Washington,khatulistiwaonline.com
Negara-negara Barat semakin prihatin atas cara pemerintahan Aung San Suu Kyi menangani kekerasan di Myanmar. Bahkan Duta Besar Amerika Serikat untuk PBB, Samantha Power mengingatkan bahwa pemerintah Myanmar tak bisa mengatasi krisis itu sendirian.
Power menyampaikan hal tersebut dalam pertemuan tertutup Dewan Keamanan PBB yang digelar di markas besar PBB di New York, AS, seperti dilansir kantor berita Reuters, Kamis (24/11/2016).
“Antusiasme awal dari komunitas internasional untuk membiarkan Myanmar terus dengan jalur reformasinya sendiri, tampaknya berbahaya saat ini,” ujar Power dalam pertemuan tersebut, seperti disampaikan dua diplomat yang hadir dalam pertemuan itu.
Juru bicara Departemen Luar Negeri AS Nicole Thompson menolak menyebutkan secara detail apa yang dibahas dalam pertemuan tertutup yang digelar pada 17 November tersebut.
“Kami terus mendesak pemerintah untuk melakukan penyelidikan yang kredibel, independepn atas peristiwa-peristiwa di negara bagian Rakhine, dan mengulang permintaan kami untuk akses media secara terbuka,” tuturnya.
Saat ini kekerasan sedang marak di Rakhine, dengan dikerahkannya pasukan militer Myanmar ke wilayah yang menjadi rumah bagi lebih dari 1 juta warga Rohingya tersebut. Pengerahan pasukan dilakukan sebagai respons atas serangan-serangan terpadu terhadap tiga pos perbatasan pada 9 Oktober lalu, yang menewaskan 9 polisi.
Pemerintah dan militer Myanmar telah menolak tudingan warga dan kelompok-kelompok HAM bahwa para tentara telah memperkosa kaum wanita Rohinga, membakar rumah dan membunuh warga sipil selama operasi di Rakhine.
Juru bicara kepresidenan Zaw Htay mengatakan, pemerintah Myanmar langsung merilis berita yang benar untuk mencegah penyebaran informasi yang keliru.
“Komunitas internasional salah paham pada kami dikarenakan para pelobi Rohingya yang menyebarkan berita rekayasa,” cetus Htay. “Tak ada siapapun di dunia yang akan menerima serangan-serangan terhadap aparat keamanan, pembunuhan dan penjarahan senjata,” imbuhnya. (RIF)
TOKYO,khatulistiwaonline.com
Kota Tokyo, Jepang dilanda hujan salju pada bulan November untuk pertama kali dalam 54 tahun terakhir. Salju yang turun cukup deras memperlambat aktivitas warga Tokyo pada jam-jam sibuk, terutama di jalanan ramai dan mereka yang menggunakan kereta komuter.
Meskipun Jepang merupakan negara empat musim, ibu kota Tokyo lebih sering menghadapi gempa daripada salju. Terakhir kali salju turun di Tokyo pada bulan November ialah saat John F Kennedy (JFK) menjabat Presiden AS, yakni tahun 1961 hingga dia tewas ditembak tahun 1963.
Seperti dilansir Reuters, Kamis (24/11/2016), awalnya hujan es turun pada Kamis (24/11) dini hari waktu setempat, yang kemudian berubah menjadi salju. Turunnya salju di kota Tokyo pada bulan November ini memicu udara dingin yang menyebar luas di ibu kota Jepang tersebut.
Di beberapa lokasi, suhu udara menurun drastis hingga nyaris nol derajat Celcius.
Suhu udara rata-rata di kota Tokyo untuk akhir bulan November biasanya mencapai 14 derajat Celcius dan bisa naik hingga 20 derajat Celcius, seperti pada Minggu (20/11) lalu. Intinya, hujan salju di kota Tokyo untuk tahun ini tergolong lebih awal dari biasanya.
“Saya terkejut. Ini terlalu awal,” ucap Masaru Machida, seorang warga Tokyo yang mendapati salju turun saat baru saja menyelesaikan shift malam dan pulang ke rumah dengan berjalan kaki.
