TEHERAN –
Seorang warga negara Amerika Serikat (AS) kelahiran China dijatuhi vonis 10 tahun penjara oleh pengadilan Iran. Pria bernama Xiyue Wang ini dinyatakan bersalah atas dakwaan spionase.
Seperti dilansir Reuters dan AFP, Senin (17/7/2017), Wang yang berusia 37 tahun merupakan lulusan Princeton University, AS. Dia diketahui berprofesi sebagai seorang peneliti dan sedang melakukan penelitian di Iran. Wang lahir di China, namun dinaturalisasi menjadi warga negara AS. Dia memiliki kewarganegaraan ganda AS-China.
Dilaporkan situs berita resmi otoritas kehakiman Iran, Mizan, yang mengutip salah satu juru bicara pengadilan Iran, bahwa Wang dituding ‘melakukan aktivitas mata-mata dengan dalih penelitian’. Wang ditangkap pada 8 Agustus 2016, saat akan meninggalkan Iran.
“Orang ini, yang mengumpulkan informasi dan langsung dipandu oleh Amerika, divonis 10 tahun penjara, tapi vonis itu bisa dibanding,” terang juru bicara pengadilan Iran, Gholamhossein Mohseni Ejei, dalam tayangan televisi nasional AS.
Dalam laporannya, Mizan menyebut Wang merupakan bagian dari ‘proyek penyusupan’ yang bertujuan mengumpulkan ‘artikel-artikel bersifat sangat rahasia’ untuk sejumlah institusi AS dan Inggris, termasuk Princeton, Departemen Luar Negeri AS, Kennedy School pada Harvard University dan British Institute for Persian Studies.
“Sebelum penangkapannya, dia (Wang-red) mampu mengarsipkan 4.500 halaman dokumen negara ini secara digital, dalam misi pengintaian diam-diam,” tuding Mizan.
Dokumen-dokumen rahasia yang disebut ‘dicuri’ Wang, dikatakan Gholamhossein, diambil dari ‘arsip budaya dan penelitian’ dan dari ‘perpustakaan beberapa organisasi negara’. Mizan mempublikasi penggalan laporan tahunan British Institute of Persian Studies, yang menampilkan Wang mengucapkan terima kasih pada pihak perpustakaan di pusat kajian itu untuk membantunya berkomunikasi dengan akademisi di Iran. Otoritas Iran menyebut laporan itu sebagai ‘bukti’ bahwa Wang menjalankan misi rahasia di Iran.
Dalam pernyataan terpisah, pihak Princeton University menyebut Wang merupakan kandidat doktoral, yang khusus meneliti sejarah Eurasia akhir abad ke-19 dan awal abad ke-20. Menurut pihak Princeton University, Wang berada di Iran untuk meneliti dinasti Qajar. Qajar merupakan dinasti kesultanan Iran yang berasal dari Turki, khususnya dari etnis Qatar, yang menguasai Persia – nama terdahulu Iran – dari tahun 1785 hingga 1925. (ADI)
London –
Kepolisian Inggris menangkap 2 orang remaja yang diduga menjadi pelaku penyiraman air keras di timur kota London. Akibat serangan air keras tersebut, beberapa orang mengalami cedera bahkan ada yang sampai luka parah.
Dilansir Reuters, Sabtu (15/7/2017), kedua remaja yang ditangkap berusia 15 dan 16 tahun. Keduanya ditangkap di 2 lokasi yang berbeda, yaitu di Stoke Newington dan di London Utara. Mereka diduga sebagai pelaku penyerangan air keras pada warga.
Usai ditangkap keduanya dibawa ke kantor polisi London Timur untuk dimintai keterangan. Tak hanya melakukan penyiraman air keras, keduanya juga diduga melakukan perampokan.
Kedua pelaku menggunakan skuter untuk menyerang seorang pria berusia 32 tahun di Hackney, London Timur dengan air keras pada Kamis (13/7) pukul 21.25 waktu setempat. Tak hanya melakukan penyerangan dengan air keras, salah satu pelaku juga membawa lari skuter milik korbannya.
