Jenewa –
Virus corona terus menyebar. Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) menyatakan bahwa sejauh ini total 98.023 kasus corona (COVID-19) telah dilaporkan di setidaknya 92 negara, termasuk 3.380 kematian akibat virus yang berasal dari China itu.
“Kita sekarang berada di ambang mencapai 100.000 kasus yang terkonfirmasi,” kata Direktur Jenderal WHO, Tedros Adhanom Ghebreyesus dalam briefing harian di Jenewa, Swiss seperti dilansir kantor berita Xinhua, Sabtu (7/3/2020).
“Seiring bertambahnya kasus-kasus COVID-19, WHO terus menyerukan agar semua negara menjadikan pengendalian wabah ini sebagai prioritas mereka,” imbuh kepala WHO tersebut kepada para wartawan.
“Kami terus meminta negara-negara untuk menemukan, menguji, mengisolasi dan menangani setiap kasus, dan menelusuri setiap kontak,” ujar Tedros.
Tedros menyebut penyebaran coronavirus sangat mengkhawatirkan seiring terus bertambahnya negara-negara yang melaporkan kasus corona pertama mereka.(NOV)
Teheran –
Penasihat Menteri Luar Negeri (Menlu) Iran, Hossein Sheikholeslam meninggal dunia karena terinfeksi virus corona.
“Hossein Sheikholeslam, seorang diplomat veteran dan revolusioner meninggal pada Kamis (5/3) malam,” demikian dilaporkan kantor berita resmi Iran, IRNA dan dilansir AFP, Jumat (6/3/2020).
Iran saat ini tengah berjuang keras untuk mengendalikan penyebaran virus corona, yang sejauh ini telah menginfeksi 3.513 orang dan menewaskan setidaknya 107 orang di negeri itu. Sebanyak enam orang di antara korban meninggal itu adalah politisi ataupun pejabat pemerintah.
Sheikholeslam merupakan penasihat untuk Menlu Iran Mohammad Javad Zarif. Mantan Duta Besar untuk Suriah itu pernah menjabat sebagai Wakil Menlu dari tahun 1981 hingga 1997. Dia merupakan salah satu mahasiswa Iran yang ikut serta dalam krisis penyanderaan di Kedutaan Besar AS di Teheran, Iran pada tahun 1979 silam.
Sejauh ini, virus corona juga telah merenggut nyawa pejabat-pejabat tinggi Iran lainnya, termasuk Mohammad Mirmohammadi dari Dewan Kebijaksanaan yang memberikan nasihat-nasihat ke pemimpin tertinggi Iran, Ayatollah Ali Khamenei.
Pasien coronavirus lainnya yang meninggal adalah anggota parlemen asal Gilan, salah satu provinsi yang terdampak paling parah akibat virus corona di Iran.
Kantor berita ISNA melaporkan, anggota parlemen Teheran, Fatemeh Rahbar saat ini dalam kondisi koma setelah dinyatakan positif corona.
Iran telah menutup sekolah-sekolah dan universitas dikarenakan wabah coronavirus ini. Acara-acara olahraga dan budaya juga dihentikan sementara, dan durasi jam kerja di seluruh Iran dikurangi guna menghentikan penyebaran cepat coronavirus. Saat ini virus corona telah menyebar ke seluruh 31 provinsi di Iran.(DAB)
Beijing –
Jumlah kasus virus Corona secara global telah melampaui 96 ribu kasus. Lebih dari 3.300 orang dilaporkan meninggal dunia akibat wabah virus Corona.
Seperti dilansir CNN dan Channel News Asia, Kamis (5/3/2020), virus Corona dilaporkan telah menyebar ke sedikitnya 82 negara dan wilayah di luar China daratan.
Total secara global, hingga Kamis (5/3) waktu setempat, ada 96.132 orang yang terinfeksi virus Corona secara global.
Sebanyak 80.409 kasus virus Corona terkonfirmasi di wilayah China daratan. Sekitar 15.732 kasus lainnya dilaporkan tersebar di 82 negara dan wilayah, termasuk Indonesia dengan dua kasus.
Selain di China daratan, kasus virus Corona terbanyak ada di Korea Selatan (Korsel) dengan 6.088 kasus, kemudian Iran dengan 3.513 kasus dan Italia dengan 3.089 kasus.
