Washington DC –
Presiden Amerika Serikat Donald Trump meminta Rusia menarik tentaranya dari Venezuela. Dia mengatakan semua pilihan masih terbuka terkait krisis Venezuela.
Dilansir dari Reuters, Rabu (27/3/2019), ucapan Trump itu disampaikan beberapa saat setelah kontingen militer Rusia mendarat di Caracas, Venezuela.
“Rusia harus keluar,” kata Trump kepada wartawan dalam pertemuan dengan istri pemimpin oposisi Venezuela Juan Guaido.
“Kita akan lihat. Semua opsi terbuka,” sambungnya.
Sebelumnya, dua pesawat militer Rusia yang dilaporkan mengangkut puluhan serdadu dan perlengkapan dalam jumlah besar mendarat di bandara utama Venezuela dekat Caracas, pada Sabtu (23/3). Kedua pesawat tersebut, sebagaimana diberitakan kantor berita Rusia, Sputnik, dikirim ke Venezuela guna ‘memenuhi kontrak teknis militer’.
Javier Mayorca, seorang wartawan Venezuela, menulis melalui Twitter bahwa dirinya melihat sekitar 100 serdadu dan 35 ton perlengkapan keluar dari kedua pesawat Rusia itu. Laporan kedatangan dua pesawat tersebut mengemuka tiga bulan setelah Rusia dan Venezuela menggelar latihan militer gabungan.
Rusia telah lama menjadi sekutu Venezuela, yang diwujudkan dengan meminjamkan uang miliaran dollar AS serta menyokong industri minyak dan militer negara Amerika Selatan itu. Rusia juga secara eksplisit menentang aksi Amerika Serikat dalam menerapkan rangkaian sanksi terhadap pemerintah Venezuela yang dipimpin Presiden Nicolas Maduro.
Rusia pun menegaskan bahwa keputusannya mengirimkan personel militer ke Venezuela itu bertujuan mendukung rezim Presiden Nicolas Maduro.
“Rusia sedang mengembangkan kerja sama dengan Venezuela yang secara ketat mematuhi konstitusi negara tersebut dan dengan rasa hormat penuh terhadap norma-norma hukumnya,” ujar juru bicara Kementerian Luar Negeri Rusia, Maria Zakharova seperti dilansir dari AFP, Rabu (27/3).(ADI)
Paris –
Para pemimpin Cina, Jerman, Prancis dan Uni Eropa menekankan mereka melakukan pembicaraan intensif yang “belum pernah terjadi sebelumnya” tentang membangun kerjasama global yang baru.
Kanselir Jerman Angela Merkel dan Presiden Komisi Uni Eropa Jean-Claude Juncker bergabung dengan Presiden Prancis Emmanuel Macron dan Presiden Cina Xi Jinping untuk mengadakan pembicaraan di Paris hari Selasa (26/3).
Pemerintah Prancis menyebut pertemuan itu sebagai “pertemuan tingkat tinggi tentang tantangan multilateralisme.” Inilah hari ketiga kunjungan kenegaraan Xi Jinping ke Paris. Dia sebelumnya melakukan pertemuan dengan pimpinan Italia dan serangkaian pembicaraan.
“Kami ingin membuat kemajuan memperbaiki multilateralisme. Kami tentu memiliki perbedaan, dan dalam sejarah manusia selalu ada persaingan. Tidak ada dari kita yang naif,” kata Presiden Prancis Emmanuel Macron.
Presiden Cina Xi Jinping dalam sambutannya mengatakan, Eropa yang makmur berkorespondensi baik dengan “visi Cina untuk dunia multipolar.” Uni Eropa dan Cina akan “maju bersama” meskipun di sana sini “ada kecurigaan”.
