Moskow –
Sebuah kapal tanker komersial untuk pertama kalinya berlayar melintasi Samudera Arktik dari Eropa ke Asia tanpa dilengkapi pemecah es.
Hal ini karena meningkatnya suhu di Kutub Utara sehingga memungkinkan kapal sepanjang 300 meter itu melintasi jalur tersebut.
Menurut pemiliknya, kapal bernama Christophe de Margerie itu berhasil memecahkan rekor baru dengan menyelesaikan misi pengantaran gas alam cair dari Norwegia ke Korea Selatan dalam waktu enam setengah hari.
Saat ini Christophe de Margerie adalah satu-satunya kapal pengangkut LNG pertama di dunia yang dilengkapi dengan peralatan penghancur es.
Kapal, yang lambungnya terbuat dari baja ringan tersebut, merupakan kapal komersial terbesar yang menerima sertifikasi Arc7. Itu artinya kapal tersebut mampu berlayar melewati lapisan es hingga setebal 2,1 meter.
Dalam perjalanan dari Norwegia ke Korsel, kapal tersebut mampu mempertahankan kecepatan rata-rata 14 knot meski berlayar melewati lapisan es setebal satu meter.
Situasi itu terjadi lantaran adanya penurunan lapisan es di Samudera Arktik selama 30 tahun terakhir. Para ilmuwan mengaitkannya dengan peningkatan suhu global. Tahun ini, menurut Pusat Data Salju dan Es Nasional AS (NSIDC), tingkat penurunan es laut Arktik mencapai rekor terendah tiga tahun berturut-turut.
Penurunan es di Kutub Utara ini adalah sesuatu yang diyakini akan berlanjut sampai masa yang akan datang.
“Jika ada perubahan material dalam ketebalan es, maka itu akan mempengaruhi periode pergerakan kapal melalui jalur laut utara,” kata Bill Spears dari perusahaan Sovcomflot yang menaungi Christophe de Margerie.
“Ada anggapan bahwa es tidak akan menebal secara dramatis selama umur operasional kapal-kapal ini, yang bisa lebih dari 30 tahun.”
Pada pelayaran perdana awal tahun ini, Christophe de Margerie membuang sauh di Pelabuhan Sabetta, Rusia.
Presiden Rusia Vladimir Putin mengucapkan selamat kepada para kru serta para pejabat perusahaan energi yang berkumpul di galangan kapal tersebut. Dia mengatakan: “Ini adalah sebuah peristiwa besar dalam pembukaan Arktik.”
Pemilik perusahaan kapal tanker Rusia, Sovcomflot, akan menggunakan kapal tanker yang dilengkapi pemecah es untuk mengekspor gas dari semenanjung Yamal ke pasar Asia akhir tahun ini.
Ini akan menjadi pelayaran pertama dari 15 armada yang direncanakan mengangkut gas dari ladang es ini sepanjang tahun.
“Sebelumnya hanya ada satu kesempatan berlayar dari musim panas sampai musim gugur, namun kapal ini akan bisa berlayar ke bagian barat dari Sabetta yang merupakan pelabuhan energi Yamal, sepanjang tahun dan ke arah timur dari bulan Juli sampai Desember,” kata juru bicara Sovcomflot, Bill Spears.
“Sebelum jalur laut utara dibuka empat bulan yang lalu, Anda harus memiliki kapal yang dilengkapi peralatan pemecah es – jadi ini adalah perkembangan yang signifikan.”
Pada tahun 2016, jalur laut utara menjadi tempat perlintasan 19 kapal dari Atlantik ke Pasifik.
Biaya asuransi tinggi serta peralatan pemecah es yang mahal membuat para pengusaha kapal Rusia tidak berani membiarkan armadanya melintasi jalur laut utara yang berisiko.
Tapi keuntungan ekonomisnya menarik – Christophe de Margerie hanya membutuhkan waktu 19 hari untuk berlayar, menghemat waktu sekitar 30% lebih cepat dibanding harus melintasi Terusan Suez.
