Berlin –
Memperingati 70 Tahun Konstitusi Jerman, Kanselir Angela Merkel bergabung dengan puluhan anak muda berlatar belakang imigran di Berlin hari Selasa (14/5) dalam acara Yayasan Integrasi Jerman Deutschlandstiftung Integration, DSI. Yayasan ini tahun 2012 meluncurkan program integrasi “Geh Deinen Weg” (“Go Your Way”) untuk membantu orang-orang muda berlatar belakang imigran merintis karir dan berbisnis di Jerman.
Acara peringatan di DSI terutama menyoroti kaitan antara Konstitusi Jerman yang dinamakan Grundgesetz dan kehidupan para migran di Jerman. Para pejabat tinggi Jerman yang memberikan pidato sambutan terutama menyoroti Pasal 1 Grundgesetz yang sangat terkenal: “Martabat manusia tidak dapat diganggu gugat…”
Mantan Presiden Jerman Christian Wulff yang sekarang menjabat Direktur DSI mengatakan, Pasal 1 Grundgesetz “mungkin baris yang paling indah dalam bahasa Jerman.”
Grundgesetz dan imigrasi
Kanselir Angela Merkel dalam pidato sambutannya memuji generasi muda migran di Jerman yang berpartisipasi dalam proyek-proyek integrasi dan kehidupan masyarakat.
“Kita tidak bisa memandang bahwa ini terjadi begitu saja, bahwa sebuah konstitusi dapat bertahan dalam ujian waktu selama tujuh dekade sebagai fondasi kebebasan, demokrasi, dan supremasi hukum seperti halnya Grundgesetz,” kata Merkel. “Keberagaman, termasuk melalui imigrasi, telah ada di sini, di jantung Eropa, selama berabad-abad…. Kami telah belajar bagaimana imigrasi mengubah negara kami, dan bagaimana itu akan terus mengubah negara kami, dan kami telah belajar bahwa negara kami harus menjadi negara imigrasi, serta integrasi.”
Merkel secara khusus menekankan Pasal 3 Grundgesetz: “Semua orang adalah sama di hadapan hukum…. Lelaki dan perempuan memiliki hak yang sama. Negara mendukung terwujudnya persamaan hak lelaki dan perempuan dan bekerja aktif menghapus kerugian-kerugian (dari ketidaksetaraan) yang masih ada”. Kanselir Jerman juga menyoroti Pasal 5 Grundgesetz yang menjamin kebebasan berbicara dan kebebasan pers.
Dalam acara peringkatan 70 Tahun Konstitusi Jerman, diluncurkan sebuah medali penghargaan yang dinamakan “Talisman”. Penerima pertama Talisman adalah Margot Friedlnder, 97 tahun. Perempuan Yahudi ini selamat dari kamp konsentrasi Nazi di Theresienstadt dan kembali ke kota asalnya, Berlin, pada tahun 2010 – sebuah keputusan yang menurut dia “tidak pernah saya sesali.”
Program integrasi dan bea siswa
Program “Geh Deinen Weg” (GDW) yang dluncurkan tahun 2012 terbuka bagi siapa saja yang berlatar belakang migran dan berusia antara 18 hingga 29 tahun. Setiap tahun, sekitar 150 orang diterima dalam program tersebut dan mendapat dukungan dana untuk proyek-proyek yang mereka usulkan. Mereka juga didampingkan dengan seorang “mentor”, penasehat ahli yang selanjutnya membantu mereka mencapai targetnya masing-masing.
Salah satu peserta adalah Mohammad-Mouaz Narbi, yang tiba di Jerman dari Suriah tiga tahun lalu, dan sekarang mengikuti pelatihan sebagai penjual dan kasir untuk rantai supermarket Edeka, salah satu perusahaan mitra yayasan DSI.
“Program ini sangat penting bagi saya, khususnya karena saya berasal dari zona perang,” kata Mohammad-Mouaz Narbi kepada DW. “Ini memberi Anda kesempatan untuk mendapatkan seorang mentor yang mendukung Anda secara pribadi, dan dalam pekerjaan Anda, dan membantu Anda untuk berkembang,” tambahnya.