Jumlah korban meninggal akibat virus Corona secara global dilaporkan mencapai 3.305 orang. Sedikitnya 3.012 orang di antaranya meninggal di wilayah China daratan.
Sekitar 293 orang lainnya meninggal di sebanyak 15 negara dan wilayah lainnya. Jumlah itu termasuk 107 orang yang meninggal di Italia, 107 orang lainnya meninggal di Iran, 40 orang meninggal di Korsel, 12 orang meninggal di Jepang, dan 11 orang meninggal di Amerika Serikat (AS).
Beberapa negara seperti Spanyol dan Swiss baru saja melaporkan kematian pertama. Jumlah korban meninggal di Australia bertambah menjadi dua orang dan Irak melaporkan dua orang meninggal akibat virus Corona di wilayahnya.(RIF)
California –
Korban meninggal akibat virus Corona di wilayah Amerika Serikat (AS) kembali bertambah menjadi 11 orang. Otoritas federal AS tengah menyelidiki sebuah panti jompo di negara bagian Washington yang menjadi asal dari sebagian besar korban meninggal.
Seperti dilansir Associated Press, Kamis (5/3/2020), otoritas Placer County, dekat Sacramento, California, mengumumkan bahwa seorang pasien lanjut usia (lansia) yang dinyatakan positif virus Corona, setelah kembali dari perjalanan kapal pesiar dari San Francisco ke Meksiko, telah meninggal dunia.
Disebutkan bahwa pasien lansia itu memiliki masalah kesehatan lainnya saat dinyatakan positif virus Corona. Ini menjadi kematian pertama akibat virus Corona di negara bagian California.
Sekitar 10 orang lainnya dilaporkan meninggal dunia di negara bagian Washington. Kebanyakan korban meninggal diketahui merupakan penghuni panti jompo Life Care Center yang terletak di Kirkland, sebelah timur Seattle, Washington.
Sejauh ini sedikitnya 39 kasus virus Corona terkonfirmasi di wilayah Seattle, dengan para peneliti memperkirakan virus ini telah menyebar tanpa terdeteksi selama berminggu-minggu.
Kepala Federal Pusat untuk Medicare dan Layanan Medicaid, Seema Verma, menyatakan pihaknya mengirimkan tim pemeriksa, bersama para pakar dari Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit AS (CDC), ke Life Care Center untuk melakukan penyelidikan terhadap apa yang sebenarnya terjadi.
Tim pemeriksa juga akan menyelidiki apakah panti jompo itu telah mengikuti panduan yang diberikan dalam upaya mencegah penyebaran virus Corona.
Gubernur California, Gavin Newsom, baru saja mengumumkan penetapan masa darurat negara bagian. Ini berarti California bergabung dengan negara bagian Washington dalam menetapkan masa darurat terkait virus Corona. Penetapan masa darurat dimaksudkan untuk membantu pengerahan sumber daya dalam upaya-upaya mencegah penyebaran virus Corona secara luas.
Secara total, menurut CDC, sudah 158 orang terinfeksi virus Corona di AS. Dari jumlah tersebut, seperti dilansir CNN, sebanyak 49 orang di antaranya merupakan orang-orang yang dipulangkan dari luar negeri, terutama dari Wuhan, China dan dari kapal pesiar Diamond Princess yang sempat dikarantina di Jepang.
Sebanyak 109 orang lainnya yang dinyatakan positif virus Corona, dilaporkan tersebar di 14 negara bagian. CDC tidak menyebut jumlah pasti pasien virus Corona yang dinyatakan sembuh.(NOV)
Abu Dhabi –
Otoritas Uni Emirat Arab (UAE) mengumumkan enam kasus baru virus corona di wilayahnya, terkait dengan event balap sepeda yang dihentikan. Enam kasus baru itu adalah warga negara asing, yang terdiri dari dua warga Rusia, dua warga Italia, satu warga Jerman dan satu warga Kolombia.
Seperti dilansir AFP, Rabu (4/3/2020), acara balap sepeda bernama ‘UAE Tour’ ini dihentikan sejak Kamis (27/2) pekan lalu, setelah dua staf dari salah satu tim dinyatakan positif terinfeksi virus corona. Kedua staf itu diketahui merupakan warga Italia.
