RUBRIK KEROHANIAN KRISTIANI
Asuhan: Jasmen Pasaribu
HP.081345065927
Email : Jasmenpasaribuawi@yahoo.com
KITA BISA MEMPERCAYAI ALKITAB
Saudara pembaca setia Surat Kabar KHATULISTIWA yang diberkati Allah.
Pekabaran kerohanian pada edisi kali ini diawali dengan sebuah cerita ringan dari Pulau Pitcairn: Beberapa ‘pemberontak” terkenal, yang menenggelamkan kapal Inggris “Bounty”, akhirnya terdampar dan tinggal dengan wanita pribumi di pulau terpencil Pitcairn, Pasifik Selatan. Kelompok ini terdiri dari sembilan pelaut Inggris, enam pria Tahiti, sepuluh wanita Tahiti dan seorang gadis berusia 15 tahun. Seorang dari pelaut itu menemukan bagaimana menyuling alkohol dan segera seluruh koloni pulau itu rusak karena mabuk-mabukan. Perkelahian di antara pria dan wanita di situ berkembang menjadi saling melakukan kekerasan. Setelah beberapa waktu kemudian hanya satu dari orang yang mula-mula mencapai pulau itu hidup. Tetapi orang ini Alexander Smith, menemukan sebuah Alkitab dari peti yang diambil dari kapal.Ia mulai membacanya dan mengajarkan orang lain apa yang dikatakan Alkitab itu. Sementara ia melakukan ini hidupnya sendiri berubah, dan demikianpun akhirnya mengubah kehidupan semua yang berada di pulau itu. Orang-orang pribumi ini sangat terisolasi dari dunia luar sampai datangnya kapal “Topaz” dari Amerika Serikat pada tahun 1808. Para awak kapal menemukan di pulau itu suatu masyarakat yang mengagumkan, makmur tanpa wisky, tanpa penjara, tanpa kejahatan. Alkitab telah mengubah pulau itu dari neraka dunia menjadi satu contoh dari apa yang Allah inginkan terjadi bagi dunia ini. Keadaan tersebut tetap demikian sampai sekarang ini.
Pertanyaannya: Apakah Allah masih berbicara kepada orang banyak melalui halaman-halaman Alkitab? Pasti. Sementara menulis renungan ini, saya memperhatikan kertas jawaban yang dikirim kepada kami oleh seorang pelajar kursus Alkitab kami. Sebuah catatan di bagian bawah menyebutkan, “Saya berada di penjara menunggu giliran hukuman mati karena berbuat satu kejahatan. Sebelum saya mengikuti kursus Alkitab ini, saya hilang, tetapi sekarang saya memiliki sesuatu untuk saya harapkan nanti, dan saya telah nemukan kasih yang baru”. Saudara, Alkitab memiliki kuasa yang pasti dapat mengubah kehidupan seseorang. Bila seorang dengan sungguh-sungguh mulai belajar Alkitab, maka kehidupannya akan berubah secra dramatis.
Saudara pembaca setia Surat Kabar KHATULISTIWA, sesungguhnya hingga saat ini ALLAH BERBICARA KEPADA KITA MELALUI ALKITAB: Setelah menjadikan Adam dan Hawa, laki-laki dan perempuan pertama di bumi, Allah berbicara kepada mereka muka dengan muka. Tetapi ketika Allah mengunjungi Adam dan Hawa setelah mereka berdosa, apa yang pasangan itu perbuat?
“Ketika mereka mendengar bunyi langkah Tuhan Allah, yang berjalan-jalan dalarn taman itu pada waktu hari sejuk, bersembunyilah manusia dan isterinya itu terhadap TUHAN Allah di antara pohon-pohon dalam taman”. Kejadian 3:8.
Saudara, dosa telah menghalangi hubungan muka dengan muka dengan AIIah. Setelah dosa masuk ke dunia kita, bagaimanakah Allah berkomunikasi dengan manusia?
“Sungguh, Tuhan ALLAH tidak berbuat sesuatu tanpa menyatakan keputusan-Nya kepada hamba-hamba-Nya, para nabi”. Amos 3:7.
Allah tidak membiarkan kita gelap terhadap hidup dan arti hidup ini. Melalui para nabinya — orang-orang yang Allah panggil untuk berbicara dan menulis atas nama-Nya — Ia telah menyatakan jawaban—Nya terhadap pertanya-an-pertanyaan besar dalam hidup ini.
Saudaraku, boleh jadi ada diantara kita yang mempertanyakkan: SIAPA YANG MENULIS ALKITAB? Para nabi memberikan pe-kabaran Allah melalui suara dan pena ketika mereka hidup, dan setelah mereka mati, tulisan-tulisan mereka tetap hidup. Pekabaran-pekabaran nubuatan ini kemudian dikumpulkan, oleh tuntunan Allah, ke dalam satu buku yang kita sebut Alkitab. Tetapi apakah tulisan-tulisan mereka dapat dipercaya?
“Yang terutama harus kamu ketahui, ialah bahwa nubuat-nubuat dalam Kitab Suci tidak boleh ditafsirkan menurut kehendak sendiri, sebab tidak pernah nubuat dihasilkan oleh kehendak manusia, tetapi oleh dorongan Roh Kudus orang-orang berbicara atas nama Allah.” 2 Petrus 1:20,21.
