BANDUNG BARAT, KHATULISTIWAONLINE.COM –
Wisatawan semakin memadati kawasan wisata Lembang, Kabupaten Bandung Barat (KBB) pada libur panjang cuti bersama Oktober 2020. Berdasarkan pantauan di ruas Jalan Raya Lembang Kamis (29/10/2020), kendaraan berbaris rapi melaju perlahan baik dari arah Bandung menuju Lembang maupun sebaliknya. Kendaraan roda empat didominasi kendaraan asal Jakarta dan sekitarnya.
KBO Satlantas Polres Cimahi Iptu Erin Heriduansyah mengatakan pada hari kedua libur panjang cuti bersama, arus lalulintas di Lembang cukup padat. Kondisi itu menyebabkan penumpukan kendaraan di kawasan Alun-alun Lembang.
“Situasi arus lalin pada hari kedua libur panjang ini terpantau ramai rapat. Kita akan lakukan penarikan kendaraan dari atas (Lembang) ke bawah (Bandung),” ungkap Erin.
Beberapa titik yang menjadi prioritas pengaturan pihak kepolisian yakni pintu masuk objek wisata, simpang Beatrix, dan simpul kemacetan lainnya.
“Ada kepadatan di beberapa titik terutama di pintu masuk objek wisata. Hari ini masih banyak kendaraan yang menuju Lembang dari arah Bandung maupun Cimahi,” bebernya.
Volume kendaraan yang memadati kawasan wisata Lembang mengalami peningkatan ketimbang hari pertama libur panjang. Dalam sehari diperkirakan lebih dari seribu kendaraan masuk ke kawasan Lembang.
“Dibanding dengan hari kemarin ada peningkatan volume kendaraa. Dalam sehari angka kendaraan yang masuk ke Lembang bisa lebih dari seribu kendaraan, tapi personel sudah siap,” ujarnya.(MAD)
CIANJUR, KHATULISTIWAONLINE.COM –
Banjir dan longsor kembali melanda dua kecamatan di selatan Cianjur, Jawa Barat, Selasa (20/10/2020) malam. Akibatnya lima rumah terendam dan akses jalan lumpuh tertutup longsor.
Informasi yang dihimpun, bencana banjir di Desa Sukamanah dan Desa Mekarsari, Kecamatan Agrabinta, serta longsor di Desa Sukamulya, Kecamatan Leles, terjadi sekitar pukul 21.00 WIB. Sebelumnya hujan deras mengguyur sejak pukul 16.00 hingga pukul 20.00 WIB.
“Hujan deras mengguyur selama beberapa jam. Pukul 21.00 kami dapat laporan terjadi bencana di tiga desa di dua kecamatan di Cianjur selatan,” ujar Sekretaris BPBD Cianjur Irfan Sopyan saat ditemui di Kantor BPBD Cianjur, Jalan Siliwangi, Selasa (20/10/2020).
Menurut dia, banjir di Agrabinta terjadi akibat luapan air Sungai Cisokan. Tercatat ada lima rumah di Sukamanah yang terendam, sedangkan di Mekarsari sebanyak 60 rumah terancam.
“Laporan sementara ketinggian air setinggi satu meter, namun hanya lima rumah yang terendam. Rumah itu berada di dekat bibir sungai. Untuk pemukiman padat penduduk sebatas terancam,” kata Irfan.
Banjir juga merendam lahan pertanian di Mekarsari. “Untuk di Mekarsari pemukiman masih aman, tapi lahan pertanian terendam. Sudah 20 hektare yang terendam,” ucap Irfan.
Selain itu, longsor juga kembali terjadi di Desa Sukamulya, Kecamatan Leles. Longsoran menutup badan jalan penghubung antardesa.
“Longsor terjadi di titik yang sama dengan longsoran beberapa waktu lalu. Tim masih melakukan asesmen. Tapi akses untuk mobil dan motor terputus, karena jalan tertutup,” ujar Irfan.(MAD)
BANDUNG, KHATULISTIWAONLINE.COM –
Pemerintah Provinsi Jawa Barat mendesak Pemerintah Kota Bekasi tidak memberi izin panti pijat dan hiburan malam, seperti karaoke, diskotik untuk beroperasi sementara waktu. Selain rentan penularan COVID-19, Kota Bekasi juga kini masuk ke dalam zona merah atau daerah dengan risiko penularan virus Corona yang tinggi.
