Mexico City –
Meksiko mengerahkan nyaris 15 ribu tentaranya ke perbatasan Amerika Serikat (AS). Pengerahan ini dimaksudkan untuk memperlambat gelombang para imigran dari negara-negara Amerika Tengah yang ingin masuk ke wilayah AS.
Seperti dilansir AFP, Selasa (25/6/2019), otoritas Meksiko awal bulan ini berjanji mengerahkan 6 ribu personel Garda Nasional ke perbatasan. Janji itu disampaikan di bawah tekanan Presiden AS Donald Trump dan bertujuan untuk memperlambat aliran imigran asal Amerika Tengah yang bergerak melalui perbatasan AS-Meksiko.
Namun saat itu, otoritas Meksiko tidak menjelaskan lebih lanjut soal rencana pengerahan personel militernya ke perbatasan dengan AS yang ada di sebelah utara negara itu. Pekan ini, militer Meksiko akhirnya membeberkan lebih detail soal pengerahan pasukan itu.
“Kami melakukan pengerahan total, antara Garda Nasional dan unit militer, sekitar 14 ribu personel, nyaris 15 ribu personel di wilayah utara negara ini,” sebut Menteri Pertahanan Meksiko, Luis Cresencio Sandoval, dalam konferensi pers bersama Presiden Andres Manuel Lopez Obrador.
Saat ditanya apakah pasukan itu melakukan penahanan para imigran untuk mencegah mereka melintasi perbatasan, Sandoval menjawab: “Iya.”
“Mengingat bahwa migrasi (tanpa dokumen sah) bukanlah tindak kriminal, melainkan merupakan pelanggaran administratif, kami hanya menahan mereka dan menyerahkan mereka ke otoritas terkait,” ucap Sandoval merujuk pada Institut Migrasi Nasional.
Pemerintah Meksiko menuai banyak kritikan karena menghentikan para imigran yang hendak melewati perbatasan AS-Meksiko. Personel Garda Nasional dan polisi Meksiko terus berpatroli di sekitar perbatasan.
Kebijakan ini sedikit mengalami pergeseran dari sebelumnya. Pasukan keamanan Meksiko sejak lama telah menahan para imigran tanpa dokumen sah yang melintasi perbatasan AS, namun tidak pernah menghentikan mereka sebelum melintasi perbatasan.
Kebijakan baru ini memicu kemarahan publik usai pekan lalu, seorang fotografer AFP menjepret momen saat personel Garda Nasional Meksiko yang bersenjata lengkap menghentikan secara paksa dua wanita dan satu anak perempuan yang hendak menyeberangi Sungai Rio Grande untuk masuk ke wilayah AS. Dalam beberapa kasus, keluarga-keluarga imigran terpaksa saling terpisah karena beberapa dari mereka berhasil menyeberangi perbatasan, namun sisanya ditahan di Meksiko.
Diketahui bahwa banyak warga Amerika Tengah yang melarikan diri dari kemiskinan dan kekerasan geng yang brutal di negara asal mereka, memilih untuk pindah secara ilegal ke AS dengan melalui Meksiko. Kebanyakan dari mereka tidak memiliki dokumen legal untuk pindah secara resmi ke AS.
Namun hukum internasional melindungi hak-hak para imigran tanpa dokumen sah untuk melintasi perbatasan internasional demi meminta suaka. Pengadilan-pengadilan AS memperkuat hak-hak tersebut, terlepas apakah para imigran itu melintasi perbatasan secara legal atau ilegal.
Dalam beberapa bulan terakhir, terjadi lonjakan tajam jumlah imigran yang melintas perbatasan AS-Meksiko untuk mencari suaka. Sebelumnya pada Mei lalu, otoritas AS menahan 144 ribu di perbatasan. Jumlah itu meningkat 32 persen dari April lalu dan 278 persen dari Mei 2018. Trump telah mendesak Meksiko untuk melakukan lebih banyak upaya guna mengurangi angka tersebut.(ADI)
Paris –
Prancis bersiap menghadapi gelombang panas dengan suhu yang diperkirakan melebihi 40C pada pekan ini – berpotensi memecahkan rekor untuk bulan Juni.
Suhu diperkirakan akan mencapai 35 derajat atau lebih pada hari Senin, dan naik lebih jauh hingga puncaknya pada hari Kamis dan Jumat nanti.
Bagian utara negara itu – termasuk kota Paris – akan terkena dampak terburuk.