Usai adanya serangan tersebut, satu setengah jam kemudian kejadian yang sama di dua lokasi yang berbeda. Serangan kembali terjadi di Hackney dengan korban 3 orang. Sementara serangan lainnya terjadi di Islington dengan juga menggunakan air keras. (ADI)
Mexico City –
Sekelompok pria bersenjata menyerbu sebuah pesta ulang tahun anak di kotaTizayuca di Meksiko dan menewaskan 11 orang.
Polisi mengatakan mereka menemukan empat anak yang masih hidup di tempat kejadian namun semua 11 orang dewasa — yaitu tujuh pria dan empat perempuan — tewas ditembak.
Serangan brutal ini terjadi Kamis (13/07) waktu setempat di sebuah tenda yang didirikan di halaman rumah untuk merayakan pesta ulang tahun.
Laporan-laporan menyebutkan empat pria menyerbu pesta itu sementara seorang anak -seperti dilaporkan koran Excelsior- mengatakan bahwa para penyerang mengenakan topeng dan seragam polisi.
Polisi sudah menutup tempat kejadian untuk melakukan penyelidikan forensik.
Meksiko belakangan ini menghadapi peningkatan kekerasan secara drastis terkait dengan persaingan antar kelompok pengedar narkotika.
Pada bulan Mei saja, tercatat 2.186 pembunuhan atau sekitar 70 orang tewas setiap harinya dan kecenderungan belakangan ini memperlihatkan para pembunuh menjadikan keluarga, termasuk anak-anak, sebagai sasaran serangan.
Sejak pemerintah Meksiko mengerahkan militer untuk menghadapi para pengedar narkotika pada tahun 2006 lalu, diperkirakan 200.000 orang tewas maupun hilang dalam ‘perang’ antara para kelompok penjahat yang bersaing maupun dengan tentara.(ADI)
Mississippi –
Sebuah pesawat militer jatuh di wilayah Mississippi, Amerika Serikat (AS). Sedikitnya lima orang tewas dalam kecelakaan pesawat ini.
Seperti dilaporkan media lokal AS, Clarion-Ledger dan dilansir AFP, Selasa (11/7/2017), pesawat militer yang mengalami kecelakaan ini diketahui merupakan jenis C-130 Hercules milik Korps Marinir AS. Pesawat itu merupakan pesawat pengisi bahan bakar.
Pesawat militer AS itu dilaporkan jatuh di wilayah Sunflower-Leflore pada Senin (10/7) malam waktu setempat. Informasi soal jatuhnya pesawat militer AS ini dan jumlah korban tewas, disampaikan oleh Direktur Badan Penanggulangan Urusan Darurat Mississippi, Lee Smithson.
Korps Marinir AS sendiri hanya menyebut telah terjadi ‘kecelakaan’ namun tidak menjelaskan lokasi maupun menerangkan apakah kecelakaan yang diumumkannya sama dengan kecelakaan di Sunflower-Leflore.
Secara terpisah, juru bicara Pentagon atau Departemen Pertahanan AS mengkonfirmasi kedua kecelakaan pesawat itu merupakan insiden yang sama.
“Kecelakaan pesawat KC-130 milik USMC (Korps Marinir AS) terjadi pada 10 Juli malam hari. Informasi lebih lanjut akan dirilis kemudian,” demikian keterangan otoritas militer AS.
Informasi yang dilaporkan media lokal Clarion-Ledger menyebut, kecelakaan pesawat itu terjadi pada pukul 16.00 waktu setempat. Disebutkan bahwa pesawat itu terbakar usai jatuh dan petugas pemadam kebakaran menggunakan sejumlah besar busa untuk memadamkan api.
Tidak diketahui jumlah orang di dalam pesawat militer itu. Media lokal menyebut pesawat itu membawa 9 orang. Namun informasi itu belum bisa dikonfirmasi kebenarannya. Penyebab jatuhnya pesawat ini juga belum diketahui pasti.(ADI)
Washington –
Sebuah pernyataan dari Gedung Putih dikeluarkan dengan kesalahan yang mendasar karena mencampurkan China dan Taiwan.
