Pyongyang –
Korea Utara (Korut) memamerkan rudal balistik terbaru yang diluncurkan dari kapal selam (SLBM) dalam parade militer di tengah pandemi virus Corona (COVID-19). Parade ini digelar setelah Korut selesai melakukan rangkaian Kongres Partai Buruh yang langka dalam sepekan terakhir.
Seperti dilansir Reuters, Jumat (15/1/2021), pemimpin Korut, Kim Jong-Un, hadir dan menyaksikan langsung parade militer yang digelar pada Kamis (14/1) malam waktu setempat. Kim Jong-Un tampak tersenyum dan melambaikan tangan ketika iring-iringan parade bergerak di Alun-alun Kim Il-Sung, Pyongyang.
Parade militer ini juga menampilkan barisan tentara Korut, serta berbagai perlengkapan dan senjata militer, termasuk tank dan peluncur roket.
Pada bagian akhir iring-iringan, tampak sebuah rudal balistik jarak pendek yang oleh para pengamat disebut sebagai varian baru, dan beberapa rudal balistik kapal selam (SLBM) yang diangkut oleh truk-truk militer berukuran besar.
“Senjata paling kuat di dunia, rudal balistik yang diluncurkan dari kapal selam, memasuki alun-alun satu demi satu, secara kuat menunjukkan kekuatan angkatan bersenjata yang revolusioner,” demikian laporan kantor berita resmi Korut, Korean Central News Agency (KCNA).
Parade itu juga memamerkan roket-roket yang diklaim memiliki ‘kemampuan serangan yang kuat untuk memusnahkan musuh secara menyeluruh dengan cara preemptive di luar wilayah.(DAB)
Ankara –
Presiden Turki Recep Tayyip Erdogan menerima suntikan vaksin COVID-19 di depan kamera TV pada hari Kamis (14/1/2021). Ini merupakan sebuah langkah, yang menurut juru bicara Partai AK (Adalet ve Kalkınma Partisi) bertujuan untuk mengurangi keraguan publik tentang keefektifan vaksin.
Dilansir Reuters, Jumat (15/1/2021) Turki mulai memberikan suntikan yang dikembangkan oleh Sinovac China kepada petugas kesehatan pada hari Kamis (14/1). Turki telah meluncurkan program vaksinasi nasional terhadap penyakit yang telah menewaskan lebih dari 23.000 orang di negara itu. Sejauh ini negara tersebut telah memvaksinasi lebih dari 250.000 petugas kesehatan.
Erdogan menerima dosis vaksin pertamanya di Rumah Sakit Kota Ankara. Dia tiba bersama Menteri Kesehatan Fahrettin Koca, yang menerima vaksin pertama di Turki sehari sebelumnya.
Berbicara kepada wartawan di luar rumah sakit, Erdogan mengatakan dia dan anggota senior Partai AK semua divaksinasi, dan mendesak para politisi lain untuk mendukung vaksin tersebut.
“Jumlah vaksin pada tahap pertama sudah jelas. Sekarang, 25-30 juta dosis lagi akan datang dalam periode mendatang. Kita ingin melanjutkan ini dengan cepat,” katanya.(DON)
Washington DC –
Washington DC, ibu kota Amerika Serikat (AS) ada di bawah lockdown (penguncian) menjelang pelantikan Presiden terpilih AS, Joe Biden, pada 20 Januari mendatang. Partai Demokrat memperingatkan potensi kekerasan politik bahkan setelah pelantikan digelar.
Seperti dilansir Reuters, Jumat (15/1/2021), kepala eksekutif maskapai penerbangan AS, Delta Air Lines, Ed Bastian, mengumumkan larangan baru untuk para penumpang tujuan Washington DC mulai Kamis (14/1) waktu setempat, yakni dilarang membawa senjata api secara legal ke dalam pesawat.
“Kita semua waspada tinggi berdasarkan peristiwa selama sepekan terakhir di Washington,” ucap Bastian kepada CNBC.
Langkah tersebut diterapkan usai kerusuhan yang didalangi para pendukung Presiden Donald Trump melanda Gedung Capitol AS pada 6 Januari lalu.
Usai rusuh itu, pendukung Trump yang berasal dari berbagai wilayah AS memicu gangguan di dalam pesawat dan di bandara setempat. Bastian menambahkan bahwa pihaknya telah menempatkan sejumlah penumpang dalam daftar larangan terbang karena terlibat insiden keributan beberapa waktu terakhir.