Mohamed Fachrou, kelahiran Turki, yang baru saja menyelesaikan gelar Master dalam bidang teknologi elektro, dan sekarang mencari pekerjaan di industri mengatakan: “Bea siswa dari GDW memberi orang-orang yang memiliki latar belakang migrasi, yang mungkin merasa kesulitan di pasar kerja atau di sekolah, peluang yang besar.”(ADI)
Riyadh –
Arab Saudi menyebut sejumlah drone yang dipasangi peledak menyerang fasilitas pemompaan minyak di kawasan Riyadh. Saudi menyebut serangan ini sebagai aksi terorisme, yang terjadi dua hari setelah kapal tanker Saudi disabotase di perairan dekat Uni Emirat Arab (UAE).
Seperti dilansir Reuters, Selasa (14/5/2019), serangan terhadap dua stasiun pemompaan minyak milik Saudi itu terjadi pada Selasa (14/5) waktu setempat. Otoritas Saudi menyebut serangan dilakukan oleh sejumlah drone atau pesawat tanpa awak yang dipasangi peledak.
Ditegaskan Kementerian Energi Saudi bahwa serangan itu tidak mengganggu produksi minyak atau ekspor minyak mentah maupun produk petroleum.
Menteri Energi Saudi, Khalid al-Falih, menyebut dua serangan terbaru terhadap Saudi itu mengancam suplai minyak global dan membuktikan perlunya pemberantasan ‘kelompok teroris di balik aksi destruktif’ semacam itu.
“Serangan ini membuktikan sekali lagi bahwa sangat penting bagi kita untuk menghadapi entitas teroris, termasuk milisi Houthi di Yaman yang didukung Iran,” tegas Falih dalam pernyataannya, sembari merujuk milisi yang kini menguasai sebagian besar Yaman.
Laporan Masirah TV yang dikelola Houthi, yang mengutip sumber pejabat militer, menyebut Houthi telah melancarkan serangan drone terhadap ‘instalasi-instalasi vital Saudi’. Koalisi militer pimpinan Saudi telah bertempur melawan Houthi di Yaman selama empat tahun terakhir.
Pada Minggu (12/5) waktu setempat, empat kapal komersial termasuk dua kapal tanker Saudi diserang di dekat Emirat Fujairah, salah satu pusat bunkering (pengisian minyak) terbesar dunia yang ada di dekat Selat Hormuz. Otoritas Saudi menyebut serangan itu sebagai ‘serangan sabotase’.
Saudi Press Agency (SPA) menyatakan serangan itu tidak memicu korban jiwa atau memicu tumpahan minyak. Pelaku di balik serangan itu masih diselidiki. Pihak UAE tidak mengungkapkan informasi lebih lanjut terkait serangan di perairannya tersebut.
Serangan pada Selasa (14/5) waktu setempat dan serangan terhadap kapal komersial di dekat UAE terjadi saat Amerika Serikat (AS) dan Iran tengah terlibat perang kata-kata terkait sanksi-sanksi dan kehadiran militer AS di kawasan Timur Tengah.
Dituturkan seorang pejabat AS yang memahami informasi intelijen AS, seperti dilansir Reuters, bahwa Iran menjadi tersangka utama dalam serangan pada Minggu (12/5) waktu setempat. Namun AS tidak memiliki bukti meyakinkan.
Iran sendiri telah menyangkal terlibat dan turut mengecam serangan itu sebagai insiden yang ‘mengkhawatirkan dan mengerikan’. Iran juga menyerukan dilakukannya penyelidikan terhadap insiden tersebut.(MAD)
Singapura –
Pihak berwenang Singapura telah mengonfirmasi kasus monkeypox atau cacar monyet pertama di negara itu, yang didapati pada seorang warga Nigeria yang tiba di Singapura 28 April lalu. Pria 38 tahun itu dinyatakan positif terjangkit virus cacar monyet pada 8 Mei.
Sehari setelah kedatangannya di Singapura, pria tersebut menghadiri lokakarya dua hari. Pada 30 April, ia menderita demam, nyeri otot, ruam kulit dan menggigil. Dia menghabiskan sebagian besar waktunya satu minggu kemudian di kamar hotelnya, hingga akhirnya pada tanggal 7 Mei harus dibawa dengan ambulans ke RS Tan Tock Seng.
