Athena –
Para turis dan penduduk lokal terlantar di Yunani. Sebab, kapal feri setempat mogok berlayar seharian.
Dilansir dari AFP, Selasa (4/9/2018), pekerja kapal feri cenderung memilih memperpanjang mogok berlayar yang melumpuhkan perekonomian setempat. Seorang pejabat kepolisian pelabuhan menyatakan “Tidak ada koneksi maritim dari pelabuhan utama negara itu”.
Federasi pelaut Yunani mendukung aksi pemogokan tersebut dan mengumumkan pemogokan berlanjut hingga Rabu (5/9) pukul 06.00 waktu setempat untuk semua kategori kapal.
Badan Industri SEEN menyatakan aksi pemogokan menyebabkan “masalah serius”, karena membiarkan turis terlantar dan terjebak di pulau-pulau terpencil tanpa jalan menuju daratan untuk mengejar penerbangan yang sudah dipesan.
Tindakan itu juga menyebabkan serangkaian pemesanan hotel yang dibatalkan, dan menghentikan pengiriman barang-barang penting ke pulau-pulau Yunani.
PNO meluncurkan penghentian kerjanya setelah para bos menolak tuntutan kenaikan gaji 5 persen setelah bertahun-tahun penghematan dan pembekuan gaji karena negara itu muncul dari krisis ekonomi. (ARF)
Yerusalem –
Presiden Filipina Rodrigo Duterte menghadiri peringatan Holocaust Israel. Acara digelar di Yerusalem.
Dilansir dari AFP, Selasa (4/9/2018), Duterte berharap dunia memetik pelajaran dari periode “mengerikan” dalam sejarah dunia. Selain itu, Duterte dijadwalkan bertemu PM Israel Benjamin Netanyahu pada kunjungannya ke Israel untuk membahas kerja sama bidang pertahanan.
Duterte sendiri akan mengunjungi Israel selama 4 hari. Salah satunya menghadiri peringatan Yad Vashem atau peringatan resmi Israel untuk orang-orang Yahudi korban Holocaust.
Pada hari Rabu (5/9), Duterte akan memperingati penerimaan Filipina terhadap 1.300 orang Yahudi yang melarikan diri dari Holocaust. Kunjungannya ini menuai kontroversi. Sebab, ia pernah membandingkan diri dengan Adolf Hitler yang anti-Yahudi.
“Hitler membantai tiga juta orang Yahudi. Sekarang ada tiga juta pecandu narkoba (di Filipina). Saya akan senang membantai mereka,” kata Duterte saat itu.
Para sejarawan mengatakan enam juta orang Yahudi tewas dalam Holocaust. Duterte kemudian meminta maaf dan mengatakan komentar itu ditujukan untuk para kritikus yang telah menyamakannya dengan Hitler. (DON)
Munich –
Joachim Loew mengaku bertanggung jawab atas kegagalan Jerman di Piala Dunia 2018. Loew yang merasa arogan tak menampik kalau dirinya membuat sejumlah kesalahan.
Setelah jadi juara empat tahun lalu, Jerman gagal total di Piala Dunia 2018. Thomas Mueller dan kawan-kawan langsung tersingkir di fase grup dengan menjadi juru kunci.
Sepanjang turnamen, Jerman hanya mencatat satu kemenangan dari tiga pertandingan. Di dua laga lainnya, mereka kalah dari Meksiko dan Korea Selatan. Jerman juga cuma menghasilkan dua gol.
Loew mengaku salah dalam menerapkan strategi. Pilihannya untuk mengutamakan penguasaan bola justru menjadi bumerang.
“Penguasaan bola di liga itu penting, tapi di turnamen dengan fase gugur, harus ada penyesuaian. Itulah kesalahan terbesar saya. Bahwa saya percaya dengan penguasaan bola yang dominan kami akan lolos dari fase grup,” ujar Loew dalam konferensi pers seperti dilansir Reuters.
“Itu arogansi saya. Saya ingin menyempurnakannya, lebih menyesuaikannya. Tapi setiap pertandingan adalah pertandingan knockout.”
“Saya seharusnya menyadarinya, bahwa kami tidak boleh banyak mengambil risiko. Sebaliknya saya justru mengundang risiko,” ucapnya.
Loew juga mengaku gagal mendongkrak antusiasme para pemainnya setelah jadi juara pada 2014.
