JAKARTA, KHATULISTIWAONLINE.COM –
Polisi Austria melakukan penggerebakan di 18 bangunan pasca penembakan di Wina pada Selasa waktu setempat. Dalam penggerebekan itu, polisi menangkap 14 orang.
Dilansir dari Reuters, Rabu (4/11/2020), Kanselir Austria, Sebastian Kurz mengatakan serangan yang terjadi di Wina bukan karena konflik antara Kristen dan Islam. Menurutnya, peristiwa itu terjadi karena pertarungan peradaban.
“Ini bukan konflik antara Kristen dan Muslim atau antara Austria dan migran. Tidak, ini adalah pertarungan antara banyak orang yang percaya pada perdamaian dan sedikit (yang menentangnya). Ini adalah pertarungan antara peradaban dan barbarisme,” ujar Kurz.
Diketahui, dalam peristiwa itu, ada 4 orang dilaporkan meninggal dunia. Selain itu, 22 orang termasuk polisi mengalami luka. Satu pelaku yang ditembak mati polisi, disebut sebagai simpatisan kelompok radikal Islamic State of Iraq and Syria (ISIS).
Seperti dilansir Associated Press, Selasa (3/11/2020), Menteri Dalam Negeri (Mendagri) Austria, Karl Nehammer, menuturkan kepada wartawan setempat bahwa sedikitnya dua pria dan dua wanita meninggal akibat luka-luka yang mereka alami dalam penembakan brutal pada Senin (2/11) malam waktu setempat.
Seorang terduga pelaku ditembak mati oleh polisi setempat. Pelaku yang ditembak mati itu disebut membawa senapan serbu dan sebuah rompi bom bunuh diri yang ternyata palsu.
Nehammer mengungkapkan bahwa penyelidikan awal mengindikasikan pelaku yang ditembak mati, bersimpati dengan ISIS. Laporan kantor berita Austria, APA, menyebut kepolisian setempat telah menggeledah apartemen yang ditinggali pelaku dan menggeledah sejumlah tempat lainnya terkait penembakan ini.
“Kita mengalami serangan tadi malam oleh setidaknya satu teroris Islamis,” sebut Nehammer dalam pernyataannya. Dia menolak untuk memberikan penjelasan lebih lanjut, dengan alasan penyelidikan tengah berlangsung.(MAD)