Meskipun Tokyo berada di posisi lintang yang sama dengan kota-kota AS seperti Raleigh dan North Carolina, biasanya hanya menikmati salju sekali dalam setahun. Salju biasanya turun di kota Tokyo pada bulan Januari atau Februari setiap tahunnya. Disebutkan JMA, seperti dilansir Japan Times, bahwa salju yang turun di bulan November ini tercatat turun 40 hari lebih awal dari perkiraan.
Dilaporkan Badan Meteorologi Jepang (JMA), salju setebal 2 sentimeter diprediksi akan turun di pusat kota Tokyo. JMA memprediksi, salju akan terus mengguyur Tokyo kemungkinan hingga siang hari. (RIF)
New York,khatulistiwaonline.com
Presiden terpilih Amerika Serikat (AS) Donald Trump menunjuk Gubernur South Carolina Nikki Haley sebagai Duta Besar AS untuk PBB selanjutnya. Wanita yang pernah menjadi pengkritik keras Trump ini, memiliki sedikit pengalaman soal kebijakan luar negeri.
Seperti dilansir Reuters, Kamis (24/11/2016), Haley merupakan salah satu dari dua wanita yang dipilih Trump untuk menempati posisi dalam kabinetnya. Satu wanita lainnya adalah konglomerat yang juga donatur Partai Republik dan advokat sekolah, Betsy DeVos, yang ditunjuk memimpin Departemen Pendidikan AS. DeVos yang merupakan miliarder mantan Ketua Partai Republik Michigan, telah sejak lama berperan besar dalam sektor pendidikan privat.
Dalam pengumumannya, Trump meyakini Haley akan menjalankan tugasnya dengan baik. “Pembuat kesepakatan yang sudah terbukti dan kita mengharapkan lebih banyak lagi kesepakatan yang dicapai. Dia akan menjadi pemimpin yang hebat dalam mewakili kita di panggung dunia,” sebut Trump soal Haley, dalam pernyataannya.
Haley yang kini berusia 44 tahun ini, merupakan putri dari pasangan imigran asal India. Sosok Haley dipandang oleh beberapa pihak sebagai wajah baru Partai Republik, yakni lebih muda dan berasal dari kalangan yang lebih beragam. Di sisi lain, keputusan Trump menunjuk Haley mungkin dimaksudkan untuk melawan kritikan terhadap komentar kontroversial Trump soal imigran dan minoritas, juga tudingan seksisme semasa kampanye.
Tahun lalu, Haley sukses menggerakkan upaya penghapusan bendera Konfederasi dari gedung parlemen negara bagian South Carolina. Upaya itu diserukan Haley setelah terjadi penembakan brutal yang menewaskan 9 jemaat di gereja kulit hitam Charleston. Bendera Konfederasi yang dibawa oleh pasukan pro-perbudakan semasa Perang Sipil AS, dipandang banyak pihak oleh simbol rasialisme.
Dalam pernyataannya, Haley menyatakan dirinya telah menerima tawaran Trump untuk menjadi Dubes AS bagi PBB. Untuk sementara, Haley akan tetap menjadi Gubernur South Carolina hingga dilantik oleh Senat AS.
“Ketika presiden mempercayai Anda memiliki kontribusi besar untuk mewujudkan kesejahteraan bangsa dan posisi negara kita di dunia, itu merupakan panggilan yang penting untuk diperhatikan,” tegas Haley.
Haley akan menggantikan Dubes AS untuk PBB saat ini, Samantha Power, yang dikenal sebagai pakar kebijakan luar negeri. Bertolak belakang, Haley yang sempat menjadi anggota parlemen sebelum menjadi Gubernur South Carolina ini, diketahui memiliki sedikit pengalaman dalam hubungan internasional.
