran. Mereka juga menuntut pencabutan seluruh dakwaan yang dijeratkan terhadap setiap demonstran yang ditangkap.(MAD)
London –
Dalam 24 jam, terjadi serangan mematikan yang menewaskan tiga orang di London. Presiden Amerika Serikat (AS), Donald Trump, menyerang Wali Kota London Sadiq Khan. Tokoh oposisi Inggris tampil membela Khan.
Dilansir BBC, Minggu (16/6/2019), tokoh oposisi itu adalah Jeremy Corbyn, pemimpin Partai Buruh.
“Sungguh sangat mengerikan melihat @realDonaldTrump menggunakan tragedi orang yang dibunuh untuk menyerang Wali Kota. @SadiqKhan dengan tepat telah mendukung upaya kepolisian untuk menjalankan tugasnya sementara Katie Hopkins menebar retorika kebencian dan memecah belah. Mereka berusaha memecah belah di saat kita butuh untuk bersatu padu.” demikian cuit Corbyn lewat akun Twitter, @jeremycorbyn.
Sebelumnya, Trump membuat pernyataan pedas. Dia menyatakan Khan perlu diganti. Dia mencuitkan pandangan tajamnya itu dalam komentarnya atas cuitan kolumnis sayap kanan bernama Katie Hopkins yang dituding terkait Islamofobia.
Katie Hopkins mencuit dengan menyebut istilah “Kota-Penusukan” dan mengakhirinya dengan kalimat, “Ini adalah Londonistan milik Khan.”
“London butuh seorang wali kota baru sesegera mungkin. Khan adalah sebuah bencana – hanya akan menjadi lebih buruk!” cuit Trump.
Mantan pemimpin Partai Buruh, Ed Miliband juga mencuit, “Ada apa gerangan tentang @SadiqKhan dan apa yang dia perjuangkan sehingga membuat Presiden Amerika Serikat mencuitkan kalimat sampah tentang dia? Oh ya, Trump adalah seorang bigot rasis, yang mencoba melarang muslim dari Amerika dan membenci siapapun yang berdiri di hadapannya.”
Miliband merespons cuitan Trump yang lain tentang Khan, cuitan Trump yang dikomenteri Miliband itu berbunyi, “Dia adalah aib nasional yang menghancurkan Kota London!” Dia mencuitkan kalimat itu sebagai respons atas cuitan wartawan Texas bernama Jessica Fletcher yang menyatakan tak suka mengunjungi London gara-gara ada Khan. (ARF)
Riyadh –
Pangeran Mahkota Saudi Mohammed bin Salman (MBS) menuduh rivalnya, Iran, melakukan serangan terhadap kapal tanker minyak di Teluk Oman. Dia menegaskan dirinya tidak akan ragu untuk mengatasi ancaman terhadap kerajaan Arab Saudi.
Seperti dilansir Al Jazeera, Minggu (16/6/2019) dua kapal tanker dilaporkan meledak karena serangan torpedo pada hari Kamis. Serangan ini merupakan yang kedua dalam sebulan di jalur pelayaran strategis pada saat ketegangan AS-Iran memanas. Serangan ini memicu kekhawatiran akan terjadinya kebakaran besar di kawasan regional dan membuat harga minyak melonjak.
“Kami tidak ingin perang di wilayah ini … Tetapi kami tidak akan ragu untuk menghadapi ancaman terhadap rakyat kami, kedaulatan kami, integritas wilayah kami dan kepentingan vital kami,” kata Pangeran Mohammed bin Salman kepada harian pan-Arab Asharq al-Awsat dalam sebuah wawancara.
“Rezim Iran tidak menghormati kehadiran Perdana Menteri Jepang sebagai tamu di Teheran dan menanggapi upayanya (diplomatik) dengan menyerang dua kapal tanker, salah satunya adalah milik Jepang,” katanya dalam pernyataan pertamanya sejak serangan itu.
Sang Pangeran juga menuduh Iran dan para pengikutnya atas serangan 12 Mei. Setidaknya, dalam serangan tersebut ada empat tanker yang meledak saat berlabuh di Teluk Oman di lepas pelabuhan Fujairah di Uni Emirat Arab.
Serangan pada Kamis (13/6) mengenai dua kapal tanker, yakni kapal Kokuka Courageous Jepang yang membawa metanol, bahan yang sangat mudah terbakar dan Front Altair yang dioperasikan Norwegia. Serangan terjadi muncul ketika Perdana Menteri Jepang Shinzo Abe bertemu dengan para pemimpin Iran di Teheran. Kunjungan Shinzo Abe ke Jepang ini sendiri dimaksudkan untuk meredakan ketegangan yang sedang terjadi antara AS-Iran.
Presiden Amerika Serikat Donald Trump mengatakan serangan kembar itu membuat Iran “menulis semuanya”. Sementara itu, Menteri Luar Negeri Iran Mohammad Javad Zarif menulis dalam akun Twitter-nya, bahwa AS, “Segera melompat untuk membuat tuduhan terhadap Iran tanpa sedikit pun bukti faktual langsung atau tidak langsung.”(ADI)