SURABAYA,khatulistiwaonline.com
Kapal Motor (KM) Mutiara Sentosa I terbakar di Perairan Masalembu, Sumenep, Madura. Kapal tersebut mengangkut 134 penumpang, 37 ABK dan puluhan kendaraan. Tidak ada korban jiwa dalam peristiwa tersebut.
Kasi tertib Berlayar Kantor Kesyahbandaran Utama Tanjung Perak Surabaya Syah Hermawan saat dihubungi khatulistiwaonline, Jumat (19/5/2017), mengatakan, kapal itu memuat 37 ABK dan 134 penumpang. Selain manusia, kapal tersebut juga memuat kendaraan yang terdiri dari 2 motor, 21 mobil kecil, 10 truk sedang, dan 47 truk besar.
“Kapal Basarnas kabarnya juga menuju lokasi untuk melakukan evakuasi juga. Sebagian penumpang masih di atas kapal penyelamat, dan sebagian sudah dibawa ke UPP Masalembu dengan kapal kecil,” ujar Hermawan.
Dia mengatakan Api muncul dan langsung membesar. Sprinkle dan alat pemadam ringan (apar) tidak bisa memadamkan api yang terus membesar. Api terus merembet ke kendaraan lain di car deck.
Karena kebakaran semakin membesar, Nakhoda kapal Eddy Sarwoto memerintahkan semua yang ada di kapal segera meninggalkan kapal (abandoned ship). Sebelum memerintahkan abandoned ship, nakhoda sudah berusaha meminta bantuan kepada pos pelayaran terdekat dan kapal yang sedang melintas.
Kebetulan ada KM Meratus Makassar yang sedang dalam perjalanan dari Makassar menuju Jakarta. Kapal itulah yang paling dekat. Kapal itulah yang pertama kali melakukan evakuasi penumpang.
“Evakuasi dilakukan sekitar pukul 18.00 WIB,” tutur Hermawan. (DON)
PEKANBARU,khatulistiwaonline.com
Menkum HAM, Yasonna H Laoly mengunjungi Rutan Klas II Pekanbaru berdialog dengan tahanan dan napi. Sejumlah kebobobrokan yang ada disampaikan ke media.
“Saya tadi sudah berdialog dengan penghuni Rutan dan melihat kondisi seluruh ruangan yang ada. Ruangan kecil dipaksa untuk beramai-ramai. Sangat luar biasa kondisinya di sini,” kata Yasonna dengan nana geram, Minggu (7/5/2017).
“Kalau sudah merasa gerah, nanti akan ada minta pindah ruangan. Di sinilah adanya pungli yang dilakukan pegawai Rutan,” kata Yasonna.
Untuk pindah ruangan, kata Yasonna, maka pegawai Rutan meminta uang dengan jumlah jutaan rupiah. Ini belum lagi urusan jam besuk yang juga dilakukan pungli.
“Staf Rutan sengaja membiarkan ruangan begitu padat untuk diperas. Memang, Rutan ini kapasitasnya sekitar 3.00-aan, tapi disi 1.800-an. Ini sudah melebihi 600 persen,” kata Yasonna.
“Ini memang persoalan seluruh Rutan dan LP di Indonesia. Tapi itu tidak boleh dijadikan alasan,” kata Yasonna.
Mestinya kondisi seperti itu, kata Yasonna, harus sudah didekteksi sejak dini. “Di Riau ini Rutan dan lembaga pemasyarakatan hanya berkapasitas 2.000, tapi dihuni 10 ribu,” kata Yasonna.
“Kami akan mencari terkait over kapasitas ini. Mau tidak mau, harus ada tambahan bangunan di Riau ini, dan di seluruh Indonesia,” kata Yasonna. (MAD)
CILACAP,khatulistiwaonline.com
Sebuah mobil minibus Elf tertabrak Kereta Api di perlintasan Pasar Sigong, Pucung Lor, Kroya, Cilacap. 5 orang meninggal seketika di kejadian dan 2 orang luka berat dalam kejadian tersebut.