Ketua Harian Komite Kebijakan Penanganan COVID-19 dan Pemulihan Ekonomi Daerah Provinsi Jawa Barat Daud Achmad mengakui sejauh ini kewenangan operasional tempat usaha berada di bawah kewenangan masing-masing pemerintah kota/kabupaten.
“Tapi kan kalau masuk zonasi ini (zona merah COVID-19) seharusnya mereka tahu mana yang bisa dibuka dan tidak,” ujar Daud Achmad di Bandung, Selasa (6/10/2020).
Menurutnya, risiko penularan COVID-19 tinggi di tempat-tempat tersebut, kontak fisik di panti pijat berpotensi menjadi media penularan virus. Belum lagi, tempat-tempat dengan sirkulasi udara tertutup seperti diskotik dan tempat karaoke.
“Karena ada potensi ini makanya kita harap jangan dulu dibuka apalagi Kota Bekasi sekarang ada di zona merah,” ujarnya.
Pemerintah Kota Bekasi mengeluarkan Maklumat Wali Kota Bekasi Dr H Rahmat Effendi, tentang Kepatuhan Terhadap Protokol Kesehatan Dalam Penanganan Penyebaran COVID-19 di Kota Bekasi Nomor 440/6086/SETDA.TU. Maklumat ini berlaku mulai 2-7 Oktober 2020.
“Bahwa mempertimbangkan situasi nasional maupun daerah yang menunjukkan angka kenaikan kasus positif terkonfirmasi COVID-19 cukup tinggi pada Adaptasi Tatanan Hidup Baru Masyarakat Produktif Aman COVID-19 di Kota Bekasi dan untuk memberikan perlindungan dan menjamin keselamatan kepada masyarakat Kota Bekasi, dalam rangka memutus mata rantai penyebaran COVID-19 di Kota Bekasi,” bunyi maklumatnya seperti dilihat di laman Instagram @humaskotabekasi, Kamis (1/10/2020).
Dengan ini Pemerintah Kota Bekasi mengeluarkan maklumat tentang:
1. Tempat/Fasilitas Usaha Jasa Kepariwisataan Serta Hiburan
3. Pasar Tradisional dan Pasar Swasta
4. Kegiatan Usaha Perdagangan dan Jasa
Terkait jasa kepariwisataan seperti klab malam, bar, karaoke, pub, bilyard dan panti pijat/refleksi dan spa tetap buka. Hanya saja, jamnya dibatasi dari pukul 12.00-18.00 WIB.
Sedangkan untuk rumah makan dan sejenisnya baik yang melayani dine in hingga take away hanya beroperasi sampai dengan pukul 18.00 WIB.
Pusat perbelanjaan, toko swalayan dan pelaku usaha perdagangan lainnya juga hanya diperbolehkan beroperasi dari pukul 09.00-18.00 WIB. Aturan tersebut juga mengikat mini market yang punya izin usaha hingga 24 jam saat kondisi normal.
Maklumat itu resmi berlaku di Kota Bekasi Jumat besok (2/10) dan akan berlaku hingga Rabu pekan depan (7/10) untuk tahap awal.(DAB)
SUKABUMI, KHATULISTIWAONLINE.COM –
Kejaksaan Negeri Kabupaten Sukabumi menerima pelimpahan kasus narkotika jenis sabu-sabu seberat 402 kilogram dengan nilai Rp 480 miliar. Selain barang bukti berupa sabu dibungkus plastik berbentuk mirip bola, kejaksaan juga menerima 13 pelaku yang diduga terlibat kasus tersebut.
Kajari Kabupaten Sukabumi, Bambang Yuniato mengatakan pemeriksaan tersangka dilakukan dari pukul 16.00 WIB hingga pukul 20.00 WIB Senin (5/10) malam tadi.
“Jadi kemarin sekitar pukul 16.00 WIB sampai pukul 20.00 WIB dilakukan tahap dua dari penyidik Bareskrim Polri yaitu penyerahan tersangka dan barang bukti terhadap perkara narkoba atas nama Husen dan kawan-kawan ada 13 orang tersangka serta barang buktinya,” kata Bambang, Selasa (6/10/2020).