Kini ia berada dalam kondisi stabil di bangsal isolasi National Centre for Infectious Diseases (NCID), demikian pernyataan rilis media dari Kementerian Kesehatan Singapura.
Pria itu mengatakan bahwa sebelum kedatangannya di Singapura, ia menghadiri sebuah pernikahan di Nigeria, di mana ia mungkin mengonsumsi daging hewan liar, yang bisa menjadi sumber penularan virus cacar monyet.
Apa itu cacar monyet?
Melalui rilis tertulis dari Kemenkes RI yang disampaikan oleh Direktur Pencegahan dan Pengendalian Penyakit (P2P), dr. Anung Sugihantono, M.Kes kepada DW Indonesia, cacar monyet didefinisikan sebagai penyaki akibat virus yang ditularkan ke manusia melalui binatang, seperti monyet, tikus Gambia dan tupai.
Penularan pada manusia dapat terjadi melalui kontak dengan darah, cairan tubuh, atau lesi pada kulit atau mukosa dari binatang yang tertular virus, atau mengonsumsi daging binatang yang sudah terkontaminasi. Namun, sangat jarang ditemukan kasus penularan dari manusia ke manusia.
Wilayah di mana kerap ditemukan penyakit cacar monyet secara global yaitu di Afrika Tengah dan Barat seperti di Republik Demokratik Kongo, Republik Kongo, Kamerun, Republik Afrika Tengah, Nigeria, Pantai Gading, Liberia, Sierra Leone, Gabon dan Sudan Selatan.
Bagaimana gejalanya?
Masa inkubasi atau interval dari infeksi sampai timbulnya gejala penyakit cacar monyet biasanya memakan waktu 6 hingga 16 hari, tetapi juga dapat berkisar dari 5 hingga 21 hari. Gejala yang timbul berupa demam, sakit kepala hebat, limfadenopati atau pembesaran kelenjar getah bening, nyeri punggung, nyeri otot dan lemas.
Ruam pada kulit muncul pada wajah kemudian menyebar ke bagian tubuh lainnya. Ruam ini berkembang mulai dari bintik merah seperti cacar, lepuh berisi cairan bening, lepuh berisi nanah, kemudian mengeras. Biasanya diperlukan waktu hingga 3 minggu sampai ruam tersebut menghilang.
Bagaimana pengobatannya?
Menurut pernyataan dari Dirjen P2P Kemenkes RI, cacar monyet biasanya merupakan penyakit yang dapat sembuh sendiri dengan gejala yang berlangsung selama 14 – 21 hari. Kasus yang parah lebih sering terjadi pada anak-anak dan tergantung pada tingkat paparan virus, status kesehatan pasien dan tingkat keparahan komplikasi.
Kasus kematian bervariasi tetapi kurang dari 10 persen kasus yang dilaporkan. Penderita penyakit ini sebagian besar di antaranya adalah anak-anak.
Tidak ada pengobatan khusus atau vaksinasi yang tersedia untuk infeksi virus monkeypox. Pengobatan simptomatik (pengobatan untuk meredakan gejala dari penyakit) dan suportif dapat diberikan untuk meringankan keluhan yang muncul.
Ada kasus di Indonesia?
Hingga saat ini belum ditemukan kasus cacar monyet di Indonesia. Sebagai tindakan preventif, melalui akun instagram safetravel.kemlu, Kementerian Luar Negeri menyampaikan imbauan pada WNI yang berada di Singapura untuk mengikuti perkembangan melalui media lokal dan situs Kementerian Kesehatan Singapura. Selain itu, WNI yang memiliki rencana untuk bepergian ke negara Afrika Tengah dan Barat juga diimbau untuk selalu menjaga pola hidup higienis, menghindari kontak langsung dengan bangkai hewan, dan tidak mengonsumsi daging satwa liar.
Kepada DW Indonesia, Direktur P2P, Kemenkes RI, dr. Anung Sugihantono, M.Kes, menjelaskan bahwa pemerintah pusat melakukan “koordinasi dengan Dinas Kesehatan Batam dalam hal prevent dan detect penyakit publik yang menjadi perhatian internasional melalui Kantor Kesehatan Pelabuhan (KKP) yang menjaga pintu masuk negara dalam bidang kesehatan.”