Pernyataan pers setelah pertemuan Presiden Donald Trump dan Presiden Xi Jinping di pertemuan puncak G20 di Hamburg, Jerman, menyebutnya sebagai presiden ‘Republik China’.
Padahal nama itu adalah nama Taiwan, yang masih dianggap China sebagai provinsinya yang membangkang, sedangkan Presiden Xi adalah pemimpin ‘Republik Rakyat China’.
Sebelumnya terbit foto di Instagram yang memperlihatkan pertemuan Presiden Trump dengan PM Singapura, Lee Hsien Loong, namun keterangannya menulis Presiden Indonesia, Joko Widodo.
Masih ada satu kesalahan lagi, yaitu Shinzo Abe disebut sebagai Presiden Jepang, padahal – Anda pun mungkin tahu – dia adalah Perdana Menteri Jepang.
Versi internet dari konferensi pers Trump dan Xi itu kini hanya merujuk sebagai ‘Presiden Xi dari China’ dan pernyataan Jepang juga sudah diperbaiki.
Kesalahan tentang pertemuan dengan PM Singapura juga sudah diganti walau beberapa komentar jelas menunjukkan sempat terjadi kesalahan dan beberapa pengguna Indonesia tampak ‘kecewa’ karena tidak bisa lagi melihat kesalahan tersebut.
Seseorang dengan identitas pratiwi6898 menulis: “Yah Om Trump, baru aku mau liat captionnya yg lagi rame itu, ternyata sudah diedit huft..” sementara mrafly13 berkomentar: “Diganti dahhh.”
Sementara dalam kekeliruan terkait China, Chris Lu — seorang mantan pejabat Sekretaris Kabinet di masa pemerintahan Presiden Barack Obama — menulis pesan, “Ups. Gedung Putih merujuk Xi Jinping sebagai pemimpin Republik China, yang merupakan Taiwan’ sambil menaruh tagar #AmateurHour.
Kesalahaan dalam menyebut nama resmi China dan Taiwan sebenarnya amat penting karena hubungan kedua negara yang sensitif. (ADI)
Chonburi –
Tim nasional Indonesia U-16 cuma bermain imbang 2-2 pada laga perdananya di Piala AFF U-15 Thailand. ‘Garuda Asia’ disebut masih banyak melakukan kesalahan.
Bertanding di Chonburi Campus Stadium 2, Thailand, Minggu (9/7/2017), Indonesia sempat memimpin 1-0 lewat Rendy Juliansyah. Namun Myanmar berbalik unggul setelah N Soe dan LM Htwe menjebol gawang Ahludz Dzikri di babak pertama yang berakhir 2-1.
Di masa injury time, Indonesia sukses mencetak gol penyama hingga akhirnya terhindar dari kekalahan. Adalah Miftahul Husen yang menjebol gawang N.L. Htet untuk menyudahi laga jadi 2-2.
Pelatih timnas U-16 Fachry Husaini mengakui anak-anak asuhnya tampil kurang oke di laga ini. Hasil imbang disebutnya sudah cukup beruntung bisa dipetik.
“Hasil 2-2 ini dengan cara bermain seperti tadi, yang banyak melakukan kesalahan buat saya ini realistis,” ujar Fachri dalam rilis yang diterima detikSport.
“Terutama di babak pertama banyak melakukan pelanggaran-pelanggaran yang tidak perlu. Kami beruntung,” tambahnya.
Selanjutnya, Indonesia akan menghadapi Thailand Selasa (12/7/2017). Fachry berjanji akan melakukan perubahan, khususnya di lini serang.
“Masih perlu evaluasi lagi dan banyak catatan perbaikan untuk kami saat nanti bertanding melawan Thailand. Memasukkan Husyen dan Alsya Rizky Fradana harus saya lakukan, saya punya banyak sumber daya,” tambahnya.
“Saya harus memaksimalkan sisi-sisi di beberapa ruang permainan. Masuknya mereka membawa perubahan yang cukup signifikan bagi tim,” tutup Fakhri.