Otoritas setempat sebelumnya memperingatkan adanya rencana unjuk rasa bersenjata di Washington DC dan 50 negara bagian AS lainnya. Hotel-hotel, maskapai penerbangan dan pusat bisnis lainnya meningkatkan pengamanan, sedangkan otoritas AS berencana mengerahkan sedikitnya 20 ribu tentara Garda Nasional ke Washington DC untuk mengawal jalannya pelantikan.(MAD)
JAKARTA, KHATULISTIWAONLINE.COM –
Pentagon atau Departemen Pertahanan Amerika Serikat menyetujui 15.000 personel pasukan Garda Nasional untuk dikerahkan saat pelantikan presiden terpilih Joe Biden pada 20 Januari mendatang. Pengerahan pasukan ini dilakukan di tengah kekhawatiran serangan para pendukung Presiden Donald Trump.
Dilansir AFP, Selasa (12/11/2021) sudah ada 6.200 pasukan yang ditempatkan di Washington, dan total 10.000 personel direncanakan pada akhir pekan mendatang. Hal ini disampaikan oleh Jenderal Daniel Hokanson, kepala Biro Pengawal Nasional Departemen Pertahanan.
Dia menambahkan, 5.000 personel lainnya dapat dikerahkan pada hari pelantikan.
Mereka akan dilengkapi dengan perlengkapan anti huru-hara dan senjata. Tetapi sejauh ini mereka belum diizinkan mempersenjatai diri saat berada di jalan-jalan ibu kota AS.
Saat ini misi mereka adalah mendukung polisi setempat dalam komunikasi, logistik, dan keamanan.
Hokanson mengatakan bahwa pihaknya akan memberi wewenang kepada Garda Nasional untuk ditempatkan dalam peran penegakan hukum, dipersenjatai dan diberdayakan untuk melakukan penangkapan. Namun ini akan menjadi “pilihan terakhir” jika situasi keamanan tidak terkendali.
Pentagon sebelumnya telah dikritik karena responsnya yang lambat saat menghadapi penyerbuan massa ke gedung Capitol AS pada hari Rabu (12/1) lalu. Capitol ketika itu dikepung oleh ribuan pendukung Trump yang menyerang pasukan keamanan Kongres yang tidak siap.(DON)
JAKARTA, KHATULISTIWAONLINE.COM –
Raja Malaysia mengumumkan keadaan darurat nasional hingga 1 Agustus mendatang sebagai langkah proaktif untuk mengatasi pandemi COVID-19.
Keputusan tersebut disetujui Yang di-Pertuan Agong Al-Sultan Abdullah Ri’ayatuddin Al-Mustafa Billah Shah usai bertemu dengan Perdana Menteri (PM) Muhyiddin Yassin pada Senin (10/1).
“Saya mengimbau masyarakat untuk tetap tenang dan kuat menghadapi keadaan darurat ini dan perintah pengendalian gerakan demi keselamatan dan kepentingan kita sendiri,” kata Pengawas Keluarga Istana Negara Datuk Ahmad Fadil Syamsuddin dalam sebuah pernyataan hari ini seperti dilansir The Star, Selasa (12/1/2021).
Sebelumnya pada hari Senin (11/1), PM Muhyiddin mengumumkan bahwa enam negara bagian akan ditempatkan di bawah perintah pengendalian gerakan (MCO) atau kerap disebut sebagai lockdown (penguncian) mulai Rabu (13/1) besok.
Dalam pidatonya pada hari Senin (11/1), Muhyiddin mengatakan Johor, Melaka, Selangor, Penang, Sabah dan Wilayah Federal Kuala Lumpur, Putrajaya dan Labuan akan berada di bawah MCO hingga 26 Januari mendatang.
Muhyiddin menambahkan bahwa MCO pemulihan akan diberlakukan di Perlis dan sebagian besar Sarawak.
Dia juga mengatakan bahwa tiga distrik di Sarawak –Kuching, Miri dan Sibu – serta Pahang, Perak, Negri Sembilan, Kedah, Terengganu dan Kelantan akan berada di bawah MCO bersyarat.
Pada Senin (11/1) Malaysia mencatat 2.232 kasus baru infeksi virus Corona, sehingga total penghitungan negara itu kini menjadi 138.224 kasus.(DAB)
Istanbul –
Penulis kontroversial, Adnan Oktar, atau yang lebih dikenal sebagai Harun Yahya dinyatakan bersalah atas belasan tindak pidana oleh pengadilan Istanbul, Turki. Salah satunya melakukan skema perekrutan pada organisasi yang dipimpinnya, melalui praktik mencuci otak wanita-wanita muda.
