KABUPATEN MARANGIN JAMBI, KHATULISTIWAONLINE.COM
Perjalanan tim11 Pejuang Lingkungan Tanah Batak tertunda sejenak, karena melakukan Vaksinasi Minggu 4/7-2021.
Sebagaimana halnya dalam situasi pandemi Covid 19 tetap harus dipatuhi dengan melakukan vaksinasi agar bisa menambah kekuatan tubuh melawan virus yang sedang melanda dunia saat ini.
Informasi ini didapatkan khatulistiwaonline dari Jevri Manik sebagai ketua tim 11 melalui jaringan WhasApp(WA).
Dikatakan oleh Jevri, tim 11 dijamu oleh Pahala Junior Pasaribu/br Sitohang di Desa Muara Delang Kecamatan Tabir Selatan, Kabupaten Merangin Propinsi Jambi pada hari minggu 4/7.
Perjalanan dilanjutkan pada hari Senin 5/7-2021 walaupun tidak semuanya berangkat, karena sebagian dari mereka melakukan vaksin jadi perlu istirahat.
Pemberangkatan dari tim 11 dari rumah Pahala Junior Pasaribu hanyalah tiga orang, antara lain, Togu Simorangkir, Agustina Pandiangan dan Bumi Simorangkir.
Setelah selesai serapan pagi, tim 11 diberangkatkan dan didoakan oleh seorang hamba Tuhan pendeta Alselsius Silaban dari HKBP Hitam Ulu dan perjalan hari ini merupakan hari ke 21.

Aksi jalan kaki yang dilakukan oleh tim 11 dan dicetuskan oleh Togu Simorangkir banyak mendapatkan pujian dan dukungan dari beberapa masyarakat yang sudah mengetahui perjalanan tim 11 tersebut.
Togu Simorangkir, Irwan Sirait, Anita Martha Hutagalung bersama delapan orang lainnya memulai perjalanan dari makam Pahlawan Nasional Sisingamangaraja ke XII Desa Pagar Batu, Kecamatan Balige, Kabupaten Toba, pada Senin (14/6/2021).
Aksi tersebut sebagai bentuk protes atas keberadaan PT.TPL yang selama ini diduga telah merusak hutan di kawasan Tapanuli dan kerap bentrok dengan masyarakat adat.
Nantinya, setibanya di Jakarta setelah melakukan perjalanan sepanjang 1.750 Km dari Lintas Barat Sumatera, mereka akan menemui Presiden Joko Widodo untuk menyampaikan berbagai pelanggaran yang dilakukan PT.TPL, dan meminta pemerintah mencabut izin konsesi pabrik bubur kertas tersebut, karena menurut mereka lebih banyak merugikan masyarakat banyak.(VAN)
KABUPATEN DHARMASRAYA, KHATULISTIWAONLINE.COM
Tidak terasa perjalanan Pejuang Lingkungan Tanah Batak yang tengah melakukan aksi jalan kaki dari Toba, Sumatera Utara ke Jakarta untuk meminta pemerintah menutup PT. Toba Pulp Lestari (TPL) sudah memasuki hari ke 19.
Setelah melakukan perjalanan dari Muaro Sijunjung, Togu Simorangkir, Irwan Sirait, Anita Martha Hutagalung bersama 8 anggota tim lainnya, mereka tiba di wilayah Kabupaten Dharmasraya, Sumatera Barat dan malam harinya dijamu salah seorang warga yang berasal dari Sumatera Utara, yaitu A.Sianturi /br Silaban .
Keberangkatan dari tim 11 dimulai jam 7:12 dari kediaman pak Sianturi ini merupakan perjalan hari ke 18 pada hari Kamis 1/7-2021.
Informasi yang didapatkan dari Jevri Manik sebagai Ketua Tim 11 melalui Jaringan WhatsApp (WA), Pejuang Lingkungan Tanah Batak banyak mendapatkan simpati masyarakat, tidak hanya dari orang Batak, bahkan setelah selesai serapan pagi, setelah melanjutkan perjalanan tim 11 tiba di simpang IV Gunung Medan Kabupaten Dharmasraya, siangnya pejuang Lingkungan Tanah Batak yang digagas oleh Togu Simorangkir dijamu makan siang di rumah bapak Darmawan keluarga Datuk Azis Koto Baru di Kabupaten Dharmasraya.

Malam harinya tim 11 dijamu di rumah Dolok Saribu/ br Bakkara dan keesokan harinya Jumat 2/7 melanjutkan perjalanan memasuki hari ke 19.
