SURABAYA, KHATULISTIWAONLINE.COM –
Kepala Staf Angkatan Laut (KASAL) Laksamana TNI Yudo Margono memimpin upacara tabur bunga. Upacara ini untuk memperingati Hari Dharma Samudera Ke-60.
Yudo mengatakan acara tabur bunga ini untuk menghargai jasa para pahlawan, terutama pahlawan laut yang telah gugur dalam berjuang menegakkan kedaulatan NKRI.
Acara ini, lanjut Yudo juga sebagai penghormatan pada prajurit KRI Nanggala yang telah gugur.
“Termasuk para prajurit di KRI Nanggala 402 yang melakukan operasi latihan di Laut Bali telah gugur dan tentunya juga masuk di dalam acara ini. Kita hormati, kita hargai perjuangan mereka sekaligus pengingat jasa 53 prajurit yang telah gugur tersebut,” kata Yudo, Sabtu (15/1/2022).
Proses upacara tabur bunga ini dilakukan di atas KRI dr Wahidin Sudirohusodo-991 yang berlayar melintasi perairan di sekitar Selat Madura. Upacara ini diperingati setiap tahun oleh TNI AL untuk mengenang pertempuran yang terjadi di Laut Arafuru antara tentara Indonesia melawan Belanda untuk mempertahankan Irian Barat.
Hari Dharma Samudera juga dilakukan untuk memperingati peristiwa heroik Komodor Yos Sudarso yang gugur sebagai pahlawan. Sejarah singkatnya yakni pada tanggal 15 Januari 1962, 3 kapal cepat RI berjuang untuk merebut Irian Barat dari tangan penjajah Belanda.
Tiga kapal tersebut yakni Kapal RI Macan Tutul, Macan Kumbang, dan Harimau. Ketiga kapal itu tiba-tiba diikuti oleh dua pesawat terbang Belanda, disusul dua kapal musuh berjenis Destroyer dan Freegat. Yang kemudian menembakkan peluru tajam dan suar ke ketiga kapal cepat RI.
Dalam keadaan darurat, Komodor Yos Sudarso yang berada di Kapal RI Macan Tutul mengambil alih pimpinan. Ia segera memerintahkan tembakan balasan dan manuver perlawanan untuk mengecoh musuh. Hal ini membuat tembakan musuh terpusat di KRI Macan Tutul dan dua kapal lainnya dapat diselamatkan.
Namun karena kalah persenjataan, perlawanan menjadi tidak seimbang. Sehingga peristiwa tersebut mengakibatkan tenggelamnya kapal RI Macan Tutul dan gugurnya Komodor Yos Sudarso beserta sekitar 25 ABK kapal RI Macan Tutul.
Dalam acara ini, hadir pula Gubernur Khofifah Indar Parawansa, Pangkogabwilhan I Laksda TNI Muhammad Ali, Kapolda Jatim Irjen Nico Afinta, Pangdam V/Brawijaya Mayjen TNI Nurchahyanto, Pangkoarmada II Laksda TNI Iwan Isnurwanto, hingga Gubernur AAL Mayjen TNI (Mar) Nur Alamsyah.(DON)
SURABAYA, KHATULISTIWAONLINE.COM –
Dua polisi terdakwa penganiaya jurnalis Tempo Nurhadi, Bripka Purwanto dan Brigpol M Firman Subakhi, divonis 10 bulan penjara. Hakim menilai kedua terdakwa melanggar hukum Pasal 18 ayat (1) UU No. 40 tahun 1999 tentang Pers.
“Menjatuhkan pidana masing-masing terdakwa penjara 10 bulan,” kata hakim M Basir saat membacakan putusan di ruang Cakra Pengadilan Negeri Surabaya, Rabu (12/1/2022).
Selain menjatuhkan masing-masing pidana penjara, majelis hakim juga menjatuhkan restitusi atau ganti rugi kepada korban Nurhadi dan saksi F.
“Menghukum terdakwa membayar restitusi kepada saksi Nurhadi Rp 13.813.000 dan saksi F sebesar Rp 21.850.000,” ujar hakim.(MAD)
BANDAR LAMPUNG, KHATULISTIWAONLINE.COM –
“Datang ke masyarakat dengarkan apa yang mereka inginkan. Bila perlu kumpul masyarakat tingkat Polsek, Polres, Polda. Sehingga tahu apa yang harus ditingkatkan. Akan muncul trust dari masyarakat,” kata Sigit dalam pengarahannya di Polda Lampung, Selasa (11/1/2022).
Sigit memberikan pengarahan terkait situasi keamanan dan ketertiban masyarakat (sitkamtibmas), penanganan COVID-19, hingga soal transformasi Polri Presisi.
Kapolri Jenderal Listyo Sigit Prabowo memerintahkan jajarannya turun ke lapangan dan memahami permasalahan serta aspirasi masyarakat. Sigit menilai hal itu bisa jadi bahan evaluasi atau pijakan jajaran dalam bertugas agar makin dipercaya dan dicintai warga.
Perintah Sigit tersebut tak hanya untuk Polda Lampung dan jajaran, tapi juga untuk semua anggota Polri di penjuru Tanah Air. Dia menegaskan pelayanan publik harus terus ditingkatkan.
Mantan Kabareskrim ini menegaskan tak ingin mendengar adanya pelayanan yang tak sesuai harapan masyarakat. Dalam konsep Presisi, sambung Sigit, masyarakat harus dilayani dengan adil, responsif, ramah, dan humanis. Sigit berharap dengan dilayani baik oleh polisi, masyarakat akan mendoakan dan mengapresiasi sehingga membawa dampak baik bagi organisasi Polri.
“Layani dengan cepat pengaduan. Sehingga masyarakat mengetahui kita melakukan respons apa yang mereka keluhkan. Cek apakah itu berjalan atau belum. Karena ini tidak mudah. Mudah diucapkan tapi sulit dilaksanakan,” ujar mantan Kadiv Propam Polri ini.(DON)