Ankara –
Presiden Turki Recep Tayyip Erdogan menolak penjelasan Arab Saudi soal kematian wartawan Jamal Khashoggi yang diklaim akibat perkelahian. Ditegaskan Erdogan bahwa Khashoggi dibunuh dengan keji dan terencana.
“Turki menjadi satu nurani dengan komunitas internasional,” ucap Erdogan dalam pernyataan di hadapan parlemen Turki, seperti dilansir CNN, Selasa (23/10/2018).
“Untuk melakukan dan menyembunyikan pembunuhan kejam jelas melawan nurani kemanusiaan,” tegas Erdogan dalam pernyataannya.
Disebutkan juga oleh Erdogan bahwa kamera keamanan atau CCTV yang ada di kompleks Konsulat Saudi dipindahkan sebelum kedatangan Khashoggi pada 2 Oktober lalu. “Kami memiliki petunjuk sangat kuat bahwa ini bukanlah insiden, tapi bahwa ini direncanakan,” tegas Erdogan.
Diungkapkan juga oleh Erdogan bahwa otoritas Saudi telah memberikan daftar 18 tersangka yang ditahan di Saudi, sebagai bagian dari penyelidikan mereka sendiri. Daftar itu terdiri atas 15 warga Saudi yang telah diidentifikasi oleh otoritas Turki sebelumnya, ditambah tiga orang lainnya yang belum diungkap identitasnya.
Pada Sabtu (20/10) lalu, otoritas Saudi akhirnya mengakui secara resmi bahwa Khashoggi telah tewas, setelah sebelumnya terus membantah. Diklaim oleh Saudi bahwa Khashoggi tewas dalam perkelahian di dalam Konsulat Saudi di Istanbul. Namun otoritas Saudi menyatakan tidak tahu di mana jenazah Khashoggi saat ini.
Dalam penjelasan terpisah pada Minggu (21/10) waktu setempat, Menteri Luar Negeri Saudi, Adel al-Jubeir, menyebut kematian Khashoggi sebagai ‘kesalahan buruk’. Al-Jubeir menyebut kematian Khashoggi merupakan akibat ‘operasi kejahatan’ dari orang-orang yang bertindak di luar wewenang. Ditegaskan oleh Al-Jubeir bahwa putra mahkota Saudi tidak mengetahui dan tidak memerintahkan operasi yang menewaskan Khashoggi itu.
“Ini merupakan sebuah operasi di mana individu-individu (yang terlibat) berakhir melampaui tanggung jawab yang mereka miliki dan mereka melakukan kesalahan ketika mereka membunuh Jamal Khashoggi di konsulat dan mereka berusaha menutupinya,” sebut Al-Jubeir dalam pernyataannya kepada media AS, Fox News.
Secara terpisah, seorang pejabat senior Saudi membeberkan kepada Reuters bahwa Khashoggi tewas dicekik dalam intimidasi oleh tim khusus Saudi di dalam konsulat. Pejabat senior itu mengklaim tim khusus Saudi hanya ditugaskan untuk menculik dan membawa Khashoggi pulang ke Saudi.
Namun saat Khashoggi menolak pulang ke Saudi dan berbicara dengan nada semakin tinggi, tim khusus itu panik dan berusaha menenangkan Khashoggi dengan mencengkeramnya di leher dari belakang sambil menutup mulutnya. “Mereka berusaha mencegah dia (Khashoggi-red) berteriak, tapi dia tewas. Niatnya bukan untuk membunuhnya,” sebut pejabat senior Saudi ini.(ADI)
JAKARTA,KHATULISTIWAONLINE.COM
Menteri Luar Negeri (Menlu) Arab Saudi, Adel Al-Jubeir menyebut pembunuhan terhadap wartawan Jamal Khashoggi merupakan sebuah kesalahan luar biasa. Selain itu, al-Jubeir juga menilai peristiwa tersebut adalah bagian dari sebuah operasi jahat.
“Aksi pembunuhan ini dilakukan para pelaku di luar lingkup otoritasnya. Terlihat jelas ini adalah sebuah kesalahan luar biasa. Kesalahan ini makin menjadi-jadi karena ada ada upaya ditutup-tutupi. Ini tak bisa diterima pemerintahan mana pun,” kata Al-Jubeir seperti dilansir dari CNN, Senin (22/10/2018).
