Milan –
Sebuah bus berisi penuh anak-anak sekolah dibakar oleh sopirnya di pinggiran Milan, Italia, kemarin. Aksi tersebut diduga dilakukan sebagai bentuk protes terhadap tenggelamnya migran di Laut Tengah.
Semua anak-anak di dalam bus berhasil meloloskan diri tanpa ada yang cedera sebelum bus itu dilalap api. Polisi mengatakan pengemudi bus adalah seorang warga Italia keturunan Senegal.
“Dia berteriak ‘Hentikan kematian di laut. Saya akan melakukan pembunuhan massal’,” kata juru bicara kepolisian, Marco Palmieri, seperti dilansir dari Reuters, Kamis (21/3/2019).
Sebuah video yang diunggah di laman-laman berita Italia menunjukkan sopir tersebut menabrakkan bus ke mobil-mobil di satu jalan bebas hambatan provinsi sebelum kebakaran itu terjadi. Anak-anak terlihat berlarian menjauh dari kendaraan sambil menjerit dan berteriak “kabur”.
Salah seorang anak mengatakan kepada wartawan bahwa pengemudi itu telah mengancam akan menyiram bensin kepada mereka dan membakarnya. Salah seorang dari mereka berhasil menghubungi polisi, yang segera datang ke tempat kejadian dan memastikan semuanya selamat.
Palmieri mengatakan beberapa anak dibawa ke rumah sakit sebagai langkah berjaga-jaga karena mereka mengalami memar dan dalam keadaan kaget. Tapi tak seorang pun yang menderita luka parah.
Perserikatan Bangsa-Bangsa memperkirakan sebanyak 2.297 migran tenggelam atau menghilang di Laut Tengah tahun 2018 saat mereka berusaha mencapai Eropa.(ADI)
Kabul –
Pemilihan presiden Afghanistan ditunda hingga 28 September 2019. Penundaan itu lantaran pihak berwenang tengah mencoba menyelesaikan permasalahan terkait proses pemungutan suara.
Dilansir Reuters, Rabu (20/3/2019), juru bicara Komisi Pemilihan Umum Independen, Abdul Aziz Ibrahimi, mengatakan penundaan untuk kedua kalinya ini dilakukan untuk memberikan waktu bagi reformasi sistem pemilihan. Pilpres Afghanistan sebelumnya sedianya dijadwalkan pada April 2019, namun kemudian ditunda hingga 20 Juli 2019 karena kekhawatiran tentang kondisi musim dingin dan keamanan.
Selain itu, penundaan tersebut juga untuk menyelesaikan masalah teknis dimana sebelumnya pada pemilihan parlemen pada Oktober 2018 lalu banyak terjadi masalah teknis. Masalah teknis itu terkait adanya tuduhan penipuan yang meluas termasuk pemungutan suara, masalah teknis dengan peralatan pendaftaran biometrik, dan serangan oleh gerilyawan Taliban.
Seperti diketahui, ada sejumlah kandidat yang akan bertarung dalam Pilpres Afghanistan kali ini. Yakni, Presiden petahana Ashraf Ghani, Kepala Eksekutif Abdullah Abdullah dan mantan penasihat keamanan nasional Mohammad Haneef Atmar.
Belum diketahui juga apakah pembicaraan damai yang berulang antara pejabat AS dan Taliban mempengaruhi pemilihan. Untuk diketahui, Taliban sejauh ini menolak untuk berbicara dengan pemerintah Ghani, yang dianggapnya tidak sah.(DON)
Wellington –
Rekaman CCTV menunjukkan pelaku teror di dua masjid di Christchurch, New Zealand juga sempat menembaki para pejalan kaki dari dalam mobilnya yang melaju di jalanan. Aksi itu diperkirakan terjadi setelah pelaku melakukan penembakan brutal di Masjid Al Noor, yang menjadi target pertamanya.