Kanselir Jerman Angela Merkel mengatakan, Uni Eropa “ingin punya peran dalam inisiatif Jalan Sutra Baru yang dicanangkan Cina”. Merkel juga mengatakan bahwa Uni Eropa memperhatikan dengan penuh minat negosiasi perdagangan antara AS dan Cina karena jika negosiasi gagal, akan berdampak juga pada Jerman dan Uni Eropa.
Presiden Komisi Uni Eropa Jean Claude Juncker mengatakan bahwa Uni Eropa dan Cina dapat melakukan hal-hal besar bersama-sama. Dia mengakui bahwa Uni Eropa dan Cina adalah pesaing, tetapi “persaingan di antara kita adalah hal yang baik.”
Xi Jinping juga setuju dalam penilaian bahwa ada persaingan antara Uni Eropa dan Cina tetapi menambahkan bahwa itu adalah kompetisi yang positif.
Tandatangani kesepakatan bisnis
Cina dan Prancis mengumumkan selusin kesepakatan bisnis hari Senin (25/3), termasuk perjanjian tentang kerjasama tenaga nuklir, pertukaran budaya dan energi bersih. Beijing juga berkomitmen untuk membeli 290 pesawat Airbus tipe A320 dan 10 pesawat tipe A350. Semua kesepakatan itu bernilai total sekitar 40 miliar Dolar AS.
Cina dan Eropa ingin memiliki hubungan ekonomi dan perdagangan “yang dibangun di atas kerangka kerja yang adil dan seimbang,” kata Presiden Prancis Emmanuel Macron.
Terlepas dari sejumlah sumber gesekan, Prancis ingin melibatkan Cina sebagai mitra yang lebih erat, karena Washington kini menjadi lebih terisolasi di bawah kebijakan “America First” Presiden Donald Trump.
Sebelumnya ketika berkunjung ke Italia, Xi Jinping menandatangani belasan kesepakatan yang berkaitan dengan proyek besar “Jalan Sutra Baru”. Cina dan Uni Eropa akan menggelar Konferensi Tingkat Tinggi di Brussels pada 9 April mendatang.(MAD)
London –
Perdana Menteri Inggris Theresa May lagi-lagi menelan kekalahan pahit di parlemen. Dalam sidang parlemen hari Senin (25/03), mayoritas parlemen dengan 329 suara setuju melawan 302 suara tidak setuju, menetapkan akan memutuskan sendiri opsi-opsi kelanjutan proses Brexit.
Selama ini, Theresa May menolak keterlibatan parlemen dan mengajukan sendiri opsi-opsi (hak indikatif) yang kemudian diputuskan di parlemen. Tetapi sekarang, parlemen merebut hak indikatif ini lewat keputusan mayoritas.
Parlemen Inggris selanjutnya memutuskan akan melakukan pemungutan suara pada hari Rabu (27/03) tentang langkah dan opsi apa yang akan diambil selanjutnya. Ada berbagai opsi yang dipertimbangkan, antara lain mendukung proposal Theresa May dan menyetujui Perjanjian Brexit dengan Uni Eropa, mendukung proses Brexit tanpa perjanjian (No-Deal-Brexit), mendukung referendum kedua atau mencabut permintaan Brexit kepada Uni Eropa.
‘Preseden berbahaya’
PM Theresa May segera beraksi. Dalam sebuah pernyataan pemerintah disebutkan, keputusan parlemen adalah “preseden berbahaya, (dengan dampak) tidak terduga untuk masa depan.” Pernyataan itu itu juga mengingatkan bahwa “opsi apa pun yang dipertimbangkan harus dapat diterima dalam negosiasi dengan Uni Eropa.”
Theresa May mengatakan dia tetap akan “terlibat secara konstruktif” dengan proses di parlemen, namun menegaskan bahwa keputusan parlemen “tidak bersifat mengikat”.
Pemimpin oposisi dan Ketua Partai Buruh Jeremy Corbyn menyambut keputusan parlemen untuk mengambil alih kendali atas proses Brexit dan mengecam mengecam pendekatan pemerintah terhadap Brexit selama ini sebagai “kegagalan besar”.
