JAKARTA, KHATULISTIWAONLINE.COM –
“Pengalaman tahun 2019, dan di 2022, kami sudah merasakan situasi yang kami pernah rasakan di 2019 yang lalu, di mana eskalasinya sudah mulai agak ada peningkatan. Posisinya mendekati tahun-tahun politik atau mendekati pesta demokrasi di 2024. Meskipun masih beberapa tahun lagi, tapi isu-isu yang berkembang ini sudah mulai mengarah ke sana,” ujar Kadiv Humas Polri Irjen Dedi Prasetyo dalam diskusi virtual, Selasa (11/1/2022).
Dedi menjelaskan pada 2019 lalu, Polri banyak menghadapi hoax, perang informasi, hingga black campaign. Dedi menyebut ada sekitar 170 juta pengguna media sosial (medsos) yang memerlukan literasi supaya tidak mudah terpancing berita bohong.
“Di 2019, pengalaman kami memang terjadi perang informasi, perang survei, politik identitas, black campaign, negative campaign, hoax, ini menjadi tantangan kita bersama,” tuturnya.
“Data kita, 170 juta pengguna medsos aktif ini perlu literasi-literasi dalam rangka untuk meluruskan informasi, konten berita yang boleh dikatakan sangat lemah verifikasi dari sumber, sehingga muncul hoax tersebut. Perang psikologis, money politic, dan perang IT, sudah seperti itu,” sambung Dedi.(DON)