CILEGON, KHATULISTIWAONLINE.COM –
Pemudik tampak memenuhi Pelabuhan Merak setelah larangan mudik berakhir. Mereka akan menyeberang ke Pelabuhan Bakauheni, Lampung untuk pulang ke kampung halaman di Pulau Sumatera.
Penumpukan penumpang terjadi di loket tiket dan lokasi tes GeNose. Antrean penumpang mulai tampak sejak pukul 12.00 WIB. Mereka mengantre untuk melaksanakan tes GeNose sebagai persyaratan untuk bisa naik ke kapal.
Mayoritas penumpang berasal dari Jakarta, Tangerang, dan Jawa Barat. Mereka sengaja melakukan perjalanan mudik setelah larangan mudik berakhir pada 17 Mei kemarin.
“Kemarin kan nggak bisa mudik sama sekali, jadi sekarang mudiknya kan udah tanggal 18,” kata salah seorang penumpang asal Jakarta, Lina (47) di Pelabuhan Merak, Selasa (18/5/2021).
Lina mengatakan, dirinya berangkat dari Jakatta sengaja untuk mudik ke Lampung menggunakan bus. Sempat ada pemeriksaan oleh petugas pos penyekatan terhadap bus yang dinaikinya. Namun, bus yang ditumpanginya diperbolehkan melanjutkan perjalanan ke Merak.
“Dari Jakarta naik bis, ada pos penyekatan tapi dibolehin lewat kan udah tanggal 18,” kata dia.(DAB)
TANGSEL, KHATULISTIWAONLINE.COM –
Polisi melakukan pemeriksaan COVID-19 secara acak kepada warga yang habis mudik di pos penyekatan Tangerang Selatan. Dalam pemeriksaan ini, polisi menghadirkan pocong-pocongan di pinggir pos untuk mengingatkan masyarakat akan bahaya COVID-19.
Pantauan di pos pemeriksaan tes swab antigen Jalan Raya Pantura, Bitung, Tangerang, Banten, Senin (17/5/2021) nampak satu orang berdiri di pinggir jalan dekat pos. Orang tersebut didandani seperti pocong dengan papan digantung bertuliskan ‘Pemudik lebih baik diswab daripada seperti saya’.
“Ada pocong-pocongan di pinggir jalan yang ikut serta, itu merupakan inovasi petugas di lapangan untuk mengingatkan kita semua bahwa COVID-19 berpotensi dapat menjadikan kita seperti yang ditampilkan tadi di pinggir jalan. Ancamannya nyata walaupun ini tidak kelihatan. Itu sebenarnya pesan yang ingin disampaikan petugas kami. Begitupun untuk yang bertugas sama-sama mengantisipasi dan mewaspadai COVID-19,” kata Kapolres Tangerang Selatan, AKBP Iman Imannudin di Pos tes swab Bitung, Tangerang, Banten, Senin (17/5/2021).(VAN)
CILEGON, KHATULISTIWAONLINE.COM –
Polisi menangkap wanita yang memaki-maki petugas di pos penyekatan Jalan Lingkar Selatan (JLS) Ciwandan, Anyer, Cilegon, Banten. Wanita itu akhirnya meminta maaf setelah diperiksa polisi.
Wanita itu diketahui bernama Gustuti Rohmawati, dia meminta maaf kepada petugas yang saat itu kena omelan dirinya di pos penyekatan JLS.
“Pada kesempatan ini, saya ingin menyampaikan permohonan maaf saya yang sebesar-besarnya kepada para petugas Dishub dan petugas kesehatan Kota Cilegon yang berjaga pada pos penyekatan di jalur menuju Anyer, khususnya kepada pihak kepolisian dan seluruh masyarakat Indonesia,” kata Gustuti di Mapolres Cilegon, Senin (17/6/2021).
Gustuti meminta maaf atas perbuatannya saat diminta putar balik karena tak diizinkan melintas ke jalur wisata Anyer. Dia mengakui pada saat itu emosi hingga memaki petugas.
“Saya sangat minta maaf atas sikap dan perilaku saya yang pada saat itu meluap dan emosi karena diminta untuk putar balik,” kata dia.
Sementara itu, Kapolres Cilegon AKBP Sigit Haryono mengatakan Gustuti dan pengemudi mobil, Hasan Bahrudin, yang diketahui sebagai suaminya, ditangkap di kediaman kerabatnya Sangiang, Carita, Pandeglang.
Suami-istri ini tinggal di Serang dan hendak berangkat ke Carita, Pandeglang, untuk menjenguk kerabatnya yang sakit.
“Kamis sudah mendapat keterangan bahwa suami istri ini tinggal di Serang akan berangkat menuju Kecamatan Carita, Kabupaten Pandeglang,” kata Sigit.(DAB)
CILEGON, KHATULISTIWAONLINE.COM
Sejumlah warga yang nekat mudik terjaring penyekatan di pos Gerem Bawah, Cilegon, Banten. Mereka yang tak memenuhi syarat mudik diminta putar balik.