Di Batam dan Pekanbaru, pemeriksaan penumpang yang baru datang dari luar negeri diperketat. Kantor Kesehatan Pelabuhan Batam dan Otoritas Bandara Sultan Syarif Kasim II, Pekanbaru mengaktifkan alat pemindai panas untuk memantau penumpang dari Singapura yang berpotensi terjangkit virus cacar monyet.
“Dinas Kesehatan telah meminta Kepala Kantor Kesehatan Pelabuhan di Pekanbaru untuk memantau dan pengawasan terhadap penumpang pesawat yang berasal dari Singapura dan penumpang yang berasal dari Batam, karena banyaknya masyarakat Riau yang bepergian ke Singapura melalui Batam,” kata Kepala Dinas Kesehatan Provinsi Riau, Mimi Nazir, seperti dikutip dari kantor berita Antara.
Selain itu, Kemenkes juga mengimbau agar pelaku perjalanan yang baru kembali dari wilayah terjangkit cacar monyet agar segera memeriksakan dirinya jika mengalami gejala-gejala demam tinggi yang mendadak, pembesaran kelenjar getah bening dan ruam kulit, dalam waktu kurang dari 3 minggu setelah kepulangan, serta menginformasikan kepada petugas kesehatan tentang riwayat perjalanannya.(ARF)
Teheran –
Di tengah ketegangan dengan Amerika Serikat, pemimpin tertinggi Iran Ayatollah Ali Khamenei menyatakan bahwa tak akan ada perang dengan negara tersebut.
Hal tersebut disampaikannya dalam pidatonya di depan para pejabat negara pada Selasa (14/5) waktu setempat. Khamenei mengatakan bahwa ketegangan antara negara republik Islam itu dengan AS lebih sebagai ujian tekad, bukannya pertarungan militer.
“Pertarungan ini bukan militer karena tidak akan ada perang. Baik kita maupun mereka (AS) tidak mencari perang. Mereka tahu itu bukan untuk kepentingan mereka,” ujar Khamenei seperti dikutip dari situs Khamenei.ir seperti dilansir dari kantor berita AFP, Rabu (15/5/2019).
“Keputusan pasti bangsa Iran adalah untuk melawan Amerika,” kata Khamenei, seraya menambahkan bahwa “dalam pertarungan ini Amerika akan dipaksa mundur … karena tekad kita lebih kuat.”
Pemimpin tertinggi Iran itu juga menyatakan bahwa bernegosiasi dengan AS adalah “racun” karena AS ingin menyingkirkan titik-titik kuat Iran seperti rudal-rudalnya.
“Bernegosiasi dengan pemerintah Amerika saat ini adalah dua kali lipat beracun … mereka bukan manusia yang layak, mereka tidak bertahan dengan apa pun,” cetusnya merujuk pada keputusan AS untuk menarik diri secara sepihak dari perjanjian nuklir 2015 antara Iran dan negara-negara besar dunia.
Pemerintahan Trump belakangan ini meningkatkan ketegangan dengan Iran yang telah menjadi musuh lama AS dan sekutu-sekutu penting AS, yakni Israel dan Arab Saudi. Ketegangan meningkat setelah Trump secara sepihak memutuskan menarik diri dari perjanjian nuklir Iran yang dikenal dengan nama Joint Comprehensive Plan of Action (JCPOA) pada tahun 2018. Juga setelah Amerika menerapkan sanksi-sanksi baru terhadap Iran dan secara praktis memaksa negara-negara lain turut mengembargo Iran.
Dalam beberapa hari terakhir, Departemen Pertahanan Amerika Serikat telah mengerahkan sebuah kapal induk dan pesawat-pesawat pengebom berkemampuan nuklir ke wilayah Timur Tengah.(ADI)
Washington DC –
Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump menggelar buka puasa bersama di Gedung Putih untuk menandai bulan suci Ramadhan. Trump menyebut Ramadhan sebagai momen untuk mencari harapan, toleransi dan perdamaian.
Seperti dilansir kantor berita Turki, Anadolu Agency dan ABC News, Selasa (14/5/2019), buka puasa bersama yang merupakan acara tahunan Gedung Putih ini digelar pada Senin (13/5) malam waktu setempat. Ini menjadi acara buka puasa bersama kedua yang digelar Trump selama masa kepresidenannya.