“Ini bagian dari operasi kejahatan,” sambung Al-Jubeir
Ia mengatakan Arab Saudi tengah melakukan investigasi terhadap kematian Khashoggi. Arab Saudi, sebut Al-Jubier, akan meminta pertanggung jawaban dari pihak yang berkaitan dengan hal ini.
“Kami bertekad untuk mengupas secara tuntas. Kami bertekad untuk menemukan semua fakta dan memastikan akan menghukum pihak yang bertanggung jawab atas pembunuhan ini,” jelasnya.
Ia meminta publik berhati-hati dalam membuat kesimpulan. Al-Jubeir kemudian menyampaikan bela sungkawa kepada keluarga Khashoggi.
“Kami merasakan kepedihan mereka. Saya berharap hal ini tidak pernah terjadi dan seharusnya bisa dihindari. Namun sayangnya ada sebuah kesalahan besar yang terjadi. Saya pastikan mereka akan bertanggung jawab untuk kematian Khashoggi,” tutur Al-Jubeir.
Menurut sumber kepresidenan Turki, Erdogan dan Raja Salman setuju untuk terus melanjutkan kerja sama dalam penyelidikan kasus ini. Kedua pemimpin sepakat mengenai pentingnya kerja sama penuh sehingga penyelidikan bisa berjalan lancar.
Kedua pemimpin juga setuju untuk saling bertukar informasi mengenai perkembangan terbaru terkait kasus Khashoggi.
Khashoggi awalnya dinyatakan menghilang secara misterius setelah memasuki kantor konsulat Saudi di Istanbul pada 2 Oktober lalu. Belakangan diketahui, Khashoggi mengkritik “pemerintahan otoriter” MBS sebelum dirinya tewas. (NGO)
JAKARTA,KHATULISTIWAONLINE.COM
Kanselir Jerman, Angela Merkel, berencana pemerintahannya akan berhenti mengekspor senjata ke Arab Saudi. Rencana penyetopan ekspor ini terkait tewasnya jurnalis senior Jamal Khashoggi di Istanbul, Turki.
“Saya setuju dengan semua orang yang mengatakan bahwa ekspor senjata tidak dapat terjadi dalam keadaan saat ini,” kata Merkel usai bertemu Partai CDU yang dilansir DW, Senin (22/10/2018).
Merkel menegaskan, pihaknya juga mengutuk kematian Khashoggi. Dia mendesak, agar pemerintahan Arab Saudi transparan soal kematian jurnalis tersebut.
“Ada kebutuhan mendesak untuk mengklarifikasi apa yang terjadi. Dan para pelaku mereka yang bertanggung jawab harus ditemukan,” ujarnya.
Sedangkan, Menteri Luar Negeri Jerman Heiko Maas, mengatakan usulan ekspor itu sudah disepakati oleh koalisi parlemen di Jerman. Jerman sendiri merupakan negara keempat pengekspor senjata ke Arab Saudi setelah Amerika Serikat, Inggris dan Perancis.
“Mengenai sanksi atas mitra internasional masih kita pikirkan nanti,” ucap Heiko.(ADI)
Riyadh –
Otoritas Arab Saudi telah mengakui wartawan Jamal Khashoggi tewas di dalam konsulatnya di kota Istanbul Turki. Disebutkan Khashoggi tewas setelah terlibat perkelahian.
Dilansir Aljazeera, Sabtu (20/10/2018), Kantor berita resmi kerajaan SPA mengatakan berdasarkan hasil penyelidikan wartawan tersebut hilang setelah terjadi ‘pertarungan tinju’.
“Sebuah argumen meletus antara dia (Khashoggi) dan yang lain yang dia temui di konsulat Saudi di Istanbul yang menyebabkan perkelahian tinju yang menyebabkan kematiannya,” SPA melaporkan.
“Investigasi masih berlangsung dan 18 warga Saudi telah ditangkap,” kata pernyataan dari jaksa penuntut umum Saudi, menambahkan penasihat istana Saud al-Qahtani dan wakil kepala intelijen Ahmed al-Asiri telah dipecat dari jabatan mereka.