“Pemberontakan” di kubu konservatif
Prakarsa untuk mengambil alih hak indikatif dari tangan pemerintahan didorong oleh sekelompok anggota parlemen yang dimotori Oliver Letwin, politisi dari Partai Konservatif yang dipimpin Theresa May. Langkah ini diikuti setidaknya 30 anggota parlemen dari kubu konservatif, yang “memberontak” terhadap Theresa May.
Selain itu, tiga menteri di kabinet Theresa May menyatakan mengundurkan diri: Menteri Muda Bisnis Richard Harrington mengundurkan diri tak lama sebelum pemungutan suara di parlemen. Dia menuduh pemerintah “bermain roulette dengan kehidupan dan mata pencaharian” rakyat. Dua menteri muda yang mendukung keputusan parlemen juga diisukan mengundurkan diri, namun laporan ini belum dapat dikonfirmasi.
Masih belum jelas, bagaimana proses Brexit akan berlanjut. Uni Eropa memperpanjang batas waktu yang tadinya ditetapkan 29 Maret menjadi 12 April. Sampai hari itu, parlemen Inggris sudah harus menetapkan apakah mereka menerima Perjanjian Brexit atau ingin perpanjangan lagi. Jika tidak, maka proses keluarnya Inggris dari uni Eropa akan resmi berlaku tanggal 12 April tanpa kesepakatan sama sekali (No-Deal-Brexit).(ARF)
Washington DC –
Amerika Serikat (AS) mengirimkan dua kapalnya melintasi perairan Selat Taiwan, dalam misi yang berpotensi memancing kemarahan China. AS beberapa waktu terakhir terus meningkatkan frekuensi pergerakan di jalur perairan strategis itu meskipun mendapat perlawanan dari China.
Pergerakan dua kapal AS itu kemungkinan akan dipandang sebagai pertanda dukungan oleh Taiwan yang terus terlibat gesekan dengan China, yang masih menganggap Taiwan sebagai wilayahnya.
Seperti dilansir Reuters, Senin (25/3/2019), satu kapal militer dan satu kapal patroli pantai milik AS itu terpantau berlayar melewati Selat Taiwan pada Minggu (24/3) waktu setempat. Militer AS dalam pernyataannya mengidentifikasi dua kapal itu sebagai kapal penghancur Navy Curtis Wilbur dan kapal layar Coast Guard Bertholf.
“Kapal-kapal itu transit melalui Selat Taiwan untuk menunjukkan komitmen AS pada Indo-Pasifik yang bebas dan terbuka,” demikian pernyataan militer AS.
“AS akan terus terbang, berlayar dan beroperasi di mana saja sepanjang diizinkan hukum internasional,” imbuh pernyataan tersebut.
Taiwan menjadi salah satu flashpoint dalam hubungan AS dan China, yang juga melibatkan perang dagang, sanksi-sanksi AS dan sikap militer China yang terus meningkat di Laut China Selatan.
AS tidak memiliki hubungan resmi dengan Taiwan, namun terikat oleh hukum untuk membantu mempertahankan negara kepulauan itu. AS juga diketahui menjadi sumber utama persenjataan Taiwan. Pentagon sebelumnya menyatakan AS telah menjual persenjataan senilai lebih dari US$ 15 miliar kepada Taiwan sejak tahun 2010.
Sementara China diketahui terus meningkatkan langkah-langkah untuk menegaskan kedaulatannya atas Taiwan. Selama ini China menganggap Taiwan sebagai bagian wilayahnya yang suka melawan. Bagi China, Taiwan merupakan wilayahnya yang sakral dan berada di bawahnya sesuai kebijakan ‘satu China’.
