Madrid –
Kepolisian Spanyol menembak mati empat pelaku yang mendalangi insiden minibus menabrak kerumunan orang di kota pantai Cambrils. Para pelaku diyakini akan melakukan serangan bom dengan sabuk peledak.
Sedikitnya enam warga sipil dan satu polisi luka-luka dalam insiden di Cambrils tersebut. Dalam pernyataan via Twitter, seperti dilansir CNN, Jumat (18/8/2017), Kepolisian Catalan menyatakan lima pelaku serangan di Cambrils telah dilumpuhkan.
Empat pelaku di antaranya dipastikan tewas ditembak dan satu pelaku lainnya ditangkap dalam keadaan luka-luka, dan kini ada dalam tahanan.
Baca juga: Serangan Teror Kedua di Cambrils Spanyol Lukai 7 Orang
Kepolisian setempat menegaskan, operasi pengamanan terus berlanjut, namun situasi di Cambrils telah berhasil dikendalikan. Kepolisian Catalan juga menyebut, insiden di Cambrils tengah diselidiki sebagai ‘dugaan serangan teror’.
“Kami masih menyelidiki dugaan bahwa peristiwa di Cambrils merupakan sebuah serangan teroris. Kami telah melumpuhkan orang-orang yang diduga bertanggung jawab,” demikian pernyataan Kepolisian Catalan.
Seperti dilansir Reuters dan AFP, Kepolisian Catalan menyatakan pihaknya berhasil menggagalkan ‘serangan teroris’ dengan sabuk peledak di Cambrils. Tim penjinak bom setempat melakukan beberapa aksi peledakan terkontrol, setelah mendapati para pelaku membawa sabuk peledak.
Baca juga: Spanyol Hentikan ‘Serangan Kedua’ Usai 13 Tewas di Barcelona
Insiden di Cambrils ini terjadi hanya selang beberapa jam setelah sebuah mobil van menabrak kerumunan orang di Barcelona, Kamis (17/8) malam waktu setempat. Diduga, insiden di Barcelona yang menewaskan 13 orang, berkaitan dengan insiden di Cambrils.
“Kami masih menyelidiki dugaan bahwa teroris yang ditembak mati di Cambrils mungkin berkaitan dengan apa yang terjadi di Barcelona,” terang Kepolisian Catalan. (ADI)
Pyongyang –
Pemimpin Korea Utara (Korut) Kim Jong-Un menunda keputusan untuk menembakkan rudal ke Guam, wilayah Amerika Serikat (AS) di Pasifik. Kim menyatakan akan mengawasi aksi AS lebih lama lagi, sebelum mengambil keputusan.
Dilaporkan kantor berita resmi Korut, Korean Central News Agency (KCNA), seperti dilansir Reuters, Selasa (15/8/2017), Kim telah menerima laporan dari militer Korut soal rencana menyerang Guam dengan rudal balistik.
Pekan lalu, Korut melalui KCNA, mengungkapkan rencana untuk meluncurkan empat rudal ke perairan dekat Guam, yang menjadi lokasi dua pangkalan militer AS. Korut menyebut realisasi rencana itu tinggal menunggu perintah Kim.
Keputusan menunda peluncuran rudal disampaikan Kim saat meninjau pusat komando militer Korut pada Senin (14/8) waktu setempat. Peninjauan itu, disebut KCNA, sebagai kemunculan pertama Kim di depan publik selama dua pekan terakhir. Dalam peninjauan itu, Kim memeriksa dan menganalisis rencana peluncuran empat rudal ke Guam. KCNA juga menyebut, Kim mendiskusikan rencana itu dengan sejumlah pejabat militer Korut.
“Dia (Kim Jong-Un) mengatakan jika Yankees (sebutan untuk AS) tetap melakukan aksi ceroboh yang luar biasa berbahaya di Semenanjung Korea dan sekitarnya, menguji penguasaan diri DPRK, DPRK akan mengambil keputusan penting seperti yang sudah diumumkan,” sebut KCNA. DPRK merupakan kependekan dari nama resmi Korut, yakni Republik Rakyat Demokratik Korea.
