Pyongyang –
Korea Utara (Korut) menyatakan siap berperang dengan Amerika Serikat (AS). Pernyataan ini disampaikan Korut setelah AS mengerahkan pasukan serbu dari Angkatan Laut ke Semenanjung Korea.
Seperti dilansir Press TV, Selasa (11/4/2017), ini merupakan reaksi pertama Korut terhadap langkah AS tersebut. Korut mengecam keras kehadiran pasukan Angkatan Laut AS dan bersumpah akan mempertahankan wilayahnya dengan ‘kekuatan bersenjata yang sangat kuat’.
Pada Sabtu (8/4) waktu setempat, pasukan serbu dari kapal induk AS bergerak ke perairan Samudera Pasifik bagian barat, dekat dengan Semenanjung Korea. Langkah ini dilakukan di tengah kekhawatiran atas uji coba rudal Korut.
“Ini membuktikan bahwa langkah ceroboh AS menginvasi DPRK telah mencapai fase serius,” demikian pernyataan juru bicara Kementerian Luar Negeri Korut seperti dikutip kantor berita resmi Korut, KCNA. DPRK (nama resmi Korut) merupakan kependekan dari Republik Demokratik Rakyat Korea.
“Kami akan mengambil langkah perlawanan paling keras melawan para provokator demi mempertahankan diri dengan kekuatan bersenjata paling kuat,” imbuh pernyataan itu.
Pasukan serbu AS yang merupakan bagian dari kapal induk USS Carl Vinson ini akan beroperasi di perairan Pasifik Barat, hingga waktu yang belum ditentukan.
Pekan lalu, Korut melakukan uji coba rudal balistik yang jatuh di perairan timur Korut. Uji coba itu dilakukan beberapa hari setelah Korut memperingatkan komunitas global bahwa pihaknya akan melakukan balasan atas sanksi yang dijatuhkan kepadanya.
Dua pejabat tinggi dari kalangan intelijen AS, bulan lalu, mengklaim bahwa Korut mampu membunuh jutaan warga AS dengan melancarkan serangan nuklir. (RIF)
Washington –
Menteri Luar Negeri (Menlu) Amerika Serikat Rex Tillerson menyebut bahwa serangan rudal AS ke pangkalan udara Suriah harus dianggap sebagai pesan bagi Korea Utara (Korut) ataupun negara lain yang melanggar norma-norma internasional.
“Pesan yang bisa diterima setiap negara adalah, ‘Jika Anda melanggar norma internasional, jika Anda melanggar kesepakatan internasional, jika Anda gagal memenuhi komitmen, jika Anda menjadi ancaman bagi yang lain, maka pada suatu ketika sebuah respons mungkin akan dilakukan,” ujar Tillerson pada acara “This Week” di stasiun televisi ABC seperti dilansir NBC News, Senin (10/4/2017).
Lewat serangan rudal AS ke Suriah tersebut, Tillerson pun mengancam Korut.
“Mengenai Korut, kami telah sangat jelas bahwa tujuan kami adalah denuklirisasi semenanjung Korea,” tutur Tillerson.
Sebelumnya dalam serangannya pada Jumat (7/4) subuh waktu Suriah, militer AS menembakkan 59 rudal Tomahawk dari dua kapal perang AS, USS Porter dan USS Ross, yang siaga di Laut Mediterania bagian timur. Rudal-rudal itu ditembakkan secara terarah pada pesawat tempur, landasan udara dan pusat pengisian bahan bakar di pangkalan udara Shayrat, dekat kota Homs, Suriah.
Kepada Reuters, seorang pejabat Pertahanan AS menyebut serangan itu jenis ‘one-off’, yang artinya hanya serangan tunggal tanpa rencana lanjutan.
Serangan rudal tersebut dilancarkan menyusul serangan gas beracun di kota Khan Shaykhun, provinsi Idlib, Suriah pada Selasa (4/4) yang menewaskan setidaknya 86 orang, termasuk puluhan anak-anak. Pemerintah AS dan negara-negara Barat lainnya menuduh rezim Presiden Bashar al-Assad sebagai dalang serangan kimia tersebut. Namun Suriah dan sekutu utamanya, Rusia membantah keras tuduhan tersebut.
