JAKARTA,KHATULISTIWAONLINE.COM
Peringatan Hari Sumpah Pemuda yang ke-91 jatuh hari ini. Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemdikbud) berpesan agar para pemuda berjuang supaya Indonesia tak cuma jadi importir teknologi.
“Kita bisa mengejar negara-negara maju bahwa kita juga tidak hanya sebagai importir dari teknologi tapi kita harus punya. Kita bertekad akan menjadi produsen teknologi tangguh ke depan,” kata Direktur Warisan dan Diplomasi Budaya Ditjen Kebudayaan Kemdikbud Nadjamuddin Ramly saat menjadi inspektur upacara peringatan hari Sumpah Pemuda di Museum Sumpah Pemuda, Jakarta Pusat, Senin (28/10/2019).
Selain bicara soal target agar RI unggul di bidang teknologi, Nadjamuddin juga mengingatkan pesan Presiden RI pertama, Sukarno, tentang pemuda. Dia mengatakan sejak dulu pemuda dipercaya bisa membawa perubahan bagi bangsa.
“Kalau Bung Karno berkata, berikan aku seribu orang tua, aku akan angkat Gunung Semeru dengan akar-akarnya. Tetapi kalau engkau berikan aku 10 pemuda, aku akan guncangkan dunia ini. Tepuk tangan untuk para pemuda Indonesia,” ujarnya.
Upacara ini juga diikuti siswa sekolah hingga PNS dari sejumlah instansi. Tampak juga sejumlah peserta yang mengenakan seragam Komite Nasional Pemuda Indonesia (KNPI) menjadi peserta upacara.
Naskah Sumpah Pemuda juga dibacakan dalam upacara ini. Selain naskah sumpah pemuda, sejumlah lagu nasional juga ditampilkan oleh marching band siswa SD yang hadir dalam upacara ini.(DAB)
New Delhi –
Sebuah sekolah di India meminta maaf kepada publik setelah sejumlah foto yang beredar menunjukkan para siswa memakai kardus di kepala untuk mencegah mereka menyontek saat ujian. Metode yang dipakai oleh sebuah sekolah di Karnataka itu memicu kecaman publik.
Seperti dilansir CNN, Senin (21/10/2019), sekolah bernama Bhagat Pre-University College di Haveri, Karnataka, India diketahui menguji coba metode baru yang tidak biasa itu pada Rabu (16/10) pekan lalu. Hal ini diakui oleh kepala pengelola sekolah tersebut, MB Sateesh, dalam pernyataannya.
Salah satu staf sekolah mengambil foto para siswa yang duduk di deretan depan, yang semuanya memakai kardus di kepala mereka. Bagian depan kardus itu dilubangi agar para siswa bisa melihat meja dan soal ujian dengan jelas, namun tidak bisa melihat sekeliling mereka.
Penggunaan kardus itu dimaksudkan untuk membatasi sudut pandang para siswa, yang disebut-sebut mirip dengan kaca mata kuda saat balapan.
Laporan CNN-News18 menyebut foto-foto tersebut diposting via Facebook oleh seorang staf sekolah dan akhirnya viral. Tak lama setelah itu, pihak sekolah mendapat kritikan luas via media sosial. Bahkan sejumlah pejabat pemerintahan India ikut berkomentar. Menteri Pendidikan wilayah Karnataka, S Suresh Kumar, menyebut aturan yang diberlakukan sekolah tersebut ‘tidak bisa diterima’.
“Tidak ada seorang pun yang bisa memperlakukan orang lain, terlebih siswa, seperti binatang. Ini akan ditangani dengan tepat,” tegasnya.
Dituturkan Sateesh bahwa pihak sekolah memberikan penjelasan tertulis untuk menjelaskan langkah tersebut dan untuk menyampaikan permohonan maaf.
Lebih lanjut, Sateesh menekankan bahwa langkah tersebut bersifat pilihan dan pihak sekolah telah memberitahu terlebih dulu para orangtua siswa. Hanya siswa yang mendapat izin dari orangtua dan wali yang ikut dalam uji coba itu. Dari 72 siswa yang ikut ujian pada saat itu, hanya 56 siswa yang ikut uji coba.