Seperti dilansir media lokal Turki, Daily Sabah, Selasa (12/1/2021), Oktar yang berusia 64 tahun yang memiliki banyak pengikut ini dijuluki sebagai pemimpin kultus, yang dianggap sebagai organisasi kriminal oleh jaksa Turki.
Dalam dakwaannya, jaksa Turki menyebut organisasi yang dipimpin Oktar terlibat dalam skema perekrutan sejak akhir tahun 1990-an. Pada praktiknya, organisasi ini disebut mencuci otak wanita-wanita muda yang bergabung dengan kelompok mereka.
“Organisasi tersebut menggunakan anggota-anggotanya yang tampan untuk menipu para gadis dan wanita muda. Anggota tersebut memperkosa atau melecehkan wanita-wanita secara seksual dan diperas terlebih dulu oleh para anggota yang berpura-pura bahwa hubungan mereka terekam dalam video,” sebut jaksa Turki dalam dakwaannya.
“Mereka juga dicuci otak dengan dalih ajaran agama,” imbuh dakwaan tersebut.
Pada Senin (11/1) waktu setempat, Oktar dijatuhi vonis total 1.075 tahun 3 bulan penjara oleh pengadilan setempat.
Dia dinyatakan bersalah atas berbagai tindak pidana mulai dari mendirikan dan memimpin organisasi kriminal, melakukan spionase politik atau militer, membantu Kelompok Teroris Gulenist (TFO), melakukan pelecehan seksual terhadap anak di bawah umur, penganiayaan seksual, merampas kebebasan orang lain, penyiksaan, menganggu hak atas pendidikan, mencatat data pribadi dan membuat ancaman.
Oktar diadili bersama 236 terdakwa lainnya sejak September 2019. Dia bersama puluhan pengikutnya ditangkap dalam serangkaian operasi nasional tahun 2018 lalu. Dakwaan setebal 499 halaman menggambarkan Oktar dan pengikutnya sebagai geng kriminal yang berkembang pesat dalam pemerasan, pencucian uang dan serentetan tindak kejahatan lainnya.
Menurut jaksa penuntut, Oktar lebih dari seorang pria yang memberikan ceramah bertele-tele tentang agama dan teori konspirasi sambil dikelilingi oleh pria dan wanita muda berpakaian menarik dengan riasan tebal.(MAD)
JAKARTA, KHATULISTIWAONLINE.COM –
Duta Besar Amerika Serikat untuk PBB, Kelly Craft, dijadwalkan melawat ke ibu kota Taipei antara 13 dan 15 Januari mendatang, hanya sepekan menjelang pelantikan Presiden terpilih, Joe Biden.
Kantor perwakilan AS di PBB menyatakan kunjungan itu akan “memperkuat dukungan penuh dan konsisten dari pemerintah AS terhadap pengakuan internasional bagi Taiwan.”
Kelly dijadwalkan berpidato di Institut Diplomasi dan Hubungan Internasional di Taipei pada 14 Januari. Di sana dia diklaim akan berbicara mengenai “kontribusi mengesankan Taiwan terhadap masyarakat global, dan pentingnya partisipasi Taiwan dalam organisasi internasional.”
Juru bicara Kepresidenan Taiwan, Xavier Chang, menyambut rencana kunjungan tersebut. Menurutnya hal itu “melambangkan persahabatan yang kokoh antara Taiwan dan Amerika Serikat, serta memperdalam kemitraan kedua negara.”
Kunjungan Kelly diumumkan Menteri Luar Negeri Mike Pompeo, Kamis (7/1), untuk mendemonstrasikan “apa yang bisa dicapai oleh sebuah negara Cina yang bebas.”
Provokasi dari dua sisi
Kisruh teranyar antara AS dan Cina memuncak usai Beijing menangkapi 50 aktivis pro-demokrasi Hong Kong. AS menyebut langkah tersebut mengancam demokrasi dan konsep satu negara dua sistem.
Selama masa jabatan Presiden Donald Trump, Taiwan lebih sering mendapat kunjungan pejabat tinggi dari Washington. Tercatat, Menteri Kesehatan, Alex Azar, dan Wakil Menteri Luar Negeri Keith Krach berkunjung ke Taipei jelang akhir tahun lalu.
