JAKARTA,KHATULISTIWAONLINE.COM
Lembaga Pengelolaan Dana Pendidikan (LPDP) kembali membuka program beasiswa magister dan doktoral. Namun ada yang berbeda dari beasiswa LPDP tahun ini.
Program beasiswa LPDP yang dibuka yakni beasiswa reguler, beasiswa disertasi, beasiswa dokter spesialis, beasiswa afirmasi, beasiswa unggulan dosen Indonesia (BUDI) dan program co-founding.
Dalam penerimaan beasiswa LPDP tahun ini, pendaftar yang telah lulus seleksi tidak dapat berpindah perguruan tinggi. Jadi mereka memulai perkuliahan sesuai di perguruan tinggi yang dituju pada submit dokumen.
“Harap diperhatikan bahwa pendaftar yang lulus seleksi di tahun 2018 dapat memulai perkuliahan di tahun 2019 dan tidak ada opsi pindah perguruan tinggi setelah submit dokumen dan lulus seleksi LPDP,” demikian isi informasi LPDP yang dikutip khatulistiwa, Kamis (3/5/2018).
Selain itu, pada tahun ini juga diterapkan sistem berbagi biaya (sharing cost) antara pendaftar dengan LPDP. Tujuannya agar membuka kesempatan bagi pendaftar lain yang ingin mendapat beasiswa.
“Mulai tahun 2018, LPDP membuka kesempatan bagi masyarakat untuk turut berpartisipasi dalam pembiayaan beasiswa melalui mekanisme co-founding. Jika memilih mekanisme ini, penerima beasiswa akan bersama-sama membiayai pendidikannya dengan LPDP (sharing cost) dapat memberikan kesempatan lebih banyak beasiswa bagi putera-puteri terbaik bangsa yang lain,” isi informasi LPDP.
Ada dua kategori tahapan seleksi beasiswa LPDP yakni sebagai berikut:
1. Kategori beasiswa reguler, afirmasi daerah 3T, alumni Bidikmisi berprestasi, individu berprestasi dari keluarga miskin/ prasejahtera, serta prestasi olahraga, seni, kebudayaan dan keagamaan.
– Pendaftaran pada website LPDP
– Seleksi administrasi
– Seleksi berbasis komputer
– Seleksi substansi
2. Kategori beasiswa PNS/ TNI/ POLRI,beasiswa santri dan beasiswa prestasi olimpiade bidang sains, teknologi dan keterampilan/ talent scouting
– Pendaftaran
– Seleksi atau pengusulan oleh kementerian/ lembaga/ Pemda
– Pendaftaran pada website LPDP
– Seleksi berbasis komputer
– Seleksi substansi
(ARF)
JAKARTA,KHATULISTIWAONLINE.COM
Menteri Pendidikan dan Kebudayaan, Muhadjir Effendy, memimpin upacara Hari Pendidikan Nasional. Ia berpesan agar segenap pihak harus bersinergi dalam upaya menguatkan pendidikan.
Upacara peringatan Hardiknas berlangsung pukul 08.10 WIB di lapangan Kemendikbud, Sudirman, Jakarta Selatan, Rabu (2/5/2018). Upacara diikuti oleh pegawai Kemendikbud, ratusan siswa dari berbagai tingkatan SD hingga SMA.
Muhadjir yang bertindak sebagai pembina upacara memakai baju adat Minang memakai stelan baju dan celana berwarna hijau dan dibalut kain berwarna merah.
Upacara peringatan ini mengambil tema ‘Menguatkan Pendidikan, Memajukan Kebudayaan’. Dalam sambutannya, ia mengajak seluruh elemen masyarakat harus menjadi sumber kekuatan untuk memperbaiki kinerja dunia pendidikan dan kebudayaan.
“Guru, orang tua dan masyarakat harus menjadi sumber kekuatan untuk memperbaiki kinerja dunia pendidikan dan kebudayaan dalam menumbuhkembangkan karakter dan literasi anak-anak Indonesia,” ujar Muhadjir dalam sambutannya.
Selain itu, Muhadjir meminta masyarakat agar menjadikan Hardiknas tahun ini sebagai momentum untuk melakukan refleksi terhadap usaha-usaha yang telah diperjuangkan dalam dunia pendidikan.
“Peringatan Hari Pendidikan Nasional ini kita jadikan momentum untuk melakukan muhasabah, mesu budi atau refleksi terhadap usaha-usaha yang telah kita perjuangkan di bidang pendidikan,” jelas dia.
Muhadjir juga memberikan penghargaan tanda kehormatan Satya Lencana Karya Satya kepada 907 Pegawai Negeri Sipil yang telah setia pada Pancasila dan UUD 1945 serta pengabdian kepada negara selama 10 hingga 30 tahun.
Sebelum upacara dimulai ada beberapa parade dari pegawai Kemednikbud dan para siswa perwakilan dari beberapa sekolah. Mereka menggunakan baju khas daerah Indonesia dan diiringi oleh musik tanjidor, ondel-ondel hingga tari topeng. (MAD)
JAKARTA,khatulistiwaonline.com
Mendikbud Muhadjir Effendi memantau pelaksanaan UN di SMK Negeri 6 Jakarta. Muhadjir sempat memantau CCTV milik sekolah tersebut.
Saat tiba, Muhadjir langsung mengecek ruang ujian. Ia tak masuk ke ruang kelas karena khawatir akan mengganggu peserta ujian.
Namun, saat mengintip dari depan ruangan ujian, Muhadjir menanyakan Kepala SMKN 6 Jakarta Aziza mengapa tidak ada pengawas. Kemudian Aziza menyebut telah ada CCTV di ruangan yang terhubung langsung ke ruangannya.
“Kenapa tidak ada pengawasnya?” tanya Muhadjir di SMKN 6 Jakarta, Jl Prof Joko Sutono, Kebayoran Baru, Jakarta Selatan, Senin (2/4/2018).
“Sekarang sudah ada CCTV, jadi tidak perlu ada pengawas, Pak. Bapak mau lihat? Di ruangan saya ada CCTV yang bisa memantau ruang ujian,” kata Aziza.
Kemudian Aziza mengajak Muhadjir ke ruangannya. Di perjalanan dari ruang kelas ke ruangan kepala sekolah, Muhadjir disambut guru pengawas yang memakai jilbab merah. Muhadjir lalu bersalaman dengan guru tersebut.
Di ruangan kepala sekolah, terdapat layar komputer yang menghubungkan CCTV dengan kelas. Muhadjir lalu bertanya mengapa monitor CCTV-nya kecil.
“Wah, ini CCTV nggak canggih, layarnya kecil,” kata Muhadjir.
Lalu Aziza menerangkan, penampakan CCTV pada monitor itu bisa diperbesar dengan mengklik ruangan yang dikehendaki. Muhadjir lalu menanyakan, jika ada CCTV, tak perlu lagi ada pengawas.
“Berarti, kalau ada CCTV, sudah tak perlu lagi ada pengawas?” kata Muhadjir.
Aziza lalu menerangkan di dalam kelas masih perlu ada pengawas untuk mengawasi siswa yang hendak ke toilet. Selain itu, pengawas ujian diperlukan untuk mengawasi absen.
“Tetap mesti ada pengawas kok, Pak, kalau ada siswa yang ke toilet. Nanti pengawas juga untuk mengawasi absensi,” kata Muhadjir.
SMKN 6 Jakarta melaksanakan Ujian Nasional Berbasis Komputer (UNBK). Ada 260 peserta yang mengikuti UN di SMKN 6 Jakarta. (ARF)