“Mereka mengatakan mereka merasa nyaman dengan uji coba itu. Pihak sekolah tidak memperlakukan siswa, itu bersifat pilihan dan beberapa bereksperimen, beberapa tidak,” tegas Sateesh dalam pernyataannya.
Dituturkan Sateesh bahwa para siswa membawa kardus sendiri ke sekolah dan kebanyakan melepaskannya setelah 15-30 menit. Pihak sekolah meminta semua siswa untuk mencopot kardus itu setelah satu jam ujian berlangsung.
Diketahui bahwa pihak sekolah menghadapi masalah kecurangan dan aksi saling contek yang meluas sejak tahun lalu. Menurut News18, persoalan itu memicu langkah eksperimen anti-mencontek dengan menggunakan kardus. Dalam skandal kecurangan ujian tahun 2015 lalu, para orangtua dan keluarga siswa di Bihar nekat memanjang tembok bagian luar pada sekolah setempat demi menyerahkan lembar bocoran untuk anak-anak mereka.(RIF)
JAKARTA,KHATULISTIWAONLINE.COM
Polisi telah mengamankan sejumlah orang yang diduga sebagai pelaku penyerang dan perusakan SMK Izzata Depok. Saat ini, polisi masih memeriksa para pelaku penyerangan tersebut.
“Sudah diamankan beberapa, saat ini masih diriksa oleh Satreskrim Polresta Depok,” kata Kapolsek Pancoran Mas, Kompol Triharijadi, saat dihubungi, Rabu (16/10/2019).
Triharijadi belum memberi penjelasan terkait identitas beberapa orang yang diduga pelaku penyerangan SMK Izzata. Dia juga belum bisa memastikan ada berapa jumlah pelaku yang diamankan.
“Masih dalam riksa, ditangani langsung ke Satreskrim Polresta, Polsek support apabila diminta gabung laksanakan amankan yang diduga pelaku, jumlahnya di Satreskrim fixnya,” ujar Triharijadi.
Sebelumnya Kapolresta Depok, AKBP Azis Ardiansyah memastikan para pelaku penyerangan sudah terlacak. Aziz belum menjawab saat ditanya lebih jauh soal para pelaku penyerangan SMK Izzata ini.
“Para pelaku sudah teridentifikasi,” kata AKBP Aziz saat dihubungi, Rabu (16/10/2019).
Penyerangan dan perusakan terhadap SMK Izzata ini terjadi pagi tadi sekitar pukul 05.00 WIB. Ada sekitar 70 orang diduga pelajar dari sekolah lain datang menggunakan sepeda motor dan langsung merusak sekolah.
Akibat perusakan ini, ada 4 ruangan sekolah yang mengalami kerusakan. Kaca-kaca jendela pecah, begitu pula dengan pot-pot bunga, hancur dirusak para pelaku. Semua langsung pergi meninggalkan lokasi usai melakukan perusakan.
Polisi sendiri sudah memasang police line atau garis polisi di lokasi.
Sebelumnya, AKBP Aziz menyebut penyerangan ini diduga imbas tawuran pelajar yang menewaskan satu orang. “Diduga pengerusakan ini ekses atau akibat dari adanya tawuran antara SMK Izata dengan SMK Kusuma Bangsa,” ujarnya.
AKBP Aziz mengatakan, tawuran tersebut terjadi sehari sebelumnya, Selasa (15/10) sore sekitar pukul 15.00 WIB di Jalan Raya Sawangan. Akibat tawuran ini ada 2 orang pelajar yang dilarikan ke rumah sakit. Salah seorang pelajar dari SMK Izzata berinisial GMF meninggal saat menjalani perawatan.(NOV)
JAKARTA,KHATULISTIWAONLINE.COM
Dosen Universitas Tarumanagera (Untar) Jakarta, Yenita meraih penghargaan dari Musuem Rekor Indonesia (Muri) atas keberhasilannya meraih 13 gelar. Nama yang menyertai Yenita kini berderat yaitu Dr Dr SE MM MBA MSi MT MH MPD MAK ME MIKOM MMSI.