Dalam kunjungan kedua pejabat, pemerintah Cina mengirimkan skuadron jet tempur ke wilayah perbatasan sebagai peringatan. Beijing menganggap Taiwan sebagai salah satu provinsinya yang membelot.
Amerika Serikat sendiri sejauh ini tidak secara resmi memiliki hubungan diplomatik dengan Taiwan. Meski demikian, Washington adalah sekutu terkuat Taipei, dan secara konstitusional wajib melindungi negara kecil itu dari serangan militer.
Menanggapi kunjungan Kelly Craft, pemerintah Cina memperingatkan agar AS menjauhi urusan dalam negerinya.
“Kami ingin mengingatkan kepada AS bahwa siapapun yang bermain dengan api akan terbakar sendiri,” kata seorang juru bicara perwakilan Cina di PBB. “AS akan membayar ongkos yang tinggi untuk kekeliruannya ini.”
Pekan lalu Presiden Taiwan, Tsai Ing-wen, mengajak Cina kembali ke ruang dialog, selama Beijing menjamin kesetaraan dan menjauhi praktik konfrontasi. Namun oleh Beijing, ajakan itu disebut sebagai “trik murahan” untuk “mengelabui” masyarakat.(VAN)
JAKARTA, KHATULISTIWAONLINE.COM –
Produksi dan distribusi vaksin Covax sedang digiatkan untuk negara-negara miskin. Secepatnya akhir Januari, dosis pertama sudah akan mulai dikirimkan, klaim Badan Kesehatan Dunia (WHO).
Hingga pertengahan Februari, semua negara peserta Covax sudah akan mendapatkan jatah awal pesanan vaksin.
Covax adalah skema pengembangan virus yang digalang oleh PBB, dan diikuti oleh 92 negara ekonomi kecil dan menengah. Sebaliknya negara-negara makmur telah lebih dulu menjalankan program imunisasi berkat vaksin Pfizer BioNTech dan Moderna.
Untuk vaksinnya itu, Covax sudah mengantongi pemesanan sebanyak dua miliar dosis, dan siap mengirimkan pesanan pertama dalam beberapa pekan, kata kepala pengembangan vaksin WHO, Kate O’Brien.
Hingga akhir tahun, Covax berharap bisa memenuhi kebutuhan imunisasi untuk setidaknya 20 persen populasi semua negara peserta. “Fasilitas yang kami miliki cukup untuk memproduksi dua miliar dosis vaksin,” kata O’brien.
“Dengan cara itu lah negara-negara di Afrika dan Asia Selatan, serta negara lain di kelompok 92 negara yang tidak mampu membiayai pengembangan vaksin ini, akan mendapat vaksin corona.”
Kandidat vaksin lain menyusul
WHO menerbitkan izin darurat bagi vaksin Pfizer/BioNTech pada 31 Desember silam. Izin tersebut membuka jalan bagi program imunisasi dini seperti yang dilakukan di Inggris dan Israel.
Menurut otoritas kesehatan dunia itu, saat ini sebanyak 63 kandidat vaksin sudah diujikan kepada manusia. Dari jumlah tersebut setidaknya 21 kandidat sudah memasuki fase terakhir pengujian massal. Sisanya, yakni 172 vaksin, masih berada dalam pengembangan di dalam laboratorium
“Ada banyak kandidat vaksin yang akan bermunculan,” kata O’Brien. “Kami sedang memeriksa data-data dari kandidat vaksin dan akan menerbitkan izin darurat bagi vaksin-vaksin baru dalam beberapa pekan atau bulan ke depan.”
“Kami dihubungi oleh 15 produsen yang meyakini bahwa mereka memiliki data yang disyaratkan untuk memenuhi level kualitas tertinggi” bagi vaksin corona, pungkasnya.
Sementara untuk mutasi baru virus corona yang dideteksi di Inggris dan Afrika Selatan, WHO mengakui belum menemukan indikasi perlunya mengubah racikan vaksin. Bahkan jikapun diharuskan, vaksin yang ada bisa dimodifikasi dengan mudah.
“Evaluasi tentang apakah vaksin yang ada akan terdampak sama sekali, masih sedang berjalan,” kata O’Brien lagi.
Dia juga belum bisa menjawab seberapa lama vaksin corona tetap ampuh, atau bagaimana dampaknya jika seseorang menerima dua dosis vaksin yang berbeda Dia mengingatkan, penerima vaksin tetap akan mengalami gejala umum.