Para atlet sepeda, tim mereka dan beberapa wartawan yang meliput acara itu sempat diisolasi di dalam sejumlah hotel di Abu Dhabi untuk menjalani pemeriksaan lebih lanjut. Sebagian besar telah diperbolehkan pulang dalam beberapa hari terakhir. Namun, empat dari 20 tim masih dalam karantina. Keempat tim itu terdiri dari dua tim asal Prancis, satu tim UAE dan satu tim Rusia.
Kantor berita setempat, WAM, yang mengutip pernyataan Kementerian Kesehatan UAE mengonfirmasi adanya enam kasus baru di wilayahnya. Secara total, sudah 27 kasus virus corona terkonfirmasi di negara ini.
“Para pasien terhubung dengan dua kasus yang diumumkan sebelumnya, yang masih terkait dengan acara balap sepeda, UAE Tour,” demikian pernyataan Kementerian Kesehatan UAE.
Tim asal Prancis yang masih dikarantina menyatakan kebingungan mereka, karena tim lainnya diperbolehkan pulang lebih dulu.
“Seluruh individu di dalam dua hotel yang dikarantina yang tidak melakukan kontak langsung dengan para atlet dan tim administrasi mereka telah diperiksa, dan… mereka yang dinyatakan negatif virus corona diizinkan untuk meninggalkan hotel,” demikian pernyataan Kementerian Kesehatan UAE.
Kementerian Kesehatan menyatakan bahwa individu-individu yang masih dikarantina hingga kini, akan ‘diperiksa ulang dan diperiksa untuk virus (corona) guna memastikan keselamatan sepenuhnya’. Kementerian Kesehatan juga menyatakan bahwa seluruh gedung dan kendaraan akan disemprot disinfektan dan disterilkan.
Dilaporkan juga oleh kantor berita WAM bahwa Kementerian Pendidikan UAE memutuskan untuk meliburkan sekolah-sekolah dan institusi pendidikan lainnya selama 4 minggu, mulai Minggu (1/3) waktu setempat. Langkah ini diambil untuk mencegah penyebaran luas virus corona.(VAN)
Washington DC –
Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump menyumbangkan gajinya untuk membantu upaya memerangi wabah virus corona. Trump menyumbangkan gaji sekitar US$ 100 ribu (Rp 1,3 miliar) kepada Badan Kesehatan dan Layanan Masyarakat (HHS).
Seperti dilansir media AS, Fox News, Rabu (4/3/2020), Sekretaris Pers Gedung Putih, Stephanie Grisham, mengumumkan bahwa gaji Trump akan didonasikan untuk ‘menghadapi, mengatasi dan memerangi’ virus corona.
“Dia menyumbangkan gaji kuartal keempat tahun 2019 kepada Badan Kesehatan dan Layanan Masyarakat untuk mendukung upaya yang telah diambil dalam menghadapi, mengatasi dan memerangi #coronavirus,” demikian cuitan Grisham di Twitter.
Diketahui bahwa Trump sebelumnya telah berjanji akan menyumbangkan gajinya ke berbagai departemen pemerintahan.
Terakhir kali, Trump menyumbangkan US$ 100 ribu untuk perjuangan melawan krisis opioid dan sebelum itu dia menyumbangkan jumlah yang sama untuk Departemen Keamanan Dalam Negeri, Departemen Transportasi dan Departemen Urusan Veteran.
Sejauh ini, otoritas AS mengonfirmasi 125 kasus virus corona di wilayahnya. Korban meninggal akibat virus corona di AS bertambah menjadi 9 orang, yang semuanya ada di negara bagian Washington. Ada beberapa pasien yang telah sembuh namun jumlah pastinya tidak diungkap ke publik.
Pekan lalu, Gedung Putih meminta Kongres AS mengabulkan pengeluaran tambahan sebesar US$ 2,5 miliar untuk memerangi wabah virus corona atau Covid-19. Dana itu akan digunakan untuk membantu pemerintah federal AS, juga membantu pemerintah negara bagian dan badan-badan lokal, dalam persiapan menghadapi wabah virus corona. Di sisi lain, dana itu juga digunakan untuk alokasi dana bagi pengembangan vaksin.