Para penggiat lingkungan khawatir bahwa meningkatnya lalu lintas di wilayah yang tidak ramah ini berpotensi menimbulkan dampak yang signifikan.
“Kami khawatir bahwa ini adalah sebuah peluang komersial yang terbuka karena pemanasan global, dan kami sangat prihatin bahwa setelah memanfaatkan es yang menipis, operasional kapal kian berkembang di sana, ” kata John Maggs dari organisasi Seas at Risk.
“Ini bukan seperti berlayar di perairan terbuka. Kalaupun Anda memiliki kapal khusus untuk melintas di jalur lapisan es, resikonya meningkat secara dramatis.”
Sama halnya dengan risiko kecelakaan atau tumpahan oli, ada kekhawatiran bahwa beberapa kapal yang akan berlayar di sepanjang jalur ini akan menyalakan mesin mereka dengan bahan bakar yang lebih banyak dan kotor. Karbon hitam yang mereka hasilkan bisa sangat merusak salju dan es di wilayah ini, dan meningkatkan pencairan lapisan es.
“Resiko lingkungan sangat besar,” kata John Maggs.
“Anda mengambil instalasi berskala industri lalu memindahkannya di lingkungan Arktik yang murni. Semua itu akan berdampak dan apa yang akan kita dapatkan sebagai imbalannya, waktu perjalanan yang sedikit lebih singkat? Keuntungan 30% tidak banyak memberi keuntungan kepada saya.(NGO)
London –
Seorang pria bersenjatakan pisau menyerang dua polisi di luar Istana Buckingham, Inggris. Kedua polisi tersebut mengalami luka-luka dan telah dilarikan ke rumah sakit untuk dirawat.
Tersangka pelaku penyerangan telah ditangkap pada Jumat (25/8) malam waktu setempat. Tidak disebutkan identitas pria berumur 20-an tahun tersebut.
Juru bicara Kepolisian Metropolitan London mengatakan, dirinya saat ini belum bisa berkomentar mengenai motif penyerangan tersebut.
“Pria tersebut dicegat malam ini, Jumat 25 Agustus sekitar pukul 20.35 oleh para polisi di The Mall, di luar Istana Buckingham atas kepemilikan sebuah pisau,” demikian disampaikan kepolisian seperti dilansir kantor berita Reuters, Sabtu (26/8/2017).
Menurut saksi mata di lokasi, polisi telah menutup kawasan-kawasan untuk keamanan, termasuk The Mall, sebuah jalan lebar yang menuju ke Istana Buckingham. Dalam tayangan televisi Sky News terlihat kendaraan-kendaraan darurat berbaris di jalanan di luar istana.
Akibat penyerangan tersebut, kedua polisi mengalami luka-luka ringan.
Tersangka juga mengalami luka-luka ringan dan telah dibawa ke rumah sakit di London. Untuk selanjutnya, tersangka akan diinterogasi oleh detektif kepolisian. Kepolisian menyatakan masih terlalu dini untuk berspekulasi lebih jauh mengenai insiden ini. (ADI)
Singapura –
Sebuah kapal militer Amerika Serikat (AS) bertabrakan dengan kapal tanker di perairan dekat Singapura. Sedikitnya 10 tentara AS hilang usai insiden ini terjadi.
Kapal penghancur rudal milik AS, USS John McCain, bertabrakan dengan kapal niaga Alnic MC pada Senin (21/8) pagi, sekitar pukul 05.24 waktu setempat. Insiden ini terjadi di perairan sebelah timur timur Singapura, dekat Selat Malaka.
“Kapal penghancur rudal USS John S MccCain (DDG 56) terlibat tabrakan dengan kapal niaga Alnic MC, saat berlayar di perairan timur Selat Malaka dan Singapura pada 21 Agustus,” demikian pernyataan Angkatan Laut AS, seperti dilansir AFP, Senin (21/8/2017).
“Laporan awal mengindikasikan John S McCain mengalami kerusakan di bagian port side aft (bagian kiri belakang kapal),” imbuh pernyataan itu.