Jamal Khashoggi diduga dibunuh sejak menghilang pada 2 Oktober lalu. Otoritas Saudi sebelumnya menyangkal atas tuduhan-tuduhan atas pembunuhan Khashoggi.
Namun demikian, dugaan Khashoggi tewas makin menguat. Laporan berbagai media, yang mengutip sumber-sumber pejabat Turki, menyebut adanya bukti rekaman audio dan video yang menunjukkan Khashoggi diserang, dibunuh dan dimutilasi usai masuk ke Konsulat Saudi. (MAD)
Meksiko –
Ratusan imigran Honduras menerobos perbatasan Guatemala untuk masuk ke wilayah Meksiko. Polisi anti huru hara mencegah mereka melewati jembatan perbatasan dan melanjutkan perjalanan menuju Amerika Serikat (AS).
Dilansir AFP, Sabtu (20/10/2018), banyak imigran, polisi federal, dan wartawan yang terluka saat kerumunan imigran tersebut melemparkkan bebatuan dan benda-benda lain di penjagaan keamanan di sisi Meksiko.
Mereka menyanyikan “Ya Kita Bisa!” dan “Meksiko! Meksiko!” sembari menerobos serangkaian rintangan yang mengarah ke pagar terakhir dan garis polisi di perbatasan selatan Meksiko.
“Kami meminta Anda untuk membuat perwakilan untuk berdialog dengan para pejabat dari National Migration Institute. Jangan terus menempatkan hidup perempuan dan anak-anak dalam bahaya,” seorang pejabat Meksiko memohon kepada mereka melalui pengeras suara.
Di antara kerumunan imigran, ada wanita yang membawa bayi. Sembari menangis mereka memegang anak-anak dan mendekap bayi di dada saat melewati penghalang logam yang rusak menuju jembatan.
“Tolong buka!” kata seorang perempuan sambil menangis di penghalang terakhir. Dia menggendong bayi dalam pelukannya.
“Anak-anak tercekik,” kata seorang pria muda.
“Kita akan masuk! Kita akan masuk bersama!” teriak pemuda lain.
Para imigran telah melakukan perjalanan dengan bus atau berjalan kaki dari Honduras, sebagian besar melalui Guatemala, dengan harapan tidak hanya mencapai Meksiko tetapi menuju ke Amerika Serikat.
“Perjalanan ini sangat sulit, sangat sulit tetapi tidak ada pekerjaan di Honduras,” kata Glenda Salvador, ibu dari dua balita berusia 20 tahun, kepada AFP pada hari sebelumnya ketika para migran berkumpul di kota Guatemala Tecun Uman, dekat dengan jembatan.
Pada hari Kamis (18/10), Trump mencap imigran sebagai “serangan besar” dan “serangan terhadap negara kita” dalam serangkaian tweet-nya.
Dia juga mengancam akan mengirim militer AS untuk “TUTUP PERBATASAN SELATAN KAMI!” dan jauhkan “BANYAK KRIMINAL” di antara para migran.
Dia meminta Meksiko untuk memastikan para migran tidak mencapai perbatasan AS. Trump juga mengancam Guatemala, Honduras, dan El Salvador dengan denda keuangan jika tak bisa mencegah para imigran. (ARF)
Gaza City –
Bentrokan terjadi lagi di perbatasan Jalur Gaza dan Israel. Kementerian Kesehatan Gaza menyebut ada sebanyak 130 orang terluka karena ditembak tentara Israel.
Dilansir Reuters, Sabtu (20/10/2018), seorang juru bicara militer Israel mengatakan ada sekitar 10.000 demonstran berkumpul di perbatasan. Di antara mereka, beberapa melemparkan ban, granat, dan alat peledak yang terbakar di pasukan Israel yang ada di seberang pagar.
Namun, protes tersebut relatif kecil karena beberapa aksi sebelumnya melibatkan sekitar 30.000 orang. Hal ini menandakan ketegangan yang terjadi beberapa hari terakhir mungkin berkurang.
Pada Kamis, Israel telah meningkatkan kekuatan lapis baja di sepanjang perbatasan Gaza. Hal ini terjadi sehari setelah ada roket yang ditembakkan dari daerah kantong dan menghancurkan sebuah rumah di Israel selatan.
Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu bersumpah melakukan “tindakan yang sangat kuat” jika serangan berlanjut.
Sementara itu, seorang pejabat Palestina yang meminta identitasnya tak dibuka mengatakan pejabat keamanan Mesir telah melakukan pertemuan terpisah beberapa hari terakhir dengan rekan-rekan Israel dan dengan para pemimpin kelompok Hamas Palestina yang mengatur Gaza untuk mencegah meningkatnya eskalasi kekerasan.
Warga Palestina telah melakukan protes di sepanjang perbatasan sejak 30 Maret lalu. Mereka menuntut diakhirinya blokade Israel di wilayah tersebut dan menuntut hak kembali ke tanah mereka sejak terusir atau melarikan diri karena adanya pendirian Israel pada 1948.
Kementerian Kesehatan Palestina mencatat ada sekitar 200 warga Gaza tewas oleh pasukan Israel sejak protes dimulai. Sementara ada seorang tentara Israel tewas oleh seorang penembak jitu Palestina.
Lebih dari 2 juta orang Palestina memenuhi daerah kantong pantai yang sempit. Israel menarik pasukan dan pemukim dari Gaza pada 2005 tetapi mempertahankan kontrol ketat atas perbatasan darat dan lautnya. Mesir juga membatasi pergerakan masuk dan keluar Gaza di perbatasannya. Israel dan Hamas telah terlibat tiga perang dalam satu dekade terakhir. (ADI)
Berlin –
Intelijen Jerman berhasil menggagalkan rencana serangan teror besar-besaran yang direncanakan kelompok ISIS tahun 2016. ISIS mengirim 3 tim komando bunuh diri untuk persiapan aksi teror.
Tiga tim komando bunuh diri ISIS tahun 2016 datang ke Jerman untuk mempersiapkan dan melaksanakan serangan besar secara simultan di beberapa lokasi di Jerman. Salah satu targetnya adalah sebuah festival musik yang dikunjungi ribuan penonton.
Hal itu diungkapkan bekas anggota ISIS Oguz G. yang sekarang ditahan di Kurdi-Irak kepada tim jurnalis investigatif media Jerman. Oguz G. dan istrinya Marcia M. melakukan perjalanan ke Suriah tahun 2015 untuk bergabung dengan kelompok radikal Islamis ISIS.
Menurut pengakuannya, dia kemudian direkrut ISIS menjadi salah satu penghubung dalam rencana serangan teror di Jerman. Istrinya Marcia M bertugas untuk merekrut dua perempuan di Jerman agar menikahi anggota ISIS. Tujuannya agar skuad bunuh diri itu bisa leluasa masuk ke Jerman.
Namun salah satu teman perempuan yang dihubungi Marcia M ternyata adalah informan badan intelijen dalam negeri Jerman, BfV (Bundesamt fr Verfassungsschutz). Mendapat informasi itu, dinas rahasia segera memperingatkan pihak kepolisian.
Terinspirasi serangan di Bataclan Paris
Rincian kasus itu terungkap setelah tim jurnalis dari gabungan media Jerman melakukan investigasi sampai ke Irak. Tim itu terdiri dari para jurnalis media cetak dan elektronik, yaitu stasiun penyiaran publik ARD dan WDR dan surat kabar terkemuka Sddeutsche Zeitung dan Die Zeit. Keterangan Oguz G. kemudian dikonfirmasi oleh Kejaksaan Jerman.
“Kami mengetahui rencana serangan itu, jadi kami memulai proses penyidikan kriminal pada Oktober 2016,” kata Jaksa Penuntut Umum Peter Frank kepada televisi ARD. “Bagi kami, fakta-fakta dalam kasus itu sangat konkrit dan juga kredibel.”
Rencana serangan teror ISIS di Jerman itu disebutkan terinspirasi oleh serangan di Paris November 2015 yang menewaskan 130 orang. Yang paling banyak dengan 90 korban tewas di gedung konser musik Bataclan. Saat itu sedang digelar konser band Eagles of Death Metal, ketika penyerang menyerbu masuk dan menembaki penonton secara membabi buta.