Puluhan kendaraan baik roda dua mau pun roda empat mulai melintas di Cilegon. Para pemudik hendak menyeberang ke Sumatera lewat Pelabuhan Merak, Banten.
Pantauan, Rabu (12/5/2021), sesampainya di pos penyekatan Gerem Bawah, satu persatu diperiksa kelengkapan surat dan hasil negatif COVID-19. Petugas penyekatan menanyakan alasan mereka mudik.
Berbagai macam alasan pemudik diutarakan kepada petugas kepolisian. Ada yang menyebut anggota keluarganya sakit sebagian bilang meninggal. Untuk meyakinkan petugas, mereka menunjukkan surat-surat yang telah ditentukan oleh pemerintah sebagai syarat pengecualian mudik.
Rata-rata dari mereka tidak bisa menunjukkan surat keterangan negatif Corona hingga akhirnya diputar balik.(MAD)
CILEGON, KHATULISTIWAONLINE.COM
Polisi menangkap empat orang yang diduga terlibat dalam ajakan mudik via Pelabuhan Merak, Banten. Empat orang yang ditangkap sebagai penyebar informasi hingga provokator dalam grup pesan singkat untuk mudik lewat Pelabuhan Merak.
Kapolres Cilegon AKBP Sigit Haryono mengatakan keempat orang tersebut awalnya dicurigai oleh petugas karena gerak-geriknya mencurigakan. Polisi kemudian menangkap keempat orang tersebut.
“Kami menangkap beberapa, orang 4 orang tadi yang melakukan provokasi, menginformasikan. Kami ketahui bahwa mereka mengambil foto dan kami ketahui mereka provokator yang mengajak mudik lewat Pelabuhan Merak,” kata Sigit kepada wartawan di Merak, Rabu (12/5/2021).
Beberapa terduga pelaku ditangkap di sekitar Pelabuhan Merak dan jalur arteri menuju Pelabuhan Merak. Keempat orang tersebut dari hasil pemeriksaan sementara bukan warga Cilegon.
“(Ditangkap) di seputaran Merak, di Gerem tadi. Masih pendalaman, tapi yang kami amankan bukan warga Cilegon,” ujarnya.(DON)
TANGERANG SELATAN, KHATULISTIWAONLINE.COM
Pemerintah Kota Tangerang Selatan tidak melarang warga dari wilayah aglomerasi Jabodetabek untuk datang ke wilayahnya. Namun, harus membawa surat keterangan bebas COVID-19.
“Ya kan jadi mudik lokal juga dilarang. Cuman kan pasti nanti dampaknya akan terjadi dialog panjang antara petugas dengan pemudiknya. Karena kalau lokal gitu kan kalau dari sisi. Kita sih di Tangsel asal surat keterangan Covid-nya deh mereka bawa,” ujar Wali Kota Tangsel Benyamin Davnie, Sabtu (8/5/2021).
Benyamin juga mengatakan pihaknya tidak melarang warga Tangsel yang ingin bertemu keluarganya, baik di luar maupun dalam Tangsel. Hanya saja, Benyamin meminta mereka yang datang dari luar Tangsel harus membawa surat bebas Covid jika ingin kembali.
“Nggak apa-apa, nggak masalah (warga Tangsel mudik lokal). Sepanjang mereka itu tadi, kalau mereka dari luar kota ya bawalah surat keterangan Covid. Mereka sebaiknya di swab dulu di tempat asalnya. Tapi kalau dari Tangsel ke Tangsel sendiri ya nggak masalah lah. Biasanya kan gitu,” tuturnya.(VAN)
JAKARTA, KHATULISTIWAONLINE.COM
KAI Commuter memutuskan menutup sementara empat stasiun di Banten, Jawa Barat selama masa larangan mudik Lebaran 2021. Mulai besok hingga 17 Mei, empat stasiun di Banten ini tak melayani naik-turun penumpang.
Empat stasiun yang dimaksud antara lain Stasiun Cikoya, Maja, Citeras dan Rangkasbitung. Operation and Commercial Director KAI Commuter Wawan Ariyanto, menerangkan penutupan stasiun tersebut berdasarkan permintaan Bupati Lebak, Iti Octavia Jayabaya.
“Menanggapi dari Bupati Lebak tadi memang kita menjawab surat dari Bupati Lebak. Terus kita rapatkan tadi siang dengan Kemenhub maupun kita. Kita putuskan untuk di 4 stasiun tersebut tidak melayani naik-turun penumpang. Jadi itu memang permintaan Bupati setempat,” ujar Wawan kepada wartawan di Stasiun Kota, Jakarta Barat, Rabu (5/5/2021).
Kemudian, VP Corporate Secretary PT KCI Anne Purba menambahkan jika pemerintah daerah sudah punya program lain untuk menangani hal tersebut.