Angkatan Laut AS menyebut, insiden ini memicu korban luka dan korban hilang. Upaya penyelamatan dilakukan dengan melibatkan kapal tongkang, helikopter, kapal patroli laut dan pesawat militer AS.
“Saat ini ada 10 pelaut yang hilang dan lima orang lainnya luka-luka. Upaya pencarian dan penyelamatan masih berlangsung dengan berkoordinasi dengan otoritas lokal,” sebut Angkatan Laut AS dalam pernyataan itu.
Saat insiden ini terjadi, kapal militer AS itu sedang berlayar ke pelabuhan Singapura dalam misi kunjungan rutin. Kapal AS ini bertabrakan dengan sebuah kapal tanker berbendera Liberia seberat 30 ribu ton, yang digunakan untuk membawa minyak dan zat kimia.
Pemicu tabrakan ini masih diselidiki. Namun usai tabrakan, kapal militer AS ini mampu berlayar dengan tenaganya sendiri menuju pelabuhan Singapura. “Besarnya kerusakan dan jumlah personel yang luka-luka masih diperiksa. Insiden ini akan diselidiki,” imbuh Angkatan Laut AS.
Kapal militer ini diberi nama sesuai nama Senator senior AS dari Partai Republik, John McCain, yang juga purnawirawan militer AS. McCain bersama istrinya mendoakan para pelaut AS yang ada di kapal itu, usai mendengar kabar terjadinya tabrakan.
Insiden ini merupakan insiden kedua yang melibatkan kapal perang AS dalam dua bulan terakhir. Pada 17 Juni lalu, tujuh tentara AS tewas usai kapal penghancur rudal USS Fitzgerald bertabrakan dengan kapal kargo berbendera Filipina di dekat perairan Jepang. (ADI)
Madrid –
Jumlah korban tewas dalam serangan teror di Barcelona dan Cambrils, Spanyol bertambah menjadi 14 orang. Seorang wanita yang mengalami luka-luka, akhirnya meninggal dunia di rumah sakit.
Disampaikan otoritas darurat Catalan, seperti dilansir Reuters, Sabtu (19/8/2017), wanita yang tidak disebut identitasnya ini, akhirnya meninggal karena luka-luka yang dideritanya dalam serangan teror minibus di Cambrils, kota pantai yang berjarak 120 kilometer sebelah selatan Barcelona.
Minibus yang berisi lima pelaku itu menabrak kerumunan orang di Cambrils pada Kamis (18/8), selang 8 jam usai teror van melanda Barcelona. Enam orang lainnya, termasuk seorang polisi, mengalami luka-luka dalam insiden di Cambrils itu.
Sedangkan 13 orang tewas akibat teror van di Barcelona, yang dipicu sebuah mobil van yang menabrak orang-orang di kawasan La Rambla yang ramai orang. Pelaku yang mengemudikan van itu berhasil kabur dan masih diburu hingga kini.
Sementara itu, jumlah korban luka dalam teror ganda di Spanyol ini bertambah menjadi 130 orang. Juru bicara otoritas darurat Spanyol menyatakan, 17 korban luka di antaranya dalam kondisi kritis di rumah sakit setempat. Sedangkan 30 orang lainnya dalam kondisi serius.
Kebanyakan korban tewas maupun korban luka dalam teror mematikan di Spanyol ini, diketahui berasal dari 34 negara yang berbeda. Para korban tewas diketahui berasal dari Amerika Serikat (1 orang), Kanada (1 orang), Argentina (1 orang), Italia (2 orang), Belgia (1 orang), dan Portugal (1 orang). Otoritas negara-negara tersebut telah memastikan warga mereka ikut menjadi korban tewas.