Dalam keterangannya pekan lalu, Korut membeberkan secara rinci soal rencana menyerang Guam. Korut mengklaim akan menembakkan empat rudal balistik jarak menengah jenis Hwasong-12 ke perairan dekat Guam.
Disebutkan Korut, rudal-rudalnya akan mengudara sejauh 3.365 kilometer dalam waktu 1.065 detik, atau 17 menit 45 detik saja. Rudal Korut disebut akan mendarat di perairan berjarak 30-40 kilometer dari daratan Guam.
Menanggapi ancaman Korut, Presiden AS Donald Trump balik mengancam dengan menyatakan opsi militer AS untuk Korut telah ‘terkunci dan siap’ jika rezim komunis itu bertindak tidak bijaksana.
Dalam kunjungan ke pusat komando militer Korut, sebut KCNA, Kim memerintahkan militer Korut untuk selalu ‘siap menyerang’ jika dirinya sewaktu-waktu mengambil keputusan. Untuk AS, Kim meminta pemerintahan Trump mengambil keputusan tepat. “Demi mengurangi ketegangan dan mencegah konflik militer berbahaya di Semenanjung Korea,” demikian bunyi laporan KCNA.(RIF)
Barcelona –
Kekalahan 1-3 dari Real Madrid di leg pertama Piala Super Spanyol diakui Sergio Busquets menyulitkan Barcelona. Membalikkan keadaan di markas Madrid tak akan mudah untuk Barca.
Menjamu Madrid di Camp Nou, Senin (14/8/2017) dinihari WIB, Barca kebobolan lebih dulu setelah Gerard Pique mencetak gol bunuh diri. Barca kemudian mampu menyamakan skor lewat eksekusi penalti Lionel Messi.
Tapi Madrid mengembalikan keunggulannya melalui gol Cristiano Ronaldo. Meski Ronaldo kemudian dikartu merah, Madrid tetap mampu menambah gol lewat sepakan Marco Asensio.
Hasil ini membuat posisi Barca terjepit. Dalam pertandingan di leg kedua yang akan digelar di Santiago Bernabeu pada hari Rabu (16/8/2017) mendatang, Barca wajib menang dengan minimal selisih tiga gol jika ingin membalikkan keadaan. Busquets pun mengakui itu akan jadi misi yang nyaris mustahil bagi Blaugrana.
“Hasilnya sudah ada dan tidak bisa diubah. Tapi saya pikir kami tidak buruk, kami bermain cukup baik dalam beberapa periode pertandingan dan menciptakan peluang lebih banyak daripada mereka, tapi kurang akurasi,” ujar Busquets seperti dilansir Sport.
“Kami mendominasi permainan tapi mereka lebih tajam dan ketika kami memberi mereka ruang, mereka mematikan dalam serangan balik. Tidak ada gunanya beralasan, sekarang kami harus menatap ke depan.”
“Kami akan menghadapi pertandingan di Bernabeu di hari Rabu. Itu adalah misi yang nyaris mustahil, akan sangat sulit untuk membalikkan keadaan tapi kami akan mencoba,” kata Busquets. (ADI)
Washington –
Presiden Amerika Serikat Donald Trump kembali melontarkan ancaman kerasnya terhadap Korea Utara (Korut). Dicetuskan Trump, pemimpin Korut Kim Jong-Un akan menyesal jika dia mengambil tindakan apapun terhadap wilayah atau sekutu-sekutu AS.
“Jika dia mengucapkan satu ancaman dalam bentuk ancaman terbuka — yang telah dia ucapkan selama bertahun-tahun dan keluarganya telah mengucapkannya selama bertahun-tahun — atau dia melakukan apapun menyangkut Guam atau tempat lain manapun yang merupakan wilayah Amerika atau sekutu Amerika, dia akan sangat menyesali itu dan dia akan cepat menyesalinya,” kata Trump kepada para wartawan di resor golf miliknya di New Jersey seperti dilansir kantor berita AFP, Sabtu (12/8/2017).
Ketika wartawan menanyakan apakah itu artinya AS akan berperang, Trump berujar, “Saya pikir Anda tahu jawaban untuk itu.”
Sebelumnya, Trump menyatakan bahwa opsi militer terhadap Korut telah siap. Pernyataan Trump ini semakin berpotensi meningkatkan ketegangan AS dengan Korut.