“Sepertiga orang akan merasa pusing atau tidak enak badan untuk 24 jam, dan menurut data yang kami punya sampai 48 jam,” tutur O’Brien. Gejala tersebut muncul karena”sistem kekebalan tubuh kita sendiri sedang merespon.”(DAB)
JAKARTA, KHATULISTIWAONLINE.COM –
Partai Demokrat di Dewan Perwakilan Rakyat (DPR) Amerika Serikat bersiap untuk kembali mencoba memakzulkan Presiden Donald Trump jika dia tidak segera mundur, usai kerusuhan di gedung Capitol AS. Di tengah rencana pemakzulan tersebut, Ketua DPR AS, Nancy Pelosi berbicara dengan jenderal top AS tentang mencegah Trump mengakses kode peluncuran nuklir di hari-hari terakhir masa jabatannya.
Perkembangan luar biasa ini terjadi dua hari setelah Trump mendesak ribuan pendukungnya untuk berdemo di gedung Capitol AS, hingga memicu kericuhan di mana kerumunan orang membobol gedung Kongres tersebut. Seorang petugas polisi dan empat orang lainnya tewas dalam kerusuhan tersebut.
“Situasi Presiden yang tidak terkendali ini sangat berbahaya,” kata Pelosi dalam sebuah pernyataan, tepat sebelum pembicaraan conference call dengan sesama politikus Demokrat untuk membahas rencana memakzulkan mendakwa Trump.
“Jika Presiden tidak meninggalkan jabatannya dalam waktu dekat dan dengan sukarela, Kongres akan melanjutkan tindakan kita,” imbuhnya seperti dilansir kantor berita Reuters dan Channel News Asia, Sabtu (9/1/2021).
Pelosi mengatakan bahwa dia telah mendapat jaminan dari Jenderal Angkatan Darat Mark Milley selaku ketua Kepala Staf Gabungan, bahwa ada pengamanan jika Trump mencoba meluncurkan senjata nuklir.
Sementara presiden AS memiliki akses ke kode yang diperlukan untuk menembakkan senjata nuklir, tidak ada pejabat tinggi militer atau keamanan nasional yang menyatakan keprihatinan secara terbuka tentang kondisi mental Trump terkait senjata nuklir.
Kantor Milley mengatakan bahwa Pelosi telah memprakarsai conference call tersebut dan bahwa jenderal tersebut “menjawab pertanyaannya mengenai proses otoritas komando nuklir.”(MAD)
Delaware –
Seperti kebanyakan warga Amerika Serikat (AS) lainnya, Presiden terpilih AS, Joe Biden, menuduh otoritas AS memperlakukan massa pro-Presiden Donald Trump yang menyerbu Gedung Capitol AS dengan lebih lunak dibandingkan saat menghadapi demonstran antirasisme tahun lalu.
“Tidak ada yang bisa memberitahu saya bahwa jika itu adalah sekelompok Black Lives Matter yang melakukan aksi protes kemarin… mereka tidak akan diperlakukan dengan sangat, sangat berbeda dibandingkan gerombolan preman yang menyerbu Capitol,” sebut Biden dalam komentarnya seperti dilansir AFP, Jumat (8/1/2021).
“Kita semua tahu bahwa itu benar, dan itu tidak bisa diterima,” tegasnya saat berkomentar soal penyerbuan Gedung Capitol AS pada 6 Januari oleh massa pro-Trump yang memprotes hasil pilpres.
Biden yang akan dilantik menjadi Presiden ke-46 AS ini diketahui memenangkan pilpres 2020 dengan dukungan kuat dari para pemilih kulit hitam di AS.
Pada Rabu (6/1) waktu setempat, ribuan demonstran pendukung Trump — yang didorong oleh pidato Trump — melakukan long march ke Gedung Capitol AS, yang saat itu sedang menggelar sidang pengesahan kemenangan Biden dalam pilpres 2020.
Setelah sempat berunjuk rasa di luar Gedung Capitol AS, ratusan pendukung Trump menerobos barikade dan masuk tanpa izin ke dalam gedung yang menjadi simbol demokrasi AS tersebut.
Namun para polisi yang bertugas dilaporkan tidak mengerahkan gas air mata sampai para penyusup mencapai bagian tengah gedung, di mana mereka berkeliaran dengan bebas dan mengacak-acak kantor para anggota parlemen AS di dalamnya.
Laporan media-media AS bahkan menyebut beberapa petugas penegak hukum membukakan pintu untuk para pendukung Trump yang rusuh itu.(VAN)