Dalam beberapa tahun terakhir, berulang kali China mengirimkan pesawat tempur dan kapal militer untuk mengelilingi wilayah Taiwan dalam serangkaian latihan militer. China juga berupaya mengisolasi Taiwan secara internasional, dengan mengganggu sekutu-sekutu diplomatik Taiwan yang tersisa.(NOV)
Damaskus –
Islamic State of Iraq and Syria atau yang lebih dikenal dengan ISIS diklaim sudah dikalahkan total dan sudah kehilangan seluruh wilayah yang dikuasainya di Irak dan Suriah. Meski demikian, keberadaan pemimpin kekhalifahan ISIS, Abu Bakar al-Baghdadi masih menjadi tanda tanya.
Klaim ini sebelumnya disampaikan Pasukan Demokratik Suriah (SDF) yang didukung Amerika Serikat (AS) yang terus bertempur melawan ISIS di Suriah dalam beberapa tahun terakhir. SDF menyatakan militan-militan ISIS yang masih tersisa telah diusir dari markas terakhirnya.
“Pasukan Demokratik Suriah menyatakan pembersihan total atas hal yang disebut kekhalifahan dan 100 persen kekalahan teritorial ISIS,” ujar juru bicara SDF, Mustefa Bali, dalam pernyataannya, seperti dilansir Reuters dan AFP, Sabtu (23/3).
“Baghouz telah dibebaskan. Kemenangan militer terhadap Daesh (nama lain ISIS) telah tercapai,” imbuhnya melalui pernyataan yang disampaikan lewat Twitter. Baghouz merupakan sebuah desa kecil di dekat Sungai Eufrat yang menjadi lokasi terakhir yang diduduki militan-militan ISIS yang tersisa di Suriah.
Meski diklaim kalah total, kelompok ini masih dianggap menjadi ancaman dunia. Banyak pemimpin-pemimpin top-nya yang dikabarkan masih hidup, termasuk sang pemimpin utama ISIS, Abu Bakr al-Baghdadi, yang hingga kini nasibnya masih misterius.
“Saya tidak tahu di mana Baghdadi, jika saya tahu di mana dia, saya akan melakukan sesuatu tentang itu. Saya pikir dia mungkin di Irak atau Suriah, dia mungkin ada di luar wilayah itu,” kata Mayor Jenderal Chris Ghika, wakil komandan pasukan koalisi anti-ISIS di Suriah dan Irak seperti dilansir media Inggris, Independent, Senin (25/3).
Pejabat senior militer Inggris itu mengingatkan, para pemimpin baru telah muncul untuk mengambil alih kepemimpinan dan meneruskan aktivitas ISIS.
Organisasi tersebut lebih lemah, namun masih ada orang-orang yang mengambil alih fungsi kepemimpinan seperti yang telah sering kita lihat dalam organisasi-organisasi seperti ini, dan organisasi ini masih aktif,” ujarnya.
Karena masih dianggap sebagai ancaman, siapa pun yang menangkap Baghdadi dijanjikan uang US$ 25 juta atau setara Rp 354 miliar. Dia dianggap bertanggung jawab atas rentetan kekejian yang dilakukan kelompoknya, termasuk serangan-serangan teror di berbagai benua dan di jantung Eropa.
Para pakar pemerintah AS meyakini bahwa dia masih hidup dan kemungkinan bersembunyi di Irak. Hal senada disampaikan pejabat militer Inggris, Mayor Jenderal Chris Ghika, yang menjadi wakil komandan pasukan koalisi anti-ISIS di Suriah dan Irak.
“Saya tidak tahu di mana Baghdadi, jika saya tahu di mana dia, saya akan melakukan sesuatu tentang itu. Saya pikir dia mungkin di Irak atau Suriah, dia mungkin ada di luar wilayah itu,” kata Mayor Jenderal Chris Ghika, wakil komandan pasukan koalisi anti-ISIS di Suriah dan Irak seperti dilansir media Inggris, Independent, Senin (25/3).(MAD)
Tel Aviv –
Israel meluncurkan serangan udara di Jalur Gaza pascaserangan roket dari Jalur Gaza yang menyebabkan 7 orang luka-luka dan mengenai rumah. Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu mengatakan akan mempersingkat kunjungannya ke Amerika Serikat (AS).