Ahli meteorologi mengatakan bahwa kelembaban yang tinggi akan membuat 40C terasa seperti 47C di ibu kota Paris.
Prancis, Jerman, Swiss, dan Belgia diperkirakan akan menghadapi gelombang panas serupa dalam beberapa hari mendatang – tetapi .
Sistem cuaca di atas Samudra Atlantik menciptakan tekanan atmosfer tinggi di kawasan tersebut, yang menarik udara panas dari Afrika utara dan Spanyol, menyebabkan kenaikan suhu.
Sebagai perbandingan, gelombang panas di Prancis pada 2003, yang ditandai tiga suhu teratas yaitu 44,1C pada 12 Agustus, mengakibatkan hampir 15.000 orang meninggal selama gelombang panas itu.
Badan Meteorologi Prancis, Meteo France, memperingatkan suhu kemungkinan tidak turun sampai akhir pekan berikutnya – bahkan di malam hari, ketika suhu terendah diperkirakan akan tetap di atas 20C di banyak tempat.
Kota-kota besar sangat rentan menghadap gelombang panas pada Juni ini, demikian lembaga layanan cuaca memperingatkan.
Kota Paris telah mengantisipasi kemungkinan gelombang panas ekstrem ini dengan menyiapkan rencana “level tiga” – selama ini, level empat, atau maksimal, belum pernah digunakan.
Bagian dari rencana itu diantaranya menyiapkan sekitar 900 “tempat dingin” yang memiliki suhu lebih rendah daripada jalan-jalan di kota dan sekitarnya – seperti taman, ruang publik ber-AC, dan area yang dilengkapi air mancur, serta penyediaan mesin pendingin (mist machines).
Kota Paris ini juga menyiapkan 13 taman terbuka tambahan di malam hari agar warga bisa menghindari udara panas.
Di Spanyol, otoritas terkait memperkirakan suhu di atas 35C akan melanda sebagian besar negara itu, yaitu suhu akan di atas 40C di wilayah pusay – dan 42C di lembah Ebro, Tajo, Guadiana dan Guadalquivir.
Kawasan wisata di Mallorca atau Kepulauan Canary juga diperkirakan akan diserang gelombang panas hingga 35C.
Jerman juga diperkirakan suhunya akan mencapai 30-an yaitu di kota Berlin, Hamburg, Frankfurt dan kota-kota lain – dengan perkiraan 38C akan melanda ibu kota pada hari Kamis.
Gelombang panas di Inggris, di sisi lain, diperkirakan akan menyebabkan badai pada Senin dan Selasa.(NOV)
Montevideo –
Bos Mafia Italia, Rocco Morabito kabur dari penjara di Montevideo, Uruguay. Pria yang mendapat julukan “Raja Kokaina Milan” itu ditahan di Montevideo sementara dia menunggu ekstradisinya ke Italia.
Dilansir AFP, Senin (24/6/2019), Morabito kabur bersama tiga narapidana lainnya. Keempatnya kabur melalui lubang di atap gedung pada Minggu (23/6) malam. Usai berhasil kabur, Kementerian Uruguay mengatakan Morabito kemudian merampok rumah pertanian terdekat.
Dalam pernyataannya, Kementerian Uruguay menuliskan Morabito, tokoh penting Ndrangheta yang ditangkap di Uruguay pada 2017 setelah puluhan tahun dalam pelarian, sedang menunggu ekstradisi untuk ‘perdagangan narkoba internasional’.
Seperti diketahui, kelompok ‘Ndrangheta mengendalikan sejumlah perdagangan kokain dunia dan polisi mengatakan Morabito berada di balik penyelundupan ratusan kilo kokain dari Brasil ke Italia sepanjang tahun 1992 hingga 1993. Dia diperkirakan tiba di Uruguay pada tahun 2002.
Polisi menangkapnya di sebuah hotel di ibu kota Uruguay, Montevideo, namun selama ini dia tinggal di Punta del Este dengan menggunakan dokumen palsu Brasil atas nama Francisco Capeletto.
Ketika polisi menggeledah tempat tinggalnya, ditemukan pistol kaliber 9mm, 13 telepon genggam, sejumlah kartu kredit, dan 150 foto ukuran paspor Morabito dalam berbagai penyamaran. Seorang perempuan Portugal kelahiran Angola, yang diyakini istrinya, juga ikut ditangkap.