Togu Simorangkir, Irwan Sirait, Anita Martha Hutagalung bersama delapan orang lainnya memulai perjalanan dari makam Pahlawan Nasional Sisingamangaraja, Desa Pagar Batu, Kecamatan Balige, Kabupaten Toba, pada Senin (14/6/2021).
Aksi tersebut sebagai bentuk protes atas keberadaan PT.TPL yang selama ini diduga telah merusak hutan di kawasan Tapanuli dan kerap bentrok dengan masyarakat adat.
Ditambahkan oleh Jevri Manik, setiap warga yang melihat aksi jalan kaki mereka selalu mengacungkan jempol dan banyak yang mendukung agar PT TPL ditutup.
Nantinya, setibanya di Jakarta setelah melakukan perjalanan sepanjang 1.750 Km dari Lintas Barat Sumatera, mereka akan menemui Presiden Joko Widodo untuk menyampaikan berbagai pelanggaran yang dilakukan PT.TPL, dan meminta pemerintah mencabut izin konsesi pabrik bubur kertas tersebut, karena menurut mereka lebih banyak merugikan masyarakat banyak.(VAN)
KILIRAN JAO, KHATULISTIWAONLINE.COM
Hari ini, Rabu (30/6/2021), perjalanan Tim 11 Pejuang Lingkungan Tanah Batak
yang tengah melakukan aksi jalan kaki dari Toba, Sumatera Utara ke Jakarta untuk meminta pemerintah menutup PT. Toba Pulp Lestari (TPL) memasuki hari ke 17.
Setelah melakukan perjalanan dari Solok, Togu Simorangkir, Irwan Sirait, Anita Martha Hutagalung bersama 8 anggota tim lainnya, mereka tiba di wilayah Muaro Sijunjung, Sumatera Barat dan malam harinya dijamu salah seorang warga yang berasal dari Sumatera Utara, yaitu Stefanus Sinurat/ br Tarigan.
Informasi yang didapatkan dari Jevri Manik sebagai Ketua Tim 11 melalui Jaringan WhatsApp (WA), Pejuang Lingkungan Tanah Batak jam 7 pagi mulai siap siap melakukan perjalanan selanjutnya.
Karena situasi rumah Stefanus adanya di km 15, sehingga rombongannya menuju jalan lintas dan memulai start keberangkatan jam 08.05 dari Sijunjung menuju Kiliran Jao yang diperkirakan berjarak 47 km.

Togu Simorangkir, Irwan Sirait, Anita Martha Hutagalung bersama delapan orang lainnya memulai perjalanan dari makam Pahlawan Nasional Sisingamangaraja, Desa Pagar Batu, Kecamatan Balige, Kabupaten Toba, pada Senin (14/6/2021).
Aksi tersebut sebagai bentuk protes atas keberadaan PT.TPL yang selama ini diduga telah merusak hutan di kawasan Tapanuli dan kerap bentrok dengan masyarakat adat.
Ditambahkan oleh Jevri Manik, setiap warga yang melihat aksi jalan kaki mereka selalu mengacungkan jempol dan banyak yang mendukung agar PT TPL ditutup.
Nantinya, setibanya di Jakarta setelah melakukan perjalanan sepanjang 1.750 Km dari Lintas Barat Sumatera, mereka akan menemui Presiden Joko Widodo untuk menyampaikan berbagai pelanggaran yang dilakukan PT.TPL, dan meminta pemerintah mencabut izin konsesi pabrik bubur kertas tersebut, karena lebih banyak merugikan masyarakat banyak.(VAN)
DENPASAR, KHATULISTIWAONLINE.COM –
Data jumlah penumpang KMP Yunicee yang tenggelam di Selat Bali masih simpang siur hingga saat ini. Jumlah penumpang di manifes kapal tercatat ada 57 orang, tapi korban yang sudah ditemukan ada 59 orang.
“Yang sudah ditemukan sementara data sementara totalnya 59, meninggal 6, 53 dalam keadaan selamat,” ujar Koster di Denpasar, Rabu (30/6/2021).
Dari 59 korban ditemukan, 6 orang meninggal dan 3 orang selamat dibawa ke Pelabuhan Gilimanuk, Bali. Sedangkan sisanya dibawa ke Pelabuhan Ketapang, Banyuwangi.ad
Meski jumlah korban yang ditemukan telah melebihi data manifes kapal, belum semua korban bisa dievakuasi oleh tim gabungan. Tim SAR masih mencari sejumlah korban yang diduga hilang saat kejadian.