Dilansir Reuters, Selasa (26/3/2019), Netanyahu mengancam adanya pembalasan yang kuat. Ia mengaku akan segera pulang usai bertemu dengan Presiden AS Donald Trump.
“Pasukan pertahanan Israel telah mulai menyerang dengan menargetkan kelompok Hamas di seluruh Jalur Gaza,” ucap militer dalam sebuah pernyataan.
Militer Israel mengatakan Hamas, kelompok Islam besenjata yang menguasai Gaza meluncurkan roket yang menghancurkan sebuah rumah di Mishmeret, desa di sebelah utara Tel Aviv.
Tak ada klaim tanggung jawab atas serangan tersebut. Militer Hamas mengatakan penembakan roket dari jarak sekitar 120 km (75 mil), menjadikan hal itu sebagai serangan terjauh dari Gaza yang menyebabkan korban sejak perang 2014.
Sementara itu, pejabat keamanan Palestina mengatakan peswat tempur Israel menyerang di daerah kantong pantai. Radio Palestina dan Hamas Tv memainkan lagu patriot dan menyerukan perlawanan terhadap Israel.
Tidak ada laporan langsung terkait korban di Jalur Gaza. Diperkirakan banyak target telah dievakuasi dalam beberapa jam setelah peringatan awal Netanyahu terkait pembalasan pascaserangan roket.
Sementara itu, Presiden AS Donlad Trump yang berada di sisi Netanyahu mengecam serangan dari Gaza. Trump mengatakan Israel memiliki ‘hak absolut’ untuk mempertahankan diri.
Sebelumnya, sebuah roket yang ditembakkan dari wilayah Gaza mengenai sebuah rumah di sebelah utara Tel Aviv, Israel. Roket itu menghancurkan sebuah rumah di Mishmeret setelah meledak dan menyebabkan kebakaran pada rumah itu, serta melukai 7 orang.(ARF)
California –
Kepolisian Amerika Serikat (AS) tengah menyelidiki insiden kebakaran di sebuah masjid di California Selatan sebagai dugaan pembakaran dan kejahatan kebencian. Ditemukan coretan soal teror dua masjid di New Zealand pada jalan masuk ke masjid bernama Islamic Center of Escondido itu.
Seperti dilansir Reuters, Senin (25/3/2019), polisi dan petugas pemadam kebakaran dipanggil ke Masjid Dar-ul-Arqam, Islamic Center of Escondido, San Diego bagian utara, pada Minggu (24/3) dini hari, sekitar pukul 03.15 waktu setempat. Dilaporkan bahwa ada kebakaran yang menghanguskan tembok bagian luar masjid.
Laporan media lokal San Diego Tribune menyebut para jemaah mencium bau asap dan mendapati keberadaan api di bagian luar masjid. Api itu dengan cepat dipadamkan dan tidak memicu kerusakan serius pada masjid. Saat petugas pemadam tiba di lokasi, api telah padam.
Tidak ada laporan korban luka akibat kebakaran ini.
Namun pada bagian jalan masuk ke kompleks masjid, polisi setempat menemukan coretan atau grafiti yang masih basah. Coretan itu disebut membahas soal teror 15 Maret di dua masjid di Christchurch, New Zealand, yang menewaskan 50 orang. Namun bunyi kata-kata pada coretan itu tidak dirilis oleh kepolisian setempat.
Ibadah salat Subuh di masjid tersebut terpaksa ditangguhkan setelah kebakaran terjadi. Sebabnya, otoritas penegak hukum masih melakukan penyelidikan di lokasi.