Dari 13 orang tersangka, 4 orang di antaranya berstatus warga negara asing. Bambang juga membenarkan seluruh pelaku terkait dengan operasi yang dilakukan Satgas Merah Putih di salah satu perumahan elit di Kecamatan Sukaraja, Kabupaten Sukabumi.
“4 orang WNA yaitu ada dari Iran dan Pakistan sementara 9 orang lainnya WNI. Mereka semua terkait kepada perkara yang dulu pernah dilakukan penangkapan di Sukaraja dan mudah mudahan dalam waktu dekat akan ada penambahan tersangka 6 orang dalam kasus yang sama tapi TPPU nya,” lanjut Bambang.
Selain para tersangka jaksa juga menerima barang bukti mulai kendaraan roda empat, telepon seluler, berbagai macam kartu ATM. Termasuk ratusan kilogram bola sabu.
“Untuk ancamannya kalau sesuai undang undang narkotika ya UU nomor 35 tahun 2009 ya mereka ancamannya hukuman mati namun ada juga yang 20 tahun bahkan seumur hidup sesuai dengan UU seperti itu nanti lebih jelasnya sesuai dengan dakwaan nanti di persidangan akan kita sampaikan,” pungkas dia.
Diberitakan, kasus yang ditangani Satgasus Merah-Putih pada awal Juni 2020 itu kini memasuki tahap dua dan pelimpahan ke Kejaksaan Negeri (Kejari) Kabupaten Sukabumi. Barang bukti disita polisi berupa sabu dibungkus plastik berbentuk mirip bola seberat 402 kilogram yang nilainya mencapai Rp 480 miliar.
Pantauan di Kejari Kabupaten Sukabumi, Senin (5/10/2020), puluhan aparat berjaga mengamankan sejumlah titik di area kantor tersebut sejak pagi. Pada pukul 09.40 WIB, terlihat 13 orang yang diduga tersangka diturunkan dari kendaraan bernomor polisi B-7132-WAA dan bus polisi bernomor polisi 7354-VII.(DAB)
BANDUNG, KHATULISTIWAONLINE.COM –
Gubernur Jawa Barat Ridwan Kamil memastikan tak hanya dirinya yang akan ‘pindah kantor’ ke zona merah COVID-19 di Jabar. Tetapi, langkahnya juga akan diikuti oleh sejumlah pejabat utama lainnya baik di lingkup pemerintah, Polri maupun TNI.
“Misalnya Cirebon, pejabat utama bertanggung jawab untuk mengendalikan dan menurunkan dari zona merah ke zona yang lebih ringan. Kota Bogor, Wakapolda Jabar akan ‘ngantor’ di sana, ditugaskan pak Kapolda. Jadi sebenarnya, gubernur sehari berkantor di Depok itu, bukan hanya saya saja, dilakukan juga pejabat utama Polda, ini merupakan bentuk kekompakan gugus tugas,” ujar Emil, sapaannya, di Puskesmas Garuda, Kota Bandung, Rabu (30/9/2020).
Sebelumnya, Emil menyampaikan 70 persen kasus COVID-19 di Jabar berasal dari wilayah Bogor, Depok dan Bekasi (Bodebek). Kasus COVID-19 paling banyak dengan jumlah kematian yang tinggi pun berasal dari Kota Depok, sehingga langkah ini tak berlebihan jika Emil memilih untuk ‘ngantor’ di Depok satu hari dalam sepekan.
“Saran pemerintah pusat kita harus fokus di sana (Bodebek). Saya berkesempatan melakukan kegiatan yang lebih intensif di zona merah yang tinggi, dan yang ada Pilkada. Sekaligus memberikan semangat juga,” ucap Emil.
Terkait tempat atau lokasi, Emil akan bekerja, saat ini pihaknya masih tengah mempersiapkannya. “Sehari atau dua hari saya akan banyak di daerah sana, khususnya di Depok. Saya bekerja di mana, tinggal di mana, sedang disiapkan,” katanya.
“Mudah-mudahan rencana ini bisa menyemangati gugus tugas di Bodebek, sehingga sumbangan kasus bisa ditekan,” ujar Emil menambahkan.(DAB)
CIANJUR, KHATULISTIWAONLINE.COM –
Polisi kembali menemukan Keluarga Penerima Manfaat di Kabupaten Cianjur yang menerima beras bantuan sosial bercampur butiran plastik. Polisi mengusut adanya dugaan pidana dalam temuan tersebut.