Dana tambahan itu juga akan dipakai untuk me-reimburse Pentagon atau Departemen Pertahanan AS, yang tengah menampung orang-orang yang dievakuasi dari China dan harus menjalani karantina selama 14 hari di beberapa pangkalan militer di California.(NOV)
Roma –
Otoritas Italia melaporkan tambahan jumlah kematian akibat virus corona di negeri. Disebutkan bahwa sejauh ini, 79 orang meninggal akibat corona dengan lebih dari 2.500 orang terinfeksi virus mematikan itu. Ini menjadikan Italia sebagai negara dengan jumlah kasus corona terbesar di Eropa.
Badan perlindungan sipil Italia pada Selasa (3/3) waktu setempat menyatakan bahwa 27 orang telah meninggal sejak Senin (2/3) waktu setempat. Angka tersebut naik dari 18 kematian yang dilaporkan dalam 24 jam sebelumnya, mulai Minggu (1/3) hingga Senin (2/3) waktu setempat.
Otoritas Italia juga mengonfirmasi adanya 428 kasus baru corona di negeri itu sepanjang Senin (2/3) waktu setempat. Dengan demikian seperti dilansir kantor berita AFP, Rabu (4/3/2020), jumlah total kasus terkonfirmasi corona di Italia hingga Selasa (3/3) waktu setempat mencapai 2.502 orang.
“Kita memiliki 160 orang yang telah sembuh hari ini, yang menandai peningkatan 11 kasus dibandingkan Senin (2/3),” kata kepala Departemen Perlindungan Sipil dan komisioner darurat coronavirus, Angelo Borrelli pada konferensi pers seperti dilansir media Xinhua, Rabu (4/3/2020).
Mengenai korban jiwa, sebagian besar korban yakni 55 orang, meninggal di wilayah Lombardy, dengan wilayah Emilia-Romagna di Bologna melaporkan 18 kematian akibat virus corona.
Borelli mengatakan bahwa 1.034 orang saat ini tengah dirawat di rumah sakit dan sekitar 1.000 orang lainnya sedang berada dalam karantina di rumah mereka. Borelli menambahkan bahwa 229 orang lainnya — atau sekitar 10 persen dari total jumlah orang yang positif corona — saat ini dalam perawatan intensif di rumah sakit.(RIF)
Beijing –
Foto-foto satelit memperlihatkan penurunan taraf polusi nan dramatis di seantero China yang “setidaknya sebagian” disebabkan kelesuan ekonomi akibat virus corona, sebut badan antariksa Amerika Serikat, NASA.
Peta NASA menunjukkan kemerosotan taraf nitrogen dioksida tahun ini.
Hal ini mengemuka ketika intensitas kegiatan pabrik-pabrik di China menurun hingga mencapai rekor lantaran banyak pemilik pabrik menghentikan produksi guna menghambat penyebaran virus corona baru alias Covid-19.
China sejauh ini mencatat hampir 80.000 kasus Covid-19 sejak wabah terjadi akhir tahun lalu.
Virus tersebut telah menyebar ke lebih dari 50 negara, namun mayoritas kasus dan kematian berada di China, tempat virus berasal akhir tahun lalu.
Para ilmuwan NASA mengatakan pengurangan taraf nitrogen dioksida, gas yang disemburkan kendaraan bermotor dan cerobong pabrik pertama kali tampak di dekat sumber wabah, Kota Wuhan, namun kemudian menyebar ke berbagai penjuru negeri.
Agar lebih jelas, NASA membandingkan foto satelit Januari-Februari 2019 dengan periode yang sama tahun ini.
Badan antariksa tersebut mencatat bahwa penurunan taraf polusi bersamaan dengan jutaan orang dikarantina serta larangan terhadap aktivitas bisnis dan transportasi.
“Ini kali pertama saya menyaksikan penurunan drastis di area yang begitu luas untuk peristiwa spesifik,” kata Fei Liu, peneliti kualitas udara dari Pusat Penerbangan Luar Angkasa Goddard milik NASA.
Ditambahkannya, dia telah mengamati penurunan taraf nitrogen dioksida saat resesi ekonomi pada 2008. Namun, penurunan pada masa itu bertahap.
NASA juga mencatat perayaan Imlek di China pada akhir Januari dan awal Februari biasanya terkait dengan penurunan tingkat polusi. Dan lazimnya, taraf tersebut meningkat begitu perayaan Imlek rampung.
“Tahun ini tingkat penurunan lebih signifikan ketimbang tahun-tahun lalu dan bertahan lebih lama,” kata Liu.