Berdalih untuk merespons serangan kimia tersebut, Presiden AS Donald Trump memerintahkan serangan rudal ke pangkalan udara Shayrat. Washington menyebut dari pangkalan udara Suriah itulah serangan kimia dilancarkan.(RIF)
Moskow –
Kepala Komite Keamanan dan Pertahanan pada Majelis Tinggi Parlemen Rusia, Viktor Ozerov, menyebut serangan Amerika Serikat (AS) ke Suriah dapat merusak perang melawan terorisme. Tindakan AS itu disebut dilatarbelakangi serangan kimia yang menewaskan puluhan warga sipil di Suriah.
“(Serangan) ini bisa dilihat sebagai aksi agresi AS terhadap sebuah negara PBB,” ucap Ozerov, seperti dilaporkan kantor berita Rusia RIA seperti dilansir BBC, Jumat (7/4/2017).
Dia mengatakan Rusia akan meminta untuk dilakukan sidang Dewan Keamanan PBB segera sebagai respons atas serangan AS itu.
Sebelum serangan dimulai, AS telah lebih dulu mengabarkan kepada Rusia soal serangan rudal tersebut. Hal itu lantaran terdapat personel militer Rusia di pangkalan udara Shayrat, Suriah yang menjadi target serangan rudal AS itu.
Serangan rudal AS itu dilakukan pada Kamis (6/4) malam waktu AS, atau Jumat (7/4/) dini hari, sekitar pukul 03.45 waktu setempat. Sedikitnya 59 rudal Tomahawk ditembakkan dari dua kapal perang AS, USS Porter dan USS Ross, yang siaga di Laut Mediterania.
Rudal-rudal itu ditembakkan secara terarah pada pesawat tempur, landasan udara dan pusat pengisian bahan bakar di pangkalan udara Shayrat. Seorang sumber militer Suriah, seperti dilansir AFP, mengakui serangan AS itu mengenai salah satu pangkalan udara mereka dan memicu kerusakan.
Serangan rudal AS itu diperintahkan Presiden AS Donald Trump untuk merespons serangan kimia di Khan Sheikhun, Provinsi Idlib yang menewaskan lebih dari 80 orang, termasuk puluhan anak-anak. Pangkalan udara Shayrat dipilih sebagai target serangan AS karena pangkalan udara itu merupakan asal pesawat yang menjatuhkan bom-bom kimia di Khan Sheikhun.
Rusia merupakan sekutu dekat rezim Presiden Bashar al-Assad dan kerap membantu operasi militer pasukan Suriah melawan pemberontak. (RIF)
Washington DC –
Amerika Serikat (AS) mengambil tindakan tegas setelah serangan kimia memakan banyak korban jiwa di Suriah. Presiden AS Donald Trump memerintahkan serangan rudal terhadap sebuah pangkalan udara Suriah.
Seperti dilansir Reuters, Jumat (7/4/2017), dalam mengumumkan langkah ini, Trump menyatakan dirinya bertindak untuk membela kepentingan keamanan nasional melawan Presiden Suriah Bashar al-Assad. Langkah ini tergolong langkah paling keras AS sepanjang 6 tahun konflik Suriah.
Di sisi lain, langkah ini berpotensi memicu konfrontasi dengan Rusia dan Iran, sekutu dekat Assad.
“Bertahun-tahun upaya untuk mengubah perilaku Assad telah gagal dan gagal secara dramatis,” ujar Trump dari resor miliknya Mar-a-Lago di Florida, tempat dirinya bertemu dengan Presiden China Xi Jinping.
Dituturkan sejumlah pejabat AS yang enggan disebut namanya, sekitar 50 rudal Tomahawk ditembakkan dari sejumlah kapal perang Angkatan Laut AS, seperti USS Porter dan USS Ross, yang siaga di Laut Mediterania.
Rudal-rudal itu mengenai sejumlah target, termasuk landasan udara, pesawat tempur dan pusat pengisian bahan bakar yang ada di Pangkalan Udara Shayrat di Suriah. Kerusakan yang dipicu dari serangan AS ini belum diketahui pasti.
“Malam ini, saya memerintahkan serangan militer terarah terhadap pangkalan udara Suriah yang menjadi lokasi diluncurkannya serangan kimia,” tegas Trump.
“Ini penting bagi kepentingan keamanan nasional Amerika Serikat untuk mencegah dan menangkal menyebarnya penggunaan senjata kimia mematikan,” imbuhnya.
“Tidak ada yang perlu diperdebatkan bahwa Suriah menggunakan senjata kimia yang dilarang, itu melanggar kewajibannya di bawah konvensi senjata kimia dan mengabaikan desakan Dewan Keamanan PBB,” tandas Trump. (NOV)
Adelaide –
Perusahaan kedirgantaraan Boeing akan menciptakan 250 pekerjaan penelitian teknis dan tingkat lanjut di Adelaide.