Ada kecurigaan bahwa kebakaran itu merupakan aksi disengaja. Letnan Chris Lick dari Kepolisian Escondido menuturkan kepada San Diego Tribune bahwa akseleran kimia digunakan untuk memicu kebakaran di luar masjid. Akseleran merupakan zat yang dipakai untuk mempercepat proses.
Belum ada satupun tersangka yang ditangkap terkait kasus ini.
Bersama dengan kepolisian dan dinas pemadam kebakaran setempat, agen-agen dari FBI dan Biro Alkohol, Tembakau, Senjata Api dan Peledak tengah menyelidiki insiden ini sebagai dugaan aksi pembakaran dan kejahatan kebencian.
Juru bicara komunitas Islam di Escondido, Yusef Miller, menuturkan kepada San Diego Tribune bahwa para jemaah di berbagai masjid setempat harus tetap waspada. “Semua orang ada di ujung bahaya. Ketika mereka mengaitkannya dengan New Zealand, itu memberikan kita kekhawatiran fana bahwa sesuatu yang tidak biasa akan terjadi,” sebutnya.(ADI)
Istanbul –
Presiden Turki Recep Tayyip Erdogan membuka kemungkinan soal penggantian nama museum Hagia Sofia. Bangunan bersejarah di Istanbul itu dikatakannya bisa menjadi masjid Hagia Sophia.
Dilansir dari AFP, Senin (25/3/2019), Erdogan berbicara dalam wawancara di televisi. Saat ditanya apakah tengara (landmark) kota itu bakal diubah atau tidak, Erdogan mengatakan pengubahan itu bukan tidak mungkin.
“Itu tidak mustahil… tapi kami tidak akan melakukannya di bawah nama ‘museum’ melainkan ‘masjid Hagia Sophia’.
Dia mengisyaratkan pengunjung Hagia Sophia bakal tidak dipungut biaya, sama seperti pengunjung masjid lainnya. Namun itu akan diterapkan bila Hagia Sophia benar-benar menjadi masjid.
“Turis datang dan pergi di Masjid Biru. Apakah mereka membayar? … Jadi, kami akan menerapkan hal yang sama terhadap Hagia Sophia,” ujarnya.
Erdogan adalah mantan wali kota Istanbul yang kini sedang berkampanye untuk Partai Keadilan dan Pembangunan (AKP) demi kemenangan Pemilu tingkat kotamadya, 31 Maret nanti.
Hagia Sophia merupakan gereja yang berubah menjadi masjid, kemudian menjadi museum sampai sekarang. Hagia Sophia kadang kala memantik ketegangan antara aktivitas kelompok Kristen dan Islam di lokasi.
Status sekuler Hagia Sophia kini memungkinkan semua orang dari agama yang berlainan untuk berefleksi, atau sekadar mengagumi keindahan arsitekturnya. Namun seruan untuk menjadikan Hagia Sophia sebagai masjid kembali telah menimbulkan kemarahan umat kristiani. Seruan itu juga menimbulkan ketegangan antara Turki dan Yunani.
Perdana Menteri Yunani Alexis Tsipras mengunjungi Hagia Sophia pada Februari. “Anda dapat merasakan berlimpahnya sejarah di sini,” kata dia kepada AFP.
Yunani telah berulang kali menyatakan perhatiannya terhadap isu pengubahan status bangunan itu. Namun Erdogan kemudian memunculkan isu lagi usai peristiwa penembakan di dua masjid kawasan sekitar Christchurch, Selandia Baru, yang menewaskan 50 orang. Peristiwa di seberang benua Eropa dan Asia itu terjadi pada 15 Maret. Dalam pidatonya, Erdogan mengutuk manifesto sang pelaku teror. Kemudian Erdogan mengatakan Hagia Sophia akan “dibebaskan”.