Hasil imbang ini membuat Indonesia tertahan di peringkat empat Grup A dengan poin satu, di bawah Laos (3), Thailand (3) dan Myanmar (1), dengan Australia dan Singapura masih nirpoin. (ADI)
Baghdad –
Dua jurnalis televisi Irak tewas dibunuh kelompok radikal Islamic State of Iraq and Syria (ISIS) di Mosul bagian selatan, yang masih dikuasai ISIS. Dua jurnalis lainnya terjebak di wilayah yang sama, namun berhasil diselamatkan.
Seperti dilansir AFP, Sabtu (8/7/2017), dengan posisi yang tersudutkan di Mosul, kota terbesar kedua di Irak, ISIS masih mampu menyusup ke dalam desa Imam Gharbi, Mosul bagian selatan. ISIS dilaporkan menguasai desa itu dan menculik warga sipil yang ada di sana.
Pasukan Irak lantas melakukan serangan balasan untuk memukul mundur ISIS di wilayah itu. Namun sejumlah pejabat dan jurnalis yang mendampingi serbuan itu malah terkepung oleh ISIS.
“Kolega kami, Harb Hazaa al-Dulaimi, koresponden untuk saluran televisi Hona Salaheddin dan Sudad al-Duri, kamerawan untuk stasiun televisi yang sama, telah mati martir (di desa Imam Gharbi),” demikian pernyataan televisi Hona Salaheddin.
Mustafa Wahadi, jurnalis ketiga dari Hona Salaheddin, yang kini berada di desa Imam Gharbi, terkepung oleh ISIS. Saat masih terjebak, dia sempat memposting pesan via Facebook yang isinya meminta pasukan keamanan Irak menyelamatkan mereka.
“Situasi di sekitar saya sangat berbahaya,” ucap Wahadi via akun Facebooknya.
“Daesh (nama Arab ISIS) sangat dekat. Ini mungkin saja postingan terakhir saya, mungkin saya akan dibunuh,” imbuhnya.
Juru bicara Kementerian Dalam Negeri Irak, Brigadir Jenderal Saad Maan, belakangan mengumumkan bahwa para jurnalis yang terjebak telah diselamatkan. “Pasukan keamanan berhasil membebaskan jurnalis yang terkepung di desa itu bersama pejabat yang menemani mereka,” ucapnya.
Namun sejauh ini, pasukan Irak belum mampu mengusir ISIS sepenuhnya keluar dari Imam Gharbi.
“Kami sukses sore ini dalam membebaskan orang-orang yang terjebak. Sekarang kami telah mengepung desa itu sepenuhnya dan kami akan menyerbunya dalam hitungan jam,” ucap Mayor Jenderal Najmeddin al-Juburi selaku Kepala Komando Operasi Nineveh, yang bertanggung jawab atas keamanan di wilayah itu.
Desa Imam Gharbis diketahui berjarak 60 kilometer lebih dari kota Mosul bagian selatan. Desa ini terletak dekat dengan Sungai Tigris, yang pernah dikuasai ISIS sebelumnya. Militan ISIS diduga menyeberangi sungai dan menyusup diam-diam ke desa Imam Gharbi. Di sana, ISIS dilaporkan menculik lebih dari 10 keluarga, termasuk wanita dan anak-anak. (ADI)
Acapulco –
Kerusuhan terjadi di sebuah penjara di Meksiko pada Kamis (6/7) waktu setempat. Pejabat setempat juga menyebut 3 orang lainnya mengalami luka.
Dilansir dari AFP, Jumat (7/7/2017), pasca kerusuhan tampak ada kepala yang terpenggal dan bagian tubuh korban mutilasi. Kerusuhan pecah karena saingan antar geng.
Mayat ditemukan bergelimpangan di sisi penjara dengan keamanan maksimum, dapur, teras, dan area kunjungan suami istri. Kerusuhan yang berlokasi di penjara Cereso di Acapulco itu terjadi menjelang dini hari.
Belum diketahui apakah telah ada pelaku yang ditangkap atau tidak. Sebelumnya otoritas setempat menyampaikan korban tewas berjumlah 5 orang.