Pemerintah Australia Selatan telah menggunakan dana dari lembaga penarik investasi untuk memikat perusahaan Boeing untuk mendirikan basis di Adelaide CBD, tapi Menteri Utama Jay Weatherill tidak mengungkapkan berapa banyak dana yang dihabiskan untuk program ini.
“Ini merupakan komitmen 10 tahun, Boeing akan segera melakukan perekrutan, jadi itulah tahap pertama yang sangat menarik,” katanya.
Menteri Utama Weatherill mengatakan tugas Boeing adalah untuk mendukung sistem militer canggih dan penelitian yang lebih luas serta pengembangan jangka panjang.”
Perusahaan ini berencana untuk bekerja sama dengan universitas di Australia Selatan dan organisasi penelitian.
Menteri utama Weatherill mengatakan akan memberikan dorongan ekonomi yang luar biasa dan segera pada Australia Selatan dan dia berharap kesepakatan ini akan diperpanjang melampaui periode awal kesepakatan ini.
“Ketika Anda mendapatkan pemain besar seperti ini, langkah berikutnya adalah untuk bekerja dengan mereka dalam rangka mewujudkan ambisi perusahaan ini untuk tumbuh dan mencari cara lain di mana mereka dapat memperluas operasi mereka,” katanya.
“Itu akan menjadi tugas kita mengingat sekarang kita sudah berhasil membuat mereka beroperasi disini. Ini merupakan dasar pijakan yang sangat bagus sekali, sekarang kita ingin mereka memperluas operasi mereka bahkan melampaui 250 (pekerjaan),” imbuhnya.
Pemerintah mengatakan kesepakatan itu merupakan dorongan yang penting bagi negara bagian Australia Selatan dalam menciptakan banyak industri manufaktur yang lebih tinggi canggih.
“Ini merupakan jenis peluang berkaliber tinggi yang akan menarik dan mendorong lulusan muda dan mahasiswa untuk bekerja di Australia Selatan,” kata Menteri Utama.
Boeing mempekerjakan sekitar 140.000 orang di seluruh dunia dalam pembuatan pesawat komersial, pesawat militer dan pertahanan, luar angkasa dan sistem keamanan.
Pihak Boeing mengatakan kehadirannya di Australia merupakan yang terbesar di luar Amerika Serikat, yang mempekerjakan lebih dari 3.000 orang, sebagian besar dari mereka berlokasi di Queensland.
Weatherill dan CEO Boeing, Darren Edwards hari ini menandatangani kesepakatan tersebut di Adelaide dan kantor baru mereka akan dibuka dalam beberapa hari.
“Akta kesepakatan yang kita tanda tangani hari ini adalah komitmen besar dari perusahaan Boeing untuk pertumbuhan Australia Selatan,” kata Edwards.
“Boeing juga akan menginvestasikan $500.000 atau lebih dari Rp 5 miliar untuk program akselerator global Techstars selama lima tahun ke depan.
“Salah satu bagian dari program ini akan memberikan startup lokal setiap tahunnya dengan akses ke mentor berpengalaman, penelitian lanjutan dan teknologi.”
Techstars adalah program di seluruh dunia yang mendukung kewirausahaan dengan membantu pemodalan yang aman bagi pengusaha start-up, pekerja dan tenaga pemasaran yang terampil.
Pada saat Australia Selatan telah kehilangan pekerjaan di bidang manufaktur mobil dan industri lainnya, negara bagian ini telah mencatatkan sejumlah keberhasilan seperti memikat perusahaan layanan dukungan teknik Babcock, yang pada tahun 2016 lalu mengumumkan akan memindahkan kantor pusat untuk kawasan Australasia mereka dari Brisbane ke Adelaide mengingat pertumbuhan industri pertahanan di Australia Selatan. (ADI)
DAMASKUS –
Seorang pria Suriah kehilangan 25 anggota keluarganya dalam serangan kimia di Khan Sheikhun, Provinsi Idlib. Istri dan dua anak kembar pria bernama Abdul Hamid Youssef ini, tewas akibat terpapar zat kimia beracun.
Seperti dilansir CNN, Kamis (6/4/2017), semuanya berawal saat Youssef terbangun dari tidurnya pada Selasa (4/4) waktu setempat dan tiba-tiba dia merasa sulit bernapas. Keluar dari ranjang, Youssef langsung memeriksa bayi kembarnya yang berusia 9 bulan. Dia lega saat tahu kedua bayinya masih hidup.