Hagia Sophia dibangun pertama kali sebagai gereja pada Abad ke-6, di bawah Kekaisaran Kristen Bizantium. Gerja itu menjadi pusat Konstantinopel yang saat ini bernama Istanbul. Kaum muslim Utsmaniyah (Ottoman) yang muslim kemudian menguasai kawasan ini pada 1453. Gereja Hagia Sophia diubah menjadi majsid. Mustafa Kemal Ataturk menjadikannya museum sejak 1930-an. Kini bangunan itu menjadi Warisan Dunia versi UNESCO, tiap tahun menerima jutaan pengunjung.(RIF)
Cali –
Gempa bumi berkekuatan magnitudo 6,1 mengguncang bagian barat daya Kolombia. Belum ada laporan mengenai korban dan kerusakan akibat gempa.
Dilansir AFP, Minggu (24/3/2019), USGS melaporkan gempa terjadi pada Sabtu, pukul 14.19 waktu setempat. Gempa berada di 7 kilometer barat laut kota El Dovio di Departemen Valle del Cauca dengan kedalaman 113,3 kilometer.
Juru bicara Survei Geologi Kolombia, Marta Lucia Calvache, mengatakan belum ada laporan kerusakan atau korban luka.
Gempa dilaporkan terasa kuat di kota Cali, ibu kota Valle del Cauca. Seorang wartawan AFP mengatakan beberapa bangunan dilakukan evakuasi secara preventif.(MAD)
Kathmandu –
Operator ekspedisi pendakian gunung prihatin dengan jumlah jasad pendaki yang terekspose di Gunung Everest saat gletsernya mencair.
Hampir 300 pendaki gunung tewas di puncak sejak upaya pendakian pertama dan dua pertiga mayat diperkirakan masih terkubur di salju dan es.
Jasad para pendaki dipindahkan di sisi gunung yang berada di teritori China di utara, saat musim semi dimulai.
Lebih dari 4.800 pendaki telah mendaki puncak tertinggi di Bumi.
“Karena pemanasan global, lapisan es dan gletser mencair dengan cepat dan jasad yang terkubur selama bertahun-tahun kini muncul,” kata Ang Tshering Sherpa, mantan presiden Asosiasi Pendaki Gunung Nepal.
“Kami telah membawa turun jasad beberapa pendaki gunung yang meninggal dalam beberapa tahun terakhir, tetapi yang lama terkubur sekarang keluar.”
Seorang pejabat pemerintah yang bekerja sebagai petugas penghubung di Everest menambahkan: “Saya sendiri telah mengambil sekitar 10 jasad dalam beberapa tahun terakhir dari berbagai lokasi di Everest dan jelas semakin banyak dari mereka yang muncul sekarang.”
Sementara itu, di sisi lain Gunung Everest di wilayah Nepal, pejabat Asosiasi Operator Ekspedisi Nepal (EOAN) mengatakan mereka menurunkan semua tali dari kamp yang lebih tinggi di pegunungan Everest dan Lhotse pada musim pendakian ini, tetapi berurusan dengan jasad tidaklah mudah.
Mereka menunjuk pada hukum Nepal yang mengharuskan keterlibatan lembaga pemerintah ketika berhadapan dengan jenasah dan mengatakan itu adalah tantangan.
“Masalah ini perlu diprioritaskan oleh pemerintah dan industri pendakian gunung,” kata Dambar Parajuli, presiden EOAN.
“Jika mereka bisa melakukannya di sisi Everest di Tibet, kita bisa melakukannya di sini juga.”
Jasad yang bermunculan
Pada 2017 silam, tangan seorang pendaki yang meninggal muncul di atas tanah di Camp 1.
Operator ekspedisi mengatakan mereka mengerahkan pendaki profesional dari komunitas Sherpa untuk memindahkan jasad pendaki itu.
Di tahun yang sama, jasad pendaki lain muncul di permukaan Gletser Khumbu.
Juga dikenal sebagai Air Terjun Khumbu, ini adalah tempat sebagian besar jasad muncul dalam beberapa tahun terakhir, kata para pendaki gunung.