Pemberian Rekor MURI itu dilakukan dalam acara Dies Natalis Untar ke-60 di di Gedung lt 8 Auditorium Untar, Jalan Letjen S Parman Nomor 1 Jakbar, Kamis (3/10/2019) mulai dari jam 10.05 WIB hingga pukul 12.00 WIB. Acara dihadiri oleh civiticas akademika dan mahasiswa Untar.
Penghargaan diberikan oleh Wakil Direktur MURI Osmar Semesta Susilo kepada Yenita yang dididampingi oleh Rektor Untar Prof Agustinus Purnairawan.
“Jadi kita memberikan penghargaan untuk Yenita itu berarti dia sudah mendapatkan MURI untuk gelarnya yang terbanyak, gelar master dia yang terbanyak berarti tadi sudah dicek udah ada 10 gelar master. Memang belum pernah ada gelar master sebanyak itu. Makanya itu kita berikan piagam penghargaan untuk Bu Yenita,” kata Osmar.
Rektor Untar menyatakan bangga dengan apa yang telah diraih Yenita. Hal itu diharapkan memberikan semangat kepada civitas kampus untuk terus berprestasi di segala bidang.
“Menurut saya itu sesuatu yang luar biasa itu bisa memotivasi teman-teman yang kesulitan belajar. Misalnya tidak mau lagi mengambil master, doktor. Sekarang kan ada temen yang bisa mengatur bagaimana proses pembelajaran tapi juga dia studi lanjut. Jadi saya ikut bangga terhadap prestasi ini dan mudah-mudahan nanti banyak menular,” ujar Purnairawan.
Yenita yang didampingi kedua orang tuanya mengaku tidak menyangka akhirnya meraih 13 gelar. Yenita yang mahir bermain piano ini sendiri masih kaget bisa sampai mengumpulkan 13 gelar.
“Aku sangat senang sekali karena ini belum pernah terbayangkan sebelumnya kalau aku akan mendapatkan Rekor MURI karena ini kan penantian yang panjang,” ujar Yenita dengan sumringah.(NOV)
JAKARTA,KHATULISTIWAONLINE.COM
Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan memastikan tidak ada pencabutan Kartu Jakarta Pintar (KJP) bagi siswanya yang ikut demo. Anies menuturkan tugas pemerintah adalah memastikan anak mendapatkan pendidikan hingga tuntas.
“Tidak ada (pencabutan). Begini jadi siswa menerima KJP karena kondisi sosial ekonomi keluarganya itu lemah sehingga dia dapat bantuan dari pemerintah supaya bisa sekolah. Pemerintah bertanggung jawab untuk memastikan setiap anak usia sekolah mendapatkan pendidikan hingga tuntas,” kata Anies di kantor Wali Kota Jakarta Barat, Kembangan, Jakarta Barat, Rabu (2/10/2019).
Anies menuturkan penerima KJP berhak menggunakan fasilitas tersebut sampai selesai dalam belajar. Dia mengatakan KJP merupakan kewajiban pemerintah untuk membantu siswa yang kesulitan biaya.
“Jadi siswa menerima KJP karena kondisi sosial ekonomi keluarganya lemah sehingga dia dapat bantuan dari pemerintah supaya bisa sekolah,” terangnya.
Mantan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan ini mengatakan menghentikan fasilitas KJP dan mengeluarkan anak dari sekolah bukan solusi mengatasi kenakalan. Dia menuturkan setiap anak berhak mendapat pendidikan hingga tuntas.
“Kalau ada anak bermasalah justru harus dididik lebih banyak. Bukan malah diberhentikan dari pendidikan. Konsepnya salah kalau anak bermasalah lalu dikeluarkan,” jelas Anies.
Bila ada siswa yang terbukti melakukan melakukan tindak kriminal, Anies menyerahkan ke proses hukum yang berlaku. Dia menegaskan pihaknya tidak akan mencabut hak anak memperoleh pendidikan yang layak.