Youssef kemudian menyerahkan kedua bayinya kepada sang istri dan meminta sang istri untuk tetap tinggal di rumah. Dia bergegas keluar untuk memeriksa orangtuanya yang tinggal di sebelah rumahnya. Di jalanan, Youssef melihat orang-orang berjalan sempoyongan dan ada yang tergeletak.
Saat tiba di rumah orangtuanya, Youssef mendapati kedua saudara laki-lakinya sudah tak bernyawa. Merasa panik, dia bergegas pulang ke rumahnya untuk memeriksa istri dan kedua bayinya. Sayangnya, dia terlambat.
“Ada busa di mulut mereka, mereka kejang-kejang. Mereka semua tergeletak di lantai. Anak-anak saya, Ahmad dan Aya, dan istri saya… mereka semua martir. Seluruh keluarga saya pergi,” ucap Youssef kepada CNN sambil terisak.
Setelah itu Youssef jatuh pingsan dan terbangun beberapa jam kemudian di rumah sakit. Dia terkejut bukan main saat menyadari kenyataan bahwa anggota keluarganya banyak yang tewas. Youssef menyebut ada sekitar 25 anggota keluarganya yang tewas di Khan Sheikhun pada Selasa (4/4) itu.
“Saudara laki-laki saya, anak-anak mereka dan sepupu mereka. Sekitar 25 anggota keluarga saya, semuanya martir,” tuturnya. Laporan media lokal menyebut ada 19 anggota keluarga Youssef yang tewas akibat serangan kimia.
Sedikitnya 86 orang, termasuk 30 anak-anak tewas dalam serangan kimia di Khan Sheikhun, Provinsi Idlib. Rezim Presiden Bashar al-Assad dituding bertanggung jawab atas serangan kimia mematikan itu. Namun rezim Suriah membantah dan menyalahkan kelompok pemberontak setempat.
Pada Rabu (5/4) waktu setempat, warga mulai menguburkan korban tewas. Foto Youssef sedang memeluk kedua anaknya yang terbungkus kain putih, menjadi viral di internet. Foto itu diambil saat Youssef duduk di tempat pemakaman sambil memeluk bayi kembarnya, sebelum pemakaman dilakukan.
“Saya menangis, tapi ini air mata bahagia. Anak-anak saya bukan yang pertama menjadi martir,” ujar Youssef, sembari menjelaskan bahwa anak-anaknya kini bersama Tuhan dan itu tempat yang lebih baik daripada di Suriah. (RIF)
Damaskus –
Dalam pesan audio terbaru, kelompok radikal Islamic State of Iraq and Syria (ISIS) menyerukan agar negara-negara yang menyerang mereka, dijadikan target serangan balik. Tak hanya itu, ISIS juga mengejek Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump sebagai ‘idiot buruk rupa’.
Seperti dilansir AFP, Rabu (5/4/2017), rekaman audio berisi suara juru bicara ISIS, Abulhassan al-Muhajer itu, diunggah ke sejumlah situs jihad. Pesan audio itu merupakan pesan pertama Muhajer sejak Desember 2016.
Muhajer menyerukan kepada para pengikut dan pendukung ISIS untuk menyerang balik negara-negara yang menyerang ISIS di Irak dan Suriah. Dia tidak menyebut negara mana saja yang dia maksud.
Namun dalam pesan itu, Muhajer menyebut AS sebagai negara ‘bangkrut’. “Yang dipimpin seorang idiot buruk rupa yang tidak tahu apa itu Suriah, apa itu Irak, dan apa itu Islam,” sebut Muhajer merujuk pada Trump.
“AS harus minta maaf untuk masa lalu dan menarik diri,” imbuh Muhajer, sembari menyatakan AS akan menghadapi konsekuensinya jika tak mau mundur.
Dia kemudian mendorong ‘prajurit kekhalifahan’ untuk menyerang ‘penjahat kafir’.
Saat ini, ISIS terus menghadapi gempuran balik di Mosul, Irak maupun Raqqa, Suriah. Sejak bulan lalu, pasukan Irak dengan dibantu koalisi pimpinan AS terus menggempur ISIS yang masih menguasai Mosul bagian barat. Lebih dari 200 ribu warga sipil dilaporkan kabur dari kota terbesar kedua di Irak itu.