“Solusi militer sekarang telah siap secara penuh, terkunci dan terisi, jika Korea Utara bertindak tidak bijaksana. Semoga Kim Jong-Un akan menemukan jalan lain!” tegas Trump via akun Twitternya @realDonaldTrump, seperti dilansir AFP.
Pernyataan itu menjadi retorika terbaru Trump soal Korut. Selama ini, Trump memang kerap melontarkan retorikanya via Twitter. Perang kata-kata antara Trump dengan Korut tak terhindarkan beberapa waktu terakhir. China sebagai satu-satunya sekutu Korut, telah meminta kedua pihak menahan diri.
Ketegangan memanas setelah Korut mengungkapkan rencananya untuk meluncurkan rudal ke Guam, wilayah AS di Pasifik. Korut mengklaim empat rudal balistik jarak menengah jenis Hwasong-12 akan mengudara sejauh 3.365 kilometer dalam waktu 1.065 detik atau 17 menit 45 detik saja.
Trump kemudian menyebut Korut seharusnya sangat cemas menanti konsekuensinya, jika negeri komunis itu benar-benar menyerang AS.(ADI)
Canberra –
Perdana Menteri Australia, Malcolm Turnbull mengatakan jika Korea Utara melancarkan serangan ke Amerika Serikat, Australia akan bergabung dalam konflik tersebut.
Pemerintahan Trumpgr melontarkan komentar dan pernyataannya soal Korea Utara, setelah negara itu mengancam akan menyerang wilayah milik AS di Guam, Pasifik.
“Amerika mendukung sekutu-sekutunya, termasuk Australia tentunya, dan kami mendukung Amerika Serikat,” kata PM Turnbull kepada Radio 3AW.
“Jadi, sangat jelas, jika ada serangan ke Amerika Serikat, Perjanjian ANZUS akan dijalankan dan Australia akan membantu Amerika Serikat, karena Amerika akan membantu kita jika kita diserang.”
Ketegangan meningkat di semenanjung Korea, setelah Korea Utara melakukan dua uji coba rudal balistik antar benua bulan lalu.
Presiden Trump memperingatkan bahwa ia tidak mengizinkan Pyongyang untuk mengembangkan senjata nuklir yang mampu menyerang AS.
PM Turnbull membahas perilaku Korea Utara bersama Wakil Presiden AS, Mike Pence Kamis malam (10/08), menyebutnya sebagai “titik rawan paling berbahaya di dunia saat ini”.
Ia tidak menyebutkan jika Pence meminta bantuan militer khusus dari Australia.
Namun ia mengatakan kondisi aliansi Australia-AS sudah jelas.
“Tapi jangan sampai disalahartikan, dalam hal pertahanan, kita mendukungnya,” katanya.
“Beraliansi dengan Amerika adalah landasan wajib keamanan nasional kita. Jika ada serangan ke AS … kami akan membantu mereka.”
“Nah, bagaimana penerapannya, jelas akan tergantung pada keadaan dan berkonsultasi dengan sekutu kita.”
PM Turnbull mengatakan Australia dan AS, keduanya masih yakin sanksi baru yang keras terhadap Korea Utara dapat memaksa rezim Pyongyang untuk meninggalkan program senjata nuklirnya.
“Pandangan Wakil Presiden dan pemerintahannya soal cara untuk menyelesaikan situasi dengan Korea Utara … adalah melalui sanksi ekonomi ini. Itu cara yang lebih dipilih untuk mengatasinya,” katanya.
“Tapi tentu saja jika Korea Utara memutuskan untuk menggencarkan ancaman kekerasannya, maka jelas konsekuensi berbahaya bisa menyusul, dan tidak ada gunanya menghindari dari konsekuensi yang tak terelakan.”
Hari Selasa (8/08), Presiden Trump memperingatkan Korea Utara bahwa mereka “akan disambut dengan api dan kemarahan, yang belum pernah terlihat sebelumnya di dunia,” jika terus mengancam Amerika Serikat.
Presiden AS belum melemah dari ancamannya, bahkan kini bahasanya bisa jadi lebih kasar.