“Mengenai bagaimana masyarakat lakukan mobilisasi mungkin nanti lebih tepatnya ke pemerintah daerahnya. Jadi kita di sini memang mengikuti anjuran atau mengikuti peraturan pemerintah daerah ataupun pemerintahan pusat,” kata Anne.(MAD)
CILEGON, KHATULISTIWAONLINE.COM –
Pemerintah resmi melarang mudik Lebaran pada 6-17 Mei 2021 dengan masa pengetatan pada 22 April-5 Mei dan 18-24 Mei 2021. Beberapa penumpang di Pelabuhan Merak, Banten, memilih pulang ke kampung halaman lebih cepat sebelum masuk masa larangan mudik.
Pantauan di Pelabuhan Merak, Cilegon, Banten, Jumat (30/4/2021) pukul 13.10 WIB antrean panjang di tempat cek kesehatan terlihat panjang. Penumpang yang hendak menaiki kapal diwajibkan melakukan tes cepat virus COVID-19 dengan GeNose yang tersedia di sana.
Salah seorang penumpang bernama Ratna (22) memilih pulang lebih awal sebelum larangan mudik diberlakukan. Ratna akan pulang ke kampung halamannya di Lampung.
“Dari Tangerang mau ke Lampung. Di Tangerang kerja, ke Lampung mau balik kampung. Karena kalau tanggal 6 Mei nggak bisa (mudik) jadi kata atasan aku nggak apa-apa pulang sekarang saja. Nanti baliknya pas tanggal 18,” ujarnya.
Pemudik selanjutnya bersama Safandi (16) mengaku akan pulang kembali ke Lampung setelah dari Jakarta. Dia memilih pulang lebih awal sebelum larangan mudik dimulai karena ingin berlebaran bersama keluarga di Lampung.
“Dari Jakarta mau ke Lampung, rumah saya di Lampung, saya ke Jakarta mau ngurus sekolah kemarin. Keluarga di sana (Lampung) pengin Lebaran di sana. Iya, takut nggak bisa pulang juga tanggal 6,” ujarnya.(VAN)
SERANG, KHATULISTIWAONLINE.COM –
Pemprov Banten menyetujui adanya wacana dispensasi mudik khusus santri yang diutarakan Wakil Presiden Ma’ruf Amin melalui juru bicaranya. Santri dianggap masih anak-anak dan perlu bertemu dengan keluarga saat Lebaran.
“Ya setuju, memang harus, masa anak-anak kecil enggak boleh pulang,” kata Wahidin kepada wartawan di Serang, Banten, Senin (26/4/2021).
Tapi, pihak pengurus pesantren harus bisa menjamin mereka sehat saat dipulangkan ke daerah-daerah di Banten. Paling tidak mereka bisa mudik sebelum 6 Mei 2021.
Selain itu, mereka tentunya harus menjalani rapid test sebelum pulang. Mereka yang dipulangkan saat Lebaran ke daerah-daerah itu harus benar-benar bebas dari COVID-19.
Seperti tahun lalu, pengawasan di Banten sendiri bisa dilakukan begitu mereka datang. Dinas Perhubungan akan menyediakan terminal-terminal di Banten untuk kedatangan santri. Di sana, kesehatannya dipantau betul bahkan sampai mereka pulang ke rumah.
“Karena saya punya santri, saya sepakat (dispensasi),” ucap Wahidin.(DON)
PANDEGLANG, KHATULISTIWAONLINE.COM –
Lina Karlina (25), ibu hamil asal Kampung Lebak Jeruk, Desa Pasir Lancar, Kecamatan Sindangresmi, Pandeglang, Banten harus ditandu sejauh 4 kilometer saat hendak melahirkan ke Puskesmas. Ibu muda tersebut terpaksa dibawa menggunakan sarung yang diikat ke sebatang bambu oleh warga lantaran kondisi jalan di sana rusak parah dan tidak bisa dilalui kendaraan.
Cerita pilu Lina ini pertama kali dibagikan oleh warga bernama Muhtadin di akun medsosnya. Muhtadin mengaku ikut mengantarkan Lina ke puskesmas setempat setelah ibu muda tersebut tidak menunjukkan tanda-tanda akan melahirkan padahal sudah mengalami kontraksi selama 2 hari.
“Jadi, kejadiannya itu pas minggu kemarin (20/4/2021) kang. Keluarganya panik karena si ibu ini udah dua hari mules tapi enggak ada tanda-tanda, ya udah akhirnya warga inisiatif bawa si ibunya itu pakai tandu ke puskesmas karena jalannya juga rusak parah,” katanya saat dihubungi wartawan di Pandeglang, Banten, Senin (26/4/2021).
Muhtadin menyebut, ia dan belasan warga saat itu harus menempuh perjalanan sekira dua jam untuk sampai di puskesmas. Medan jalan yang mereka lalui pun mayoritas hanya berupa hamparan tanah, ditambah saat itu jalanan berubah menjadi berlumpur setelah malamnya wilayah Sindangresmi dilanda hujan deras. Untungnya setelah tiba ke Puskesmas, Lina langsung mendapat perawatan dari bidan untuk proses persalinan.
“Masuk ke puskesmas itu jam 10 pagi, Alhamdulillah persalinannya lancar dan bayinya perempuan lahir pas jam 11 malam. Si ibunya juga selamat kang pas melahirkan,” ungkapnya.(MAD)