Para Duta Besar dari berbagai negara dan anggota korps diplomatik yang mewakili negara-negara yang mayoritas penduduknya muslim, hadir dalam acara buka bersama ini. Jajaran pejabat pemerintahan Trump juga turut hadir.
“Ramadhan adalah bulan suci bagi seluruh muslim di sini di Amerika Serikat dan di seluruh dunia,” ucap Trump dalam pidato sambutannya.
“Ramadhan adalah saatnya untuk beramal, memberi dan melayani sesama kita. Ramadhan adalah waktu yang spesial. Saat untuk lebih mendekatkan keluarga-keluarga, tetangga dan masyarakat,” imbuhnya seperti dilansir NDTV.
“Ramadhan adalah saatnya orang-orang bersama-sama dalam mencari harapan, toleransi dan perdamaian,” ujar Trump.
Dalam pernyataannya, Trump juga membahas soal serentetan serangan terhadap tempat ibadah, salah satunya teror terhadap dua masjid di New Zealand. Juga soal serangan bom terhadap gereja di Sri Lanka dan serangan terhadap sinagoge — tempat ibadah umat Yahudi — di Pittsburgh dan California.
“Malam ini, pikiran kita juga tertuju pada orang-orang beragama yang menghadapi banyak cobaan dan kesulitan dalam beberapa pekan terakhir. Sungguh masa-masa yang sangat sulit. Hati kita dipenuhi kesedihan untuk warga muslim yang tewas di masjid mereka di New Zealand, juga warga Kristen, Yahudi dan anak-anak Tuhan yang tewas di Sri Lanka, California dan Pittsburgh,” sebut Trump.
“Dalam kenangan yang terberkati, kita bertekad mengalahkan kejahatan terorisme dan persekusi agama agar semua orang bisa beribadah tanpa rasa takut, berdoa tanpa bahaya dan hidup dengan keyakinan yang mengalir dalam hari mereka,” ucap Trump.
Trump mengakhiri pidato sambutannya dengan ucapan selamat berpuasa untuk umat muslim di dunia. “Mendoakan orang-orang di seluruh dunia, Ramadhan Kareem,” tandasnya.(DON)
Teheran –
Bentrokan pecah di Universitas Teheran, Iran saat digelarnya unjuk rasa memprotes aturan wajib berhijab di kampus tersebut. Bentrokan terjadi antara mahasiswa yang memprotes aturan itu dengan mahasiswa yang mendukung.
Seperti dilaporkan kantor berita ISNA dan dilansir AFP, Selasa (14/5/2019), bentrokan antar mahasiswa Iran itu terjadi pada Senin (13/5) waktu setempat. Laporan ISNA menyebut polisi moral sempat masuk kampus Universitas Teheran untuk memperingatkan para mahasiswi agar mematuhi aturan wajib berhijab.
“Sejumlah mahasiswa berkumpul… mengklaim bahwa polisi moral dan pasukan keamanan telah masuk ke dalam universitas,” sebut ISNA dalam laporannya.
ISNA dalam laporannya menyebut bahwa wakil presiden urusan budaya di kampus tersebut sempat berusaha untuk berbicara kepada para mahasiswa yang bentrok, namun dihalang-halangi.
Dalam pernyataannya, Majid Sarsangi selaku wakil presiden urusan budaya, menyangkal adanya polisi moral atau pasukan keamanan yang masuk ke kompleks Universitas Teheran. Dia menegaskan bentrokan terjadi antara dua kelompok mahasiswa yang berbeda pandangan soal aturan wajib berhijab.
“Dua kelompok mahasiswa dengan pandangan dan gagasan yang saling bertentangan, sangat disayangkan saling bentrok saat kami berusaha menenangkan para mahasiswa yang marah,” tutur Sarsangi dalam pernyataannya.
Pernyataan para mahasiswa yang dirilis ISNA menyebut unjuk rasa itu dimaksudkan untuk memprotes metode pemaksaan yang diterapkan terkait aturan berhijab. Para mahasiswi setempat disebut menjalani ‘pemeriksaan ketat saat masuk ke dalam universitas’.