Pengacaranya mengatakan Morabito menjalani ‘kehidupan normal’ sejak tahun 1994 dan tidak terlibat lagi dalam kegiatan kriminal. Dia kemudian ditahan dengan dakwaan pemalsuan dokumen namun diperkirakan dalam beberapa bulan mendatang akan diekstradisi ke Italia, tempat dia diganjar hukuman 30 tahun penjara.(DON)
Berlin –
Dua jet tempur Jerman jatuh usai bertabrakan. Satu pilot dilaporkan tewas dalam kecelakaan itu, sementara satu pilot lainnya selamat.
Belum diketahui penyebab kedua pesawat tempur Eurofighter tersebut bertabrakan. Namun, keduanya tidak bersenjata saat mereka bertabrakan di udara dekat pangkalan militer Laage di negara bagian timur Mecklenburg-Vorpommern.
“Bersama dengan Eurofighter ketiga mereka menerbangkan Air Combat Mission,” kata juru bicara angkatan udara Squadron 73 dikutip dari Reuters, Senin (24/6/2019). “Pilot dari Eurofighter ketiga mengamati tabrakan dan melaporkan bahwa dua parasut turun ke tanah.”
Kedua pilot sebelumnya berhasil mengaktifkan kursi ejeksi dan terjun menggunakan parasut. Namun, hanya satu pilot yang ditemukan selamat di sebuah pohon tak lama setelah kecelakaan.
Radio Ostseewelle, yang pertama kali melaporkan kecelakaan itu, memposting sebuah video yang dikirim oleh pendengar yang katanya menunjukkan dua gumpalan asap naik dari lokasi tabrakan terpisah yang agak jauh satu sama lain. Stasiun radio itu menggambarkan ladang puing-puing di sekitar area tabrakan, yang katanya memicu kebakaran hutan kecil.(NGO)
JAKARTA,KHATULISTIWAONLINE.COM
Amerika Serikat (AS) meluncurkan serangan dunia maya atau siber terhadap sistem senjata Iran. Serangan itu dilakukan tak lama setelah Presiden AS Donald Trump membatalkan serangan udara terhadap Iran pada Kamis (20/6) lalu.
Dilansir dari BBC yang mengutip Washington Post, Minggu (23/6/2019), serangan siber tersebut melumpuhkan sistem komputer yang mengendalikan peluncur roket dan rudal Iran. Hal itu sebagai balasan atas penembakan pesawat tak berawak (drone) AS serta serangan terhadap kapal tanker minyak yang telah dipersalahkan AS atas Iran.
“Tidak ada konfirmasi independen mengenai kerusakan pada sistem Iran. AS juga telah menjatuhkan sanksi yang dinilai Presiden Trump sebagai ‘sanksi utama’,” demikian tulisan di artikel tersebut.
Sanksi tersebut dikatakan perlu untuk mencegah Iran memperoleh senjata nuklir. Selain itu tekanan ekonomi akan dipertahankan kecuali Teheran mengubah ‘arah’.
Ketegangan antara AS dan Iran meningkat sejak AS pada tahun lalu menarik diri dari kesepakatan nuklir 2015 antara Iran dan negara-negara dunia dan menerapkan kembali sanksi. Akibat kebijakan itu terjadi krisis ekonomi di Iran.
Pekan lalu Iran mengatakan akan melampaui batas yang disepakati secara internasional pada program nuklirnya. Trump mengatakan dia tidak ingin perang dengan Iran. Namun Trump mengingatkan bahwa hal itu akan menimbulkan “pemusnahan” jika konflik pecah.
Lantas, seperti apa serangan siber AS ke Iran tersebut?
Serangan itu telah direncanakan selama beberapa minggu. Sumber tersebut mengatakan kepada beberapa media AS, serangan itu sebagai cara untuk menanggapi serangan ranjau terhadap kapal tanker di Teluk Oman.
Serangan siber itu ditujukan pada sistem senjata yang digunakan oleh Korps Pengawal Revolusi Islam (IRGC) Iran, yang menembak jatuh drone AS pada Kamis (20/6) lalu, dan yang menurut AS juga menyerang tanker tersebut.
Baca juga: Harap Iran Tak Kembangkan Nuklir, Trump: Kami Siap Jadi Sahabat Mereka
Baik Washington Post dan kantor berita AP mengatakan serangan cyber telah melumpuhkan sistem. The New York Times mengatakan itu dimaksudkan untuk membuat sistem offline untuk jangka waktu tertentu.