“Setelah jadi juara pada 2014 dan ada di puncak, kali ini kami gagal menyalakan api semangat sehingga semua merasakan antusiasme ini,” lanjut Loew.
“Sekarang kami harus menemukan kombinasi yang tepat, stabilitas, dan mengembalikan keseimbangan antara menyerang dan bertahan,” imbuhnya. (ADI)
Teheran –
Iran mengkritik pengakuan terhadap pencak silat di Asian Games sebagai ‘hadiah’ dari Dewan Olympiade Asia untuk Indonesia. Menyusul panen emas dari pencak silat, Indonesia menggeser posisi Iran di klasemen Asian Games.
Presiden Komite Olympiade Nasional Iran (NOC), Reza Salehi Amiri, mengecam pengakuan terhadap pencak silat di Asian Games sebagai hadiah dari Dewan Olympiade Asia (OCA) terhadap Indonesia. Menurutnya pencak silat merupakan cabang olahraga yang tidak dikenal dan hanya dipraktikkan oleh sekelompok kecil negara di Asia.
Untuk itu NOC mengaku akan mengajukan keberatan resmi atas perolehan medali dari cabor pencak silat kepada OCA. Menurut Salehi, kebijakan OCA mengakui pencak silat dan perolehan medali dari cabang olahraga tersebut di klasemen akhir Asian Games sebagai keputusan yang tidak rasional dan sangat tidak adil, katanya seperti dilansir kantor berita Mehr.
Iran sebelumnya telah lebih dulu melayangkan protes secara langsung kepada Presiden OCA, Sheikh Ahmed al-Fahad al-Ahmed al Sabah. Saat itu Salehi yang menemui Sheikh Ahmed menanyakan tentang keberadaan pencak silat di Asian Games.
Saat itu dia menjawab “keistimewaan ini juga akan didapat Iran jika menjadi tuan rumah Asian Games.” Salehi lalu menampik jawaban tersebut tidak meyakinkan.
Di Asian Games tuan rumah panen emas dari cabang pencak silat dengan perolehan 9 dari 16 medali emas yang tersedia. Dengan pencapaian tersebut Indonesia mencatat rekor perolehan medali di Asian Games yang kini berjumlah 27 dari sebelumnya 4 medali emas di Asian Games 2014, Incheon.
Akibat banjir medali dari kontingen pencak silat, Indonesia menggeser posisi Iran dari posisi empat di klasemen Asian Games menjadi posisi lima dengan perolehan 17 emas, 16 perak dan 16 perunggu.
Keluhan Iran menambah daftar kontroversi yang mengitari cabang olahraga pencak silat di Asian Games kali ini. Sebelumnya pesilat Malaysia, Mohd. Al-Jufferi Jamari, angkat kaki di tengah pertandingan lantaran frustasi atas penilaian wasit. Dalam laga melawan Koman Hari Adi Putra, itu, ke-lima wasit menempatkan Jufferi kalah 1-4 dibandingkan atlet tuan rumah.
“Pertandingannya tidak adil. Saya tidak bisa menerima ini dan tidak ingin melanjutkan pertandingan,” kata Jufferi yang kemudian melampiaskan amarahnya dengan merusak dinding pembatas di GOR Pencak Silat TMII, Jakarta.
“Kekhawatiran terbesar saya jadi kenyataan,” imbuh Sekretaris Jendral Federasi Nasional Pencak Silat Malaysia (Pesaka), Datuk Megat Zulkarnain Ormadin. “Dua wasit sudah berlaku tidak adil, dari Korea Selatan dan laos. Maka saya suruh Jufferi angkat kaki.”
Meski begitu panitia penyelenggara, Inasgoc, mengatakan Jufferi tidak akan mendapat sanksi atas perilakunya tersebut. (ADI)
New York –
Sejumlah negara termasuk Amerika Serikat, menyerukan agar para pemimpin militer Myanmar yang dituduh mendalangi genosida warga Rohingya, diadili di mahkamah internasional.
“Fakta-fakta pembersihan etnis Rohingya harus disampaikan, dan itu harus didengar,” ujar Duta Besar (Dubes) Amerika Serikat untuk PBB, Nikki Haley seperti dilansir kantor berita AFP, Rabu (29/8/2018).