Rekaman CCTV yang terpasang di area parkir sebuah hotel kecil yang berjarak 300 meter dari Masjid Al Noor di Deans Avenue itu dirilis oleh CNN. Seperti dilansir CNN, Kamis (21/3/2019), rekaman CCTV itu didapatkan dari pemilik hotel yang tidak disebut namanya. Si pemilik hotel menyebut rekaman CCTV telah diserahkan ke polisi.
Awalnya, rekaman CCTV yang terekam pada Jumat (15/3) siang lalu menunjukkan sejumlah pejalan kaki bergegas ke arah utara hotel tersebut, tepatnya menuju Masjid Al Noor untuk salat Jumat. Situasi tampak normal hingga tiba-tiba terdengar suara tembakan sekitar pukul 13.42 waktu setempat. Seorang pria yang berjalan sambil menarik sepedanya dan seorang pria lainnya yang memakai jas warna hijau masih terlihat berjalan biasa.
Pukul 13.45 waktu setempat, seperti tertera pada CCTV, serentetan suara tembakan terdengar dari kejauhan. Dua pria lain yang berpakaian gamis tampak masih berjalan tenang ke arah Masjid Al Noor.
Kurang dari satu menit kemudian, dua suara tembakan cukup keras terdengar di rekaman CCTV. Dua pria, yang salah satunya pria berjas hijau, tampak berlari menjauhi sumber tembakan. Dua pria berpakaian gamis yang tadi berjalan ke arah masjid, tiba-tiba terlihat setengah berlari masuk ke dalam area parkir hotel. Saat itu, suara sirene mobil polisi bisa terdengar di rekaman CCTV.
Beberapa detik kemudian, sebuah mobil warna silver merek Subaru Outback tampak berhenti di tengah jalanan, tepatnya di dekat pintu masuk area parkir hotel. Pengemudi mobil itu membunyikan klakson sebanyak dua kali. Hal itu membuat seorang pria paruh baya menoleh ke arah mobil tersebut.
Tiba-tiba, kaca mobil tersebut — di bagian sisi penumpang depan — pecah. Tampaknya pengemudi mobil yang merupakan pelaku melepas tembakan dari jarak 2-3 meter ke arah pejalan kaki yang kemudian terjatuh ke trotoar dan tampak merangkak.
Pelaku terlihat seperti tergesa-gesa dalam rekaman CCTV. Dia bahkan tidak menurunkan kaca mobil sebelum melepas tembakan.
Saat ditanya soal rekaman CCTV itu, salah satu anggota tim media Kepolisian New Zealand menuturkan pada CNN: “Penyelidikan soal serangan masih berlangsung dan kami tidak dalam posisi memberikan komentar soal hal yang mungkin menjadi bukti.”
Rekaman CCTV itu mendukung pernyataan Komisioner Kepolisian New Zealand, Mike Bush, yang menyebut bahwa ‘dalam waktu 6 menit, polisi dipanggil … polisi bersenjata dikerahkan ke lokasi’. Laporan pertama diterima polisi pada pukul 13.41 waktu setempat. Kepolisian menyebut satu pelaku menyerang Masjid Al Noor dan kemudian menargetkan Masjid Linwood, yang berjarak beberapa menit dengan mobil.
Beberapa detik usai melepas tembakan di dekat area parkir hotel, seperti terlihat dalam rekaman CCTV, mobil yang dikendarai pelaku bergegas melaju ke arah Masjid Linwood. Polisi menuturkan kepada CNN bahwa pelaku ditangkap dalam waktu 21 menit setelah panggilan darurat pertama.
Saat ditangkap, pelaku diduga akan menyerang target ketiga yang tidak disebut lebih lanjut. Pelaku yang diidentifikasi bernama Brenton Tarrant (28), seorang warga Australia, telah dijerat dakwaan pembunuhan dan mungkin dijerat dakwaan tambahan saat kembali disidang pada 5 April mendatang.(ARF)
JAKARTA,KHATULISTIWAONLINE.COM
Penembakan sadis di Utrecht, Belanda menewaskan 3 warga pada Senin (18/3). Selang satu hari dari kejadian, polisi berhasil menangkap pelaku penembakan. Belum diketahui apakah ini aksi terorisme atau bukan?