Beberapa pelaku ditembak mati oleh polisi, yang lain meledakkan diri ketika polisi datang. Perancis kemudian memberlakukan situasi darurat di seluruh negeri untuk mengejar sel-sel teror yang mendukung serangan itu.
Menyerahkan diri
Polisi Jerman berhasil menggagalkan rencana itu dan sampai sekarang masih mengejar perancang serangan itu yang menghilang di Suriah. Setelah ISIS menderita kekalahan di Suriah dan irak, Oguz G. dan istrinya Marcia M menyerahkan diri kepada pejuang Kurdi yang menguasai wilayah itu. Mereka kemudian ditahan pihak Kurdi di Suriah utara.
Tim wartawan berhasil mewawancarai Oguz G., yang diberitakan berasal dari kota Hildesheim, Jerman. Dia mengaku terlibat dalam rencana serangan teror besar dan menyatakan menyesal atas tindakannya. Dia juga mengaku sudah mencoba keluar dari wilayah ISIS setelah tahu ada rencana serangan teror itu.
Rencana serangan itu diduga diprakarsai oleh salah satu gembong ISIS yang dikenal sebagai Abu Mussab al Almani. Kepolisian Jerman mengatakan, gembong teroris kemungkinan warga Swiss yang aslinya bernama Thomas C. yang bergabung dengan ISIS. Thomas C alias Abu Mussab al Almani diduga sudah tewas dalam suatu pertempuran di Suriah.(ADI)
Moskow –
Penembakan terjadi di salah satu perguruan tinggi di Kerch, Crimea. Akibatnya, 19 orang tewas dan puluhan mengalami luka.
Dilansir dari Reuters, Kamis (18/10/2018), penembakan itu diduga dilakukan oleh seorang bernama Vladislav Roslyakov pada Rabu (17/10) sore waktu setempat.
Belum diketahui apa motif penembakan tersebut. Pejabat penegak hukum Rusia mengatakan pelaku bunuh diri setelah menembaki para mahasiswa.
Crimea sendiri merupakan kawasan semenanjung di Laut Hitam yang dicaplok Rusia dari Ukraina sekitar empat tahun lalu. Presiden Rusia Vladimir Putin, pada pertemuan di selatan resor Sochi di Rusia bersama rekan Mesirnya, menyatakan keheningan sesaat bagi para korban.
“Ini jelas merupakan kejahatan. Motifnya akan diselidiki secara hati-hati,” kata Putin.(RIF)
Washington –
Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump menelepon putra mahkota Saudi, Mohammed bin Salman terkait kasus hilangnya wartawan Jamal Khashoggi di Turki. Trump mengatakan Salman mengaku tidak mengetahui sama sekali soal insiden itu.
Dilansir dari Reuters yang mengutip Twitter Trump @RealDonaldTrump, Rabu (17/10/2018), Trump mengatakan telah menelepon Salman yang sedang bersama Menteri Luar Negeri AS Mike Pompeo. Dalam perbincangan itu, Trump menyebut Salman tidak mengetahui terkait peristiwa hilangnya Kashoggi.
“Hanya berbicara dengan Putra Mahkota Arab Saudi yang membantah mengetahui apa yang terjadi di konsulat Arab di Turki. Dia bersama Menlu AS Pompeo,” kata Trump dalam cuitannya.
Dalam cuitan selanjutnya, Trump mengatakan Putra Mahkota Arab Saudi akan mulai melakukan penyelidikan secara meluas dalam kasus Khashoggi.
“Selama panggilan, (dia) memberitahu saya telah memulai dan akan mengembangkan penyelidikan secara cepat dan lengkap mengenai masalah ini. Jawaban akan segera dirilis,” kata Trump.
Sebelumnya, Presiden AS, Donald Trump juga pernah menelpon Raja Arab Saudi, Raja Salman bin Abdulaziz terkait kasus hilangnya wartawan Jamal Khashoggi di Turki. Trump mengatakan, kemungkinan Khashoggi dibunuh oleh seorang penjahat.
“Kedengarannya bagi saya mungkin bisa jadi (Khashoggi) dibunuh penjahat. Siapa yang tahu,” kata Trump, dilansir BBC, Selasa (16/10/2018).