“Di sini di Dewan Keamanan, kita harus mengadili mereka yang bertanggung jawab atas kekerasan tersebut,” tutur Haley.
Hal ini disampaikan Haley setelah para penyelidik PBB dalam laporannya, menyerukan Dewan Keamanan PBB untuk membawa kasus Myanmar ke Mahkamah Pidana Internasional (ICC) di Den Haag, Belanda, atau membentuk pengadilan kriminal internasional ad hoc, seperti yang dilakukan dengan Yugoslavia dulu.
Misi pencari fakta PBB dalam laporan yang dirilis Senin (27/8), menyerukan agar Panglima Militer Myanmar Jenderal Senior Min Aung Hlaing dan lima jenderal militer Myanmar lainnya diadili. Mereka harus diadili di bawah undang-undang internasional atas tindak kejahatan parah dengan ‘niat genosida’ terhadap Rohingya.
Laporan terbaru PBB ini disusun sejak tahun lalu, dengan mendasarkan pada wawancara terhadap 875 korban dan saksi di Bangladesh dan beberapa negara lainnya. Laporan juga didasarkan pada dokumen-dokumen analisis, video, foto serta citra satelit. Para penyidik PBB sendiri tidak pernah mendapatkan akses untuk masuk ke wilayah Rakhine yang dilanda kekerasan terhadap warga Rohingya.
Dewan Keamanan PBB sendiri telah berulang kali mendesak Myanmar untuk menghentikan operasi militer dan mengizinkan pengungsi Rohingya kembali ke rumahnya dengan selamat. Namun inisiatif itu bisa terganjal oleh anggota tetap DK PBB, China, yang juga sekutu dekat Myanmar. China bisa menggagalkan upaya untuk membawa kasus Rohingya ini ke ICC. (ADI)
Manchester –
Harry Kane menilai kemenangan Tottenham Hotspur di markas Manchester United berarti besar. Ini jadi pesan kuat untuk para rival bahwa Spurs mampu bersaing jadi juara Liga Inggris.
Spurs pulang dari lawatannya ke markas MU dengan tiga poin. Bertanding di Old Trafford, Selasa (28/8/2018) dini hari WIB, The Lilywhites menang telak 3-0.
Ini jadi kemenangan terbesar Spurs di Old Trafford dalam 46 tahun. Kemenangan terbesar sebelumnya adalah dengan skor 4-1 yang dicatatkan pada 1972.
Dengan kemenangan ini, start Spurs di Liga Inggris musim ini juga masih sempurna. Tim arahan Mauricio Pochettino itu menang tiga kali dalam tiga laga dan untuk sementara menempati peringkat dua klasemen.
“Ini berarti sangat besar, datang ke sini dan menang dengan cara seperti yang kami lakukan adalah sebuah penegasan,” ujar Kane kepada Sky Sports.
“Kami ingin memulai musim dengan baik dan tiga kemenangan dari tiga pertandingan adalah start luar biasa.”
“Itulah satu-satunya cara kami akan juara liga. Di tahun-tahun sebelumnya, start kami tidak bagus, kami harus mengejar, tapi enam besar sekarang begitu kuat, Anda harus tetap bersama mereka,” lanjutnya.
“Ini akan memberi kami keyakinan besar, malam ini adalah penegasan yang luar biasa. Kami mencoba untuk menciptakan sejarah kami sendiri di Spurs. Kami sudah lama tidak di atas selama bertahun-tahun seperti United, Chelsea.”
“Kami tampil bagus dalam beberapa tahun terakhir tapi tidak sampai ke sana, tapi kami punya tekad untuk membawa klub ke level berikutnya,” ucapnya.(RIF)
JAKARTA,KHATULISTIWAONLINE.COM
Amerika Serikat (AS) dan Meksiko telah mencapai titik temu pada perdagangan kunci di saat tekanan untuk menyelesaikan negosiasi ulang Perjanjian Perdagangan Bebas Amerika Utara meningkat. Presiden AS Donald Trump, yang sering mengkritik kesepakatan yang ada, mengumumkan sendiri terobosan tersebut.
Informasi yang disadur khatulistiwa dari BBC, Selasa (28/8/2018), pengumuman kesepakatan dagang dengan Meksiko itu dilakukan Trump pada Senin (27/8) waktu AS. Namun, hasil akhir kesepakatan itu tetap diragukan. Karena Kanada yang merupakan negara ketiga dalam perjanjian itu, belum mengundurkan diri.
