Istanbul –
Presiden Turki Recep Tayyip Erdogan membuka kemungkinan soal penggantian nama museum Hagia Sofia. Bangunan bersejarah di Istanbul itu dikatakannya bisa menjadi masjid Hagia Sophia.
Dilansir dari AFP, Senin (25/3/2019), Erdogan berbicara dalam wawancara di televisi. Saat ditanya apakah tengara (landmark) kota itu bakal diubah atau tidak, Erdogan mengatakan pengubahan itu bukan tidak mungkin.
“Itu tidak mustahil… tapi kami tidak akan melakukannya di bawah nama ‘museum’ melainkan ‘masjid Hagia Sophia’.
Dia mengisyaratkan pengunjung Hagia Sophia bakal tidak dipungut biaya, sama seperti pengunjung masjid lainnya. Namun itu akan diterapkan bila Hagia Sophia benar-benar menjadi masjid.
“Turis datang dan pergi di Masjid Biru. Apakah mereka membayar? … Jadi, kami akan menerapkan hal yang sama terhadap Hagia Sophia,” ujarnya.
Erdogan adalah mantan wali kota Istanbul yang kini sedang berkampanye untuk Partai Keadilan dan Pembangunan (AKP) demi kemenangan Pemilu tingkat kotamadya, 31 Maret nanti.
Hagia Sophia merupakan gereja yang berubah menjadi masjid, kemudian menjadi museum sampai sekarang. Hagia Sophia kadang kala memantik ketegangan antara aktivitas kelompok Kristen dan Islam di lokasi.
Status sekuler Hagia Sophia kini memungkinkan semua orang dari agama yang berlainan untuk berefleksi, atau sekadar mengagumi keindahan arsitekturnya. Namun seruan untuk menjadikan Hagia Sophia sebagai masjid kembali telah menimbulkan kemarahan umat kristiani. Seruan itu juga menimbulkan ketegangan antara Turki dan Yunani.
Perdana Menteri Yunani Alexis Tsipras mengunjungi Hagia Sophia pada Februari. “Anda dapat merasakan berlimpahnya sejarah di sini,” kata dia kepada AFP.
Yunani telah berulang kali menyatakan perhatiannya terhadap isu pengubahan status bangunan itu. Namun Erdogan kemudian memunculkan isu lagi usai peristiwa penembakan di dua masjid kawasan sekitar Christchurch, Selandia Baru, yang menewaskan 50 orang. Peristiwa di seberang benua Eropa dan Asia itu terjadi pada 15 Maret. Dalam pidatonya, Erdogan mengutuk manifesto sang pelaku teror. Kemudian Erdogan mengatakan Hagia Sophia akan “dibebaskan”.
Hagia Sophia dibangun pertama kali sebagai gereja pada Abad ke-6, di bawah Kekaisaran Kristen Bizantium. Gerja itu menjadi pusat Konstantinopel yang saat ini bernama Istanbul. Kaum muslim Utsmaniyah (Ottoman) yang muslim kemudian menguasai kawasan ini pada 1453. Gereja Hagia Sophia diubah menjadi majsid. Mustafa Kemal Ataturk menjadikannya museum sejak 1930-an. Kini bangunan itu menjadi Warisan Dunia versi UNESCO, tiap tahun menerima jutaan pengunjung.(RIF)