Saudara pembaca setia Surat Kabar KHATULISTIWA yang dikasihi Allah. Penulis-penulis Alkitab menulis bukan menurut kehendak atau “pikiran” mereka sendiri, tetapi hanya bila mereka digerakkan, dikendalikan oleh Roh Allah. Alkitab adalah buku Allah sendiri. Dalam Alkitab, Allah menceritakan kepada kita mengenai diri-Nya, dan menyatakan maksud-Nya kepada umat manusia. Itu menunjukkan pandangan Allah akan masa lalu dan juga membuka masa depan, memberitahukan bagaimana masalah kejahatan akhirnya akan teratasi dan bagaimana kedamaian akhirnya akan datang ke dunia kita ini.
Kemudian timbul pertanyaan berikut: Apakah semua Al-kitab itu pekabaran Allah?
“Segala tulisan yang di ilhamkan Allah memang ber manfaat untuk mengajar, untuk menyatakan kesalahan, untuk memperbaiki kelakuan dan untuk mendidik orang dalam ke benaran. Dengan demikian tiap-tiap manusia kepunyaan Allah diperlengkapi untuk setiap perbuatan baik.” 2 Timotius 3:16,17.
Saudaraku yang kekasih. Kitab Suci mempengaruhi manusia secara menakjubkan oleh karena “seluruh” Alkitab adalah “nafas Allah”, suatu dokumen inspirasi buku Allah. Para nabi menulis apa yang mereka lihat dan dengar dalam bahasa manusia, tetapi pekabaran mereka langsung berasal dari Allah. Jadi jika Anda ingin mengetahui apakah sebenar nya hidup ini, bacalah Kitab Suci. Membaca Kitab Suci akan mengubah hidup Anda. Lebih banyak Anda membaca itu dengan penuh doa, lebih banyak ke damaian pikiran akan Anda alami. Roh suci yang sama yang mengilhami para nabi untuk menulis Kitab Suci, akan membuat ajaran Alkitab. Injilnya akan berhasil mengubah hidup Anda jika Anda mengundang Roh itu hadir sementara Anda membaca Alkitab.
Lebih lanjut kita akan menemukan KESATUAN ALKITAB: Alkitab sebenarnya adalah satu kepustakaan yang terdiri dari 66 buku. Tiga puluh sembilan buku Perjanjian Lama disusun antara tahun 1400 sampai 400 Sebelum Tarikh Masehi, 27 buku Perjanjian Baru disusun antara tahun 50-100 tarikh Masehi.
Nabi Musa memulai dengan lima buku pertama Alkitab sekitar tahun 1400 Sebelum Trikh Masehi. Rasul Yohanes menulis buku terakhir dari Alkitab, Wahyu, sekitar tahun 95 Tarikh Masehi. Dalam masa 1500 tahun antara penulisan buku pertama dan buku terakhir dari Alkitab, sekurang-kurangnya 38 nabi-nabi lain memberikan sumbangan penulisan Alkitab itu. Berbagai penulis Al-kitab hidup pada waktu yang berbeda, beberapa, dianta ranya terpisah ratusan tahun. Ada pedagang atau pengusaha, yang lain gembala, nelayan, serdadu, dokter, peng-khotbah, raja, – manusia dari berbag’ai latar belakang. Mereka bekerja di bawah pemerintahan yang berbeda dan hidup dalam peradaban dan falsafah yang berlainan
. Tetapi inilah keajaiban dari semua itu: Jika ke 66 buku dalam Alkitab dengan 1189 fasal dan terdiri dari 31.173 ayat dipadukan, kita menemukan kesatuan dan keselarasan yang sempurna dengan pekabaran yang terdapat didalamnya.
Seandainya ada seorang mengetuk pintu Anda, bila dipersilahkan masuk, meletakkan satu marmer yang telah dibentuk secara khusus di lantai ruang tamu, lalu meninggalkannya di situ tanpa sepatah katapun. Kemudian, tamu-tamu lain mengikutinya sampai sekitar 40 orang masing-masing meletakkan marmer yang telah bernomor ke tempatnya Jika yang terakhir telah pergi, Anda tercengang melihat satu patung yang indah berdiri di depan Anda. Lalu, Anda ketahui bahwa kebanyakan dari “pematung-pematung” itu tidak pernah bertemu satu sama lain, .datang dari Amerika Selatan, Cina, Rusia, Afrika dan bagian lain di dunia. Apa kesimpulan Anda? Bahwa ada seorang yang telah merancang patung itu dan telah mengirim kepada setiap orang spesifikasi yang tepat untuk setiap bagian khusus dari marmer itu.
Alkitab secara keseluruhan mengkomunikasikan pekabaran yang saling terkait satu sama lain – sama seperti patung marmer yang sempurna itu. Satu pikiran yang merencanakan semua itu, pikiran Allah. Kesatuan Alkitab yang luar biasa itu membuktikan bahwa walaupun .manusia me-nuliskan pemikiran itu, mereka diilhami oleh Allah.(Bersambung ke edisi berikut : Anda dapat mempercayai Alkitab) JAS.