Kapolres Cianjur Moch Rifai mengatakan selain di Kecamatan Ciranjang, polisi juga mendapati 2 KPM di Kecamatan Cilaku mendapatkan beras bercampur butiran plastik.
“Jadi total ada dua kecamatan berbeda yang ditemukan beras Bansos bercampur butiran plastik. Dengan masing-masing jaraknya cukup jauh. Tapi di Cilaku ini jumlahnya hanya beberapa butir, tidak sampai puluhan butir seperti di Ciranjang,” kata Rifai saat ditemui di Mapolres Cianjur, Jalan KH Abdullah bin Nuh, Selasa (29/9/2020).
Adanya temuan beras plastik di Cilaku, menurut dia, polisi akan terus mendalami kasus beras bercampur butiran plastik tersebut. Namun Rifai mengaku belum bisa memastikan apakah sekadar kelalaian atau disengaja.
“Tunggu hasil penyelidikan, apakah unsur kelalaian atau kesengajaan. Kemungkinan juga ada unsur sabotase,” ucap Rifai.
Tetapi, lanjut Rifai, pihaknya juga mendalami dugaan pidana dalam kasus beras bercampur plastik. Pihak pemasok pun bakal menjalani pemeriksaan lebih lanjut.
“Supplier ini juga harus bertanggung jawab, apalagi jika memang ada unsur pidananya,” ucap Rifai.
Diberitakan sebelumnya, sejumlah KPM di Kecamatan Bojongpicung mendapatkan beras Bansos bercampur butiran plastik. Beberapa warga pun sempat memasak dan mengonsumsi beras tersebut.(VAN)
SUKABUMI, KHATULISTIWAONLINE.COM –
Dahsyatnya banjir bandang yang terjadi di Kampung Cibuntu, Desa Pasawahan, Kecamatan Cicurug membawa beragam material, tidak hanya lumpur tapi juga gelondongan batang pohon berukuran cukup besar. Diketahui hulu Sungai Cibuntu yang meluap berada di kawasan Taman Nasional Gunung Halimun Salak (TNGHS).
Soal kemunculan batang-batang kayu itu sempat diutarakan sejumlah saksi mata saat kejadian, Parlin salah seorang warga mengatakan materal lumpur menjebol tembok menuju halaman rumahnya. Saat menyelamatkan diri dari terjangan air ia juga berhadapan langsung dengan batang kayu besar.
“Panik waktu kemarin itu cuma yang saya hindari kayu-kayu besar, kayu ini di atas gunung kayunya ada yang lima meter, diameternya ada yang sampe 40-50 cm. Kayu ini mengganjal jembatan ditambah debit air terlalu besar dihantam kanan kiri, meluap dan banjir,” tutur Parlin pada Selasa (22/9) kemarin.
Kayu-kayu berukuran besar itu juga yang kemudian menyumbat di jembatan Cibuntu hingga kemudian air menerjang ke pemukiman warga di sekitarnya. Soal kayu gelondongan itu juga dilihat langsung oleh Suharma, warga yang berada di lokasi tidak lama setelah kejadian.
Suharma mengaku berada di lokasi 30 menit setelah banjir bandang menerjang, karena rumah sang kakak menjadi korban terjangan air. Saat itu ia melihat gelondongan kayu ukuran besar berserakan, sebagian lagi menyumbat aliran sungai di jembatan Cibuntu.
“Material batang pohon terbawa dari Gunung Salak. Kondisi batang pohon tidak ada ranting-ranting dan berbentuk gelondongan saja. Ukuran panjang sekitar 10 meter, batang pohon sudah tua kalau dilihat merah-merah begini sudah tua,” ungkapnya.
Ia juga menyebut beberapa jenis pohon yang berserakan, ia menyebut Raksamala dan Kibanen. Menurutnya itu adalah jenis-jenis pohon keras. Pantauan detikcom, warga dan relawan juga terlihat sengaja memotong batang-batang pohon itu menggunakan gergaji mesin.