“Mungkin [ancaman] ini kurang keras. Mereka telah memperlakukan negara kita dalam waktu yang lama, selama bertahun-tahun,” katanya. (DON)
Washington –
Korea Utara (Korut) dilaporkan telah berhasil memproduksi hulu ledak nuklir dalam bentuk kecil. Ini berarti Korut bisa memasang senjata nuklir pada rudal, yang menandai langkah penting Korut menjadi kekuatan nuklir dunia dalam skala penuh. Ini juga menunjukkan tahapan kemampuan Korut untuk melancarkan serangan nuklir lebih cepat dari perkiraan.
Demikian menurut kesimpulan Badan Intelijen Pertahanan AS dalam penilaian yang diselesaikan bulan lalu, seperti diberitakan media ternama AS, The Washington Post, Rabu (9/8/2017).
Temuan ini makin menambah kekhawatiran akan meningkatnya ancaman militer Korut, yang tampaknya meraih kemajuan jauh lebih cepat dari yang diperkirakan banyak pakar. Bulan lalu, pejabat-pejabat AS juga menyimpulkan bahwa Pyongyang kini melampaui ekspektasi dalam upayanya untuk memproduksi rudal balistik antarbenua (ICBM) yang mampu menjangkau daratan Amerika.
Selama ini, banyak pakar menganggap butuh waktu bertahun-tahun sebelum ilmuwan senjata nuklir Korut bisa merancang hulu ledak nuklir dalam bentuk kecil, yang bisa dipasang pada rudal. Namun penilaian terbaru intelijen AS yang bertanggal 28 Juli, menyimpulkan bahwa tahapan penting tersebut telah berhasil dicapai Korut.
“Komunitas intelijen menilai Korut telah memproduksi senjata nuklir untuk pengiriman rudal balistik, yang mencakup pengiriman dengan rudal-rudal jenis ICBM,” demikian bunyi penilaian intelijen AS seperti diberitakan The Washington Post.
Sebelumnya, penilaian pekan ini oleh Kementerian Pertahanan Jepang juga menyimpulkan bahwa ada bukti yang menunjukkan Korut telah berhasil membuat hulu ledak nuklir dalam bentuk kecil.
Para analis menyimpulkan, pemimpin Korut Kim Jong-Un kini semakin yakin akan kemampuan senjata nuklir Korut. Hal ini menjelaskan sikap Kim yang terus membangkang dengan melancarkan uji coba rudal, meski diprotes dunia internasional, bahkan oleh sekutu terdekatnya, China.
Dewan Keamanan PBB pada Sabtu (5/8) lalu telah menjatuhkan sanksi-sanksi baru ekonomi terhadap Korut sebagai respons atas uji coba rudal balistiknya. Sanksi tersebut termasuk larangan ekspor yang selama ini menyumbang sepertiga dari pendapatan tahunan Korut yang mencapai US$ 3 miliar.
Pemerintah Korut pun bereaksi keras atas sanksi-sanksi baru PBB tersebut. Disebutkan bahwa sanksi-sanksi tersebut merupakan upaya “untuk mencekik sebuah negara”. Korut pun mengancam akan melakukan “aksi fisik tanpa ampun dengan pengerahan seluruh kekuatan nasionalnya” sebagai respons atas sanksi-sanksi PBB.(ADI)
Beijing –
Setidaknya 12 orang tewas ketika gempa berkekuatan 6,5 Skala Richter (SR) mengguncang China barat daya. Korban jiwa diyakini akan terus bertambah.
Gempa yang terjadi di Jiuzhaigou County, provinsi Sichuan pada Selasa (8/8) larut malam waktu setempat itu menewaskan 12 orang dan melukai 175 orang, dengan 28 orang di antaranya mengalami luka-luka serius. Demikian menurut statemen pemerintah prefektur Aba, yang menjadi pusat gempa.
Namun Komisi Penanggulangan Bencana Nasional China menyatakan seperti dilansir kantor berita AFP, Rabu (9/8/2017), sebanyak 100 orang kemungkinan tewas akibat gempa tersebut. Jumlah tersebut berdasarkan data sensus pada 2010 di area pegunungan yang terdampak gempa.
