LAMPUNG, KHATULISTIWAONLINE.COM
Aksi jalan kaki tutup PT. Toba Pulp Lestari (TPL) dari Toba, Sumatera Utara ke Jakarta, memasuki hari ke 38.
Selama itu juga, Togu Simorangkir Irwan Sirait, Anita Martha Hutagalung dan delapan orang lainnya yang tergabung dalam Tim 11 Pahlawan Lingkungan Tanah Batak, telah melintasi lima provinsi, yakni sebagian Sumatera Utara, Sumatera Barat, Jambi, Sumatera Selatan dan sebagian wilayah Lampung sebelum menyeberang ke Pulau Jawa melalui Pelabuhan Bakauheni.
Jevri Manik selaku Ketua Tim 11 dalam pesan WhatsApp yang diterima Khatulistiwaonline, Rabu (21/7/2021), setelah melakukan perjalanan dari daerah Sumatera Selatan, Selasa (20/7/2021) sore mereka tiba di Lampung dan disambut warga asal Sumatera Utara bernama Elida Purba, Dosen salah satu Universitas swasta di daerah tersebut.
Ke esokan harinya, atau Rabu (21/7), masih di seputaran Kota Lampung, Togu Simorangkir dan rombongan meninggalkan rumah Elida Purba dan nginap di rumah seorang ibu bermarga Sirait yang kebetulan dalam keadaan kosong karena pemiliknya sedang di Pulau Jawa.

Di rumah tersebut, selain istirahat melepas lelah sebelum melanjutkan perjalanan, mereka bisa memasak, mencuci pakaian dan lainnya. Hari ini, sekitar pukul 13.17 WIB, mereka makan bersama yang disuguhkan dan dimasak sendiri oleh Chef Anita Martha Hutagalung pentolan Tim 11.
” Intinya, dua hari ini kita istirahat total untuk pemulihan sebelum menyeberang ke Pulau Jawa,” ujar Jevri Manik.
Togu Simorangkir selaku penggagas aksi jalan kaki dari Toba ke Jakarta untuk meminta pemerintah menutup PT.TPL atau dulunya bernama PT. Inti Indorayon Utama (IIU) milik konglomerat Sukanto Tanoto yang beroperasi di wilayah Porsea itu adalah peraih gelar Master of Science Bidang Primate Conversation dari Oxford Brookes University Inggris.
Togu Simorangkir yang masih berdarah biru karena merupakan cicit Pahlawan Nasional Raja Sisingamangaraja XII bersama aktivis lingkungan lainnya memulai perjalanan dari makam Pahlawan Nasional Sisingamangaraja, Desa Pagar Batu, Kecamatan Balige, Kabupaten Toba, pada Senin (14/6/2021).
Aksi tersebut sebagai bentuk protes masyarakat atas keberadaan PT.TPL yang selama ini diduga telah merusak hutan di kawasan Tapanuli dan kerap bentrok dengan masyarakat adat.
Nantinya, setibanya di Jakarta setelah melakukan perjalanan sepanjang 1.750 Km dari Lintas Barat Sumatera itu, mereka akan menemui Presiden Joko Widodo untuk menyampaikan berbagai pelanggaran yang dilakukan PT.TPL, dan meminta pemerintah mencabut izin konsesi pabrik bubur kertas tersebut.(NGO)
TANA PASER, KHATULISTIWAONLINE.COM
Untuk mengisi kekosongan kepemimpinan, Pengurus Daerah Persatuan Bola Volly Seluruh Indonesia (PBVSI) Provinsi Kalimantan Timur dalam waktu dekat akan menggelar Musyawarah Kabupaten Luar Biasa (Muskablub) dan menunjuk Zulkifli, SH sebagai Caretaker.
Penunjukan Zulkifli, SH sebagai Caretaker Pengkab Paser sesuai Surat Keputusan Nomor : 04/PENGPROV-KT/PBVSI/III/2021 tentang penunjukan/pengangkatan Caretaker pengurus Kabupaten Persatuan Bola Voli Seluruh Indonesia Kabupaten Paser.