Salah satu sumber keamanan di Truki mengatakan, para pejabat setempat memiliki rekaman audio dan video yang membuktikan bahwa Khashoggi dibunuh di dalam gedung konsulat. Raja Salman pun akhirnya turun tangan untuk memerintahkan penyelidikan atas kasus ini.
“Raja telah memerintahkan jaksa penuntut umum untuk membuka penyelidikan internal terhadap kasus Khashoggi berdasarkan informasi dari tim gabungan di Istanbul,” kata seorang pejabat.
Khashoggi (60) yang seorang wartawan dan kolumnis The Washington Post menghilang sejak masuk ke dalam Konsulat Saudi di Istanbul pada 2 Oktober lalu. Khashoggi mendatangi Konsulat Saudi untuk mengurus dokumen agar bisa menikahi tunangannya asal Turki, Hatice Cengiz.
Konsulat Saudi sebelumnya menyebut Khashoggi telah keluar dari gedung itu. Namun otoritas Turki dan tunangan Khashoggi menegaskan dia masih ada di dalam konsulat. Sumber-sumber pemerintahan Turki menyebut Khashoggi dibunuh di Konsulat Saudi. Tuduhan itu dibantah keras oleh Saudi. (ADI)
JAKARTA,KHATULISTIWAONLINE.COM
Mounir El Motassadeq adalah anggota sel teror di Hamburg yang merancang dan melaksanakan serangan 11 September 2001 di AS. Dia sekarang dideportasi dari Hamburg ke Maroko.
Warga Maroko Mounir El Motassadeq tahun 2007 dijatuhi hukuman 15 tahun penjara. Dia adalah satu-satunya anggota sel teror Hamburg yang diadili di Jerman. Pria yang sekarang berusia 44 tahun ini menjalani hukumannya di penjara Hamburg. Dari dalam penjara, dia menyelesaikan studinya di jurusan elektroteknik.
Tahun 2014 pengacara Motassadeq mengajukan permohonan agar kliennya mendapatkan status tahanan rumah, yang biasa dilakukan untuk tahanan di Jerman yang sudah menjalani sekitar tiga perempat masa tahanannya. Namun ketika itu permohonannya ditolak pengadilan atas alasan keamanan.
Selama menjalani masa tahanan, Motassadeq menikah dan sekarang punya 3 anak. Istri dan anak-anaknya sudah berangkat ke Maroko menunggu kedatangan suami dan ayah mereka. Aparat keamanan Jerman memutuskan untuk mendeportasi Motassadeq ke Maroko menjelang masa tahanannya berakhir.
Sel teror Hamburg
Sel teror Hamburg dipimpin oleh Mohammed Atta, warga Mesir yang kemudian menabrakkan pesawat ke World Trade Center, 21 September 2001. Dia datang ke Jerman tahun 1992 dan terdaftar sebagai mahasiswa di Universitas Teknik Hamburg. Dia dianggap sebagai operator serangan 9/11 yang melibatkan serangan dengan 4 pesawat terbang.
Selain Mohammed Atta, ada dua anggota sel teror Hamburg yang mengemudikan pesawat terbang dalam serangan itu: Marwan Alshehhi, yang menabrakkan pesawat lain ke World Trade Center, dan Ziad Jarrah, warga Lebanon yang membajak pesawat United Airlines dan kemudian jatuh di negara bagian Pennsylvania. Keduanya terdaftar sebagai mahasiswa di Hamburg. Satu pesawat lain yang dibajak ditabrakken ke markas Departemen Pertahanan AS Pentagon di Washington.
Korban tewas dari keempat pesawat United Airlines yang dibajak tercatat 246 orang. Karena itu Mounir El Motassadeg kemudian diadili dengan dakwaan membantu pembunuhan dalam 246 kasus.
Pengadilan dalam berkas dakwaan mengatakan, terdakwa mengetahui tentang rencana serangan bunuh diri dengan pesawat terbang itu. Tapi dia tidak melaporkan itu kepada aparat keamanan, bahkan menolong tim bunuh diri itu dengan mengirim surat-surat mereka dan melakukan transaksi bank untuk kepentingan mereka.
Dideportasi ke Maroko
Masa tahanan Motassadeq sebenarnya baru berakhir Januari 2019. Namun pihak kejaksaan menyatakan bersedia membebaskan dia dengan syarat, dia langsung dideportasi ke Maroko.