Perkembangan ini menyusul pembicaraan yang dipicu oleh Trump sejak sekitar satu tahun, yang telah mengancam akan keluar dari perjanjian itu. Dia menuntut renegosiasi perjanjian perdagangan 1994, yang dia tuduhkan untuk penurunan pekerjaan manufaktur AS, terutama di industri otomotif.
Lewat tayangan televisi di Gedung Putih, Trump mengatakan AS dan Meksiko telah menyetujui persyaratan yang akan membuat kesepakatan “luar biasa” yang “jauh lebih adil”. Para pejabat AS mengatakan mereka diperkirakan akan segera melanjutkan pembicaraan dengan Kanada, yang belum berpartisipasi dalam diskusi dalam beberapa pekan terakhir.
Namun, Trump juga mengatakan dia tidak berkomitmen pada perjanjian tiga negara dan akan bersedia melakukan transaksi bilateral terpisah. Dia juga mengancam Kanada dengan tarif mobil dan mengatakan dia ingin menyingkirkan nama Nafta, yang katanya memiliki ‘konotasi buruk’.
“Kami akan melihat apakah kami memutuskan untuk memasang Kanada atau hanya melakukan kesepakatan terpisah dengan Kanada,” kata Trump. (ADI)
Jakarta –
Pemerintah Indonesia melalui Kementerian Luar Negeri menanggapi positif atas terpilihnya Scott Morrison sebagai Perdana Menteri (PM) Australia yang baru menggantikan Malcolm Turnbull. Komitmen untuk menjaga hubungan bilateral kedua negara diyakini akan tetap bertahan di bawah pemerintahan baru Morrison.
Australia membuka lembaran politik baru pada tanggal 24 Agustus 2018. Bendahara Scott Morrison terpilih sebagai Perdana Menteri menggantikan Malcolm Turnbull, setelah mengalahkan Menteri Imigrasi, Peter Dutton, 45-40 dalam pemungutan suara internal Partai Liberal.
“Indonesia mengucapkan selamat kepada Y.M. Scott Morrison, atas terpilihnya sebagai Perdana Menteri Australia yang baru,” demikian bunyi keterangan pers yang diterima ABC dari Kementerian Luar Negeri Indonesia (Kemenlu) pada Jumat (24/8/2018).
Semasa pemerintahan Malcolm Turnbull, hubungan bilateral Australia dan Indonesia memasuki babak baru dengan pencanangan kesepakatan perdagangan bebas yang dimulai awal tahun 2017 dan rencananya diwujudkan tahun 2018 ini.
Presiden Joko Widodo dan mantan Perdana Menteri Malcolm Turnbull bertatap muka beberapa kali untuk membahas hubungan bilateral kedua negara. Kedua pemimpin bahkan saling melakukan kunjungan balasan.
Presiden Jokowi terakhir mengunjungi Australia pada bulan Maret 2018 untuk menghadiri Konferensi Tingkat Tinggi Khusus ASEAN-Australia 2018. Dalam kunjungan itu, ia sempat melakukan pertemuan bilateral yang terakhir dengan Malcolm Turnbull.
Dengan terpilihnya PM baru, Pemerintah Indonesia yakin hubungan bilateral kedua negara akan tetap berjalan baik.
“Sebagai negara tetangga yang dekat, Indonesia percaya Perdana Menteri Scott Morrison, memiliki komitmen yang tinggi untuk terus memajukan hubungan bilateral yang saling menguntungkan, bagi Indonesia dan Australia,” tulis keterangan pers dari Kemenlu.
Pemerintah Indonesia, lebih lanjut, siap untuk terus mengoptimalkan kemitraan komprehensif yang dibangun dengan Australia (IA-CEPA).
“Bersama Pemerintah Australia yang baru, Indonesia siap untuk mengintensifkan kerja sama kemitraan komprehensif Indonesia-Australia, untuk kesejahteraan rakyat kedua negara dan kawasan.”
Dampak terhadap Indonesia
Menurut pengamat hubungan internasional dari Universitas Airlangga, Surabaya, Visensio Dugis, suksesi kepemimpinan di Australia bisa saja berdampak terhadap Indonesia, meski sang pemimpin baru berasal dari partai yang sama dengan pendahulunya.