Manager Humas Daop 5 Purwokerto, Ixfan Hendri Wintoko, mengatakan kejadian kecelakaan terjadi hari ini sekitar pukul 11.15 WIB di Km 404+9 antara Stasiun Kroya – Kemranjen, tepatnya di Grumbul Sigong, Desa Pucung Lor, Kroya. Saat itu minibus Elf R 1724 EA melintasi perlintasan yang hanya dibuat dari palang kayu yang dijaga warga sekitar.
“Bertabrakan dengan KA 79 Lodaya Pagi jurusan Solo – Bandung. Korban meninggal sementara 5 orang dan korban luka berat 2 orang dibawa ke RS Agisna. Posisi perlintasan bukan perlintasan resmi PT KAI. Hanya dijaga warga. Tapi informasinya saat kejadian, tidak terjaga,” paparnya, Selasa (18/4/2017).
Kapolsek Kroya, AKP Suryo Probo, saat dikonfirmasi detikcom juga membenarkan adanya kejadian tersebut. Menurut dia, mobil minibus berangkat dari arah Desa Karangwangkal, Kecamatan Nusawungu, Cilacap. Saat melintasi perlintasan yang hanya dibuat dengan palang kayu, tiba-tiba datang KA Lodaya Pagi jurusan Solo – Bandung.
“Korban meninggal 5 orang dewasa dari 8 penumpang minibus. Korban belum diidentifikasi. Saat ini masih minta keterangan dari penjaga perlintasan,” kata Suryo Probo. (RIF)
PALEMBANG,khatulistiwaonline.com
Kapolda Sumatera Selatan menegaskan penangkapan anggotanya dan penyitaan uang oleh Tim Propam Mabes Polri bukan hasil Operasi Tangkap Tangan (OTT). Menurutnya, kasus tersebut merupakan hasil pengembangan dan atas permintaan dirinya ke Mabes Polri supaya proses rekrutmen Polri di Sumsel berjalan bersih.
“Saya tegaskan bahwa itu bukan OTT, tapi hasil pemeriksaan tim dari Mabes Polri atas permintaan saya sebagai pimpinan di sini (Mapolda Sumsel, red),” tegas Kapolda Sumsel, Irjen Pol Agung Budi Maryoto kepada wartawan di halaman Mapolda Sumsel, Senin (03/04/2017).
Pemeriksaan berawal dari adanya komplain pihak keluarga pada saat penerimaan Sekolah Inspektur Polisi Sumber Sarjana (SIPSS) 2017 di Mabes Polri. Kemudian dirinya menyampaikan pada Tim Propam Mabes Polri untuk membantu melakukan pemeriksaan dan ditemukan penyimpangan pada saat rekrutmen beberapa tahun lalu. Sehingga untuk mewujudkan penerimaan Polri Clean and Clear ke depan.
Menurutnya, hingga saat ini, tim Propam Mabes Polri telah menyita total 6,7 Miliar dari pejabat Polda Sumsel. Termasuk dari rekening bank dan kendaraan dan masih terus didalami nominal suap yang diberikan pada oknum-oknum untuk memuluskan tahapan seleksi di Polda Sumsel.
“Sampai hari ini sudah ada 6,7 miliar uang tunai yang disita. Termasuk dari rekening dan kendaraan yang dibeli menggunakan uang diduga suap itu, ” imbuhnya.
Sebelumnya, Kapolri telah menegaskan larangan pungutan terhadap rekrutmen anggota Polri. Polri akan lebih mengedepankan prinsip dasar penerimaan anggota yang bersih, akuntabel, transparan dan humanis.
“Saat ini masih dilakukan pemeriksaan di Mabes Polri, apapun hasil keputusan sidang disiplin akan kita laksanakan. Termasuk sanksi pemberhentian kepada para palaku nantinya,” tutur mantan Kakorlantas Mabes Polri tersebut. (DON)
SEMARANG,khatulistiwaonline.com
Pawai ogoh-ogoh memperingati hari raya Nyepi akan kembali digelar di Kota Semarang, Jawa Tengah, pada Minggu (2/4/2017) besok. Pawai itu akan diikuti peserta dari lintas agama dan budaya.