Menurut keterangan aparat keamanan, selama berada dalam tahanan, Motassadeq berkelakuan baik. Dia selalu menjalankan ibadahnya dengan ketat namun tidak berada dalam jaringan kelompok radikal atau teror lagi.
Setelah dideportasi ke Maroko, Mounir El Motassadeq disebutkan akan tinggal dengan keluarganya. Dia dilarang menginjak Jerman sampai tahun 2064. Jika dia mencoba datang ke Jerman, Motassadeq akan segera ditahan lagi. Jakarta – Mounir El Motassadeq adalah anggota sel teror di Hamburg yang merancang dan melaksanakan serangan 11 September 2001 di AS. Dia sekarang dideportasi dari Hamburg ke Maroko.
Warga Maroko Mounir El Motassadeq tahun 2007 dijatuhi hukuman 15 tahun penjara. Dia adalah satu-satunya anggota sel teror Hamburg yang diadili di Jerman. Pria yang sekarang berusia 44 tahun ini menjalani hukumannya di penjara Hamburg. Dari dalam penjara, dia menyelesaikan studinya di jurusan elektroteknik.
Tahun 2014 pengacara Motassadeq mengajukan permohonan agar kliennya mendapatkan status tahanan rumah, yang biasa dilakukan untuk tahanan di Jerman yang sudah menjalani sekitar tiga perempat masa tahanannya. Namun ketika itu permohonannya ditolak pengadilan atas alasan keamanan.
Selama menjalani masa tahanan, Motassadeq menikah dan sekarang punya 3 anak. Istri dan anak-anaknya sudah berangkat ke Maroko menunggu kedatangan suami dan ayah mereka. Aparat keamanan Jerman memutuskan untuk mendeportasi Motassadeq ke Maroko menjelang masa tahanannya berakhir.
Sel teror Hamburg
Sel teror Hamburg dipimpin oleh Mohammed Atta, warga Mesir yang kemudian menabrakkan pesawat ke World Trade Center, 21 September 2001. Dia datang ke Jerman tahun 1992 dan terdaftar sebagai mahasiswa di Universitas Teknik Hamburg. Dia dianggap sebagai operator serangan 9/11 yang melibatkan serangan dengan 4 pesawat terbang.
Selain Mohammed Atta, ada dua anggota sel teror Hamburg yang mengemudikan pesawat terbang dalam serangan itu: Marwan Alshehhi, yang menabrakkan pesawat lain ke World Trade Center, dan Ziad Jarrah, warga Lebanon yang membajak pesawat United Airlines dan kemudian jatuh di negara bagian Pennsylvania. Keduanya terdaftar sebagai mahasiswa di Hamburg. Satu pesawat lain yang dibajak ditabrakken ke markas Departemen Pertahanan AS Pentagon di Washington.
Korban tewas dari keempat pesawat United Airlines yang dibajak tercatat 246 orang. Karena itu Mounir El Motassadeg kemudian diadili dengan dakwaan membantu pembunuhan dalam 246 kasus.
Pengadilan dalam berkas dakwaan mengatakan, terdakwa mengetahui tentang rencana serangan bunuh diri dengan pesawat terbang itu. Tapi dia tidak melaporkan itu kepada aparat keamanan, bahkan menolong tim bunuh diri itu dengan mengirim surat-surat mereka dan melakukan transaksi bank untuk kepentingan mereka.
Dideportasi ke Maroko
Masa tahanan Motassadeq sebenarnya baru berakhir Januari 2019. Namun pihak kejaksaan menyatakan bersedia membebaskan dia dengan syarat, dia langsung dideportasi ke Maroko.
Menurut keterangan aparat keamanan, selama berada dalam tahanan, Motassadeq berkelakuan baik. Dia selalu menjalankan ibadahnya dengan ketat namun tidak berada dalam jaringan kelompok radikal atau teror lagi.
Setelah dideportasi ke Maroko, Mounir El Motassadeq disebutkan akan tinggal dengan keluarganya. Dia dilarang menginjak Jerman sampai tahun 2064. Jika dia mencoba datang ke Jerman, Motassadeq akan segera ditahan lagi. (NGO)