“Kalau terbukti tindakan kriminal, maka itu ada aturan hukumnya. Karena begitu nyangkut urusan pidana, maka ia berhadapan dengan hukum kita. Tapi secara tanggung jawab pendidikan, negara terus menjalankan tugasnya,” paparnya.
Sebelumnya, sejumlah siswa terlibat dalam demo yang berujung ricuh di sekitar gedung DPR. Dinas Pendidikan (Disdik) Provinsi DKI Jakarta mengancam akan menghentikan KJP para pelajar yang terbukti terlibat tindakan kriminal saat demonstrasi berujung ricuh.
“Kalau sifatnya apa nanti, kalau dia kriminal bisa pemberhentian KJP,” ujar Kepala Dinas Pendidikan (Kadisdik) DKI Jakarta Ratiyono di Balai Kota DKI Jakarta, Jl Medan Merdeka Selatan, Jakarta, Selasa (1/10).(MAD)
JAKARTA,KHATULISTIWAONLINE.COM
Demo yang dilakukan pelajar diwarnai kericuhan, bahkan hingga terjadi hingga dini hari. Menurut Mendikbud Muhadjir Effendy, semestinya sekolah bisa mencegah pelajar meninggalkan kelas untuk ikut demo.
“Tidak dibenarkan. Kepala sekolah masing-masing sekolah harus melakukan tindakan pencegahan,” kata Muhadjir lewat pesan singkat, Kamis (26/9/2019).
Selain itu, menurutnya, dinas pendidikan di tiap provinsi harus ikut berkoordinasi dengan SMA/SMK. Dia memberi contoh kebijakan yang dilakukan Dinas Pendidikan Provinsi Jawa Timur.
“Begitu juga kepala dinas masing-masing provinsi harus mengkoordinasikan SMA dan SMK di wilayah masing-masing,” ujar dia.
Muhadjir lalu memberi contoh imbauan yang dikeluarkan Dinas Pendidikan Jatim agar pelajar tidak terlibat aksi demonstrasi. Berikut ini pesan yang dikirimkan:
Kepada Yth Rekan Kepala Cabang, Kepala SMA dan SMK se jatim
Mengingat bahwa Kamis, 26 September 2019 berdasarkan info yang berkembang diluaran bahwa akan terjadi unjuk rasa dibeberapa tempat.
Untuk itu, saya mengajak rekan rekan kepala SMA dan SMK agar selama terjadi unjuk rasa, agar tetap melangsungkan proses belajar dengan baik dan nyaman, agar para pelajar tidak terprovokasi untuk keluar kelas.
Demikian himbauan kami, atas bantuan dan kerjasamanya, kami ucapkan terima kasih
Hormat Kami
Hudiyono
PLT Kepala Dinas Pendidikan Jatim
Sebagaimana diketahui, aksi unjuk rasa mahasiswa Surabaya direncanakan digelar pada Kamis (26/9) hari ini. Jumlah massa diperkirakan akan lebih besar lagi.
Menyikapi hal itu, Dinas Pendidikan (Dispendik) Surabaya mengeluarkan surat edaran bernomor 420/11482/436.7.1/2019 tertanggal 25 September 2019 yang ditandatangani oleh Kepala Dispendik Ikhsan. Adapun surat itu ditujukan kepada para kepala sekolah, baik negeri maupun swasta, tingkat TK, SD, dan SMP/MTs.
Surat edaran itu sendiri berisi pemberitahuan untuk meliburkan para siswa sehari sehubungan dengan adanya kegiatan aksi unjuk rasa.(DON)
JAKARTA,KHATULISTIWAONLINE.COM
Bagi kamu para calon mahasiswa yang sedang mencari beasiswa, tidak perlu bingung! Kalau kamu punya prestasi akademik yang mumpuni, Universitas Multimedia Nusantara (UMN) kembali mengadakan Tes Beasiswa bagi para siswa/i SMA/SMK/Sederajat. Universitas yang berbasis Information and Communication Technology (ICT) ini sudah terakreditasi A lho! Ini hal-hal yang perlu kamu tahu sebelum daftar beasiswa di UMN.