“Penerapan satu jenis pakaian pada para mahasiswa… jelas merupakan pelanggaran hak asasi mereka,” demikian pernyataan para mahasiswa Universitas Teheran.
Laporan terpisah kantor berita Iran lainnya, Fars News Agency, menyebut bentrokan pecah saat mahasiswa yang berunjuk rasa meneriakkan slogan yang disebut sebagai ‘slogan yang melanggar hukum’ oleh kelompok mahasiswa yang mendukung aturan berhijab itu.
“Mereka meneriakkan slogan-slogan menentang aturan berpakaian dan kewajiban berhijab,” sebut Ali Tolouie selaku Kepala Organisasi Mahasiswa Basij pada Universitas Teheran, kepada Fars News Agency. Tolouie menilai pernyataan para mahasiswa yang berunjuk rasa ‘menunjukkan bahwa mereka menentang Islam’.
Tidak ada laporan korban jiwa maupun penangkapan dalam bentrokan ini.
Aturan wajib berhijab diberlakukan di seluruh wilayah Iran usai revolusi tahun 1979 silam. Setiap wanita Iran wajib berpakaian sopan dan menutup diri dengan hijab. Setiap tahun, khususnya saat bulan suci Ramadhan, otoritas Iran semakin tegas dalam menerapkan aturan wajib berhijab.(ADI)
Caracas –
Seorang jenderal Angkatan Udara Venezuela menyerukan Angkatan Bersenjata negeri itu untuk bangkit melawan Presiden Nicolas Maduro, yang terus berkuasa di tengah krisis nasional berkat dukungan militer.
“Ini waktunya untuk bangkit, saatnya untuk bertarung … saatnya Angkatan Bersenjata menjadi sadar,” kata Jenderal Ramon Rangel dalam rekaman video yang diposting di media sosial seperti dilansir dari kantor berita AFP, Selasa (14/5/2019).
Dalam video tersebut, Rangel mengenakan pakaian sipil dan lokasinya tidak diketahui. Seruan jenderal tersebut merupakan seruan terbaru dari figur-figur militer yang menyerukan militer Venezuela untuk meninggalkan Maduro.
Namun dalam video tersebut, Rangel tidak secara khusus menyerukan militer untuk beralih mendukung pemimpin oposisi Juan Guaido, yang diakui sebagai presiden sementara Venezuela oleh banyak negara-negara di dunia.
Sebelumnya pada 2 Februari lalu, Jenderal Angkatan Udara lainnya, Francisco Yanez telah menyatakan kesetiaannya pada pemimpin oposisi Juan Guaido. Guaido (35) yang mengorganisir percobaan kudeta pada 30 April lalu, telah berulang kali menyerukan militer untuk meninggalkan Maduro.
Menurut sumber yang dekat dengan militer Venezuela, Rangel sudah tidak aktif berdinas selama bertahun-tahun. Dia disebut sebagai manajer sebuah perusahaan negara Venezuela di Kuba.
Atas seruan Rangel, komandan Angkatan Udara, Jenderal Pedro Juliac mengecam Rangel sebagai pengkhianat. “Pengkhianat rakyat dan Revolusi,” demikian postingan Juliac di Twitter yang disertai foto Rangel.(NGO)
Canberra –
Akibat semakin ketatnya penjualan alkohol di Kawasan Australia Utara (NT), kini banyak warga yang mencoba sumber lain untuk mendapatkan bahan minuman keras (miras) itu, seperti esensi vanila dan produk pembersih.
Menurut laporan, penjualan produk-produk pembersih mengalami peningkatan, bahkan dilaporkan ada seorang yang membeli 21 liter produk cairan pembersih dalam dua pekan.
Menanggapi hal itu, LSM dari Kelompok Koalisi Aksi Masyarakat Alkohol (PPAC) dan Yayasan Pendidikan dan Penelitian Alkohol (FARE) mendesak adanya reformasi hukum terkait pembelian produk-produk yang mengandung alkohol.
Sebagai tindak-lanjut, pekan ini Pemerintah NT akan mengajukan RUU Minuman Keras 2019, yang akan memberi kewenangan kepada polisi untuk mencari, menyita, dan membuang zat-zat yang mengandung alkohol tapi tidak bisa dikonsumsi manusia, seperti mouthwash atau obat kumur.
