JAKARTA,khatulistiwaonline.com
Tahun baru Imlek selalu diperingati oleh warga Tionghoa di mana pun. Penanggalan ini lebih tua dari kalender Masehi, tetapi memang tak ada yang tahu persis kapan dimulainya penanggalan ini.
Berbagai sumber menyebut awal mula penanggalan Imlek tak bisa dipisahkan dari mitos masyarakat. Pada zaman dahulu kala ada sesosok makhluk raksasa yang berjuluk ‘Nian’.
Nian digambarkan sebagai makhluk berkepala singa dan berbadan kerbau dengan tubuh sangat besar. Nian menyerang permukiman warga setiap musim semi.
Hasil panen, cadangan makanan, hingga warga menjadi sasaran serangan Nian. Sepak terjang Nian membuat warga selalu masuk rumah dan mengunci pintu setiap tahunnya.
Hingga akhirnya muncul seorang kakek, tetapi warga tetap mengunci pintu. Namun si kakek berkata bahwa Nian hanya sendiri, sedangkan warga ada banyak. Kakek itu pun memberitahukan kelemahan Nian.
Nian disebut takut dengan warna merah serta suara-suara keras. Maka itu hingga kini perayaan Imlek identik dengan warna merah dan petasan. Kini kata ‘nian’ berubah makna menjadi ‘tahun’.
Tetapi itu hanyalah legenda yang muncul di masyarakat. Berbeda dengan pendekatan lain yang empiris.
“Sebenarnya sejarahnya panjang, pada masa awal dinasti klasik, sebelum masehi. Peringatan ini seperti rasa syukur menyambut musim semi, jauhnya musim dingin. Itu ungkapan rasa syukur karena beberpa bulan kena musim dingin,” kata Sinolog UI Agni Malagina saat berbincang dengan khatulistiwaonline, Rabu (25/1/2017).
Itulah sebabnya penanggalan Imlek dimulai antara akhir Januari atau awal Februari. Tetapi memang tak ada catatan yang menuliskan kapan persisnya penanggalan itu dimulai.
Di sebagian Tiongkok sendiri kalender Imlek tak dilengkapi dengan rangka tahun. Tetapi memang ada yang menuliskan usia tahun Imlek. Untuk tahun 2017 penanggalan Masehi sama dengan 2568 penanggalan China.
“Itu dihitung sejak tahun lahir Konfusius pada 551 sebelum Masehi,” imbuh Agni.
Tetapi sebetulnya pada era pemerintahan Kaisar Huang Di (sekitar 2500an tahun SM) sudah ada sistem penanggalan ini,” kata Agni.
Sistem penanggalan dalam Imlek memang menggunakan bulan, bukan matahari. Tetapi Imlek berbeda dengan Hijriyah, pergantian musim berpengaruh dalam penghitungan harinya, sehingga tahun baru Imlek bergantian antara akhir Januari atau awal Februari. (RIF)