Sedangkan para korban luka diketahui kebanyakan berasal dari Prancis (28 orang), Jerman (13 orang), Irlandia (4 orang), Inggris (beberapa orang), Belanda (3 orang), Belgia (2 orang), Rumania (3 orang), Australia (3 orang), Yunani (2 anak-anak dan ibunya), Maroko (3 orang), Kuba (4 orang), Hungaria, Macedonia, Australia dan Turki — masing-masing 1 orang, dan Taiwan (2 orang) serta Hong Kong (1 orang). (ADI)
Madrid –
Kepolisian Spanyol menembak mati empat pelaku yang mendalangi insiden minibus menabrak kerumunan orang di kota pantai Cambrils. Para pelaku diyakini akan melakukan serangan bom dengan sabuk peledak.
Sedikitnya enam warga sipil dan satu polisi luka-luka dalam insiden di Cambrils tersebut. Dalam pernyataan via Twitter, seperti dilansir CNN, Jumat (18/8/2017), Kepolisian Catalan menyatakan lima pelaku serangan di Cambrils telah dilumpuhkan.
Empat pelaku di antaranya dipastikan tewas ditembak dan satu pelaku lainnya ditangkap dalam keadaan luka-luka, dan kini ada dalam tahanan.
Baca juga: Serangan Teror Kedua di Cambrils Spanyol Lukai 7 Orang
Kepolisian setempat menegaskan, operasi pengamanan terus berlanjut, namun situasi di Cambrils telah berhasil dikendalikan. Kepolisian Catalan juga menyebut, insiden di Cambrils tengah diselidiki sebagai ‘dugaan serangan teror’.
“Kami masih menyelidiki dugaan bahwa peristiwa di Cambrils merupakan sebuah serangan teroris. Kami telah melumpuhkan orang-orang yang diduga bertanggung jawab,” demikian pernyataan Kepolisian Catalan.
Seperti dilansir Reuters dan AFP, Kepolisian Catalan menyatakan pihaknya berhasil menggagalkan ‘serangan teroris’ dengan sabuk peledak di Cambrils. Tim penjinak bom setempat melakukan beberapa aksi peledakan terkontrol, setelah mendapati para pelaku membawa sabuk peledak.
Baca juga: Spanyol Hentikan ‘Serangan Kedua’ Usai 13 Tewas di Barcelona
Insiden di Cambrils ini terjadi hanya selang beberapa jam setelah sebuah mobil van menabrak kerumunan orang di Barcelona, Kamis (17/8) malam waktu setempat. Diduga, insiden di Barcelona yang menewaskan 13 orang, berkaitan dengan insiden di Cambrils.
“Kami masih menyelidiki dugaan bahwa teroris yang ditembak mati di Cambrils mungkin berkaitan dengan apa yang terjadi di Barcelona,” terang Kepolisian Catalan. (ADI)
Pyongyang –
Pemimpin Korea Utara (Korut) Kim Jong-Un menunda keputusan untuk menembakkan rudal ke Guam, wilayah Amerika Serikat (AS) di Pasifik. Kim menyatakan akan mengawasi aksi AS lebih lama lagi, sebelum mengambil keputusan.
Dilaporkan kantor berita resmi Korut, Korean Central News Agency (KCNA), seperti dilansir Reuters, Selasa (15/8/2017), Kim telah menerima laporan dari militer Korut soal rencana menyerang Guam dengan rudal balistik.
Pekan lalu, Korut melalui KCNA, mengungkapkan rencana untuk meluncurkan empat rudal ke perairan dekat Guam, yang menjadi lokasi dua pangkalan militer AS. Korut menyebut realisasi rencana itu tinggal menunggu perintah Kim.
Keputusan menunda peluncuran rudal disampaikan Kim saat meninjau pusat komando militer Korut pada Senin (14/8) waktu setempat. Peninjauan itu, disebut KCNA, sebagai kemunculan pertama Kim di depan publik selama dua pekan terakhir. Dalam peninjauan itu, Kim memeriksa dan menganalisis rencana peluncuran empat rudal ke Guam. KCNA juga menyebut, Kim mendiskusikan rencana itu dengan sejumlah pejabat militer Korut.