Tempat lain dimana jasad para pendaki bermunculan adalah daerah Camp 4, juga disebut South Col, yang relatif datar.
“Tangan dan kaki mayat telah muncul di base camp juga dalam beberapa tahun terakhir,” kata seorang pejabat dengan organisasi non-pemerintah yang aktif di wilayah tersebut.
“Kami memperhatikan bahwa level es di dan sekitar base camp telah turun, dan itulah sebabnya mayat-mayat itu menjadi terbuka.”
Gletser yang menipis
Beberapa penelitian menunjukkan bahwa gletser di wilayah Everest, seperti di sebagian besar Himalaya, mencair dan menipis dengan cepat.
Sebuah studi pada tahun 2015 mengungkapkan bahwa kolam di Gletser Khumbu – yang harus diseberangi pendaki untuk mengukur puncak yang dahsyat – berkembang dan bergabung karena percepatan pencairan.
Tentara Nepal mengeringkan Danau Imja di dekat Gunung Everest pada tahun 2016 setelah air dari hasil pencairan gletser yang cepat telah mencapai tingkat yang berbahaya.
Tim peneliti lain, termasuk dari Universitas Leeds dan Aberystwyth di Inggris, tahun lalu mengebor Gletser Khumbu dan menemukan es lebih hangat dari yang diperkirakan.
Tercatat suhu minimum es hanya -3,3 derajat Celsius, dengan es paling dingin pun menjadi 2 derajat Celsius lebih hangat daripada suhu udara tahunan rata-rata.
Namun, tidak semua mayat yang muncul dari bawah es adalah karena krisis glasial yang cepat.
Beberapa dari mereka terkena juga karena pergerakan Gletser Khumbu, kata pendaki gunung.
“Karena pergerakan Gletser Khumbu, kami dapat melihat mayat dari waktu ke waktu,” kata Tshering Pandey Bhote, wakil presiden Asosiasi Pemandu Gunung Nasional Nepal.
“Tapi kebanyakan pendaki siap secara mental untuk menemukan pemandangan seperti itu.”
Jasad pendaki sebagai ‘penanda’
Beberapa jasad yang ditemukan di lokasi lebih tinggi di Gunung Everest juga menjadi landmark atau penanda bagi para pendaki gunung.
Salah satunya adalah “sepatu hijau” di dekat puncak.
Mereka merujuk pada seorang pendaki yang meninggal di bawah batu yang menggantung. Sepatu bot hijau miliknya, masih berdiri, menghadapi rute pendakian.
Beberapa ahli pendakian mengatakan jasad itu kemudian dipindahkan, sementara pejabat pariwisata Nepal mengatakan mereka tidak memiliki informasi apakah jasad masih terlihat.
Memindahkan jasad dari kamp-kamp yang lebih tinggi bisa jadi mahal dan sulit.
Para ahli mengatakan biayanya US$ 40.000 hingga US$ 80.000 untuk menurunkan mayat.
“Salah satu upaya yang paling sulit adalah dari ketinggian 8.700 m, di dekat puncak,” kata Ang Tshering Sherpa, mantan presiden NMA.
“Tubuh itu benar-benar beku dan beratnya 150 kg dan harus diturunkan dari tempat yang sulit di ketinggian itu.”
Para ahli mengatakan setiap keputusan tentang apa yang harus dilakukan dengan jasad pendaki di gunung juga merupakan masalah yang sangat pribadi.
“Kebanyakan pendaki suka dibiarkan di gunung jika mereka mati,” kata Alan Arnette, seorang pendaki gunung terkemuka yang juga menulis tentang pendakian gunung.
“Jadi akan dianggap tidak sopan hanya memindahkan mereka kecuali mereka perlu dipindahkan dari rute pendakian atau keluarga mereka menginginkannya.”(NOV)