“Saya kira nomor satu yang perlu diperhatikan oleh Indonesia, ada nggak perubahan fundamental yang akan dilakukan oleh Morrison. Yang perlu diantisipasi terutama kebijakan imigrasi, ini kan dari kelompok konservatif dalam Partai Liberal,” jelas penulis buku ‘Reaksi dan Respon Australia terhadap Krisis Ekonomi Politik Indonesia &rsquo ini.
Doktor lulusan Flinders University, Australia, ini mengatakan, jika memang Pemerintahan Morrison menerapkan kebijakan yang lebih keras, maka hal itu bisa berpengaruh terhadap rencana-rencana yang sudah dibuat Pemerintah sebelumnya, di bawah kepemimpinan Turnbull.
“Sejauh yang saya amati, dia mungkin akan lebih, mau tidak mau, kompromistis dengan kelompok tengah di Partai Liberal, karena itu menjadi jaminan terhadap kestabilan Pemerintahan Liberal menjelang Pemilu tahun depan.”
Meski demikian, ia menilai Indonesia memiliki peluang di bawah kepemimpinan Scott Morrison.
“Perdana Menteri Morrison ini di masa lalu kan pernah menjadi salah satu arsitek pengembangan pariwisata Australia. Oleh karena itu, saya kira salah satu peluang yang bisa kita lihat, dia akan terus menggunakan pariwisata sebagai salah satu instrumen kebijakan Australia.”
“Dan selama ini sebetulnya sudah kita lihat di samping sektor pendidikan, kemudian menjadi salah satu tools of diplomacy Australia terhadap Indonesia,” imbuhnya. (ARF)
Washington –
Sebuah studi terkini menunjukkan, bahkan jika hanya sesekali minum anggur atau bir pun bisa meningkatkan risiko masalah kesehatan dan kematian.
Penelitian tentang minuman alkohol itu dilakukan di 195 negara yang meneliti angka 2,8 juta kematian prematur di seluruh dunia setiap tahunnya.
“Tidak ada takaran alkohol yang aman,” ujar Max Griswold, peneliti di Institute for Health Metrics and Evaluation di Seattle, Washington dan penulis utama konsorsium riset yang terdiri dari lebih dari 500 ahli.
Padahal penelitian sebelumnya menunjukkan bahwa jika hanya minum sedikit alkohol, itu bisa mengurangi penyakit jantung. Studi baru ini mematahkan studi sebelumnya.
“Efek perlindungan alkohol seimbang dengan risikonya,” demikian penjelasan Griswold kepada AFP dalam meringkas hasil studinya, yang diterbitkan dalam jurnal medis The Lancet.
“Secara keseluruhan, risiko kesehatan yang terkait dengan alkohol meningkat sejalan dengan jumlah yang dikonsumsi setiap hari.”
Peneliti memperkirakan satu gelas sehari meningkatkan risiko semakin berkembangnya penyakit sebesar 0,5 persen. Rata-rata dua minuman per hari, risikonya melesat hingga 7 persen.
“Itu adalah kematian yang seharusnya bisa dihindari,” kata penulis senior Emmanuela Gakidou, seorang profesor di Universitas Washington dan seorang direktur di Lembaga Metrik dan Evaluasi Kesehatan kepada AFP.
“Selalu ada jeda antara penerbitan bukti baru dan modifikasi serta adopsi pedoman yang direvisi,” kata Gakidou, yang mengaku “sesekali” ia juga minum akhokol.
“Bukti menunjukkan apa yang ditunjukkan dari bukti tersebut, dan saya – seperti 2,4 miliar orang lain di planet ini yang juga mengonsumsi alkohol – perlu menanggapinya dengan serius,” tambahnya.
Risiko akohol
Minum alkohol menjadi faktor risiko utama ketujuh dalam kasus kematian dini dan penyakit pada tahun 2016. Terhitung lebih dari dua persen kematian pada perempuan dan hampir tujuh persen pada pria disebabkan oleh alkohol.
Enam faktor pembunuh teratas adalah tekanan darah tinggi, merokok, berat badan rendah saat lahir dan kelahiran prematur, gula darah tinggi (diabetes), obesitas dan polusi.
Tetapi pada kelompok usia 15-49 tahun, alkohol muncul sebagai faktor yang paling mematikan dan bertanggung jawab atas lebih dari 12 persen kematian di antara para pria, demikian temuan studi tersebut.