ISIS juga menghadapi perlawanan sengit di Raqqa, Suriah bagian utara dari koalisi negara-negara Arab dan pasukan yang juga didukung koalisi pimpinan AS. Selama dua tahun terakhir, ISIS dilaporkan mengalami kemunduran besar di kedua negara itu.(RIF)
Moskow –
Otoritas Rusia masih menyelidiki secara menyeluruh insiden ledakan di kereta bawah tanah yang melaju di kota Saint Petersburg pada Senin (3/4) waktu setempat. Pelaku di balik ledakan mematikan itu belum diketahui pasti oleh otoritas setempat.
“Sejauh ini, kami mengatakan itu sebuah bahan peledak yang tak teridentifikasi, sementara para penyidik dan pakar khusus bom dari Dinas Keamanan Federal (Rusia) masih mencari tahu penyebab sebenarnya ledakan itu,” ujar juru bicara Komisi Anti-Terorisme Nasional Rusia, Andrei Przhezdomsky, kepada media nasional Rusia, Russia-24, seperti dilansir CNN, Selasa (4/3/2017).
Ledakan terjadi pada Senin (3/4) sore, sekitar pukul 14.30 waktu setempat, saat kereta melaju di terowongan bawah tanah dari Sennaya Ploshchad menuju Tekhnologichesky Institut (Technological Institute) yang ada di pusat kota. Ledakan terjadi di salah satu gerbong kereta bawah tanah itu. Laporan awal sempat menyebut ada dua ledakan, namun akhirnya direvisi.
Komisi Anti-Terorisme Nasional menyebut, bahan peledak kedua ditemukan di sebuah stasiun metro lainnya, Revolutionary Square dan berhasil dijinakkan. Peledak kedua itu, sebut media lokal Rusia, disembunyikan di dalam tabung pemadam kebakaran. Peledak kedua itu dilaporkan berisi 1 kilogram TNT.
Dilaporkan kantor berita Rusia, Interfax, yang mengutip sumber penegak hukum setempat, korban tewas ledakan ini mencapai 11 orang dan korban luka mencapai 45 orang. Ditambahkan Kementerian Kesehatan, puluhan korban masih dirawat di rumah sakit setempat, dengan enam orang di antaranya mengalami luka kritis.
Sejauh ini, belum ada pihak yang mengaku bertanggung jawab atas ledakan ini.
Media lokal Rusia, seperti dilansir Reuters, sebelumnya melaporkan bahwa seorang pria brewok tengah diburu karena terekam CCTV di lokasi kejadian. Namun kemudian kantor berita Interfax melaporkan, pria itu telah mendatangi polisi dan dinyatakan tidak terlibat setelah diperiksa. (RIF)
Washington DC –
Nama Bahrun Naim bersama sejumlah anggota kelompok radikal Islamic State of Iraq and Syria (ISIS) masuk dalam daftar terorisme global Amerika Serikat (AS). Mereka yang masuk daftar tersebut berarti mendapatkan sanksi finansial global.
Seperti dilansir Reuters dan AFP, Jumat (31/3/2017), daftar terorisme global atau ‘specially designated global terrorists’ diberlakukan oleh Kantor Pengendalian Aset Asing Departemen Keuangan AS bersama Departemen Luar Negeri AS.
Dijelaskan Departemen Keuangan AS, orang-orang yang masuk daftar ini akan diblokir aset-asetnya yang ada di AS dan setiap warga AS dilarang berinteraksi dengan mereka. Tidak hanya itu, mereka juga tidak mendapat akses pada bisnis dan jaringan perbankan global.
Dalam daftar itu, AS menyebut Bahrun Naim dengan nama lengkapnya yakni Muhammad Bahrun Naim Anggih Tamtomo. Dia disebut diduga mendalangi serangan teror di Jakarta yang melibatkan peledak dan senjata api pada Januari 2016, yang menewaskan 4 warga sipil dan melukai 23 orang.
AS juga menyebut Bahrun Naim sebagai perencana dan penggalang dana ISIS yang berbasis di Suriah.
Selain Bahrun Naim, nama anggota dan pendukung ISIS lainnya yang masuk daftar hitam itu adalah Anjem Choudary (50) yang merupakan ulama radikal asal Inggris, kemudian Sami Bashur Bouras yang merupakan warga Swedia, Shane Dominic Crawford yang berasal dari Trinidad and Tobago, El Shafee Elsheikh yang merupakan warga Inggris, Muhammad Wanndy bin Mohamed Jedi asal Malaysia, dan Jong Mark Taylor asal Selandia Baru.