Tapi sejumlah kalangan menginginkan pendekatannya lebih proaktif, misalnya dengan menyimpan produk-produk tersebut di lemari belakang kasir yang terkunci, tidak ditampilkan begitu saja di rak, dan hanya dijual kepada orang dewasa yang menunjukkan kartu identitas.
Salah satu organisasi kepemudaan di Australia (CAYLUS), yang dibentuk di tahun 2002 untuk menghentikan praktik mengisap bensin, menemukan peningkatan penjualan alkohol dari produk pembersih rumah dari laporan sejumlah toko dan Dewan Kota Alice Springs.
Laporan soal konsumsi obat kumur dan bahan-bahan memasak mendorong terbentuknya kelompok kerja baru yang terdiri dari sejumlah LSM hingga Departemen Kesehatan setempat.
Kelompok ini bertemu pertama kalinya di Darwin awal 2019, setelah mereka mengamati tren yang meningkat di akhir 2018.
Gagasan mengubah UU
PPAC dan FARE merekomendasikan perlunya kerangka kerja di parlemen setempat untuk mengatur penjualan barang-barang yang mengandung alkohol.
Selain pembelian yang membutuhkan kartu identitas, mereka juga ingin agar dibatasi hanya satu wadah per orang per hari dan tidak dijual dalam wadah yang ukurannya lebih dari 500 ml.
Selain itu, diusulkan juga agar para penjual menyimpan daftar penjualan, melaporkan jika ada tindakan mencurigakan, dan diberi kewenangan untuk menolak menjualnya.
Menurut Dr John Boffa dari PAAC, sebenarnya hal ini sudah diterapkan di beberapa kawasan Alice Springs, namun tidak mengikat.
Menurutnya lumrah terjadi ketika pembatasan alkohol diberlakukan, orang mencari alternatif lain.
Dia menduga hal inilah yang mendorong kenaikan pembelian obat kumur di Kawasan Australia Utara.
“Sejumlah pencandu miras akan beralih ke produk seperti obat kumur, yang tersedia secara bebas dan menjualnya lebih murah 20 sen dari minuman biasa,” kata Dr Boffa.
Menurut dia alkohol sendiri masih menjadi permasalahan besar di Kawasan Australia Utara.(MAD)
New York –
Hampir semua negara di dunia telah menyetujui kerangka kerja baru untuk mengurangi polusi limbah plastik – kecuali Amerika Serikat. Kerangka kerja ini akan mengikat secara hukum.
Kerangka global baru perangi limbah plastik:
Perjanjian itu berarti ke-187 negara harus memantau dan melacak pergerakan sampah plastik di luar perbatasan mereka
Bahkan negara-negara seperti AS yang tidak menandatangani perjanjian dapat terkena dampak ketika mengirim limbah ke negara-negara ini
Aturan baru ini akan membutuhkan waktu satu tahun untuk mulai berlaku.
Kerangka kerja yang akan melacak ribuan jenis limbah plastik akhirnya disepakati pada akhir pertemuan dua minggu yang didukung oleh PBB.
Sebanyak 187 negara sepakat membuat perdagangan global sampah plastik lebih transparan dan diatur dengan lebih baik, dan untuk memastikan bahwa pengelolaannya lebih aman bagi kesehatan manusia dan lingkungan.
Sampah plastik diketahui telah mengotori daratan yang masih asli, mengapung dalam jumlah besar di lautan dan sungai dan menjerat satwa liar, terkadang akibatnya sangat mematikan.
Rolph Payet dari Program Lingkungan PBB mengatakan perjanjian bersejarah yang dikaitkan dengan Konvensi Basel ini bermakna negara-negara di dunia harus memantau dan melacak pergerakan sampah plastik di luar perbatasan mereka.
Kesepakatan ini juga akan mempengaruhi produk yang digunakan dalam berbagai industri, seperti perawatan kesehatan, teknologi, kedirgantaraan, fashion, makanan dan minuman.
Aturan baru ini membutuhkan waktu setahun sebelum berlaku.
“Kerangka kerja ini mengirimkan sinyal politik yang sangat kuat ke sektor swasta, ke pasar konsumen – bahwa kita perlu melakukan sesuatu,” kata Payet.
“Negara-negara ini telah memutuskan untuk melakukan sesuatu yang nyata di lapangan.”