Dia menjadi pengkritik keras Trump pada awal-awal pencapresan Partai Republik, termasuk mengecam Trump karena tidak mengutuk dukungan kelompok supremasi kulit putih Ku Klux Klan (KKK). Pada Januari lalu saat menanggapi pidato kenegaraan Presiden Barack Obama, Haley menyerukan toleransi pada isu imigran dan kesopanan dalam politik. Seruan Haley saat itu dipandang sebagai bentuk kemarahan pada Trump.
Selama pemilu awal AS, Haley menyatakan dukungan pada rival-rival Trump seperti Marco Rubio dan Ted Cruz. Hingga akhirnya bulan lalu, Haley mengaku dirinya akan memilih Trump dalam pilpres, meskipun dia tidak menyukai karakter Trump.(RIF)
Washington,khatulistiwaonline.com
Presiden terpilih Amerika Serikat Donald Trump melontarkan harapan untuk tercapainya kesepakatan damai guna mengakhiri konflik berkepanjangan antara Israel dan Palestina.
“Saya ingin menjadi orang yang membuat perdamaian dengan Israel dan Palestina, itu akan menjadi pencapaian yang hebat,” ujar Trump dalam wawancara dengan media The New York Times seperti dilansir kantor berita AFP, Rabu (23/11/2016).
Entah bagaimana Trump akan mencapai kesepakatan damai antara Israel dan Palestina. Terlebih lagi, saat kampanye kepresidenannya, Trump malah menimbulkan kemarahan publik Palestina dengan mengusulkan agar Yerusalem diakui sebagai ibukota Israel. Usulan tersebut bertentangan dengan kebijakan pemerintah AS selama ini terkait konflik Israel-Palestina.
Menteri Luar Negeri AS John Kerry telah mencoba selama berbulan-bulan untuk mengajak Israel dan Palestina menggelar pembicaraan damai. Namun upaya itu gagal. Pembicaraan langsung antara kedua pihak telah mandek sejak lebih dari dua tahun lalu.
Atas kemenangan Trump dalam pemilihan presiden AS, para politisi sayap kanan Israel menyambutnya dengan gembira. Mereka memandang kemenangan Trump sebagai tanda untuk melanjutkan atau mempercepat pembangunan permukiman di wilayah-wilayah Palestina yang diduduki Israel. Mereka bahkan menganggap kemenangan hal itu sebagai tanda berakhirnya gagasan mengenai sebuah negara Palestina yang independen.
Media Israel melaporkan, Menteri Pertahanan Israel Avigdor Lieberman pekan lalu mengatakan, para penasihat Trump menyerukan kubu sayap kanan Israel untuk meredam kegembiraan mereka di depan publik atas terpilihnya Trump sebagai presiden AS.
Washington,khatulistiwaonline.com
Departemen Luar Negeri Amerika Serikat mengeluarkan peringatan bagi seluruh warga negara AS mengenai meningkatnya risiko serangan teroris di wilayah Eropa. Khususnya, selama musim liburan.
“Warga negara AS harus berhati-hati di festival-festival liburan, event-event dan pasar-pasar terbuka,” demikian statemen Deplu AS seperti dilansir kantor berita Reuters, Selasa (22/11/2016).
Disebutkan Deplu AS, ada informasi kredibel bahwa kelompok-kelompok teroris ISIS, al-Qaeda dan afiliasi-afiliasi mereka terus merencanakan serangan di Eropa.
Deplu AS menekankan bahwa, para ekstremis telah melancarkan serangan-serangan di Belgia, Prancis, Jerman dan Turki dalam setahun terakhir. Deplu AS menyatakan, pihaknya terus mengkhawatirkan kemungkinan serangan-serangan berikutnya di wilayah Eropa.
“Warga negara AS harus menerapkan kewaspadaan ketika menghadiri event-event liburan besar, mengunjungi tempat-tempat wisata, menggunakan transportasi publik, dan mendatangi tempat-tempat ibadah, restoran, hotel, dan lainnya,” demikian disampaikan Deplu AS.
Disebutkan Deplu AS, peringatan perjalanan ini akan berakhir pada 20 Februari 2017 mendatang.