Dirangkum, Selasa (19/3/2019), Peristiwa ini terjadi pada Senin (18/3) pukul 10.45 waktu setempat, di mana sebuah trem ditembak pelaku. Sesaat setelah kejadian, polisi kesatuan khusus antiterorisme (Badan Koordinasi Keamanan Nasional dan Pemberantasan Terorisme/NCTV) dan tenaga paramedis berada di lokasi kejadian. Para korban segera dilarikan ke rumah sakit di UMC di Utrecht. Tiga orang dilaporkan tewas.
Pelaku yang tertangkap bernama Gökmen Tanis (37). Tanis merupakan pria kelahiran Turki.
“Petugas Keamanan Belanda telah berhasil menangkap tersangka yaitu seorang pria kelahiran Turki bernama Gökmen Tanis (37), berkewarganegaraan ganda Belanda-Turki,” ujar Fungsi Pensosbud KBRI Den Haag, Renata Siagian, dalam kesempatan terpisah.
Dilansir AFP, polisi dan jaksa Belanda menyatakan penyelidikan kini lebih condong ke motif terorisme. Isi surat itu tidak disebutkan lebih lanjut oleh kepolisian dan jaksa Belanda. Ditambahkan polisi dan jaksa bahwa pihaknya tidak menemukan keterkaitan antara pelaku dan korban.
“Penyelidikan kami juga menetapkan tidak ada keterkaitan antara tersangka utama dan para korbannya,” tegas pernyataan tersebut.
“Sejauh ini, motif teroris diselidiki secara serius. Ini didasarkan pada sebuah surat yang ditemukan di dalam mobil yang dipakai melarikan diri, di antara barang-barang lainnya dan fakta-fakta yang muncul,” sebut polisi dan jaksa Belanda dalam pernyataan bersama.
Menyusul penembakan di Utrecht, kota keempat di Belanda terbesar dengan sekitar 350.000 penduduk, polisi segera memberlakukan situasi siaga tertinggi ketika masih mengejar pelaku.
Penduduk diminta untuk tetap tinggal di dalam rumah, sekolah-sekolah dan kantor-kantor pun ditutup.(DON)
Naypyitaw –
Seorang tokoh terkemuka yang juga pemimpin etnis di Rakhine dijatuhi vonis 20 tahun penjara oleh pengadilan Myanmar atas dakwaan makar. Vonis ini berpotensi semakin memanaskan pertempuran sengit yang tengah berlangsung antara kelompok etnis di Rakhine dengan militer Myanmar.
Seperti dilansir AFP, Selasa (19/3/2019), vonis terhadap Aye Maung, mantan Ketua Partai Arakan Nasional, dibacakan dalam persidangan di Sittwe, Rakhine pada Selasa (19/3) waktu setempat. Pasukan keamanan Myanmar berupaya menenangkan ratusan pendukung Aye Maung yang menunggu di luar pengadilan saat dia dibawa ke mobil polisi usai divonis.
Selama menjadi politikus dan ketua partai, Aye Maung dikenal akan pandangan garis keras terhadap etnis minoritas muslim Rohingya di Rakhine. Kelompok etnis Rakhine yang dipimpin Aye Maung merupakan etnis Buddha.
Oleh pengadilan Myanmar, dia dinyatakan bersalah atas dakwaan makar dan dakwaan melontarkan fitnah terkait sebuah pidato bernada menghasut pada Januari 2018, sehari sebelum kerusuhan mematikan pecah di Rakhine.
