Delaware –
Seperti kebanyakan warga Amerika Serikat (AS) lainnya, Presiden terpilih AS, Joe Biden, menuduh otoritas AS memperlakukan massa pro-Presiden Donald Trump yang menyerbu Gedung Capitol AS dengan lebih lunak dibandingkan saat menghadapi demonstran antirasisme tahun lalu.
“Tidak ada yang bisa memberitahu saya bahwa jika itu adalah sekelompok Black Lives Matter yang melakukan aksi protes kemarin… mereka tidak akan diperlakukan dengan sangat, sangat berbeda dibandingkan gerombolan preman yang menyerbu Capitol,” sebut Biden dalam komentarnya seperti dilansir AFP, Jumat (8/1/2021).
“Kita semua tahu bahwa itu benar, dan itu tidak bisa diterima,” tegasnya saat berkomentar soal penyerbuan Gedung Capitol AS pada 6 Januari oleh massa pro-Trump yang memprotes hasil pilpres.
Biden yang akan dilantik menjadi Presiden ke-46 AS ini diketahui memenangkan pilpres 2020 dengan dukungan kuat dari para pemilih kulit hitam di AS.
Pada Rabu (6/1) waktu setempat, ribuan demonstran pendukung Trump — yang didorong oleh pidato Trump — melakukan long march ke Gedung Capitol AS, yang saat itu sedang menggelar sidang pengesahan kemenangan Biden dalam pilpres 2020.
Setelah sempat berunjuk rasa di luar Gedung Capitol AS, ratusan pendukung Trump menerobos barikade dan masuk tanpa izin ke dalam gedung yang menjadi simbol demokrasi AS tersebut.
Namun para polisi yang bertugas dilaporkan tidak mengerahkan gas air mata sampai para penyusup mencapai bagian tengah gedung, di mana mereka berkeliaran dengan bebas dan mengacak-acak kantor para anggota parlemen AS di dalamnya.
Laporan media-media AS bahkan menyebut beberapa petugas penegak hukum membukakan pintu untuk para pendukung Trump yang rusuh itu.(VAN)