Koster mengungkapkan, data yang ada memang menunjukkan ada selisih antara yang tercatat dan jumlah yang ditemukan yang selamat maupun yang korban meninggal.
“Jadi artinya beda antara jumlah yang masuk dalam manifest dengan fakta yang sesungguhnya,” tutur Koster.
Sementara itu Kepala Dinas Perhubungan Provinsi Bali I Gde Wayan Samsi Gunarta mengungkapkan kapal feri, termasuk KMP Yunicee, jadi salah satu moda transportasi yang sulit dikontrol.
“Kalau kita lihat rumitnya sistem transportasi, itu yang paling repot itu sebenarnya jalan. Jalan itu kita tidak pernah bisa melakukan kontrol dengan baik. Kemudian yang kedua penyeberangan pendek seperti ini,” katanya di kantor Gubernur Bali, Rabu (30/6).
“Ini penyeberangan (pendek) dan dia sifatnya seperti jembatan, jadi feri. Dengan sistem feri ini orang terbiasa untuk berlalu lintas. Karena sudah biasa bolak-balik, kadang-kadang hanya bilang, ‘Pak, izin ikut’,” imbuh Samsi.
Oleh karena itu, Samsi menilai masyarakat harus disadarkan agar melakukan penyeberangan pendek melalui jalur resmi. Mereka harus membeli tiket dan menyeberang dengan kapal menjamin mereka untuk mendapatkan asuransi yang memadai.
“Jadi kita harus dorong itu supaya mereka jangan kayak begitulah (tidak dengan jalur resmi). Perilaku kayak begitu kan kadang-kadang petugas juga serbasalah segala macam. Nah, kita bukan berarti menutup mata soal itu,” kata dia.(VAN)
SAWAH LUNTO, KHATULISTIWAONLINE.COM
Semangat dari Pejuang Lingkungan Tanah Batak tetap semangat, walaupun lelah berjalan kaki dari Toba menuju Istana Negara yang diperkirakan 1750 km sesuai perhitungan dari Google.
Misi yang dibawakan oleh Tim 11 adalah satu suara dengan mengharapkan Pemerintah menutup PT. Toba Pulp Lestari karena lebih banyak kerugian yang ditimbulkan dengan hadirnya TPL yang hanya dinikmati orang orang tertentu.

Jevri Manik selaku ketua Tim Sebelas selalu memberi semangat pada anggota lainnya agar tetap ceria dan melakukan Protokol Kesehatan begitu juga menjaga etika dalam setiap perjalanan yang dilalui.
Apapun kata orang pada kita hal yang biasa, karena dalam setiap masalah tidak mungkin semua masyarakat satu pendapat.
Ditambahkan oleh Jevri, perbuatan baik yang dilakukan seseorang, suatu saat nanti akan berguna bagi generasi penerus.(VAN)
KOTA SOLOK, KHATULISTIWAONLINE.COM
Hari ini, Selasa (29/6/2021), perjalanan Tim 11 Pejuang Lingkungan Tanah Batak
yang tengah melakukan aksi jalan kaki dari Toba, Sumatera Utara ke Jakarta untuk meminta pemerintah menutup PT. Toba Pulp Lestari (TPL) memasuki hari ke 16.
Setelah melakukan perjalanan dari Bukit Danau Singkarak, Senin (28/6/2021), Togu Simorangkir, Irwan Sirait, Anita Martha Hutagalung bersama 8 anggota tim lainnya, mereka tiba di wilayah Solok, Sumatera Barat dan malam harinya menginap di rumah salah seorang warga yang berasal dari Sumatera Utara, yaitu Anto P. Sihombing/ br Sijabat.
Kedatangan rombongan Togu Simorangkir dan teman mendapat sambutan hangat dari warga sekitar. Selain memberikan dukungan dan mendoakan agar Tim 11 selamat selama dalam perjalanan hingga tiba di Jakarta, menurut Jevri Manik selaku Ketua Tim, setelah 10 menit perjalanan dari rumah Pak Sihombing, sejumlah warga menyapa, dan di antaranya yang diketahui Boru Manik bahkan memberikan bekal berupa roti kepada Anita Martha Hutagalung.

Setelah berbincang sejenak dengan warga, para aktivis lingkungan dan pegiat media sosial itu melanjutkan perjalanan. Togu Simorangkir, Irwan Sirait, Anita Martha Hutagalung bersama delapan orang lainnya memulai perjalanan dari makam Pahlawan Nasional Sisingamangaraja, Desa Pagar Batu, Kecamatan Balige, Kabupaten Toba, pada Senin (14/6/2021). Aksi tersebut sebagai bentuk protes atas keberadaan PT.TPL yang selama ini diduga telah merusak hutan di kawasan Tapanuli dan kerap bentrok dengan masyarakat adat.