Rangkaian acara akan dimulai dari titik nol kilometer Kota Semarang atau di depan Kantor Pos Besar Kota Semarang. Rombongan akan siap berjalan mulai pukul 14.00 WIB melintasi Jalan Pemuda menuju Balai Kota Semarang.
“Diawali prosesi upacara, dilanjutkan pawai hingga halaman Balai Kota Semarang, kemudian diakhiri dengan pertunjukan sendratari Arjuna Wiwaha, diiringi Gong Puspagiri,” kata Kepala Bagian Humas dan Protokol Setda Kota Semarang Achyani, Sabtu (1/4).
Pawai ogoh-ogoh 2017 tersebut akan diikuti kelompok pagar ayu, kelompok pinandita, pemimpin agama, pasukan berkuda dari Polrestabes Semarang, kelompok pasukan Mataram, kelompok warak ngendog dari Dewan Kesenian Semarang, tiga pasukan ogoh-ogoh, serta sejumlah kelompok seni dari berbagai unsur.
“Tujuannya sebagai sarana merajut harmoni antar-umat beragama serta seluruh komponen masyarakat Kota Semarang guna mewujudkan Kota Semarang yang aman dan tertib,” ujar Achyani.
Dengan adanya acara tersebut, akses menuju Jalan Pemuda dari Jembatan Mberok dekat titik nol kilometer akan ditutup mulai pukul 13.00 WIB hingga selesai rangkaian berjalan dari titik start. Sedangkan untuk Jalan Pemuda akan diberlakukan sistem buka-tutup jalan.
Berdasarkan pengalaman tahun lalu, antusiasme pengunjung akan tinggi. Karena itu, disediakan kantong parkir di dekat titik finis, yaitu Makodim 0733/BS Semarang, SMAN 3 Semarang, halaman parkir Bank Jateng, serta halaman parkir belakang Balai Kota Semarang. (ADI)
SORONG,khatulistiwaonline.com
Area kerusakan terumbu karang di perairan Raja Ampat, Papua Barat, oleh kapal pesiar MV Caledonian Sky semakin luas. Hal ini berdasarkan pendataan yang diambil langsung oleh tim penyelam gabungan di lokasi kandasnya kapal tersebut.
Dirjen Pengendalian Kerusakan dan Pencemaran Lingkungan Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan Karliansyah mengatakan ada perbedaan data dari hasil yang diambil tim pada awal kejadian dengan data terakhir yang diambil beberapa hari lalu.
“Tim kita sudah melakukan pendataan. Ada perbedaan angka memang, tapi nanti kita diskusikan di Kemenko Maritim. Tapi tentu saja, bisa dilihat secara jelas di lapangan,” kata Karliansyah saat berbincang di atas kapal navigasi KN Kofiau yang berlabuh di perairan Raja Ampat, Papua Barat, Kamis (16/3/2017).
Hasil terakhir yang dihimpun oleh tim gabungan, tercatat luas wilayah terumbu karang yang rusak mencapai angka 13.522 meter persegi. Hal ini berbeda jauh dengan angka sebelumnya, yakni 1.600 meter persegi.
“Dari hasil (pendataan) terakhir, penghitungan sementara, itu ada 13.522 meter persegi (yang rusak, red), jauh dari hasil sebelumnya yang hanya 1.600 meter persegi. Ini yang hari ini didata lagi berapa luasan yang didapat nanti. Diukur kembali dari titik pertama sampai titik terakhir, lebarnya, itulah nanti datanya,” katanya.
Saat ini tim gabungan kembali lagi melakukan penyelaman dan pendataan. Karliansyah tidak menyangkal jika ada kemungkinan hasilnya lebih luas dari 13 ribu meter persegi.
“Bisa jadi (lebih besar). Bisa jadi. Dari data-data yang mereka dapatkan, itu kan ada yang terbelah, patah, dan itu mereka kumpulkan jadi satu. Kemudian nanti dikalikan. Dan hasilnya itu tadi dapatlah 13.522 meter persegi. Jika ditanya apakah ada kemungkinan lebih luas lagi, bisa jadi,” kata Karliansyah. (DON)