“Saya tidak kaget karena banyak kota di seantero negeri sudah menerapkan langkah-langkah guna meminimalkan penyebaran virus,” katanya.(NOV)
Kuala Lumpur –
Ketua Partai Keadilan Rakyat (PKR), Anwar Ibrahim, menyatakan dukungan bagi Mahathir Mohamad untuk menjadi kandidat Perdana Menteri (PM) baru Malaysia. Dukungan ini disampaikan Anwar untuk menghentikan perebutan kekuasaan yang kini tengah berlangsung di Malaysia.
Seperti dilansir media lokal Malaysia, The Star, Sabtu (29/2/2020), hal tersebut disampaikan Anwar Ibrahim saat berbicara kepada wartawan setempat di luar Eastin Hotel, yang menjadi lokasi rapat para tokoh koalisi PH pada Sabtu (29/2) waktu setempat. Diketahui bahwa sebelumnya koalisi PH mencalonkan Anwar sebagai kandidat PM baru Malaysia.
Anwar menyatakan dirinya akan menyerahkan deklarasi legal yang menyatakan dukungan penuh koalisi Pakatan Harapan (PH) untuk Mahathir, kepada Raja Malaysia, Yang di-Pertuan Agong Al-Sultan Abdullah Ri’ayatuddin Al-Mustafa Billah Shah, di Istana Negara.
Dalam pernyataannya, Anwar juga berterima kasih kepada para ketua partai politik anggota koalisi PH yang menyetujui mosinya untuk menghentikan perebutan kekuasaan di Malaysia. Dari Eastin Hotel, Anwar Ibrahim bergerak ke Istana Negara untuk melakukan audiensi dengan Sultan Abdullah.
“Saya akan mengambil langkah mundur dan mencalonkan Tun Mahathir sebagai kandidat kita untuk menjadi Perdana Menteri agar kita bisa menghindari negara ini diseret lebih jauh ke dalam perebutan kekuasaan dan ke dalam sistem lama yang telah ditolak oleh rakyat,” ucap Anwar dalam pernyataannya.
“Semoga Allah merestui upaya kita untuk menyelamatkan negara ini dan memberikan perhatian pada kegiatan-kegiatan yang bisa memulihkan perekonomian,” imbuhnya.(MAD)
Teheran –
Otoritas Iran memutuskan untuk membatalkan salat Jumat di puluhan kota, termasuk ibu kota Teheran. Pembatalan ini diumumkan di tengah semakin merebaknya wabah virus corona di negara tersebut.
Seperti dilansir Press TV, Jumat (28/2/2020), Dewan Pembuat Kebijakan Salat Jumat Iran dalam pernyataannya mengumumkan pembatalan salat Jumat di sedikitnya 23 kota, termasuk Teheran, Qom — yang menjadi pusat wabah virus corona, Mashhad dan sejumlah wilayah lainnya.
Disebutkan Dewan Pembuat Kebijakan bahwa ibadah salat Jumat tidak akan digelar di beberapa kota yang telah ditetapkan sebagai ‘titik-titik’ sensitif oleh para Gubernur dan dekan universitas medis setempat melalui pernyataan-pernyataan tertulis.
Kepala Kantor Urusan Salat Jumat Teheran, Baqer Pishnamazi, menyatakan Dewan Pembuatan Kebijakan akan segera merilis pernyataan menyangkut ibadah salat untuk beberapa pekan ke depan. Disebutkan bahwa masih belum diputuskan apakah salat Jumat untuk beberapa pekan ke depan masih akan digelar atau tidak.
Diketahui bahwa wabah virus corona di Iran semakin merajalela. Kota Qom, yang menjadi tujuan para peziarah muslim dari berbagai dunia, disebut sebagai pusat penyebaran virus corona di negara ini.
Para pakar mengkhawatirkan Iran mungkin menyembunyikan jumlah kasus dan korban meninggal akibat virus corona, merujuk pada penyebaran luas yang terjadi di Iran dan negara-negara sekitarnya. Sebagai contoh, Iran masih belum mengonfirmasi kasus apapun di kota Mashhad, padahal diketahui sejumlah kasus virus corona di Kuwait terkait dengan kota tersebut.
Sejauh ini, 26 orang dilaporkan telah meninggal akibat virus corona di Iran. Negara itu telah melaporkan ratusan kasus terkonfirmasi coronavirus.(NOV)