“Ketika saya datang ke sini, batang pohon menyumbat jembatan. Ada pohon yang berukuran besar terbawa banjir cuma itu lewat saja. Yang saya tahu sepertinya di atas ada longsoran di Gunung Salak. Akibat resapan air yang menyumbat ke kalinya. Akhirnya pohon itu langsung terbawa. Kayaknya seperti itu, enggak tahu pohon itu (sengaja) di tebang enggak tahu enggak. Soalnya enggak ada akar-akarnya,” pungkas dia.
Sebelumnya, penelusuran juga dilakukan, Komandan Penanggulangan Darurat Bencana sekaligus Dandim 0607 Kota Sukabumi Letkol Inf Danang Prasetyo Wibowo mengaku menugaskan beberapa tim untuk memeriksa penyebab meluapnya Sungai Cibuntu yang menjadi aliran utama Sungai Cicatih. Penelusuran dilakukan hingga ke hulu sungai di Curug Citaman di kawasan Taman Nasional Gunung Halimun Salak (TNGHS).
“Kemudian di telusuri lagi, ke hulu ada penyebabnya yaitu dimana tumpuan atau bendungan Curug Citaman di hulu yang membentuk seperti bendungan alami kecil berdiameter 10 meter dengan kedalaman 2,5 meter. Nah itu yang pecah dan akhirnya material batu dan air turun ke bawah memasuki sungai Cicatih kemudian terbawa sampai dengan membendung jembatan di Desa Cibuntu,” tutur Danang.(DAB)
SUKABUMI, KHATULISTIWAONLINE.COM –
Tiga orang korban banjir bandang yang hanyut pada Senin (21/9/2020) ditemukan dalam kondisi tidak bernyawa. Pencarian ketiganya dilakukan SAR gabungan sejak pagi hingga siang ini.
Hal ini diungkap Bupati Sukabumi Marwan Hamami saat meninjau kampung terdampak banjir di Kampung Cibuntu, Pasawahan, Kecamatan Cicurug. Korban sudah dievakuasi petugas gabungan dan diserahkan ke keluarganya.
“Berdasarkan laporan yang saya terima tiga orang korban hilang sudah ditemukan dalam keadaan meninggal dunia. Dua sudah dibawa keluarganya ke Tasikmalaya, satu lagi dikebumikan di kediamannya (Cicurug),” kata Marwan, Selasa (22/9/2020).
Bupati Marwan mengatakan ia masih meminta petugas BPBD dan aparat desa hingga kecamatan untuk memonitor seluruh korban terdampak. Menurutnya banjir terjadi di 3 kecamatan dan 8 desa.
“Sedang kita cermati komunikasi data di lapangan takutnya disampaikan sekarang data tidak sesuai, yang jelas hari ini, BPBD, TNI dan Polri mengecek semua kondisi labil yang terdampak dari banjir ini. Penanganan sejauh ini yang dilakukan, semua hari ini relawan hadir BPBD, Basarnas, TNI dan Polri sudah jelas dari malam sudah hadir semua,” lanjut Marwan.
Sementara itu, Kapolres Sukabumi AKBP Lukman Syarif menyebut pihaknya dibantu Sat Brimob Polda Jabar berkoordinasi dengan BPBD dan SAR gabunhan masih melakukan upaya-upaya evakuasi.
“Bapak Kapolda menerjunkan langsung Tim SAR dari Brimob dan juga dapur umum yang nantinya akan berkolaborasi dengan BPBD untuk melaksanakan dukungan logistik baik untuk rekan-rekan kita yang melaksanakan evakuasi dan lainya serta untuk suplay makanan masyarakat,” kata Lukman.
Terkait penyebab banjir, Lukman mengatakan pihaknya bekerja sama dengan DLH untuk melaksanakan penyelidikan lanjutan.
“Saat ini sudah menerjunkan petugas kami bekerjasama dengan DLH kita sedang menyusuri dari hulu dan tempat seputaran area sini kita akan melaksanakan pengumpulan bahan keterangan baik itu dari eksositem yang ada saat ini ataupun data pendukung lain sehingga kita bisa simpulkan segera dan sampaikan kepada rekan rekan kira kira penyebab apa sehingga terjadi banjir bandang yang cukup besar ini,” ujar Lukman.