Negara-negara yang menyepakati kerangka ini harus mencari cara mereka sendiri untuk mematuhi perjanjian tersebut, kata Payet.
Bahkan beberapa negara yang tidak menandatangani kesepakatan seperti AS, dapat dipengaruhi oleh kesepakatan ini ketika mereka mengirim sampah plastik ke negara-negara yang setuju dengan kesepakatan tersebut.
Payet memuji Norwegia karena memimpin inisiatif ini, yang pertama kali disajikan pada bulan September.
Singkatnya proses lahirnya kesepakatan ini dari sejak diusulkan hingga disepakati dinilai sangat luar biasa menurut standar PBB.
Kerangka ini dinilai “bersejarah dalam arti mengikat secara hukum”, kata Payet.
“Mereka berhasil menggunakan instrumen internasional yang ada untuk menerapkan langkah-langkah itu.”
Media Jerman DW melaporkan bahwa pemerintah negara itu mengusulkan untuk melangkah lebih jauh dengan melarang semua kantong plastik.
“Jerman seharusnya tidak menunggu Eropa dan harus segera melarang kantong plastik sekali pakai,” kata Menteri Pembangunan Gerd Muller.
Perjanjian ini diperkirakan akan mendorong agen bea cukai lebih mengawasi limbah elektronik atau jenis limbah berbahaya lainnya dibandingkan sebelumnya.
“Akan ada sistem yang transparan dan dapat dilacak untuk ekspor dan impor limbah plastik,” kata Payet.(ARF)
Colombo –
Polisi di kota berpenduduk mayoritas Kristen di SriLanka memberlakukan larangan keluar rumah pada malam hari setelah toko milik Muslim diserang oleh massa yang marah.
Selain toko, yang juga menjadi sasaran kemarahan massa adalah masjid.
“Polisi menerapkan jam malam di Chilaw yang berakhir pada (Senin, 13 Mei) pukul 06.00 pagi. Jam malam ini dimaksudkan untuk mengurangi ketegangan,” kata Ruwan Gunasekara, juru bicara polisi kepada kantor berita Reuters, hari Minggu (12/05).
Beberapa laporan lain menyebutkan jam malam berlaku Hingga Senin pagi pukul 04.00.
Diperkirakan jam malam diberlakukan untuk mencegah kekerasan tidak merembet ke daerah-daerah lain.
Kekerasan pecah di Chilaw, kota di Sri Lanka barat laut, menyusul unggahan di Facebook yang ditulis oleh seorang warga Muslim setempat, yang dianggap sebagai ancaman.
Laki-laki yang menulis unggahan tersebut telah ditahan.
‘Karena tulisan di Facebook’
Polisi mengatakan warga “salah paham terhadap tulisan di Facebook tersebut”.
Seorang warga Muslim setempat kepada Reuters mengatakan karena tulisan di Facebook, massa melempari masjid dan toko dengan batu.
“Situasinya sudah membaik, tapi kami masih khawatir,” katanya.
Kantor berita AFP memberitakan tentara mengeluarkan tembakan peringatan untuk menghalau massa.
Sejumlah pihak mengatakan insiden ini menunjukkan ketegangan di Sri Lanka belum sepenuhnya mereda setelah serangan bom bunuh diri di tiga gereja dan empat hotel internasional tiga pekan silam.
Serangan bom bunuh diri tersebut menewaskan lebih dari 250 orang.
Pihak berwenang mengatakan serangan dilakukan oleh kelompok militan setempat yang berafiliasi dengan kelompok yang menamakan diri Negara Islam (ISIS).
Menyusul serangan bom bunuh diri, pemerintah menerapkan keadaan darurat di mana tentara dan polisi diberi kewenangan secara penuh untuk menahan dan menangkap tersangka dalam jangka waktu yang lama.
Sejak insiden ini, organisasi Muslim mengatakan mereka menerima puluhan laporan tentang perlakukan buruk yang diterima warga Muslim.
Jumlah populasi di Sri Lanka sekitar 21 juta jiwa, sekitar 10% di antaranya Muslim sedangkan pemeluk Kristen sekitar 7,6%.
Mayoritas penduduk Sri Lanka memeluk Buddha.(ADI)