Nantinya, setibanya di Jakarta setelah melakukan perjalanan sepanjang 1.750 Km sesuai perhitungan google, dari Lintas Barat Sumatera, mereka akan menemui Presiden Joko Widodo untuk menyampaikan berbagai pelanggaran yang dilakukan PT.TPL, dan meminta pemerintah mencabut izin konsesi pabrik bubur kertas tersebut.
Penulis: Esdon Siringoringo.
DANAU SINGKARAK, KHATULISTIWAONLINE.COM
TIM 11 Pejuang Lingkungan Tanah Batak yang tengah melakukan aksi jalan kaki dari Toba ke Jakarta untuk meminta pemerintah menutup PT. Toba Pulp Lestari (TPL) hari ini, Senin (28/6/2021) memasuki hari ke 15.
Menurut Jevri Manik selaku Ketua Tim 11 dalam pesan WhatsApp (WA) yang diterima Khatulistiwaonline.com setelah sempat istirahat dan membuat persiapan sekaligus menikmati indahnya ciptaan Tuhan seperti Danau Singkarak, Kabupaten Tanah Datar, Provinsi Sumatera Barat.
Senin pagi sekitar pukul 08.12 WIB, Togu Simorangkir, Irwan Sirait, Anita Martha Hutagalung dan anggota tim lainnya melanjutkan perjalanan menuju Kabupaten Solok yang juga masih wilayah Provinsi Sumatera Barat.
“Kami start dari Danau Singkarak jam 08.12 WIB menuju Solok dengan jarak tempuh sekitar 40 Km,” ujar Jevri Manik.

Togu Simorangkir, Irwan Sirait, Anita Martha Hutagalung bersama delapan orang lainnya memulai perjalanan dari makam Pahlawan Nasional Raja Sisingamangaraja, Desa Pagar Batu, Kecamatan Balige, Kabupaten Toba, pada Senin (14/6/2021).
Aksi tersebut sebagai bentuk protes atas keberadaan PT.TPL yang selama ini diduga telah merusak hutan di kawasan Tapanuli dan kerap bentrok dengan masyarakat adat.
Nantinya, setibanya di Jakarta setelah melakukan perjalanan sepanjang 1.750 Km dari Lintas Barat Sumatera, mereka akan menemui Presiden Joko Widodo untuk menyampaikan berbagai pelanggaran yang dilakukan PT.TPL, dan meminta pemerintah mencabut izin konsesi pabrik bubur kertas tersebut.(NGO)
PADANG PANJANG, KHATULISTIWAONLINE.COM
Tanpa terasa, aksi jalan kaki tutup PT. Toba Pulp Lestari (TPL) dari Toba, Sumatera Utara ke Jakarta telah memasuki dua pekan, atau hari ini tepatnya hari ke tiga belas.
Setelah menginap di Mess Cecata B Rindam I/BB Padabg Panjang, Sumatera Barat, Sabtu (26/6/2021) sekitar pukul 07.11 WIB, Tim 11 melanjutkan perjalanan menuju Danau Singkarak yang berjarak 23 Km.
“Kami start dari mess Cecata B Rindam I/BB pada pagi hari” ujar Jevri Manik, Ketua Tim 11 melalui pesan singkat WhatsApp (WA) yang diterima Khatulistiwaonline.com.
Masih menurut Jevri, tidak jauh lagi dari Danau Singkarak, Kabupaten Tanah Datar yang juga masih wilayah Provinsi Sumatera Barat, Togu Simorangkir, Irwan Sirait, Anita Martha Hutagalung dan anggota tim lainnya istrirahat sejenak.

Setelah melepas lelah, para aktivis lingkungan dan pegiat sosil itu melanjutkan perjalanan.
Togu Simorangkir, Irwan Sirait, Anita Martha Hutagalung bersama delapan orang lainnya memulai perjalanan dari makam Pahlawan Nasional Sisingamangaraja, Desa Pagar Batu, Kecamatan Balige, Kabupaten Toba, pada Senin (14/6/2021).
Aksi tersebut sebagai bentuk protes atas keberadaan PT.TPL yang selama ini diduga telah merusak hutan di kawasan Tapanuli dan kerap bentrok dengan masyarakat adat.