Pada Sabtu (22/6), Departemen Keamanan Dalam Negeri AS memperingatkan bahwa Iran meningkatkan serangan sibernya sendiri di AS. Christopher Krebs, direktur Cybersecurity dan Infrastructure Security Agency, mengatakan siber aktivitas berbahaya sedang diarahkan pada industri AS dan lembaga pemerintah oleh aktor rezim Iran dan proksi mereka.(ARF)
Istanbul –
Pencoblosan ulang pemilihan Wali Kota Istanbul telah menunjukkan, Ekrem Imamoglu memenangkan pemilihan umum. Imamoglu unggul atas lawannya dari Partai Keadlian dan Pembangunan (AK Party) Binali Yildirim,
Dilansir dari Anadolu news agency, Senin (24/6/2019), Imamoglu yang berasal kelompok oposisi dari Partai Rakyat Republik (CHP) memimpin perolehan 53,69% suara. Sedangkan Binali Yildirim berasal dari partai yang sama dengan Presiden Turki Recep Tayyip Erdogan mendapatkan perolehan 45,4% suara. Total suara yang sudah dihitung masuk 95%.
“Menurut hasil sampai sekarang, pesaing saya Ekrem Imamoglu memimpin. Saya mengucapkan selamat kepadanya dan mengucapkan semoga sukses,” kata Yildirim.
Untuk diketahui, Binali Yildirim dan Ekrem Imamoglu berlomba untuk menjadi wali kotamadya metropolitan terpadat di Turki itu, setelah pemungutan suara sebelumnya pada 31 Maret 2019 dibatalkan oleh Dewan Pemilihan Tertinggi Turki pada bulan lalu.
Jutaan pemilih Turki sendiri telah memberikan suara mereka secara nasional pada 31 Maret 2019 dalam pemilihan serentak untuk memilih wali kota, anggota dewan kota, mukhtars (pejabat lingkungan) dan anggota dewan yang lebih tua untuk lima tahun ke depan.
Erdogan ikut menyalurkan hak suara dalam pencoblosan ulang pemilihan Wali Kota Istanbul. Erdogan menegaskan pencoblosan ulang ini akan menentukan suara yang paling akurat.(MAD)
New Delhi –
Tujuh jenazah pendaki gunung yang tewas di puncak Himalaya sudah berhasil dievakuasi. Proses evakuasi tersebut dilakukan oleh Indo-Tibetan Border Police (ITBP) atau polisi perbatasan India-Tibet.
DIlansir situs AFP, Minggu (23/6/2019), para pendaki berjumlah delapan orang diduga tewas akibat salju yang longsor di puncak Himalaya. Pendaki tersebut berasal dari Inggris, Amerika Serikat, India dan Australia.
Pendaki tersebut dilaporkan hilang pada Jumat (31/5) lalu. Mereka dilaporkan gagal kembali ke base camp di dekat puncak Nada Devi, India.
Mereka mengambil rute pendakian yang paling sulit. Sehingga pendaki tersebut mengambil resiko pendakian gunung.
Kini jenazah yang ditemukan agar segera dibawa ke Uttarakhand, India. Beberapa peralatan pendaki gunung juga ditemukan petugas polisi.
“Kami juga telah menemukan beberapa peralatan dan perlengkapan pendakian gunung,” kata juru bicara ITBP Vivek Kumar Pandey.
Pihak polisi perbatasan India-Tibet juga akan melakukan pencarian kembali pada Senin (24/6). Saat ini jenazah yang sudah berhasil dievakuasi menjalani indentifikasi.
Pihak aparat militer India sebelumnya mencari para pendaki tersebut yang hilang di puncak Himalaya. Namun pihak militer terkendala cuaca dan medan lokasi yang buruk. Pencarian melalui helikopter juga terhalang angin dan longsoran salju yang menutupi medan di lokasi.
Pendakian pertama yang berhasil di Nanda Devi pada tahun 1936. Ketinggian Nanda Devi 7.816 meter adalah puncak yang menantang di dunia.
India memiliki 10 puncak di atas 7.000 meter, termasuk Kangchenjunga – yang tertinggi ketiga di dunia – terletak di antara India dan Nepal.(ADI)
New Delhi – Sebuah bus jatuh ke jurang sedalam 150 meter di area pegunungan Himachal Pradesh, India. Sedikitnya 44 orang tewas dalam kecelakaan maut ini.