“Dia (Kim Jong-Un) mengatakan jika Yankees (sebutan untuk AS) tetap melakukan aksi ceroboh yang luar biasa berbahaya di Semenanjung Korea dan sekitarnya, menguji penguasaan diri DPRK, DPRK akan mengambil keputusan penting seperti yang sudah diumumkan,” sebut KCNA. DPRK merupakan kependekan dari nama resmi Korut, yakni Republik Rakyat Demokratik Korea.
Dalam keterangannya pekan lalu, Korut membeberkan secara rinci soal rencana menyerang Guam. Korut mengklaim akan menembakkan empat rudal balistik jarak menengah jenis Hwasong-12 ke perairan dekat Guam.
Disebutkan Korut, rudal-rudalnya akan mengudara sejauh 3.365 kilometer dalam waktu 1.065 detik, atau 17 menit 45 detik saja. Rudal Korut disebut akan mendarat di perairan berjarak 30-40 kilometer dari daratan Guam.
Menanggapi ancaman Korut, Presiden AS Donald Trump balik mengancam dengan menyatakan opsi militer AS untuk Korut telah ‘terkunci dan siap’ jika rezim komunis itu bertindak tidak bijaksana.
Dalam kunjungan ke pusat komando militer Korut, sebut KCNA, Kim memerintahkan militer Korut untuk selalu ‘siap menyerang’ jika dirinya sewaktu-waktu mengambil keputusan. Untuk AS, Kim meminta pemerintahan Trump mengambil keputusan tepat. “Demi mengurangi ketegangan dan mencegah konflik militer berbahaya di Semenanjung Korea,” demikian bunyi laporan KCNA.(RIF)
Barcelona –
Kekalahan 1-3 dari Real Madrid di leg pertama Piala Super Spanyol diakui Sergio Busquets menyulitkan Barcelona. Membalikkan keadaan di markas Madrid tak akan mudah untuk Barca.
Menjamu Madrid di Camp Nou, Senin (14/8/2017) dinihari WIB, Barca kebobolan lebih dulu setelah Gerard Pique mencetak gol bunuh diri. Barca kemudian mampu menyamakan skor lewat eksekusi penalti Lionel Messi.
Tapi Madrid mengembalikan keunggulannya melalui gol Cristiano Ronaldo. Meski Ronaldo kemudian dikartu merah, Madrid tetap mampu menambah gol lewat sepakan Marco Asensio.
Hasil ini membuat posisi Barca terjepit. Dalam pertandingan di leg kedua yang akan digelar di Santiago Bernabeu pada hari Rabu (16/8/2017) mendatang, Barca wajib menang dengan minimal selisih tiga gol jika ingin membalikkan keadaan. Busquets pun mengakui itu akan jadi misi yang nyaris mustahil bagi Blaugrana.
“Hasilnya sudah ada dan tidak bisa diubah. Tapi saya pikir kami tidak buruk, kami bermain cukup baik dalam beberapa periode pertandingan dan menciptakan peluang lebih banyak daripada mereka, tapi kurang akurasi,” ujar Busquets seperti dilansir Sport.
“Kami mendominasi permainan tapi mereka lebih tajam dan ketika kami memberi mereka ruang, mereka mematikan dalam serangan balik. Tidak ada gunanya beralasan, sekarang kami harus menatap ke depan.”
“Kami akan menghadapi pertandingan di Bernabeu di hari Rabu. Itu adalah misi yang nyaris mustahil, akan sangat sulit untuk membalikkan keadaan tapi kami akan mencoba,” kata Busquets. (ADI)
Washington –
Presiden Amerika Serikat Donald Trump kembali melontarkan ancaman kerasnya terhadap Korea Utara (Korut). Dicetuskan Trump, pemimpin Korut Kim Jong-Un akan menyesal jika dia mengambil tindakan apapun terhadap wilayah atau sekutu-sekutu AS.