Acapulco adalah kota terbesar di Guerrero, salah satu negara bagian Meksiko yang ‘paling tidak memiliki hukum’ dan merupakan pusat produksi poppy opium yang menjadi perhatian utama para pejabat AS. (ADI)
Singapura –
Otoritas Singapura telah mendeportasi dua WNI yang disebut telah diradikalisasi militan ISIS dengan menggunakan media sosial.
Menteri Dalam Negeri Desmond Lee mengatakan pada parlemen, kedua pembantu rumah tangga (PRT) asal Indonesia tersebut tidak punya rencana untuk melakukan kekerasan di Singapura. Kedua wanita itu juga dinyatakan tidak mempengaruhi teman-teman mereka di Singapura. Tidak disebutkan identitas lengkap kedua WNI berumur 25 tahun dan 28 tahun itu.
Dengan pemulangan ini, berarti sejauh ini sudah ada 9 kasus serupa sejak tahun 2015. “Sama seperti kasus-kasus sebelumnya, mereka berdua adalah pendukung ISIS, yang diradikalisasi lewat media sosial,” ujar Lee kepada para anggota parlemen seperti dilansir kantor berita Reuters, Rabu (5/7/2017).
Tahun lalu, otoritas Singapura menyatakan telah mendeportasi hampir 70 warga asing, termasuk lima PRT, atas dugaan radikalisme selama dua tahun sebelumnya.
Bulan lalu, otoritas Singapura juga menangkap seorang warga Singapura atas dugaan radikalisme ISIS. Dia menjadi warga Singapura pertama yang ditangkap di tengah meningkatnya kekhawatiran akan meluasnya kelompok ISIS di wilayah Asia Tenggara. (ADI)
LONDON –
Sekitar 30 anak laki-laki mengenakan rok ke sekolah sebagai protes karena dilarang memakai celana pendek.
Murid ISCA Academy di Exeter, Inggris barat daya meminta izin mengubah seragam mereka karena panasnya cuaca yang mencapai lebih dari 34 drajat C Rabu (21/06).
Salah satu anak yang ikut serta dalam unjuk rasa mengatakan, “Kami tidak dibolehkan memakai celana pendek, dan saya tidak ingin duduk-duduk memakai celana panjang seharian, karena agak panas.”
Kepala sekolah Aimee Mitchell mengatakan celana pendek ‘bukanlah bagian’ dari seragam sekolah, seperti dilaporkan Devon Live.
Pada murid mengatakan ide protes justru berasal dari kepala sekolah, yang pertama kali mengusulkannya, meskipun salah satu murid mengatakan dia berpikir kepala sekolah tidaklah serius.
Kepanasan
Mereka mengharapkan sekolah akan mempertimbangkan kembali kebijakan celana pendek karena unjuk rasa yang dilakukan. Dan kepala sekolah sendiri memang sudah mengisyaratkan hal itu.
“Kami menyaksikan bahwa dalam beberapa hari terakhir cuaca memang sangat panas dan kami berusaha keras memungkinkan murid dan staf untuk merasa senyaman mungkin.
“Celana pendek saat ini bukan bagian dari seragam untuk anak laki-laki dan saya tidak akan melakukan perubahan tanpa merundingkannya dengan murid dan keluarga.
“Meskipun demikian, karena cuaca yang lebih panas menjadi semakin sering terjadi, dengan senang hati saya akan mempertimbangkan untuk mengubahnya di masa depan.”
Claire Reeves yang anaknya murid di sekolah itu mengatakan, dia telah menanyakan sekolah terkait izin bagi anak laki-lakinya untuk mengenakan celana pendek, tetapi “ditolak keras”.
“Saya sangat bangga bahwa dia membela haknya. Orang selalu membicarakan persamaan hak pria dan wanita, dan seragam sekolah juga harus termasuk di dalamnya,” katanya.
Panduan seragam sekolah saat ini mengizinkan murid pria memakai celana panjang, sementara murid perempuan dibolehkan memakai celana panjang atau rok.
Murid diizinkan tak pakai dasinya, tetapi harus tetap membawanya. Kemeja boleh dikeluarkan di dalam kelas, tetapi harus dimasukkan kembali saat keluar kelas. (ADI)