Dituturkan otoritas setempat, seperti dilansir AFP, Jumat (21/6/2019), saat kecelakaan terjadi pada pada Kamis (20/6) waktu setempat, bus ini sedang membawa penumpang yang melebihi kapasitas. Bus ini tergelincir di jalanan dan terjatuh ke dalam jurang sedalam 150 meter di distrik Kullu, Himalaya sebelah utara.
Otoritas setempat awalnya menyatakan bahwa sedikitnya 25 orang tewas dalam kecelakaan ini, namun kemudian menambahkan 19 orang lainnya meninggal akibat luka-luka yang dideritanya.
Sekitar 28 orang lainnya mengalami luka-luka dan sedang menjalani perawatan medis.
Kepala Kepolisian Kullu, Shalini Agnihotri, menuturkan kepada AFP bahwa para korban luka dilarikan ke sejumlah rumah sakit terdekat.
Kebanyakan korban merupakan wanita yang baru pulang kerja dan anak-anak yang pulang sekolah.
Laporan menyebut bus itu membawa lebih dari 60 orang, dengan sebagian besar naik hingga di bagian atap bus. Sopir bus itu hilang kendali saat melewati belokan tajam. Bus terguling di lereng gunung yang curam sebelum berakhir di sungai setempat.
Foto-foto dari lokasi kejadian menunjukkan bus yang ringsek di dasar jurang. Para relawan dan petugas penyelamat membentuk rantai manusia untuk membantu korban selamat menyeberangi sungai.
Agnihotir menyatakan bahwa penyelidikan tengah dilakukan untuk mencari penyebab kecelakaan maut ini.
Wilayah Himachal Pradesh dikenal sangat rawan dilanda kecelakaan, terutama karena bentuk datarannya yang kasar. Para pengemudi yang gemar mengebut dan seringkali bus-bus membawa penumpang melebihi kapasitas serta minimnya standar keselamatan juga turut berkontribusi.
Pada April lalu, sedikitnya 15 orang tewas setelah bus yang mereka tumpangi jatuh ke jurang setempat. Catatan menyebut sekitar 150 ribu orang di India tewas dalam kecelakaan lalu lintas setiap tahunnya.(MAD)
Teheran –
Pemerintah Iran menegaskan bahwa pesawat tak berawak (drone) Amerika Serikat telah masuk ke wilayah udaranya dan menyebut hal itu sebagai penerbangan provokatif dan sangat berbahaya. Iran pun membenarkan keputusannya untuk menembak jatuh drone AS itu.
Dalam surat kepada Sekjen PBB Antonio Guterres dan Dewan Keamanan PBB, Duta Besar (Dubes) Iran untuk PBB, Majid Takht Ravanchi mengatakan bahwa drone AS itu terlibat dalam “operasi mata-mata yang jelas.” Dia pun menyebut penerbangan drone itu sebagai “pelanggaran terang-terangan hukum internasional.”
“Iran mengutuk, sekeras mungkin, tindakan salah yang tidak bertanggung jawab dan provokatif oleh Amerika Serikat, yang memikul tanggung jawab internasionalnya,” tulis Ravanchi dalam suratnya.
“Sementara Republik Islam Iran tidak mencari perang, negara ini memiliki hak yang melekat … untuk mengambil semua tindakan yang diperlukan terhadap setiap tindakan bermusuhan yang melanggar wilayahnya, dan bertekad kuat untuk mempertahankan tanah, laut, dan udaranya,” tulis Dubes Iran untuk PBB itu.
“Ini bukan tindakan provokatif pertama oleh Amerika Serikat terhadap integritas wilayah Iran,” cetusnya seperti dilansir dari kantor berita AFP, Jumat (21/6/2019).
Sebelumnya, Departemen Pertahanan AS atau Pentagon menyebut penembakan drone pada Kamis (20/6) waktu setempat tersebut sebagai “serangan tanpa provokasi” di wilayah udara internasional. Pentagon mengklaim, drone RQ-4 Global Hawk tersebut tengah berada di lokasi sekitar 34 kilometer dari wilayah udara Iran ketika ditembak jatuh oleh sebuah rudal-darat-ke-udara milik Iran.
Namun Korps Garda Revolusi Iran menyatakan pihaknya menembak jatuh drone itu karena ‘melanggar wilayah udara Iran’ di atas perairan Provinsi Hormozgan. Menteri Luar Negeri Iran, Mohammad Javad Zarif, bahkan menyebut titik koordinat saat drone itu ditembak jatuh untuk mendukung klaim Garda Revolusi Iran.
