TANGERANG. khatulistiwaonline.com
Setelah sempat terlantar alias mangkrak, pemban-gunan gedung baru SDN Buaran Mangga IV di Kam-pung Sugri, Desa Surya Bahari, Kecamatan Pakuhaji, Kabupaten Tangerang dilanjutkan. Pantauan Khatulistiwa akhir pekan lalu, selain melanjutkan pembangunan gedung sekolah dan melakukan pengurugan juga terlihat adanya pekerjaan tambahan ruang kelas.
Berdasarkan papan proyek yang bertuliskan Pemerintah Kabupaten Tangerang Dinas Tata Ruang dan Bangunan tertulis nama pekerjaan pembangunan lanjutan SDN Buaran Mangga IV Kec. Pakuhaji dengan nilai kontrak Rp 2.940.337.000,00 Pelaksana PT. Baity Berkah Uta-ma tanpa disebut waktu pelaksanaan.
Warga Desa Sugri yang tempat tinggal-nya berdekatan dengan lo-kasi SDN Buara Mangga IV menyambut baik kebijakan Pemerintah Kabu-paten (Pemkab) Tangerang yang telah melanjutkan pembangunan gedung sekolah tersebut. Hanya saja, sejumlah warga berharap pemerintah daerah melalui Dinas Tata Ruang dan Bangunan menjelaskan secara transparan kepada publik terkait besaran dana yang dianggarkan untuk pembangunan lanjutan gedung sekolah itu.
“Selama ini kita tidak tau berapa dana yang dianggarkan oleh Pemkab Tangerang untuk mengerjakan gedung sekolah yang mangkrak karena dari awal tidak ada papan proyek. Sekarang setelah pekerjaan di-lanjutkan dan ada penambahan bangunan baru muncul anggaran hampir Rp3 miliar.
“Kalau hanya untuk mengerjakan bangunan yang baru, saya kira dana sebesar itu terlalu besar,” ujar warga yang namanya enggan disebut. Agar tidak menimbulkan kecurigaan, warga berharap Bupati Tangerang menjelaskan penggunaan dana sebesar hampir Rp 3 miliar untuk pekerjaan lanjutan SDN Buaran Mangga IV itu.
“Kita juga berharap pihak Kejaksaan Negeri Tiga-raksa melakukan penyelidikan kemungkinan adanya penyimpangan dalam pembangunan gedung sekolah tersebut. “Pak Bupati harus menjelaskan berapa sebenarnya dana yang sebelumnya dianggar-kan untuk membangun gedung sekolah itu, dan kenapa bisa pekerjaannya sempat terhenti serta sangsi apa yang dijatuhkan kepada pihak kontraktor yang tidak melanjutkan pembangunan,” pinta warga lainnya.
Selain mempersoalkan ke-napa pembangunan pembangu-nan SDN Buaran Mangga IV sempat terhenti, berbagai pihak juga mempertanyakan proses jual-beli lahan antara pemilik dengan Pemkab Tangerang. “Selain letaknya yang cukup jauh dari pemukiman warga, kemungkinan proses jual-beli untuk lahan sekolah terse-but juga bermasalah. Untuk itu, pemerintah daerah harus transparan menjelaskannya,” tegasnya.
Sebelumnya sebagaimana diberitakan Khatulistiwa, pihak Dinas Cipta Karya Kabupaten Tangerang, Yus Gozali selaku PPTK pembangunan gedung SDN Buaran Mangga IV saat dikonfirmasi mengatakan, pihaknya tidak tahu menahu terkait pembelian lahan untuk gedung sekolah tersebut. “Mengenai pembelian lahan, hal itu urusan Dinas Pendidikan dengan pemerintah daerah melalui pihak desa. Kita telah menghentikan pembangunan gedung SDN Buaran Mangga IV, dan pekerjaannya akan dilanjutkan lagi,” ujar Yus Gozali.
Pembangunan gedung SDN Buaran Mangga IV di Kampung Sugri terkesan dipaksakan, dan sejak awal se-jumlah orang tua siswa telah menyatakan keberatan karena letaknya cukup jauh dari tempat tinggal mereka. “Selama ini, siswa SDN Buaran Mangga IV yang belajar pada sore hari menumpang di SDN Buaran Mangga II yang letaknya di Kampung Buaran Mangga. Dengan alasan bahwa belajar pada sore hari kurang efektif, Pemkab Tangerang membangun gedung untuk SDN Buaran Mangga IV di Kampung Sug-ri,” ungkap warga. (NGO)