Beasiswa Hingga Lulus Kuliah
Semua peserta tes berkesempatan untuk mendapatkan beasiswa uang pangkal mulai dari 30 hingga 100 persen beserta uang kuliah semester 1. Bahkan, khusus program studi (prodi) Big Data (Sistem Informasi), Intelligent and Secure Application (Informatika), Internet of Things Technology (Teknik Komputer), Industrial Automation (Teknik Elektro), Energy Management (Teknik Fisika), dan Akuntansi, UMN memberikan beasiswa bebas uang kuliah sampai lulus. Dengan catatan, kalian lulus tepat waktu 8 semester yaa!
Peserta Selalu Meningkat Tiap Tahun
Berkaitan dengan hal tersebut, General Manager Marketing and Business Development UMN Arief Setyadi mengungkapkan peserta tes beasiswa UMN selalu meningkat setiap tahunnya. “Kami melihat minat peserta untuk ikut Tes Beasiswa UMN besar sekali. Bahkan, meningkat dari tahun ke tahun,” ungkap Arief.
Lebih lanjut Arief menjelaskan setiap peserta tes dapat memilih satu dari tiga belas prodi yang ada di UMN sesuai dengan minat mereka, di antaranya Big Data (Sistem Informasi), Intelligent and Secure Application (Informatika), Internet of Things Technology (Teknik Komputer), Industrial Automation (Teknik Elektro), Energy Management (Teknik Fisika), Manajemen, Akuntansi, Strategic Communication, Multimedia Journalism, Desain Komunikasi Visual, Film, Arsitektur, dan D-3 Perhotelan.
Materi Tes Beasiswa
Semua peserta tes wajib mengikuti tes Logika, Matematika dan Bahasa Inggris pada pukul 10.00-12.00 WIB. Namun khusus peserta yang minat di program studi DKV dan Film terdapat tes tambahan, yaitu tes gambar pada pukul 13.00-14.30 WIB.
Selain itu, UMN juga memberikan beasiswa bagi siswa/i SMA/SMK/Sederajat yang memiliki peringkat di jurusan/kelas atau memiliki prestasi di bidang olahraga/seni lho. Silahkan lampirkan rapor beserta sertifikat kejuaraanmu ya!
Adapun, tes Beasiswa UMN ini akan dilaksanakan pada Minggu, 22 September 2019 pukul 08.00 WIB di kampus UMN Gading Serpong, Tangerang. Untuk pendaftaran tes beasiswa, sdiakses di www.pmb.umn.ac.id.(MAD)
JAKARTA,KHATULISTIWAONLINE.COM
Menteri Pendidikan dan Kebudayaan (Mendikbud) Muhadjir Effendy melakukan audiensi bersama mantan Menteri Kesehatan Farid Anfasa Moeloek dan pengusaha Boenjamin Setiawan. Farid menyesalkan saat ini pelajaran budi pekerti (BP) tidak diajarkan di sekolah.
“Itu mata pelajaran BP masih ada Pak? Dulu waktu saya SD, BP diajarkan intensif itu sekarang nggak saya gimana Pak,” kata Farid saat audiensi bersama Mendikbud di gedung A Kemendikbud, Senayan, Jakarta Selatan, Rabu (11/9/2019).
Farid mengaku prihatin dengan kondisi anak-anak sekarang. Farid membandingkan saat dirinya dulu diajarkan mata pelajaran budi pekerti agar bisa menghormati dan menolong satu sama lain.
“Saya prihatin itu, anak-anak sekarang ini ada yang ini, ada yang itu, saya ingat betul BP itu satu mata pelajaran khusus saat saya masih SD tahun 50-an tentang gimana jadi orang baik, berhubungan dengan satu manusia, jangan berkelahi terus, jadi otak pandai budi pekerti tinggi, sama teman menghormati, orang tua dihormati, bisa tolong menolong,” ucapnya.