Setelah melalui komunikasi serta rapat – rapat kecil dengan para pecinta olahraga bola voli di Kabupaten Paser, Ketua Caretaker Zulkifli melakukan pendataan club-club bola voli yang ada di wilayah tersebut.
Hal ini diakui masih banyak club bola voli yang belum masuk pendataan, namun kepada pengurus club yang belum masuk pendataan tidak usah khawatir karena setelah kepengurusan PBVSI Paser defenitif akan diadakan pendataan ulang yang akan dinaungi oleh Pengkab PBVSI Paser sebagai induk dari cabang olahraga bola voli.
“Olahraga bola voli adalah olahraga rakyat yang digemari semua kalangan, baik ibu – ibu maupun bapak – bapak, tua maupun muda. Oleh sebab itu sebagai pengurus yang diberi mandat untuk berbenah menjalankan roda organisasi serta mempersiapkan Muskablub PBVSI Kabupaten Paser yang akan dilaksanakan pada akhir Juli 2021 ini, ” ujar Zulkifli.
Kepada Khatulistiwaonline, Zulkifli menyampaikan bahwa dalam rangka mempersiapkan diri guna mengikuti jadwal kegiatan atau agenda Pengprov PBVSI Provinsi Kalimantan Timur 2021, Pengkab PBVSI Kabupaten Paser wajib siap, mengingat atlit bola voli Paser juga punya potensi seperti halnya atlit bola voli dari Kabupaten / Kota lain di Kalimantan Timur.
“Oleh sebab itu ini merupakan momentum yang baik untuk berbenah, memperbaiki kepengurusan PBVSI Kabupaten Paser, serta bisa mengorbitkan pemain / atlit bola voli yang handal untuk Kabupaten Paser dan untuk Kalimantan Timur,” katanya.
Zulkifli yang sebelumnya pernah menjadi Ketua Pertina Kabupaten Paser, saat ini siap dan fokus untuk maju mencalonkan diri menjadi Ketua Pengkab PBVSI Kabupaten Paser.(ONE)
TANA PASER, KHATULISTIWAONLINE.COM
Usia lanjut bukan penghalang bagi seseorang untuk tetap aktif menekuni kegiatan sehari-hari.
Demikian halnya dengan Sukini, janda kelahiran Blora, Jawa Tengah pada 4 Agustus 1951 ini. Dia merupakan salah satu wanita tangguh.
Bagaimana tidak, di usianya yang menginjak 70 tahun masih aktif berjualan berkeliling kampung di Kelurahan Long Ikis, Kecamatan Long Ikis, Kabupaten Paser, Kalimantan Timur.
Setiap hari menuntun sepedanya dengan membawa berbagai jajanan yang diolah sendiri. Jajan yang dibawa seperti, mendut, pepes, tape ketan dan sebagainya.
Terkadang Sukini juga menerima pesanan pembuatan makanan lainnya. Pernah anaknya meminta Sukini untuk berhenti berjualan, namun karena terbiasa dengan aktifitasnya wanita Lansia ini jatuh sakit.
Prinsip hidup Sukini adalah jujur, gigih dan ulet. Seperti halnya Mbah Sukini, Mbah Warsinem atau biasa orang mengenalnya Mbah tempe, wanita yang lahir di Kaliwiro sebuah desa di Kabupaten Wonosobo ini memiliki tanggal lahir 17 Agustus 1959, bertepatan dengan hari ulang tahun kemerdekaan RI.
Warsinem saat ini berdomisili di RT 001 Desa Semuntai, Kecamatan Long Ikis, Kabupaten Paser, Kalimantan Timur.
Aktifitas yang dilakukannya adalah berjualan tempe dan peyek di Pasar Semuntai pada hari Selasa dan Sabtu. Terkadang Warsinem menerima pesanan, hanya sekarang di batasi hal tersebut karena usia.
” Berat untuk menumbuk kedele terlalu banyak ujarnya.
Pernah ada yang menawarkan mesin penggiling kedele, tapi sampai saat ini menurut Warsinem belum diterima. “
Membuat tempe itu harus sabar, tidak boleh bertengkar, menggerutu dan harus bersih.