Dari nama-nama itu, hanya Choudary yang telah diadili dan ditahan. Pada September 2016 lalu, Choudary yang mantan pengacara keturunan Pakistan itu, divonis 5,5 tahun penjara karena mendorong orang-orang mendukung ISIS.
Sami Bouras asal Swedia disebut oleh Departemen Luar Negeri AS sebagai anggota Al-Qaeda yang terlibat perencanaan serangan bom bunuh diri. Adapun Shane Crawford asal Trinidad and Tobago disebut sebagai militan asing ISIS.
Elsheikh disebut sebagai anggota ‘sel eksekutor’ ISIS bernama ‘The Beatles’, yang dituding bertanggung jawab atas serangkaian pemenggalan sandera ISIS. “Elsheikh disebut telah mendapat reputasi untuk melakukan waterboarding, percobaan eksekusi, dan penyaliban selagi bertugas sebagai sipir penjara ISIS,” sebut Departemen Luar Negeri AS.
Sementara Muhammad Wanndy asal Malaysia disebut bekerja untuk ISIS di Suriah dan Irak dalam merekrut militan baru dari luar negeri. Terakhir, Jong Taylor asal Selandia Baru disebut sebagai mantan tentara yang bergabung dengan ISIS sejak tahun 2014 lalu. (ADI)
Asuncion –
Ratusan demonstran menyerbu dan melakukan pembakaran di dalam Gedung Kongres Paraguay. Aksi ini dilakukan setelah Senat kedapatan menggelar voting secara rahasia untuk amandemen konstitusi, yang mengizinkan Presiden Horacio Cartes mencalonkan diri kembali dalam pilpres.
Seperti dilansir Reuters dan AFP, Sabtu (1/4/2017), demonstran yang marah menerobos masuk ke kompleks Gedung Kongres. Beberapa demonstran bahkan berhasil masuk ke dalam kantor para anggota Kongres yang mendukung amandemen itu, dan mengacak-acaknya hingga membakarnya.
Tayangan televisi setempat menunjukkan para demonstran memecahkan kaca Gedung Kongres pada Jumat (31/3) waktu setempat, setelah beberapa jam terlibat konfrontasi dengan polisi setempat. Beberapa demonstran membakar ban dan mencopot paksa bagian dari pagar Gedung Kongres.
Kepolisian meresponsnya dengan menembakkan gas air mata dan peluru karet. Otoritas pemadam kebakaran setempat menyatakan 30 demonstran dan personel kepolisian mengalami luka-luka dalam insiden ini. Senator dari kelompok oposisi, Luis Wagner, menyebut beberapa politikus senior dari kelompok oposisi, seperti Ketua Senat Roberto Acevedo juga mengalami luka-luka.
Para anggota Senat menggelar voting secara tertutup di kantor Kongres, bukannya ruang sidang Senat, pada Jumat (31/3) waktu setempat. Dalam voting itu, sebanyak 25 anggota Kongres Paraguay mendukung amandemen konstitusi itu. Jumlah itu lebih banyak dua suara dari suara yang dibutuhkan, yakni 23 suara, dari total 45 anggota Senat.
Kelompok oposisi menentang amandemen itu dan menyebutnya akan membuka jalan lebar-lebar pada kepemimpinan bergaya diktator. Mereka menyebut voting itu digelar secara ilegal.
“Sebuah kudeta telah terjadi. Kita akan melawan dan kita mengundang rakyat untuk melawan bersama,” tegas Senator Desiree Masi dari partai oposisi, Partai Demokratik Progresif.
Konstitusi Paraguay melarang Presiden yang pernah menjabat untuk mencalonkan diri kembali. Larangan itu diberlakukan sejak tahun 1992, setelah pemerintahan diktator runtuh pada tahun 1989 silam. Larangan ini diberlakukan untuk mencegah munculnya kembali pemerintahan diktator di negara itu.
Setelah lolos di Senat, selanjutnya amandemen konstitusi itu akan divoting di DPR atau Majelis Rendah, yang didominasi oleh anggota Kongres pendukung Presiden Cartes. Voting rencananya digelar Sabtu (1/4) waktu setempat, namun Ketua DPR Hugo Velazquez menegaskan sesi voting akan ditunda hingga situasi kondusif. “Saya menyerukan semua tenang. Besok (1/4) kita tidak akan mengambil keputusan, kita tidak akan menggelar sesi,” tegasnya. (RIF)