“Jika dia mengucapkan satu ancaman dalam bentuk ancaman terbuka — yang telah dia ucapkan selama bertahun-tahun dan keluarganya telah mengucapkannya selama bertahun-tahun — atau dia melakukan apapun menyangkut Guam atau tempat lain manapun yang merupakan wilayah Amerika atau sekutu Amerika, dia akan sangat menyesali itu dan dia akan cepat menyesalinya,” kata Trump kepada para wartawan di resor golf miliknya di New Jersey seperti dilansir kantor berita AFP, Sabtu (12/8/2017).
Ketika wartawan menanyakan apakah itu artinya AS akan berperang, Trump berujar, “Saya pikir Anda tahu jawaban untuk itu.”
Sebelumnya, Trump menyatakan bahwa opsi militer terhadap Korut telah siap. Pernyataan Trump ini semakin berpotensi meningkatkan ketegangan AS dengan Korut.
“Solusi militer sekarang telah siap secara penuh, terkunci dan terisi, jika Korea Utara bertindak tidak bijaksana. Semoga Kim Jong-Un akan menemukan jalan lain!” tegas Trump via akun Twitternya @realDonaldTrump, seperti dilansir AFP.
Pernyataan itu menjadi retorika terbaru Trump soal Korut. Selama ini, Trump memang kerap melontarkan retorikanya via Twitter. Perang kata-kata antara Trump dengan Korut tak terhindarkan beberapa waktu terakhir. China sebagai satu-satunya sekutu Korut, telah meminta kedua pihak menahan diri.
Ketegangan memanas setelah Korut mengungkapkan rencananya untuk meluncurkan rudal ke Guam, wilayah AS di Pasifik. Korut mengklaim empat rudal balistik jarak menengah jenis Hwasong-12 akan mengudara sejauh 3.365 kilometer dalam waktu 1.065 detik atau 17 menit 45 detik saja.
Trump kemudian menyebut Korut seharusnya sangat cemas menanti konsekuensinya, jika negeri komunis itu benar-benar menyerang AS.(ADI)
Canberra –
Perdana Menteri Australia, Malcolm Turnbull mengatakan jika Korea Utara melancarkan serangan ke Amerika Serikat, Australia akan bergabung dalam konflik tersebut.
Pemerintahan Trumpgr melontarkan komentar dan pernyataannya soal Korea Utara, setelah negara itu mengancam akan menyerang wilayah milik AS di Guam, Pasifik.
“Amerika mendukung sekutu-sekutunya, termasuk Australia tentunya, dan kami mendukung Amerika Serikat,” kata PM Turnbull kepada Radio 3AW.
“Jadi, sangat jelas, jika ada serangan ke Amerika Serikat, Perjanjian ANZUS akan dijalankan dan Australia akan membantu Amerika Serikat, karena Amerika akan membantu kita jika kita diserang.”
Ketegangan meningkat di semenanjung Korea, setelah Korea Utara melakukan dua uji coba rudal balistik antar benua bulan lalu.
Presiden Trump memperingatkan bahwa ia tidak mengizinkan Pyongyang untuk mengembangkan senjata nuklir yang mampu menyerang AS.
PM Turnbull membahas perilaku Korea Utara bersama Wakil Presiden AS, Mike Pence Kamis malam (10/08), menyebutnya sebagai “titik rawan paling berbahaya di dunia saat ini”.
Ia tidak menyebutkan jika Pence meminta bantuan militer khusus dari Australia.
Namun ia mengatakan kondisi aliansi Australia-AS sudah jelas.
“Tapi jangan sampai disalahartikan, dalam hal pertahanan, kita mendukungnya,” katanya.
“Beraliansi dengan Amerika adalah landasan wajib keamanan nasional kita. Jika ada serangan ke AS … kami akan membantu mereka.”
“Nah, bagaimana penerapannya, jelas akan tergantung pada keadaan dan berkonsultasi dengan sekutu kita.”
PM Turnbull mengatakan Australia dan AS, keduanya masih yakin sanksi baru yang keras terhadap Korea Utara dapat memaksa rezim Pyongyang untuk meninggalkan program senjata nuklirnya.
“Pandangan Wakil Presiden dan pemerintahannya soal cara untuk menyelesaikan situasi dengan Korea Utara … adalah melalui sanksi ekonomi ini. Itu cara yang lebih dipilih untuk mengatasinya,” katanya.