Alat yang digunakan juga tidak boleh di pakai untuk yang lainnya, papar Warsinem.
“Dalam sholat saya selalu memohon kepada Allah agar diberi kesehatan,” tuturnya.
Lansia binaan LKS LU Pandu Qolby Paser ini terbilang tangguh dan pantang menyerah. Ketua Yayasan Pandu Qolby Paser yang sekaligus pimpinan LKS – LU Iwan Muhardi mengatakan, tidak semua Lansia tidak produktif dan mereka berdua ini hanya salah satu contoh dan bisa di jadikan teladan bagi generasi muda.
” Keduanya lahir di bulan Agustus dan salah satunya lahir bertepatan HUT RI kata Iwan.

Kepada Khatulistiwaonline, Iwan memaparkan, saat ini Yayasan menerima hibah tanah seluas 400 M2, dari Pak Sudiadi salah seorang putra daerah asli Paser yang dikenal tinggi kepedulian sosialnya.
“Bila didukung banyak pihak kami akan mendirikan lingkungan pondok sosial se- Kalimantan.
Sebagai kabupaten penyangga calon Ibukota baru tentu hal ini sebuah kebutuhan papar Iwan. (ONE)
MEDAN, KHATULISTIWAONLINE.COM –
Gubernur Sumatera Utara (Gubsu) Edy Rahmayadi mengatakan stok vaksin Corona di Sumut sangat menipis. Edy berharap ada kiriman vaksin Corona dari pemerintah pusat.
“Vaksin kita maksimalkan, saat ini jumlahnya sangat menipis. Kita berharap sekali vaksin dari Jakarta,” ucap Edy di rumah dinas Gubsu, Medan, Jumat (16/7/2021).
Edy mengatakan pihaknya terus berkomunikasi dengan pemerintah pusat untuk mendapat tambahan vaksin Corona. Dia menyebut sejauh ini ada bantuan vaksin Corona dari Kementerian BUMN.
“Kita komunikasikan dan akan didorong dan sudah dibantu oleh Kementerian BUMN, dia siapkan 5.000 per-hari di Polonia terkhusus untuk kota Medan ini. Terus diberikan, gratis. Itu salah satu upaya untuk membatasi gelombang penularan COVID-19,” katanya.(DAB)
MEDAN, KHATULISTIWAONLINE.COM –
Wali Kota Medan Bobby Nasution mengatakan Mal Centre Point yang sempat disegel lantaran tak bayar pajak kembali diizinkan buka. Bobby menyebut pihak pengelola telah mencicil Rp 20 miliar dari Rp 56 miliar pajak yang menunggak.
“Hari ini sudah dibayar Rp 20 miliar,” kata Bobby Nasution kepada wartawan, Rabu (14/7/2021).
Bobby mengatakan dari kesepakatan antara pihaknya dengan pengelola pusat perbelanjaan tersebut bahwa pajak Rp 56 miliar itu boleh dicicil hingga Desember 2021. Untuk itu, Bobby pun mengizinkan mal tersebut beroperasi kembali.
“Ini kesepakatan ya, saya nggak mau nutup-nutupi. Kita buka itu karena sudah ada kesepakatan dia membayar sampai dengan akhir tahun, sampai bulan Desember mereka wajib membayar pelunasan Rp 56 miliar dan sudah masuk per hari ini Rp 20 miliar. Sudah saya izinkan hari ini untuk membuka karena sudah membayar Rp 20 miliar,” ujar Bobby.
Sebelumnya, Bobby Nasution menyegel gedung Mal Center Point Medan. Penyegelan dilakukan lantaran pusat perbelanjaan tersebut tidak membayar pajak.
Bobby mengatakan pihaknya meminta hak Pemko Medan segera ditunaikan oleh pengelola gedung mal itu. Bobby meminta pajak Rp 56 miliar dibayar.