Seperti dikutip dari kantor berita China, Xinhua, Rabu (9/8/2017), pusat gempa terpantau berada di 33,2 derajat Lintang Utara dan 103,82 derajat Bujur Timur, dengan kedalaman 20 kilometer, atau 10 kilometer menurut badan Survei Geologi Amerika Serikat (USGS).
Menurut perkiraan awal bencana yang terjadi di area terpencil di provinsi Sichuan, sekitar 130 ribu rumah diperkirakan rusak akibat gempa.
Komunitas Palang Merah China menyatakan, pihaknya telah mengerahkan spesialis penanganan darurat dan sukarelawan untuk membantu masyarakat yang terkena dampak gempa.
“Gempa terjadi pada malam hari, jalur komunikasi dan listrik terganggu, tak diragukan lagi warga pasti merasa terkejut dan takut,” tutur Gwendolyn Pang, juru bicara Federasi Internasional Palang Merah dan Bulan Sabit Merah di China. “Perlu waktu untuk mengetahui tingkat kerusakan dan jumlah korban jiwa,” imbuhnya.
Pusat gempa ini tak jauh dari titik terjadinya gempa dahsyat berkekuatan 8 SR pada 2008 lalu, yang menyebabkan sekitar 87 ribu orang tewas atau hilang.(MAD)
Pyongyang –
Otoritas Korea Utara (Korut) mengecam sanksi-sanksi terbaru yang diterapkan PBB sebagai respons atas program senjatanya. Ditegaskan Pyongyang, pihaknya tak akan melakukan negosiasi soal senjata nuklirnya selagi terancam oleh Amerika Serikat.
Dalam statemen yang disampaikan kantor berita resmi Korut, Korean Central News Agency (KCNA), disebutkan bahwa sanksi-sanksi baru PBB merupakan “pelanggaran keras atas kedaulatan kami”.
“Kami tak akan membawa senjata nuklir pertahanan diri kami ke meja perundingan selagi menghadapi ancaman-ancaman dari Washington,” demikian disampaikan KCNA. “Dan kami tak akan pernah mengambil satu pun langkah mundur dari peningkatan kekuatan nuklir kami,” imbuh KCNA seperti dilansir kantor berita AFP, Senin (7/8/2017).
Dewan Keamanan PBB pada akhir pekan lalu mengeluarkan resolusi berisi serangkaian sanksi-sanksi baru terhadap Korut terkait program senjatanya. Sanksi tersebut termasuk larangan ekspor batubara, besi dan bijih besi, timbal dan bijih timbal serta ikan dan makanan hasil laut. Resolusi DK PBB tersebut disetujui secara bulat oleh semua negara anggota tetap Dewan Keamanan PBB yang mempunyai hak veto untuk membatalkannya, termasuk oleh China, satu-satunya sekutu besar Korut, dan Rusia.
Dalam statemennya seperti dilansir KCNA, Pyongyang mengancam akan membuat AS — yang menyusun draf sanksi-sanksi PBB tersebut — “membayar atas kejahatannya… ribuan kali lipat”.
“Jika AS… yakin bahwa dia akan tetap aman karena daratannya terpisahkan oleh laut dari kami, tak akan ada kesalahan pemikiran yang lebih besar dari itu,” demikian disampaikan KCNA.
Korut juga menekankan, negara-negara lain yang bekerja sama dengan AS untuk mendukung resolusi DK PBB tersebut, juga akan dimintai pertanggungjawaban. (ADI)
New York –
Dewan Keamanan Persatuan Bangsa-Bangsa (DK PBB) menjatuhkan sanksi berat terhadap Korea Utara. Negara yang dipimpin Kim Jong-un itu kena embargo ekonomi gara-gara bandel menguji coba rudal balistik antarbenua.
Dilansir AFP, Minggu (6/8/2017), keputusan sanksi terhadap Korea Utara itu disepakati oleh semuanya, termasuk China dan Rusia, pada Sabtu (5/6).
Amerika Serikat (AS), negara pengusul sanksi dalam draf resolusi itu, sebelumnya telah bernegosiasi dengan China sekitar sebulan lalu. Negosiasi dilakukan tak lama setelah Pyongyang meluncurkan rudal balistik antarbenua pada 4 Juli, diikuti percobaan selanjutnya pada 28 Juli.