CARACAS,khatulistiwaonline.com
Presiden Venezuela Nicolas Maduro mengharapkan hubungan dengan Amerika Serikat membaik di bawah kepresidenan Donald Trump. Harapan ini disampaikan meski Maduro pernah menyebut Trump “bandit dan pencuri.”
“Saya berharap agar selama kepresidenan AS mendatang, bersama Donald Trump, Venezuela akan memiliki hubungan lebih baik… dan mengatasi kesalahan-kesalahan besar yang dilakukan George W. Bush yang sayangnya, diperparah oleh Obama (Barack Obama),” ujar Maduro dalam pidato yang disiarkan televisi seperti dilansir kantor berita Reuters, Senin (21/11/2016).
Sejak berkuasa pada tahun 2013, Maduro kerap menyerang pemerintah AS. Maduro menyalahkan AS sebagai pemicu “perang ekonomi” yang telah menyebabkan Venezuela mengalami krisis dengan inflasi tiga digit.
Sebelumnya pada Juli lalu, Trump mengatakan bahwa AS akan bernasib seperti Venezuela jika rivalnya, Hillary Clinton memenangi pemilihan presiden AS pada 8 November lalu.
Pendahulu Maduro, mantan presiden Hugo Chavez pernah menyebut mantan Presiden AS George W. Bush “setan” di PBB sekitar 10 tahun lalu, ketika hubungan kedua negara berada di titik terendah. Hubungan AS dan Venezuela memburuk sejak Chavez menjadi presiden pada tahun 1999, dan Venezuela pun menggantikan posisi Kuba sebagai musuh utama Washington di wilayah tersebut. (RIF)
KUALA LUMPUR, khatulistiwaonline.com
Ribuan demonstran berkaos kuning tumpah ruah ke jalanan di Kuala Lumpur, Malaysia untuk menuntut pengunduran diri Perdana Menteri (PM) Najib Razak. Aksi demo besar-besaran ini diprakarsai oleh kelompok prodemokrasi, Bersih.
Ini merupakan aksi demo kedua kalinya dalam kurun waktu 15 bulan yang diorganisir oleh kelompok Bersih. Aksi demo kali ini dibayangi kemungkinan terjadinya bentrokan dengan kelompok pro-pemerintah atau yang dijuluki sebagai “Kaos Merah”.
Otoritas Malaysia telah menahan para pemimpin kelompok Bersih atau “Kaos Kuning” dan “Kaos Merah” beberapa jam sebelum aksi demo digelar pagi ini.
Dalam aksinya, massa “Kaos Kuning” menyerukan mundurnya Najib terkait skandal korupsi 1MDB. “Kami ingin pemerintahan yang bersih. Kami ingin pemilihan yang adil,” cetus Derek Wong, seorang agen real estate yang ada di antara ribuan demonstran “Kaos Kuning”.
“Sebagai warga negara, saya ada di sini sekarang untuk secara damai memutuskan masa depan negara. Kami berharap melihat Najib diganti dan diadili di pengadilan,” tutur pria Malaysia berumur 38 tahun itu seperti dilansir kantor berita AFP, Sabtu (19/11/2016).
Polisi antihuru-hara tampak berjaga-jaga di sejumlah titik di Kuala Lumpur. Kepolisian menyatakan akan menutup sekitar 58 jalan dan lalu lintas akan dialihkan.
Sebelumnya pada Jumat, 18 November malam, otoritas menangkap pemimpin “Kaos Merah” Jamal Yunos, yang telah mengingatkan kemungkinan terjadinya kekerasan jika para pendukungnya berhadapan dengan kelompok Bersih. Polisi juga menangkap pemimpin “Kaos Kuning Maria Chin Abdullah beserta sejumlah aktivis lain dan politikus oposisi.