“Kami Pemko Medan hari ini hanya meminta hak kami yang seharusnya kalau ini ada pembayaran pajak itu sebesar Rp 56 miliar. Ini karena sudah diminta hitung ulang, ayo sama-sama kita hitung ulang sudah dihitung ulang. Awalnya dari Rp 80-an miliar, karena hitungannya itu ada 300 ribuan, dihitung ulang PPATK meminta dihitung ulang, kita hitung ulang keluarlah hitungan ulang itu luasannya sekitar 216 ribuan meter total utangnya jadinya Rp 56 miliar,” sebut Bobby.(DAB)
BANYUWANGI, KHATULISTIWAONLINE.COM –
Kementerian Perhubungan memberlakukan pembatasan pelayanan penyeberangan Jawa-Bali di masa PPKM Darurat. Kendaraan non logistik hanya bisa menyeberang di Pelabuhan Ketapang-Gilimanuk pada jam-jam tertentu.
Pemberlakuan pembatasan penyeberangan ini berlaku sejak Rabu (14/7/2021) mendatang. Kendaraan non logistik hanya bisa menyeberang di Pelabuhan Ketapang-Gilimanuk pukul 06.00 WIB hingga pukul 19.00 WIB. Sementara pada pukul 19.00 WIB – 06.00 WIB hanya kendaraan logistik saja yang dilayani.
GM PT ASDP Indonesia Ferry Cabang Ketapang, Suharto membenarkan hal tersebut. Keputusan itu disampaikan Kepala BPTD Jawa Timur dalam rapat yang di Kantor Pelabuhan Ketapang beberapa hari terakhir.
Menurutnya, pembatasan jam penyeberangan untuk kendaraan non logistik ini, dilakukan untuk mendukung PPKM Darurat Jawa dan Bali. Kebijakan ini, akan diberlakukan selama pelaksanaan PPKM Darurat Jawa-Bali yakni hingga 20 Juli 2021.
Kendaraan non logistik tersebut diizinkan menyeberang mulai pukul 06.00 sampai 19.00 WIB. Kebijakan ini juga berlaku bagi kendaraan yang menyeberang dari Gilimanuk menuju Ketapang.
Dia menambahkan, aturan ini merupakan aturan dari pusat. Rapat tersebut, kata Suharto, menindaklanjuti instruksi Dirjen Perhubungan Darat pada rapat sebelumnya.
“Di sini tadi dilakukan rapat koordinasi di tingkat Ketapang-Gilimanuknya,” tegasnya.(DAB)
GOWA, KHATULISTIWAONLINE.COM –
Bangunan sekolah dasar (SD) Inpres Bonto Bonto, Bontomarannu, Gowa, Sulawesi Selatan (Sulsel), disegel oleh seorang warga yang mengaku menjadi pemilih lahan di atas bangunan itu berdiri. Dia menggembok pintu masuk sekolah dan berapa ruangan belajar di sana.
Penyegelan ini dilakukan oleh warga bernama Haji Lanci. Haji Lanci menggembok pintu masuk sekolah dan beberapa ruang di dalam bangunan itu. Alhasil, kegiatan belajar-mengajar terhenti akibat kejadian ini.
Atas kejadian ini, Bachtiar mengaku langsung membongkar paksa gembok tersebut. Dia juga langsung melakukan mediasi dengan Camat Bontomarannu, Sekda Gowa, dan beberapa perwakilan tenaga pengajar. Haji Lanci, yang dipanggil, sayangnya tidak datang karena tidak berada di rumah.
“Namun penutupan sekolah itu sudah saya buka tadi. Saya bongkar paksa gemboknya. Kegiatan belajar-mengajar sudah kembali beraktivitas seperti biasa. Alhamdulillah sudah sudah selesai,” terang Bachtiar.(MAD)
LUBUKLINGGAU, KHATULISTIWAONLINE.COM
Tak ada rasa capek terlihat di wajah Togu Simorangkir dan kawan-kawan setelah selama 27 hari melakukan “aksi gila” jalan kaki dari Balige, Kabupaten Toba, Sumatera Utara menuju Ibukota Negara Republik Indonesia, Jakarta.
Hingga hari ini Sabtu (10/7/2021) sudah hampir setengah perjalanan mereka lewati dengan berjalan kaki dari total perjalanan menuju Jakarta, sekitar 1.750 Km sesuai hitungan Google.