“Tapi tentu saja jika Korea Utara memutuskan untuk menggencarkan ancaman kekerasannya, maka jelas konsekuensi berbahaya bisa menyusul, dan tidak ada gunanya menghindari dari konsekuensi yang tak terelakan.”
Hari Selasa (8/08), Presiden Trump memperingatkan Korea Utara bahwa mereka “akan disambut dengan api dan kemarahan, yang belum pernah terlihat sebelumnya di dunia,” jika terus mengancam Amerika Serikat.
Presiden AS belum melemah dari ancamannya, bahkan kini bahasanya bisa jadi lebih kasar.
“Mungkin [ancaman] ini kurang keras. Mereka telah memperlakukan negara kita dalam waktu yang lama, selama bertahun-tahun,” katanya. (DON)
Washington –
Korea Utara (Korut) dilaporkan telah berhasil memproduksi hulu ledak nuklir dalam bentuk kecil. Ini berarti Korut bisa memasang senjata nuklir pada rudal, yang menandai langkah penting Korut menjadi kekuatan nuklir dunia dalam skala penuh. Ini juga menunjukkan tahapan kemampuan Korut untuk melancarkan serangan nuklir lebih cepat dari perkiraan.
Demikian menurut kesimpulan Badan Intelijen Pertahanan AS dalam penilaian yang diselesaikan bulan lalu, seperti diberitakan media ternama AS, The Washington Post, Rabu (9/8/2017).
Temuan ini makin menambah kekhawatiran akan meningkatnya ancaman militer Korut, yang tampaknya meraih kemajuan jauh lebih cepat dari yang diperkirakan banyak pakar. Bulan lalu, pejabat-pejabat AS juga menyimpulkan bahwa Pyongyang kini melampaui ekspektasi dalam upayanya untuk memproduksi rudal balistik antarbenua (ICBM) yang mampu menjangkau daratan Amerika.
Selama ini, banyak pakar menganggap butuh waktu bertahun-tahun sebelum ilmuwan senjata nuklir Korut bisa merancang hulu ledak nuklir dalam bentuk kecil, yang bisa dipasang pada rudal. Namun penilaian terbaru intelijen AS yang bertanggal 28 Juli, menyimpulkan bahwa tahapan penting tersebut telah berhasil dicapai Korut.
“Komunitas intelijen menilai Korut telah memproduksi senjata nuklir untuk pengiriman rudal balistik, yang mencakup pengiriman dengan rudal-rudal jenis ICBM,” demikian bunyi penilaian intelijen AS seperti diberitakan The Washington Post.
Sebelumnya, penilaian pekan ini oleh Kementerian Pertahanan Jepang juga menyimpulkan bahwa ada bukti yang menunjukkan Korut telah berhasil membuat hulu ledak nuklir dalam bentuk kecil.
Para analis menyimpulkan, pemimpin Korut Kim Jong-Un kini semakin yakin akan kemampuan senjata nuklir Korut. Hal ini menjelaskan sikap Kim yang terus membangkang dengan melancarkan uji coba rudal, meski diprotes dunia internasional, bahkan oleh sekutu terdekatnya, China.
Dewan Keamanan PBB pada Sabtu (5/8) lalu telah menjatuhkan sanksi-sanksi baru ekonomi terhadap Korut sebagai respons atas uji coba rudal balistiknya. Sanksi tersebut termasuk larangan ekspor yang selama ini menyumbang sepertiga dari pendapatan tahunan Korut yang mencapai US$ 3 miliar.
Pemerintah Korut pun bereaksi keras atas sanksi-sanksi baru PBB tersebut. Disebutkan bahwa sanksi-sanksi tersebut merupakan upaya “untuk mencekik sebuah negara”. Korut pun mengancam akan melakukan “aksi fisik tanpa ampun dengan pengerahan seluruh kekuatan nasionalnya” sebagai respons atas sanksi-sanksi PBB.(ADI)