JAKARTA, KHATULISTIWAONLINE.COM
Acara keagamaan Natal di negara Bhineka Tunggal Ika, dalam dasawarsa terakhir ini cenderung diwarnai antisipasi kewaspadaan.
Ancaman intoleransi, radikalisme hingga terorisme terkait perbedaan agama masih menjadi agenda pihak keamanan.
Bagaimana memberi rasa aman bagi setiap pemeluk agama saat menjalankan ibadahnya.
Ancaman keamanan perayaan Natal di berbagai daerah menunjukkan masih tumbuh suburnya gerakan intoleransi di negeri ini.
Tugas aparat keamanan menjadi semakin berat jika tidak didukung partisipasi elemen masyarakat yang sadar perkembangan gejolak sosial.
Ormas Pejuang Nusantara Indonesia Bersatu (PNIB) yang selama kiprahnya setia mengawal keutuhan NKRI, menghimbau kesadaran segenap lapisan masyarakat untuk bahu membahu membantu aparat keamanan.
Ketua Umum PNIB AR Waluyo Wasis Nugroho (Gus Wal) kepada Khatulistiwa online, Senin (19/12/2022) melalui pesan singkat memberikan pernyataan penting :
“Kita tidak bisa menutup mata telinga dan harus mengakui bahwa ancaman intoleransi, radikalisme dan terorisme masih ada disekitar kita.
Kabar penangkapan seorang terduga teroris di Tebingtinggi, Sumatera Utara hari Jumat (16/12/2022) menunjukkan potensi gangguan keamanan tindak teroris itu nyata” jelas Gus Wal.
Bom bunuh di Bandung beberapa waktu lalu menjadi peringatan penting kepada masyarakat untuk tetap waspada. Gus Wal menyampaikan analisanya bukan untuk membuat kita takut, tetapi untuk saling meningkatkan kewaspadaan antar elemen masyarakat:
“Penangkapan terduga teroris oleh Tim Densus 88 di berbagai daerah sudah masif dilakukan, tetapi aksi teroris masih tetap terjadi.
Pelaku teroris tidak muncul tiba-tiba, tetapi selalu diawali dengan doktrin paham intoleransi, khususnya antar umat beragama. Para penceramah, da’i provokator yang bebas berdakwah menjadi penyubur lahirnya kebencian baru di kalangan generasi muda.
Menjadi teroris dengan modal kebencian dipastikan didapat dari ceramah dan doktrin agama menyesatkan yang mereka terima” tulis Gus Wal panjang lebar.
Menangkal aksi teroris, kata Gus Wal tidak hanya dilakukan pada saat seseorang sudah menjadi pelaku teroris. Akar permasalahan sebab utamanya justru menjadi agenda penting.
“PNIB mendukung penuh upaya TNI, Polri dan Densus 88 memerangi terorisme. Kader PNIB di tiap daerah senantiasa siap bekerja sama dengan aparat penegak hukum. Kita siap menjadi filter ceramah dan dakwah intoleransi yang berpotensi melahirkan calon teroris baru. NKRI ini milik kita bersama, bukan milik golongan mayoritas atau kelompok dengan ideologi tertentu” pesan Gus Wal diakhir pernyataannya. (HAN)