Bagi Togu Simorangkir, Irwan Sirait, Anita Martha Hutagalung, semangat untuk berjuang mengusir PT Toba Pulp Lestari (TPL) atau dulu bernama PT. Inti Indorayon Utama dari bumi Tapanuli, persisnya dari Porsea tak terelakkan lagi. Demi masa depan tanah Batak atau Tapanuli yang lebih baik bagi generasi ke depan.

Melalui pesan WhatsApp yang diterima Khatulistiwaonline dari Ketua Tim 11, Jevri Manik, pada Jumat malam Togu Simorangkir dan kawan-kawan menginap dan makan malam di rumah warga asal Sumatera Utara marga Siagian/br Hutagalung di Lubuklinggau.
” Tadi pagi pukul 07.34 WIB kami start dari Simpang Raya, Lubuklinggau untuk melanjutkan perjalanan. Selama dalam perjalanan tidak sedikit warga yang menyapa dan memberikan semangat,” ujar Jevri.
Di sela-sela perjalanan, masih menurut Jevri Manik, seorang wanita bernama Sihol Butar-butar (24) yang mengaku sebagai fans Oni, panggilan akrab Anita Martha Hutagalung ikut serta jalan kaki dan sejauh ini sudah hampir 2 Km.

Togu Simorangkir selaku penggagas aksi jalan kaki dari Toba ke Jakarta untuk meminta pemerintah menutup PT.TPL atau dulunya bernama PT. Inti Indorayon Utama (IIU) milik konglomerat Sukanto Tanoto yang beroperasi di wilayah Porsea itu adalah peraih gelar Master Of Science Bidang Primate Conversation dari Oxford Brookes University Inggris.
Togu Simorangkir yang masih berdarah biru karena merupakan cicit Pahlawan Nasional Raja Sisingamangaraja XII bersama aktivis lingkungan lainnya memulai perjalanan dari makam Pahlawan Nasional Sisingamangaraja, Desa Pagar Batu, Kecamatan Balige, Kabupaten Toba, pada Senin (14/6/2021).
Aksi tersebut sebagai bentuk protes masyarakat atas keberadaan PT.TPL yang selama ini diduga telah merusak hutan di kawasan Tapanuli dan kerap bentrok dengan masyarakat adat.
Nantinya, setibanya di Jakarta setelah melakukan perjalanan sepanjang 1.750 Km dari Lintas Barat Sumatera itu, mereka akan menemui Presiden Joko Widodo untuk menyampaikan berbagai pelanggaran yang dilakukan PT.TPL, dan meminta pemerintah mencabut izin konsesi pabrik bubur kertas tersebut.(NGO)
SUMATERA SELATAN, KHATULISTIWAONLINE.COM
Setelah melakukan perjalanan dengan cara jalan kaki dari Toba, Sumatera Utara sejak hari Senin (14/6/2021) atau selama 26 hari, Tim 11 Pahlawan Lingkungan Tanah Batak tiba di wilayah Provinsi Sumatera Selatan.
Dengan demikian, Togu Simorangkir, Irwan Sirait, Anita Martha Hutagalung dan delapan orang lainnya hingga Jumat (8/7/2021) telah melintasi empat wilayah provinsi, Sumatera Utara, Sumatera Barat, Jambi dan sebagian Provinsi Sumatera Selatan.
Menurut Jevri Manik selaku Ketua Tim 11 melalui pesan WhatsApp yang diterima Khatulistiwaonline.com, jumat pagi mereka start dari Desa Norman Rupit, Sumatera Selatan.

Setelah menyusuri jalan sepanjang 4 km, mereka bertemu dengan warga dan sesaat berbincang seraya menjelaskan tujuan mereka melakukan aksi jalan kaki ke Jakarta.
Siang harinya, tepatnya di KM 40 Desa Rantau Jaya, sambil istirahat dan makan, Togu Simorangkir dan teman menjemur pakaian.