Pada Agustus 2015 lalu, aksi demo yang diprakarsai Bersih mampu menarik ratusan ribu pendukung di Kuala Lumpur dan tempat-tempat lainnya. Aksi damai selama dua hari itu juga untuk menuntut pengunduran diri Najib. (RIF)
MANILA,khatulistiwaonline.com
Presiden Filipina Rodrigo Duterte meyakini dirinya bisa akrab dengan presiden terpilih Amerika Serikat (AS) Donald Trump. Hal ini diucapkan Duterte karena Trump belum menyinggung isu HAM terkait Filipina, topik yang selama ini selalu disinggung Presiden Barack Obama.
Sejak menjabat, Duterte cenderung keras pada AS yang merupakan sekutu lama Filipina. Namun Duterte berubah sikap sejak Trump memenangkan pilpres secara mengejutkan pada 8 November lalu.
“Itu adalah kemenangan yang layak. Anda (Trump-red) merupakan pemimpin terpilih dari negara paling berpengaruh,” ucap Duterte merujuk pada Trump, dalam acara di istana kepresidenan Filipina, seperti dilansir Reuters, Rabu (16/11/2016).
Duterte mengaku tahu soal niat Trump untuk memberantas imigran ilegal di AS. Sejumlah besar warga Filipina diyakini bekerja secara ilegal di wilayah AS. Bahkan jumlah total pengiriman uang dari warga Filipina yang tinggal di AS setara dengan 3 persen dari produk domestik bruto atau GDP Filipina.
“Saya meyakini penilaiannya bahwa dia akan adil dalam persoalan memperlakukan imigran ilegal. Saya tidak bisa membahas soal hal-hal ilegal, karena terlepas apakah Presiden Trump ataupun orang lain menghadapi persoalan ini, hal yang ilegal tetap selalu ilegal,” terangnya.
Saat ditanya apakah kira-kira dirinya akan bisa akrab dengan Trump, Duterte menyebut dirinya bisa berteman dengan siapa saja. Duterte juga menekankan bahwa presiden terpilih AS itu belum berkomentar apapun soal penegakan HAM, topik yang tidak disukai Duterte dan kerap kali memicu amarahnya.
“Kami tidak punya perselisihan. Saya selalu bisa menjadi teman bagi siapa saja, khususnya dengan presiden, kepala eksekutif negara lain. Dia (Trump-red) belum mencampuri HAM,” sebut Duterte.
Secara terpisah, juru bicara kepresidenan Filipina, Ernesto Abella, menyebut kebijakan imigrasi Trump diperkirakan akan berdampak bagi Filipina. Namun Abella menolak menyebut jumlah warga Filipina yang bekerja secara ilegal di AS. Dia menyebut, ada mekanisme tersendiri untuk memberikan kesempatan kerja dan bisnis bagi warga Filipina dan pemerintah mendorong mereka yang ada di AS untuk pulang sebelum Trump resmi dilantik pada Januari 2017. (RIF)
Washington,khatulistiwaonline.com
Demokrat, kelompok-kelompok hak sipil dan bahkan politisi Republik mengecam Presiden terpilih Donald Trump yang Senin waktu AS ini memilih tokoh penghasut sayap kanan Stephen Bannon sebagai penasihat kuncinya di Gedung Putih. Para pengecam menyebut pemilihan Bannon ini akan melesatkan gerakan nasionalis kulit putih ke level puncak Gedung Putih.
Dalam pemilihan anggota kabinet pertamanya sejak menang secara mengejutkan terhadap Hillary Clinton pekan lalu, Trump mengangkat Bannon sebagai kepala strategi dan penasihatnya, sedangkan orang dalam Washington Reince Priebus ditunjuk sebagai kepala staf Gedung Putih sehari sebelumnya. Trump menilai kedua orang akan berbagi tugas untuk memandu pemerintahannya sebagai “mitra yang sejajar”.
Pemilihan Priebus dianggap sebagai sinyal damai dari keinginan Trump bekerja sama dengan Kongres setelah dia dilantik pada 20 Januari. Namun dia dikecam karena memilih Bannon yang menjadi aktor di balik bergeseranya laman Breitbart News menjadi forum “alt-right”, sebuah forum online beranggotakan neo-Nazi, para pendukung supremasi kulit putih dan anti-Semit (anti-Yahudi).