“Sementara (penyebab) belum bisa kita simpulkan namun batang batang pohon ini berasal dari aliran sungai sebelumnya yang disitu banyak ekosistem ataupun wilayah hutan yang berdampingan dengan daerah aliran sungai,” tutur Lukman menambahkan.(DAB)
BANDUNG, KHATULISTIWAONLINE.COM –
Sejumlah petugas dan narapidana Lapas Sukamiskin menjalani tes swab usai mantan Bupati Indramayu Supendi dinyatakan positif Corona atau COVID-19. Belasan orang tersebut diduga yang kontak erat dengan Supendi.
Tes swab dilaksanakan di Lapas Sukamiskin, Jalan AH Nasution, Kota Bandung, Kamis (17/9/2020). Terlihat ada sejumlah napi dan petugas menunggu giliran untuk dilakukan tes swab.
“Ini sebagai langkah tindak lanjut setelah ditemukannya satu orang warga binaan kita terkonfirmasi positif COVID-19,” ujar Kalapas Sukamiskin Thurman Hutapea di Lapas Sukamiskin.
Thurman menuturkan usai ditemukannya kasus positif di Lapas Sukamiskin, pihaknya langsung melakukan tracing terhadap orang-orang yang kontak erat dengan Supendi. Dari hasil penelusuran ada 57 orang terdiri dari petugas dan napi yang diduga kontak erat.
“Kemudian yang kita duga hasil tracing kita sekitar 57 itu warga binaan dan petugas kita rapid test kemarin, hasilnya non-reaktif. Dan hari ini hasil tracing. Tes swab terhadap 57 diambil sampling 15 orang, 12 dari petugas 3 dari warga binaan. Mudah-mudahan hasilnya baik, kita tunggu,” tutur Supendi.
Thurman menambahkan pihaknya juga melaksanakan serangkaian langkah antisipasi agar tak terjadi penyebaran di lingkungan Lapas Sukamiskin. “Kita lakukan penyemprotan disinfektan seluruh kamar hunian, rumah ibadah hingga ruang kantor,” kata Supendi.
Sekadar diketahui, eks Bupati Indramayu sekaligus narapidana kasus korupsi, Supendi, dinyatakan positif COVID-19 berdasarkan hasil tes swab. Dia menjalani tes swab pada Rabu (9/9) bersama beberapa napi lain. Supendi saat ini tengah menjalani isolasi di Rumah Sakit Hermina, Kota Bandung.(DON)
BANDUNG, KHATULISTIWAONLINE.COM –
Gubernur Jawa Barat Ridwan Kamil menyatakan terjadi penambahan zona Merah di wilayah Jabar. Empat wilayah di Bogor, Depok, Bekasi (Bodebek) kini berstatus zona merah.
“Zona merah bertambah tidak hanya di Kota Bogor, tetapi juga Kota Bekasi, Kota Depok dan Kabupaten Bekasi. Jadi dari Bodebek hanya Kabupaten Bogor yang tidak zona merah,” ucap Emil, sapaan Ridwan, di Mapolda Jabar, Jalan Soekarno-Hatta, Kota Bandung, Kamis (3/9/2020).
Hal inilah yang menjadi alasan Emil meneken perpanjangan pembatasan sosial berskala besar (PSBB) di wilayah Bodebek. Perpanjangan PSBB ini berlaku mulai 1 September – 29 September 2020.
“Kembali lagi kalau ditanya apakah masih ada PSBB? Itu masih ada. Saya sudah tanda tangani perpanjangan PSBB yang ada di Bodebek,” kata Emil.
Emil menambahkan pihaknya tengah berkoordinasi dengan berbagai pihak agar bisa menekan kenaikan kasus COVID-19 di Jabar.
“Mudah-mudahan seperti halnya Minggu lalu, dengan koordinasi yang baik kita bisa kembalikan ke risiko sedang dan rendah,” ucap Emil.
Sementara itu berdasarkan data di laman Pikobar Jabar, tertera jumlah kasus terkonfirmasi positif di Bodebek dalam sepekan terakhir. Adapun rincian jumlah kasusnya yaitu:
1. Kabupaten Bekasi : 417 positif
2. Kota Bekasi : 369 positif
3. Kota Depok : 213 positif
4. Kota Bogor : 105 positif
5. Kabupaten Bogor : 103 positif
(RIF)