“Iya mungkin sekarang (pengajaran budi pekerti) lebih baik, tapi buat saya yang diajarkan guru itu lebih berkesan betul BP itu,” sambungnya.
Menanggapi itu, Muhadjir mengakui budi pekerti tidak masuk dalam bentuk mata pelajaran khusus. Meski begitu, kata Muhadjir, nilai-nilai budi pekerti diajarkan dalam beberapa mata pelajaran lain dan kegiatan ekstrakulikuler.
“Sekarang tidak dalam bentuk matpel, itu jadi masuk intranya masuk ke beberapa matpel termasuk PPKN, agama, sejarah, nah untuk ekstra masuk di giat ekskul seperti pramuka, ossis, kalau yang berkaitan agama ya kerohanian, jadi menyebar di beberapa matpel, kalau matpel soesifik BP itu tidak ada,” ungkap Muhadjir.
Selain itu, Muhadjir juga menjelaskan budi pekerti saat ini juga diajarkan melalui ekstra kulikuler. Namun Ia tidak membantah pengetahuan soal etika dan sopan santun itu belum efektif diajarkan.
Muhadjir menegaskan akan menampung semua saran terkait hal tersebut. Dia juga akan melakukan evaluasi terkait penerapan etika dan sopan santun di sekolah.
“Iya walau agama itu ada akhlaknya, makanya BP itu kalau di agama akhlak, kalau di PKN itu nilai Pancasila. Cuma yang terkait etiket, etika, sopan santun, tata cara itu belum, itu kita wadahi di PPK, jadi sifatnya kurikuler, kita tampung saran usulnya, nanti kita liat dengan PPK itu apa sudah memadahi, kalau belum ya akan kita liat kurangnya di mana,” sebut Muhadjir.(NOV)
JAKARTA,KHATULISTIWAONLINE.COM
Wakil Gubernur Jawa Barat Uu Ruzhanul Ulum meminta kepada para lulusan perguruan tinggi khususnya di Jawa Barat, menyiapkan mental dan keahliannya. Hal itu agar bisa menghasilkan karya dan jasa untuk bangsa dan negara.
“Atas nama Pemerintah Daerah Provinsi Jawa Barat, saya mengucapkan terima kasih atas karya dan jasa Universitas Islam Nusantara yang hari ini telah melahirkan wisudawan dan wisudawati yang Insyaallah mereka memiliki keilmuan dan keahlian, yang Insyaallah keilmuan mereka akan bermanfaat untuk masyarakat bangsa, negara, bahkan agama di wilayah Jawa Barat,” ujarnya dalam keterangan tertulis, Sabtu (7/9/2019).
Hal itu diungkapkannya di hadapan 1.113 wisudawan dan wisudawati program sarjana, master dan doktor pada acara Wisuda ke-63 Universitas Islam Nusantara (Uninus) di Bandung Convention Center (BCC), Kota Bandung, Kamis, (5/9).
“Saya berharap para wisudawan dan wisudawati mampu berkarya dan berjasa, serta memanfaatkan ilmunya untuk membentengi negara kita,” imbuhnya.
Menurut Uu, persaingan kehidupan saat ini semakin ketat sehingga dibutuhkan Sumber Daya Manusia (SDM) berkualitas untuk menghadapi tantangan pada masa depan.
“Setelah diwisuda kita akan menghadapi persaingan yang sangat ketat, seleksi kehidupan yang semakin sulit. Oleh karena itu, siapkan mental dan hal yang lainnya untuk menghadapi kehidupan di masa yang akan datang,” ucapnya.
Pada kesempatan ini, Uu pun berpesan agar generasi muda memiliki integritas, moral, dan akhlak. Karena, menurutnya, kesuksesan dalam hidup tidak hanya dilihat dari status, pangkat atau jabatan, serta gelar pendidikan saja.
“Seseorang bisa hebat, seseorang bisa dihargai bukan hanya karena ilmu, kepangkatan dan jabatan tetapi yang paling dihargai karena memiliki moral, akhlak, dan integritas,” tandasnya.(VAN)