Penyebab utama kematian terkait alkohol dalam kelompok usia ini adalah tuberkulosis, cedera di jalan dan “menyakiti diri sendiri”, terutama bunuh diri.
Profesor Robyn Burton dari King’s College London, yang tidak ambil bagian dalam studi itu, menggambarkannya sebagai “perkiraan paling komprehensif dari beban global penggunaan alkohol hingga saat ini.”
Paling banyak di Denmark
Di antara pria, peminum alkohol pada tahun 2016 paling banyak tersebar di Denmark (97 persen), diikuti oleh Norwegia, Argentina, Jerman, dan Polandia (94 persen).
Di Asia, pria Korea Selatan memimpin, dengan 91 persen minum alkohol paling tidak sesekali.
Di antara perempuan, Denmark juga menempati peringkat pertama (95 persen), diikuti oleh Norwegia (91 persen), Jerman dan Argentina (90 persen), dan Selandia Baru (89 persen).(ADI)
Madrid –
Statistik baru tentang jumlah babi yang disembelih di Spanyol menimbulkan kecemasan di berbagai media di negara itu, bahwa jumlah hewan-hewan itu mungkin akan menyusul populasi manusia dan akhirnya memonopoli sumber daya setempat.
Pekan ini, Kementerian Lingkungan Hidup merilis angka-angka yang menyebutkan bahwa Spanyol telah melakukan pembantaian besar-besaran terhadap sekitar 50 juta ekor babi pada tahun 2017 – berarti 3,5 juta lebih banyak dibanding penduduk Spanyol yang berjumlah 46,5 juta jiwa.
Hal ini menyebabkan surat-surat kabar setempat menyuarakan ‘keresahan’ bahwa populasi babi Spanyol berhasil melampaui jumlah manusia. Namun, menurut Euronews, pada waktu tertentu jumlah babi-babi itu bisa berkurang sebanyak 16 juta ekor, karena banyak anak babi yang dipotong tak lama setelah dilahirkan.
Namun demikian, permasalahan ini menjadi perhatian luas di seluruh negara Uni Eropa bahwa, sektor peternakan babi yang tumbuh pesat bisa menyebabkan jumlah babi-babi ini lebih banyak dibanding manusia.
Menekan sumber daya setempat
Saat ini, satu-satunya negara Uni Eropa yang memiliki jumlah babi lebih banyak dibanding manusia adalah Denmark. Menurut angka-angka dari Eurostat tahun 2016, perbandingan populasi babi dengan manusia adalah 215 ekor babi untuk setiap 100 orang.
Jumlah penduduk Denmark adalah 5,7 juta jiwa, artinya ada sekitar 12,3 juta ekor babi di negeri itu.
Namun, Belanda, Spanyol dan Belgia semuanya memiliki jumlah babi yang banyak, yang dengan cepat mengejar angka jumlah manusia.
Kekhawatiran yang paling besar mungkin menimpa Spanyol, mengingat di negara itu ada sekitar 30 juta ekor babi, yang membuatnya menjadi negara dengan populasi babi terbesar di antara negara-negara Uni Eropa.
Menurut surat kabar Publico, lonjakan peternakan babi selama lima tahun terakhir ini terjadi karena permintaan yang meningkat untuk mengekspor produk daging babi asap mereka yang terkenal, seperti ham Iberico dan Jamon Serrano ke negara-negara besar yang mengonsumsi daging babi, seperti China, Jepang dan Asia Tenggara.
Masalahnya, ekspansi domestik peternakan babi telah menekan sumber daya lingkungan negara itu.
Banyak wilayah di Spanyol didera kekeringan yang parah, padahal setiap ekor babi membutuhkan sekitar 15 liter air sehari. LSM Ecologists in Action juga memperingatkan bahwa, hewan-hewan itu berisiko mencemari air tanah yang tersisa sedikit itu dengan nitrat dari kotorannya.
Dan sebagaimana disinggung oleh Kementerian Ekologi, binatang-binatang itu juga bertanggung jawab atas sejumlah besar emisi gas rumah kaca.
Kementerian mengatakan bahwa di Spanyol saat ini, babi bertanggung jawab atas 10% dari semua emisi gas rumah kaca %, dan merupakan penghasil emisi terbesar keempat setelah listrik, industri dan transportasi.(ARF)