JOMBANG, KHATULISTIWAONLINE.COM
Beberapa hari lalu publik tanah air dihebohkan dengan kabar berita Yayasan Baitul Mall (YBM) yang merupakan wadah karyawan PLN mengundang ceramah sosok kontroversial, Felix Siauw sang penyebar propoganda ideologi khilafah.
Acara yang diselenggarakan di salah satu masjid milik PLN Jawa Barat sontak membuat resah masyarakat
Rakyat Indonesia bersama pemerintah sudah sepakat menolak organisasi HTI FPI yang berpaham ideologi transnasional khilafah dan negara Islam.
PLN sebagai lembaga vital negara di bawah Kementerian BUMN yang sengaja mengundang Felix Siaw yang sudah terang-terangan antek khilafah, menjadi bukti aparatur yang digaji oleh negara di PLN sudah terpapar paham pemecah belah umat itu.
Terkait hal itu Ormas Pejuang Nusantara Indonesia Bersatu (PNIB) melalui Ketua Umumnya, Gus Wal menyampaikan pernyataan yang cukup mengejutkan.
“Tak hanya mengundang tokoh khilafah Felix Siauw, diam-diam selama 10 tahunan terakhir ini PLN melalui YBM telah mendirikan sekolah dengan kedok pesantren. PeTIK (Pesantren Teknologi Informatika dan Komunikasi) berdiri Kota Depok dan lantas beberapa tahun belakangan ini juga mendirikan pesantren yang sama di Jombang.
Sungguh aneh jika lembaga negara di bawah Kementerian BUMN sebagai penyedia dan pemasok tenaga listrik, mendirikan pesantren.
Apa hubungannya PLN dengan pesantren? Apakah PLN sudah ganti fungsi dari penyedia layanan listrik berubah menjadi penyedia layanan da’i da’i penceramah agama?” jelas Gus Wal kepada awak media.
Selanjutnya Gus Wal memaparkan beberapa temuannya terkait YBM dan PeTIK yang dianggapnya meresahkan masyarakat meskipun dengan dalih sekolah gratis yang dibiayai oleh dana sedekah karyawan PLN
“Pesantren PeTIK di Jombang yang didirikan YBM PLN sangat meresahkan warga masyarakat Jombang dan Jawa Timur. Kegiatan belajar mengajarnya pun sangat berbeda dengan metodologi pengajaran pondok pesantren yang ada di Jombang pada umumnya.
Ramai dikabarkan pimpinan PeTIK yang ada Jombang dan Depok bukanlah seorang yang ahli dalam bidang agama. Bukan lulusan pondok pesantren atau sekolah agama manapun.
Ini yang membuat warga masyarakat resah, bagaimana bisa seorang yang tidak paham agama bukan lulusan pondok pesantren bisa mendirikan dan mengasuh pesantren” katanya.
Pendirian Pesantren PeTIK di Jombang ditemukan banyak kejanggalan. Menurut Gus Wal, ijin operasional sebuah pesantren yang wajib dikeluarkan oleh Kementrian Agama belum ada, tetapi PeTIK sudah beroperasi.
“Pesantren Petik di Jombang meskipun di bawah naungan YBM PLN, namun menurut warga sekitar didirikan oleh para elite PLN, dari tingkat pusat maupun daerah. Bahkan tak tanggung tanggung, Pesantren PeTIK Jombang berdiri di atas tanah wakaf 4000 m2 dari Ir. Mochamad Triyono MBA dan pengurus YBM PLN Pusat Herry Hasanuddin, mantan senior keuangan di PT PLN (Persero) Pusat.
Warga sekitar awalnya antusias dengan pendirian pesantren PeTIK, karena dugaan warga awalnya akan dibangun SMK berbasis kejuruan kelistrikan yang hasil lulusanya akan diserap sebagai tenaga kerja PLN. Namun saat ini warga resah karena lahan tersebut didirikan pesantren yang tidak ada sekolahnya, dan kegiatan diniyah/keagamaanya berbeda dengan tradisi pondok pesantren yang banyak berdiri di Jombang” lanjut Gus Wal didampingi beberapa tokoh masyarakat Jombang.
Lebih jauh, Gus Wal menghimbau kepada aparat penegak hukum untuk melakukan pengusutan lebih mendalam Pesantren PeTIK dan Yayasan Baitul Mall di PLN yang sudah meresahkan masyarakat.
“Kami PNIB dan masyarakat Jombang, Jawa Timur beserta rakyat Indonesia yang masih waras sangat berharap negara dalam hal ini aparat penegak hukum TNI POLRI untuk melakukan pendalaman lebih lanjut. Dan jika terbukti melanggar aturan dan berafiliasi dengan paham aliran tertentu, wajib menutup dan mengambil alihnya. Kepada Menteri BUMN Pak Erick Thohir untuk membersihkan PLN dan semua instansi di bawah Kementerian BUMN dari paham ideologi transnasional khilafah. Karena sangat berbahaya jika kelompok kelompok sarabpatinggenah yang selama ini memusuhi negara, anti pemerintah dan anti terhadap Pancasila serta kebhinekaan leluasa menyusup objek vital negara seperti PLN.
Kami percaya Pak Erick Thohir selaku Menteri BUMN bisa bersikap tegas, sigap, arif dan bijaksana demi kemaslahatan bangsa dan negara serta masa depan anak cucu kita kelak, serta masa depan BUMN dan demi keselamatan bangsa Indonesia” pungkas Gus Wal yang diamini oleh tokoh masyarakat, lintas agama yang hadir dalam pernyataan sikap tersebut. (JRS)