“Pada pukul 00.14 waktu setempat, drone AS lepas landas dari UAE (Uni Emirat Arab) dalam mode siluman dan melanggar wilayah udara Iran. Drone itu ditargetkan pukul 04.05 waktu setempat pada koordinat (25°59’43″N 57°02’25″E) dekat Kouh-e Mobarak,” demikian pernyataan Zarif.
“Kami mengevakuasi bagian dari drone militer AS di DALAM wilayah perairan kami di mana drone itu ditembak jatuh,” imbuh pernyataan tersebut.(ARF)
Hong Kong –
Ratusan orang kembali turun ke jalanan Hong Kong pada Jumat (21/6) pagi waktu setempat. Para demonstran kembali menuntut pengunduran diri pemimpin Hong Kong, Carrie Lam, yang pro-China terkait rancangan undang-undang (RUU) ekstradisi yang memicu krisis politik terbesar di negara tersebut.
Seperti dilansir Reuters dan AFP, Jumat (21/6/2019), demonstran yang kebanyakan siswa sekolah dan mahasiswa yang berpakaian serba hitam ini, berkumpul secara damai di luar gedung parlemen atau Gedung Dewan Legislatif Hong Kong pada Jumat (21/6) pagi waktu setempat.
Dalam aksi terbaru, demonstran meluapkan kemarahan dan frustrasi pada Lam, yang mengajukan lalu menunda pembahasan RUU ekstradisi usai unjuk rasa besar-besaran. Tuntutan resmi demonstran adalah pencabutan sepenuhnya RUU ekstradisi dan Lam mengundurkan diri dari jabatannya sebagai Chief Executive Hong Kong.
RUU kontroversial itu nantinya akan mengizinkan setiap tersangka kriminal untuk diekstradisi ke China daratan untuk menghadapi persidangan di pengadilan yang dikendalikan Partai Komunis China tersebut.
“Kami ingin berjuang untuk kebebasan kami,” ucap salah satu demonstran bernama Chan Pak-lam (17) yang masih duduk di bangku sekolah menengah. Ratusan demonstran berkumpul di tengah suhu udara 30 derajat Celsius di luar Gedung Dewan Legislatif Hong Kong, yang libur sementara demi mengantisipasi unjuk rasa.
“Kami ingin RUU itu dicabut, tidak hanya ditunda. Saya akan tetap ada di sini hingga malam ini, pukul 22.00 mungkin. Jika pemerintah tidak merespons, kami akan datang lagi,” tegas Chan.
Sebagai tuntutan tambahan, para demonstran juga meminta agar rekan-rekan mereka yang ditangkap dalam bentrokan sebelumnya untuk dibebaskan. Demonstran juga menyerukan dilakukannya penyelidikan terhadap dugaan kebrutalan polisi Hong Kong terhadap demonstran dalam unjuk rasa sebelum-sebelumnya.
“Pemerintah masih belum merespons tuntutan kami. Setelah berhari-hari… mereka hanya bicara soal sampah dan saling melemparkan kesalahan,” sebut demonstran lainnya yang bernama Poyee Chan (28) kepada AFP.
“Jadi saya merasa kita perlu untuk keluar dan memberitahu mereka (pemerintah-red): kami warganya tidak menerima respons palsu seperti itu,” imbuhnya.
Sejak dikembalikan ke China tahun 1997, Hong Kong menganut otonomi ‘satu negara, dua sistem’ yang menjamin kebebasan bagi warganya — hal yang tidak dirasakan warga China daratan. Kebanyakan warga Hong Kong khawatir RUU ekstradisi akan memperkuat pengaruh China atas wilayah mereka dan mengikis kebebasan sipil.
Akhir pekan lalu, Lam menunda pembahasan RUU ekstradisi hingga waktu yang tidak ditentukan. Namun kekhawatiran masih muncul karena RUU ini tidak dicabut sepenuhnya. Unjuk rasa pun terus digelar, yang pekan lalu memicu bentrokan sengit dengan polisi terpaksa menembakkan peluru karet dan gas air mata.
Lam telah meminta maaf terhadap seluruh warga Hong Kong atas krisis politik yang terjadi di wilayah tersebut. Namun dia mengabaikan seruan agar dirinya mundur. Awal pekan ini, seorang pejabat senior Hong Kong yang dekat dengan Lam menyebut pemerintah China tidak akan membiarkan Lam mengundurkan diri jika memang dia berniat mundur di tengah desakan publik.(ADI)