BANYUWANGI,KHATULISTIWAONLINE.COM
Balai Pendidikan dan Pelatihan (BP2) Penerbang Banyuwangi kembali melantik 9 taruna penerbang dari Papua Barat dan 1 taruna dari Maluku Utara. Provinsi paling ujung barat Pulau Papua ini paling getol mengirimkan putra putri terbaiknya untuk disekolahkan di salah satu pelatihan dan pendidikan milik Kementerian Perhubungan ini.
Pelantikan ini sebagai simbol dari dimulainya pendidikan para taruna tersebut untuk dicetak menjadi pilot handal. Pelantikan digelar di Hanggar Alpha, BP2 Penerbang Banyuwangi, Senin malam (16/7/2018).
Satu persatu, para taruna mendapatkan penyematan wings taruna, oleh Kepala Balai Pendidikan dan Pelatihan Penerbang Banyuwangi, Afen Sena dan para orang tua taruna yg turut hadir pada kesempatan membanggakan ini.
“Ini sebagai tanda mereka mulai menjadi taruna. Selanjutnya mereka akan mendapatkan materi penerbangan dan siap kami cetak menjadi pilot handal,” ujar Afen.
Mereka yang dilantik kemudian akan melakukan pendidikan dan pelatihan penerbang sayap tetap untuk type Single Engine maupun Multi Engine.
” Para taruna tersebut nanti akan menempuh stage ground school PPL selama 232 jam, sÃmulator IR selama 10 jam, flight training selama 45 jam. CPL Ground selama 224 jam, Simulator 30 jam dan flight training 95 jam. Sementara untuk IR, Ground selama 72 jam, Simulator 20 jam dan flight training sebanyak 20 jam. Plus Multi Engine sebanyak 15 jam terbang,” tegas Afen.
Sementara itu, Kepala Dinas Perhubungan Provinsi Papua Barat Max Sabarofek mengatakan pendidikan taruna penerbang ini dibiayai oleh APBD provinsi setempat. Ini sebagai bentuk pembangunan SDM Papua Barat, dalam pemenuhan kebutuhan perhubungan. Selain itu, ini sebagai wujud dari program Nawacita Presiden Joko Widodo, membangun dari pinggir.
“Papua punya kekayaan yg melimpah, tapi kalau bukan putra putrinya yang mengolah, maka kekayaan tidak akan jadi apa-apa. Kami selalu akan mengirimkan putra terbaik kami untuk dididik menjadi pilot. Karena memang kondisi wilayah kami membutuhkan banyak pilot,” ujarnya.
Tak hanya dicetak sebagai pilot, kata Max, putra-putri Papua Barat juga diberi beasiswa di beberapa sekolah Perhubungan lainnya. Antara lain, ASDP Palembang, Penguji Kendaraan Bermotor di Bali, Transportasi Darat di STTD Bekasi, dan Rekayasa Jalan Raya di PKTJ Tegal.
“Banyuwangi menjadi lokasi ke-5 kami untuk mencetak putra putri kami yang handal menjadi orang yang bisa mengerti dan kelak menjadi pemimpin,” tandasnya. (ADI)