Apa saja yang tak bisa dilakukan Korea Utara usai dijatuhi sanksi?
1. Dilarang ekspor
Sanksi berupa embargo ini melarang Korut untuk mengekspor komoditas hasil tambangnya. Barang-barang Korea Utara yang bakal disetop untuk ekspor adalah batu bara, besi, bijih besi, timah, dan biji timah. Ada pula ikan dan hasil laut.
2. Dilarang tambah pekerja migran
Resolusi ini juga mencegah penambahan jumlah pekerja migran dari Korea Utara di luar negeri. Pekerja migran juga menyumbang pendapatan Korea Utara.
3. Pelarangan investasi baru
Ada pula pelarangan kerjasama ekonomi (joint venture) dan pelarangan investasi baru terhadap perusahaan-perusahaan yang sudah dikerjasamakan.
4. Bank Valuta Asing Korut kena blacklist
PBB juga menambahkan sembilan pejabat resmi Korea Utara untuk masuk ke daftar hitam, juga empat entitas dari Korea Utara ikut di-blacklist. Dari empat entitas itu salah satunya termasuk bank valuta asing Korea Utara.
Yang Masih Bisa Dilakukan Korut
Korea Utara masih bisa mendapatkan asupan minyak dari luar negeri. Penghentian pasokan minyak bumi ke Korea Utara ini memang diusulkan AS, namun tak termasuk dalam resolusi DK PBB yang disetujui. Bila saja disetujui, maka ekonomi Koera Utara bakal luluh lantak.
AS disebut telah menekan habis-habisan China untuk menyepakati sanksi terhadap Korut. Selama ini, China merupakan mitra dagang Korut, 90 persen perdagangan Korut berhubungan dengan China. Meski China akhirnya sepakat dengan AS untuk mengembargo Korut, namun China tak lantas menjadi benci dengan Korut.
“Ini bukan dilakukan untuk memberi dampak negatif ke rakyat Korea Utara,” kata Duta Besar China untuk PBB Liu Jieyi soal resolusi DK PBB itu. Nantinya, sanksi akan diikuti dengan pembicaraan tentang denuklirisasi di semenanjung Korea.
Dubes Rusia, Vasily Nebenzia, menekankan bahwa sanksi ini tidak bisa berakhir dalam dirinya sendiri, melainkan cuma sebagai “alat untuk mengikat negara itu dalam pembicaraan yang konstruktif.”
“Apa yang terjadi selanjutnya, tergantung sepenuhnya kepada Korea Utara,” kata Dubes AS, Haley. (DON)
Sydney –
Dua penerbangan internasional milik maskapai Australia, Qantas terpaksa putar balik ke Sydney, Australia karena mengalami masalah mesin saat mengudara.
Qantas menyatakan, salah satu pesawat mengalami retak pada kaca jendela dan pesawat lainnya bermasalah dengan sirip sayap yang tak bisa ditarik kembali.
Saat penerbangan QF7 tujuan Dallas, Amerika Serikat pada Jumat ini, kapten pesawat jenis Airbus A380 memutuskan untuk terbang kembali ke Sydney, setelah menemukan sirip sayap tak bisa ditarik kembali.
“Ini artinya pesawat tak bisa terbang secara efisien. Karena penerbangan Dallas merupakan penerbangan terpanjang kami, kapten membuat keputusan untuk kembali ke Sydney,” demikian pernyataan Qantas seperti dilansir kantor berita AFP, Jumat (4/8/2017).
Penerbangan kedua, QF63 tujuan Johannesburg, Afrika Selatan, harus kembali ke Sydney ketika “ditemukan kaca retak di kaca depan pesawat”.
“Kaca depan pesawat terbuat dari tiga lapis kaca, lapis kaca terluar telah retak namun tidak membahayakan integritas pesawat,” demikian disampaikan Qantas.
“Pesawat itu aman untuk terus ke Johannesburg, namun kapten membuat keputusan untuk kembali seiring kaca depan akan diganti di basis teknik Qantas di Sydney,” imbuh Qantas dalam statemennya.
Disebutkan Qantas, pesawat Boeing 747-400 tersebut mendarat dengan selamat di Sydney. Penerbangan pengganti tengah dipersiapkan untuk para penumpang.(ADI)