Togu Simorangkir selaku penggagas aksi jalan kaki dari Toba ke Jakarta untuk meminta pemerintah menutup PT.TPL atau dulunya bernama PT. Inti Indorayon Utama (IIU) milik konglomerat Sukanto Tanoto yang beroperasi di wilayah Porsea itu adalah peraih gelar Master Of Science Bidang Primate Conversation dari Oxford Brookes University Inggris.

Togu Simorangkir yang masih berdarah biru karena merupakan cicit Pahlawan Nasional Raja Sisingamangaraja XII bersama aktivis lingkungan lainnya memulai perjalanan dari makam Pahlawan Nasional Sisingamangaraja, Desa Pagar Batu, Kecamatan Balige, Kabupaten Toba, pada Senin (14/6/2021).
Aksi tersebut sebagai bentuk protes masyarakat atas keberadaan PT.TPL yang selama ini diduga telah merusak hutan di kawasan Tapanuli dan kerap bentrok dengan masyarakat adat.
Nantinya, setibanya di Jakarta setelah melakukan perjalanan sepanjang 1.750 Km dari Lintas Barat Sumatera itu, mereka akan menemui Presiden Joko Widodo untuk menyampaikan berbagai pelanggaran yang dilakukan PT.TPL, dan meminta pemerintah mencabut izin konsesi pabrik bubur kertas tersebut.(NGO)
KABUPATEN SAROLANGUN, KHATULISTIWAONLINE.COM
Tanpa dapat dipungkiri, dukungan masyarakat terhadap Tim 11 Pahlawan Lingkungan Tanah Batak yang tengah melakukan aksi jalan kaki dari Toba ke Jakarta untuk meminta pemerintah menutup PT.Toba Pulp Lestari (TPL) di Porsea, sungguh luar biasa.
Hal itu ditandai, dimana setiap Togu Simorangkir, Irwan Sirait, Anita Martha Hutagalung dan anggota tim lainnya melintas di salah satu daerah selalu disambut dengan baik bahkan diberi tumpangan jika malam hari serta disuguhi makanan.
Melalui pesan WhatsApp yang diterima Khatulistiwaonline hari ini, Kamis (8/7/2021) dari Jevri Manik selaku Ketua Tim 11 disebutkan, setelah menginap di rumah Keluarga Tagor Pakpahan/br Marbun di Singkut, Kabupaten Sarolangun, Provinsi Jambi.
“Setelah sarapan dan foto bersama dengan keluarga Pak Tagor Pakpahan, kami melanjutkan perjalanan. Ini merupakan hari ke dua puluh lima,” ujar Jevri Manik.
Rupanya, aksi jalan kaki Togu Simorangkir dan teman sudah tersebar di wilayah Sarolangun. Buktinya, baru berjalan 1 Km dari Singkut, seseorang yang diketahui bermarga Marbun menghampiri Tim 11 dan menyerahkan obat gosok.

Togu Simorangkir selaku penggagas aksi jalan kaki dari Toba ke Jakarta untuk meminta pemerintah menutup PT.TPL atau dulunya bernama PT. Inti Indorayon Utama (IIU) milik konglomerat Sukanto Tanoto yang beroperasi di wilayah Porsea itu adalah peraih gelar Master Of Science Bidang Primate Conversation dari Oxford Brookes University Inggris.
Togu Simorangkir yang masih berdarah biru karena merupakan cicit Pahlawan Nasional Raja Sisingamangaraja XII bersama aktivis lingkungan lainnya memulai perjalanan dari makam Pahlawan Nasional Sisingamangaraja, Desa Pagar Batu, Kecamatan Balige, Kabupaten Toba, pada Senin (14/6/2021).
Aksi tersebut sebagai bentuk protes masyarakat atas keberadaan PT.TPL yang selama ini diduga telah merusak hutan di kawasan Tapanuli dan kerap bentrok dengan masyarakat adat.
Nantinya, setibanya di Jakarta setelah melakukan perjalanan sepanjang 1.750 Km dari Lintas Barat Sumatera itu, mereka akan menemui Presiden Joko Widodo untuk menyampaikan berbagai pelanggaran yang dilakukan PT.TPL, dan meminta pemerintah mencabut izin konsesi pabrik bubur kertas tersebut.(NGO)