BABEL, KHATULISTIWAONLINE.COM
Aktivitas penambangan biji timah di Kepulauan Bangka Belitung (Babel) , khususnya di Kabupaten Bangka semakin memprihatinkan.Bukan hanya daratan saja yang telah rusak parah akibat penambangan pasir timah ini, kini lautan juga jadi sasaran karena banyak menyimpan pasir timah.
Puluhan kapal isap (KIP) pasir timah kian bermunculan di sepanjang pesisir laut Pulau Bangka dimana keberadaan KIP pasir timah ini membuat kerusakan di lautan batas zonasi pertambangan.
Dalam prakteknya, kapal keruk milik PT.Timah beroperasi diatas 1 mil garis pantai, sedangkan kapal isap beroperasi terkadang di bawah 1 mil pantai yang menyebabkan terjadinya abrasi semakin cepat dan ekosistem laut menjadi rusak parah akibat pencemaran dari aktivitas penambangan tersebut.
Selain itu, batas zonasi pertambangan kian tak jelas dan pihak PT.Timah Unit Bangka sepertinya tak perduli lagi dengan yang namanya Analisis Dampak Lingkungan (Amdal).
Faktanya tambang darat terkadang beroperasi di pinggiran jalan raya dan kini KIP beroperasi dekat dengan bibir pantai dalam kawasan pariwisata dan kondisi ini sepertinya luput dari pengawasan pihak Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP)Kementerian Lingkungan Hidup dan Kementerian Pariwisata semuanya pada bungkam dan tutup mata.
Dalam keadaan seperti ini, masyarakat nelayan cuma bisa pasrah, percuma demo tidak akan dihiraukan oleh pihak pemerintah dan PT.Timah.
Sektor Kelautan Perikanan dan Pariwisata cuma tinggal kata terkesan tidak berdaya menertibkan ” monster” pengisap pasir timah yang hanya menguntungkan sekelompok orang-orang rakus dan tidak bertanggung jawab.
Dengan kondisi seperti ini, keberadaan Lembaga Swadaya Masyarakat (LSM) yang mengatas namakan Masyarakat Nelayan dan Pesisir sangat diharapkan sebagai ujung tombak untuk menyuarakan kondisi yang ada saat ini atau tidak ikut diam.(ERN)
YOGYAKARTA, KHATULISTIWAONLINE.COM
Organisasi Kemasyarakatan (Ormas) Kebangsaan Lintas Agama, Suku dan Budaya, PNIB (Pejuang Nusantara Indonesia Bersatu) DPW Daerah Istimewa Yogyakarta, Rabu (13/4/2022) mengadakan kegiatan berbagi Takjil (Hidangan Berbuka Puasa) Gratis di Kawasan Jl. Malioboro kepada warga dan para wisatawan yang berada di kawasan jalan tersebut.
Hadir dalam kesempatan acara berbagi takjil tersebut para anggota dan pengurus PNIB Yogyakarta yang digawangi oleh Timmy Widayat, Widodo, Sari Siahaan, Dedi Lontong dan Wintawan.
Pengurus PNIB Yogyakarta menyampaikan jika kegiatan Bagi Takjil bukan sekedar bagi takjil pada umumnya.
“Hari ini kami membagi takjil gratis kepada warga Yogyakarta dan para wisatawan yang sedang berlibur di Malioboro sekaligus ingin mengkampanyekan bahwa Yogyakarta istiqomah sebagai Kota Toleransi, Kota Bhinneka Tunggal Ika & Kota Merah Putih Pancasila,” ujar Timmy Widayat.
“Hal ini kami lakukan untuk menepis isu-isu negatif di luar Jogja yang nyaring menyebut Jogja sudah tidak sama seperti dahulu kala.”
“Kami yang terdiri dari berbagai macam Agama, Budaya yang hari ini hadir di sini ingin memberitahukan bahwa Jogja adalah Pusat Toleransi dan Budaya.
Kami pun membagi takjil di Malioboro ini dengan menggunakan atribut nuansa budaya lokal, selain seragam kami tentunya,” tutur Timmy Widayat dan Sari Siahaan selaku Ketua dan Sekretaris PNIB DPW Yogyakarta pada wartawan.

Sementara dihubungi via sambungan seluler, Ketua Umum PNIB Gus Wal (AR Waluyo Wasis Nugroho) menyampaikan, “Giat Bagi takjil dengan nuansa Budaya lokal dan Merah Putih ini juga dilakukan tak hanya di Yogyakarta saja, namun juga kami adakan di Jombang Surabaya Malang dll., dengan iuran gotong-royong dari pengurus dan anggota PNIB,” terangnya.
“Selain itu kami juga menggelorakan esensi ibadah puasa Ramadhan, yang selain menahan lapar dan dahaga juga mengajarkan kepada kita untuk menjunjung tinggi perdamaian, persatuan, rasa menghormati kepada sesama manusia, menghormati antar umat beragama, bukan malah membuat demo gaduh, rusuh dan tindakan anarkisme radikalisme apalagi menyuarakan khilafah terorisme,” jelas Gus Wal.
“Melalui Giat Bagi Takjil bertemakan nuansa Budaya dan Merah Putih, kami PNIB ingin menggelorakan kembali semangat untuk memperkuat dan mengkolaborasikan NASAB (Nasionalisme Agama Budaya) demi terwujudnya “Indonesia Tanpa Koma” yang Aman Makmur Damai, Indonesia yang mengedepankan Persaudaraan, Persatuan dan Toleransi,” ujarnya.
Gus Wal menutup dengan berpesan, “Jaga Bangsa, Bela Negara, Lestarikan Pancasila dan Merawat Tradisi Budaya Nusantara.
“Jaga Kampung Desa dari Bahaya laten FPI HTI, Intoleransi SARA Radikalisme Khilafah Terorisme yang semakin hari semakin massive dalam keheningan,” pungkasnya.(JRS)
JAKARTA, KHATULISTIWAONLINE.COM –
“Hasil capture hari ini terhadap penindakan pelanggaran overspeed di wilayah Tol Trans Sumatera berjumlah 9.643 dari 1 April hingga saat ini,” ujar Kasubdit Penindakan Pelanggaran (Dakgar) Ditgakkum Korlantas Polri Kombes I Made Agus Prasetya kepada wartawan, Kamis (7/4/2022).
I Made mengatakan angka itu sangat besar. Namun dia menyebut setiap harinya semakin sedikit kendaraan yang melanggar batas kecepatan di jalan tol.
“Ini hal yang sangat luar biasa. Namun grafik hari demi hari semakin terjadi penurunan,” tuturnya.
Dia mengungkapkan, keberadaan e-TLE di jalan tol ini sangat efektif dalam menekan fatalitas kecelakaan dan mewujudkan keamanan, keselamatan, ketertiban, dan kelancaran lalu lintas (kamseltibcarlantas) di jalan tol.
“Artinya, keberadaan e-TLE jalan tol ini efektif untuk menekan fatalitas kecelakaan dan mewujudkan kamseltibcarlantas di Jalan Tol Sumatera ini,” kata I Made.
Sementara itu pihak Hutama Karya cabang Bakauheni-Terbanggi Besar menyampaikan terima kasih atas sinergi penerapan e-TLE ini. Polisi berharap kebijakan ini dapat menekan angka kecelakaan yang terjadi di jalan tol.
“Terima kasih untuk kolaborasi yang sangat baik pihak Hutama Karya dengan Ditlantas Polda Lampung ini. Silakan e-TLE ini dikembangkan sampai dengan Palembang,” imbuhnya.(DON)