Teheran –
Iran memamerkan kapal selam baru buatan dalam negeri yang diklaim mampu menembakkan rudal jelajah. Aksi Iran memamerkan kekuatannya ini dilakukan di tengah makin meningkatnya ketegangan dengan Amerika Serikat (AS).
Seperti dilansir AFP, Senin (18/2/2019), seremoni peluncuran kapal selam baru itu digelar di kota pelabuhan Bandar Abbas, Iran, dengan dipimpin Presiden Hassan Rouhani. Jajaran pejabat militer dan menteri kabinet Iran juga menghadiri seremoni itu.
“Hari ini, Republik Islam Iran mandiri secara penuh di darat, udara dan laut,” tegas Rouhani dalam pernyataannya pada Minggu (17/2) waktu setempat.
“Kekuatan pertahanan kita dimaksudkan untuk membela kepentingan dan kita tidak pernah berniat menyerang negara mana pun,” imbuhnya.
Kantor berita Fars News Agency melaporkan, kapal selam baru yang diberi nama Fateh — dalam bahasa Farsi berarti ‘Penakluk’ — itu tergolong kapal selam kategori semi-berat pertama milik Iran. Kapal selam ini mengisi celah antara kelas ringan Ghadir dan kelas berat Kilo yang telah dimiliki Iran.
Menurut Fars News Agency, kapal selam Fateh yang memiliki berat 600 ton itu dilengkapi dengan torpedo dan ranjau laut selain membawa sejumlah rudal jelajah. Kapal selam itu diklaim bisa beroperasi di kedalaman 200 meter di bawah laut selama 35 hari nonstop.
Menurut laporan Associated Press, rudal jelajah yang dibawa kapal selam Fateh diklaim memiliki jangkauan sekitar 2.000 kilometer, yang mampu menjangkau pangkalan militer Israel dan AS di Timur Tengah.
Sebelumnya, pada Mei 2018 lalu, AS menarik diri dari kesepakatan nuklir multilateral dengan Iran yang disepakati tahun 2015. Pemerintah AS juga memberlakukan kembali sanksi-sanksi sepihak mulai tahun lalu.
Pada 7 Februari lalu, Garda Revolusioner Iran memamerkan sebuah rudal balistik jenis baru yang diklaim memiliki jangkauan hingga 1.000 kilometer. Rudal permukaan-ke-permukaan yang diberi nama Dezful itu merupakan versi upgrade dari rudal jenis lama, Zolfaghar, yang memiliki jangkauan 700 kilometer
Saat memimpin seremoni peluncuran kapal selam Fateh, Rouhani menyatakan bahwa ‘tekanan oleh musuh, perang (Iran-Irak) dan sanksi-sanksi’ menjadi insentif bagi Iran untuk mandiri dalam industri pertahanannya.
“Mungkin kita tidak akan memiliki motivasi ini untuk melakukan industrialisasi pada sektor pertahanan kita (jika Iran hanya membeli persenjataan yang dibutuhkan),” kata Rouhani.