Nantinya, setibanya di Jakarta setelah melakukan perjalanan sepanjang 1.750 Km sesuai ukutan jarak dari Google, Lintas Barat Sumatera itu, mereka akan menemui Presiden Joko Widodo untuk menyampaikan berbagai pelanggaran yang dilakukan PT.TPL, dan meminta pemerintah mencabut izin konsesi pabrik bubur kertas tersebut.(NGO)
DENPASAR, KHATULISTIWAONLINE.COM –
Potret sepeda motor parkir hingga berdebu di parkiran Bandar Udara (Bandara) Internasional I Gusti Ngurah Rai, Bali, viral di media sosial. Sepeda motor diduga telah terparkir lama hingga berdebu karena tidak diambil pemiliknya.
Gambar tersebut diunggah pertama kali oleh akun @info_tabanan pada Kamis (24/6/2021) malam. Dalam narasi di unggahan itu, kendaraan tersebut merupakan motor rental yang tidak dikembalikan penyewanya.
“Buat teman-teman pengusaha rental kendaraan roda dua yang merasa kehilangan motor bisa cek motor di parkiran motor bandara Ngurah Rai lantai 2, paling atas,”
“Bila ditemukan bisa menghubungi kantor operasional parkir yang berada di parkiran mobil bandara, Terminal Internasional lantai dasar. Bawa surat-surat keterangan, seperti STNK dan BPKB. Serta penyelesaian biaya administrasi di kantor parkir,” imbuh keterangan unggahan tersebut.
Namun Taufan mengaku tidak mengetahui alasan motor tersebut terparkir begitu lama tanpa ada yang mengambil. Pihaknya pun melaporkan secara berkala hal tersebut kepada Kepolisian Sektor Kesatuan Pelaksanaan Pengamanan Pelabuhan (Polsek KP3) Kawasan Bandara Internasional I Gusti Ngurah Rai.
“Tapi biasanya kami selalu melaporkan secara rutin ke Polsek KP3 Ngurah Rai. Kami melaporkan per tanggal sekian itu, ini ada motor sekian dan update lagi motor dan mobil sekian dan update terus,” terang Taufan.(VAN)
KABUPATEN AGAM, KHATULISTIWAONLINE.COM
Aksi jalan kaki tutup PT. Toba Pulp Lestari (TPL) dari Toba, Sumatera Utara ke Jakarta memasuki hari ke SEBELAS. Menurut Jevri Manik selaku Ketua Tim 11, sebelum melanjutkan perjalanan ke Kota Bukittinggi, Sumatera Barat, Rabu (23/6/2021) malam Togu Simorangkir, Irwan Sirait, Anita Martha Hutagalung dan tim lainnya menginap dengan cara memasang tenda di halaman Kantor Koramil 04 Bonjol.
Pagi harinya Kamis (24/6/2021) para aktivis lingkungan dan pegiat sosil itu akan melanjutkan perjalanan dan start dari halaman Kantor Bupati Pasaman.

“Sekitar pukul 09.20 WIB, kita telah meninggalkan Kabupaten Pasaman menuju Kabupaten Agam,” ujar Jevri melalui pesan suara WhatsApp (WA) yang diterima Khatulistiwaonline, Rabu malam.
Togu Simorangkir selaku penggagas aksi jalan kaki dari Toba ke Jakarta untuk meminta pemerintah menutup PT.TPL atau dulunya bernama PT. Inti Indorayon Utama (IIU) milik konglomerat Sukanto Tanoto yang beroperasi di wilayah Porsea itu adalah peraih gelar Master of Science Bidang Primate Conversation dari Oxford Brookes University Inggris.
Togu Simorangkir yang masih berdarah biru karena merupakan cicit Pahlawan Nasional Raja Sisingamangaraja XII bersama aktivis lingkungan lainnya memulai perjalanan dari makam Pahlawan Nasional Sisingamangaraja, Desa Pagar Batu, Kecamatan Balige, Kabupaten Toba, pada Senin (14/6/2021).
Aksi tersebut sebagai bentuk protes masyarakat atas keberadaan PT.TPL yang selama ini diduga telah merusak hutan di kawasan Tapanuli dan kerap bentrok dengan masyarakat adat.
Nantinya, setibanya di Jakarta setelah melakukan perjalanan sepanjang 1.800 Km dari Lintas Barat Sumatera itu, mereka akan menemui Presiden Joko Widodo untuk menyampaikan berbagai pelanggaran yang dilakukan PT.TPL, dan meminta pemerintah mencabut izin konsesi pabrik bubur kertas tersebut.(NGO)