TANGERANG, khatulistiwaonline.com
Pemerintah Provinsi (Pemprov) diminta menjelaskan alasan belum diop-erasikannya Jembatan Kedaung yang menghubungkan Kota Tangerang dan Kabupaten Tangerang. Pasalnya, mes-ki telah selesai dikerjakan hingga kini jembatan yang sempat mangkrak itu belum dapat dipergunakan, padahal ke-beradaannya sangat dibutuhkan warga.
Berdasarkan pantauan Khatulistiwa, secara umum pekerjaan fisik jembatan sudah selesai dikerjakan, tapi dengan alasan bahwa akses keluar dari Jembatan Kedawung menuju Kota Tangerang belum dibangun,jembatan belum bisa dilalui kendaraan roda empat dan yang diperbolehkan baru kendaraan roda dua atau sepeda motor.
Hal itu terlihat dari himbauan dari Dinas Bina Marga dan Tata Ruang (DBMTR) Provinsi Banten yang tertera di pintu masuk Jembatan Kedawung dari arah Sepatan. “Maaf jembatan ini belum bisa dilalui kendaraan roda empat karena akses jalan ke Ko-ta Tangerang masih sempit.
Belum dioperasikannya Jembatan Kedawung mendapat reaksi dari warga. Mereka menilai Pemprov Banten tidak serius menangani permasalahan kemacetan arus lalu lintas di wilayah Tangerang. “Sama aja bohong, jembatan sudah selesai dikerjakan tapi belum bisa digunakan maksimal,” ujar salah seorang warga kesal.Seharusnya, kata warga sebelum jembatan dikerjakan, instansi terkait sudah melakukan pendekatan terhadap warga yang lahannya bakal terkena pelebaran untuk ak-ses jalan keluar dari Jembatan Kedawung menuju Kota Tangerang.
Dengan demikian, ketika jembatan selesai diban-gun tidak ada lagi kendala. “Ki-ta tidak tau sampai kapan akses keluar dari jembatan menuju Kota Tangerang terealisasi, sepertinya sampai saat ini belum ada upaya dari Pemprov Banten untuk membebaskan lahan warga,” katanya.
Sebelumnya,menurut Kepala DBMTR Provinsi Banten Hadi Suryadi saat meninjau progres pembangunan Jembatan Kedawung menyebutkan, seharusnya sudah selesai pada akhir 2016, karena ada kendala teknis sehingga terjadi keterlambatan. Makanya kita memberikan denda kepada kontraktor yang mengerjakan jembatan tersebut,” ujarnya.
“Proyek pembangunan Jembatan Kedaung, pekerjaanya terhenti dulu karena ada pengujian dari Komisi Keamanan Jalan dan Jembatan (KKJJ) selama dua bu-lan dari September sampai Oktober, akses jalan sempit, terdapat bangunan liar yang permanen dan cuaca,” kata Hadi.
Kepala Seksi Jembatan DB-MTR Banten Dien Pertanto men-gatakan pembangunan jembatan Kedaung yang menghubung-kan Kecamatan Kedaung Kota Tangerang dan Kecamatan Sepatan di Kabupaten Tangerang, dibangun dengan konstruksi jembatan rangka baja pelengkung sepanjang 100 meter dengan anggaran Rp32 miliar dari APBD Banten.
“Keberadaan jembatan itu sangat penting membuka akses Kabupaten Tangerang dan Kota Tangerang, karena jika tidak ada jembatan ini warga harus muter sekitar 15 kilometer,” kata Dien.Pantauan di lokasi, untuk kebutuhan penyeberangan warga sehari-hari saat ini di dua wilayah tersebut, jika kondisi air sungai Cisadane normal warga meman-faatkan perahu atau eretan untuk penyeberangan yang dioperasikan warga setempat, termasuk untuk menyeberangkan kendaraan bermotor.“Kalau banjir tidak bisa menyeberang pakai eretan karena khawatir.
Kami harus muter ke jembatan 10 di Kota Tangerang, ya jaraknya 12 kilometeran dari sini,” kata salah seorang warga.Hanya saja, meski berbagai pihak termasuk Pemprov Banten mengaku bahwa keberadaan Jembatan Kedawung sangat penting, lantaran tidak dibarengi dengan pelebaran jalan yang mengakses ke Kota Tangerang, bagi warga pembangunan jembatan dinilai hanya menghamburkan uang rakyat yang jumlahnya puluhan miliar. (NGO)