“Donald Trump telah mengundang seorang nasionalis kulit putih masuk ke pososi tertinggi pemerintahan,” kata Senator Demokrat Jeff Merkley yang meminta Trump membatalkan pilihannya itu.
Demokrat dan kelompok kiri menyebut Bannon promotor rasisme dan kebencian terhadap wanita yang didukung kelompok supremasi kulit putih Ku Klux Klan.
“Ini hari yang menyedihkan ketika orang yang memimpin laman utama ‘alt-right’ –forum beranggotakan para nasionalis kulit putih dan para rasis anti-Semit yang memalukan– akan menjadi anggota senior di rumah rakyat,” kata Jonathan Greenblatt, ketua Liga Anti-Defamasi.
Pemimpin Demokrat di DPR, Nancy Pelosi, menyatakan penunjukkan Bannon mengirimkan “sinyal berbahaya bahwa Presiden terpilih Trump tetap memiliki visi penuh kebencian dan memecah belah yang menjelaskan kampanyenya.”
Bahkan para politisi konservatif dan Republik juga menyuarakan kekhawatiran. Evan McMullin, yang pernah menjadi bakal calon presiden independen kubu konservatif, membayangkan di Twitter bahwa para pemimpin nasional Republik bakal mengutuk Banon yang anti-Yahudi itu.
John Weaver, penasihat utama Gubernur Ohio John Kasich yang menjadi salah satu lawan Trump dalam proses pemilihan calon presiden dari Partai Republik, mencuit bahwa “ekstrem kanan fasis dan rasis terwakili jejaknya di Ruang Oval (Gedung Putih). Waspadalah Amerika.”
Priebus membela pemilihan Bannon dengan menyebut Bannon sebagai orang yang bijaksana dan mantan perwira angkatan laut yang sangat terdidik. Priebus menyebut Bannon tidak terbukti berpandangan rasis atau ekstremis sebagaimana dituduh orang-orang, demikian Reuters.(RIF)
Portland, khatulistiwaonline.com
Demo masyarakat Amerika Serikat (AS) memprotes terpilihnya Donald Trump sebagai presiden berujung ricuh. Sejumlah kendaraan dan fasilitas umum dikabarkan rusak akibat demo yang terjadi di kawasan pantai barat dan timur AS tersebut.
Dilansir Al Jazeera, Sabtu (12/11/2016), ribuan pendemo melempar sejumlah objek ke anggota polisi yang melakukan penjagaan di Portland, Oregon. Sumber kepolisian Portland mengatakan pendemo juga merusak tempat parkir.
“Sejumlah pendemo juga dilaporkan melakukan vandalisme dengan melukis grafiti di mobil-mobil dan bangunan serta merusak jendela toko,” sebut media lokal di Portland.
Demo anti-Trump masih terus berlanjut hingga Kamis (10/11) malam waktu AS, bahkan meluas hingga ke 25 kota di negara tersebut. Mulai dari Washington, District of Columbia, New York, Minneapolis, Texas, Chicago, Boston, Philadelphia, Los Angeles, San Francisco dan sebagainya.
Sedikitnya 28 demonstran ditangkap di Los Angeles setelah memaksa masuk ke dalam jalan tol 101 Freeway. Juru bicara kepolisian Los Angeles, Liliana Preciado, seperti dilansir CNN menyebut, sedikitnya 3 ribu orang ikut dalam aksi protes pada Rabu (9/11) waktu setempat. Ada sejumlah kerusakan properti akibat aksi protes ini. Wali Kota Los Angeles Eric Garcetti pun mengimbau demonstran untuk tidak rusuh dan membahayakan orang lain.
Demonstran memprotes berbagai rencana kebijakan Trump, mulai dari membangun tembok perbatasan dengan Meksiko hingga retorika yang memicu xenofobia (kebencian pada warga asing). Sedikitnya 15 demonstran di luar Trump Tower ditangkap karena dianggap melanggar ketertiban. (RIF)