Pada saat itu, media-media nasional Myanmar yang didukung pemerintah menyebut Aye Maung melakukan unjuk rasa melawan pemerintah pusat yang disebut memperlakukan etnis Rakhine sebagai ‘budak’ dan menyatakan inilah ‘saat yang tepat’ untuk masyarakat Rakhine meluncurkan perlawanan bersenjata.
Malam hari usai seruan Aye Maung itu, para demonstran di Rakhine sempat menduduki gedung pemerintahan. Polisi melepas tembakan saat itu dan menewaskan tujuh orang. Aye Maung dan rekannya, penulis Wai Hin Aung — yang juga berpidato dalam rally yang sama — ditahan beberapa hari kemudian.
“Baik Dr Aye Maung dan penulis Wai Hin Aung masing-masing divonis 20 tahun penjara … untuk dakwaan makar tingkat tinggi dan masing-masing dua tahun penjara untuk memfitnah negara,” sebut pengacara Wai Hin Aung, Aye Nu Sein, kepada AFP.
Wilayah Rakhine terus dilanda kekerasan dan kebencian. Operasi militer brutal tahun 2017 lalu memaksa 740 ribu warga minoritas muslim Rohingya kabur ke Bangladesh.
Namun kelompok etnis Buddha di Rakhine — beberapa di antaranya dituduh membantu tentara Myanmar dalam operasi anti-Rohingya — juga merasa terpinggirkan oleh pemerintah pusat Myanmar.
Vonis yang dijatuhkan pengadilan Myanmar ini diprotes para pendukung Aye Maung yang masih berpengaruh oleh kalangan etnis Buddha di Rakhine. “Ini tidak adil. Ini penindasan dan bullying rakyat etnis Rakhine,” teriak salah satu pendukung wanita di pengadilan.
Dalam beberapa pekan terakhir, militer Myanmar bertempur sengit dengan Arakan Army (AA), kelompok bersenjata yang mengklaim mewakili etnis Rakhine. AA meluncurkan serangan terhadap pos-pos kepolisian pada awal Januari lalu yang menewaskan 13 polisi. Serangan serupa pada awal bulan ini menewaskan 9 polisi lainnya.(NOV)
Ankara –
Metin* polisi Turki berusia 38 tahun di kawasan timur Anatolia dijatuhi hukuman skors dari tempatnya bekerja karena ia seorang gay. Ia bertutur, tidak percaya apa yang menimpanya.
“Ketika mereka mengetahuinya, saya sudah menduga, ini akan mengancam pekerjaan saya”, kenang Metin. Dia menambahkan, ia bingung dan tidak tahu yang harus dilakukan. Terutama ia khawatir apa yang dipikirkan para seniornya tentang hal ini. Ia khawatir akan dipermalukan.
Semua bermula ketika Metin, yang gaya hidupnya bisa dibilang konservatif, dipenjara karena alasan “kekerasan seksual”. Dia pun diskors dari pekerjaannya karena ketahuan berhubungan dengan seorang lelaki, yang ia temui dua tahun lalu di kota Van. Baik keluarga maupun teman-temannya tidak tahu soal orientasi seksual Metin.
Seketika, semuanya menjadi buruk
Suatu hari, ketika Metin dan partnernya sedang minum teh di kantin kantor polisi, ia tiba-tiba dipanggil. Ketika ia kembali partnernya sudah menghilang. Ternyata partnernya ditangkap petugas kepolisian untuk diinterogasi. Metin mengungkap, saat itu partnernya panik dan terpaksa berbohong dengan mengatakan bahwa ia juga bekerja sebagai polisi. Setelah diteliti, pihak kepolisian mengungkap kebohongannya dan memenjarakan partner Metin dengan alasan menyamar sebagai pelayan publik.
Ketika diinterogasi ia mengatakan bahwa Metin memaksanya berhubungan sexual, dan ia kini menuntut Metin. Metin kemudian ditangkap karena telah melakukan tindakan “kekerasan seksual” terhadap partnernya. Meski akhirnya sang partner menarik pengaduannya, Metin tetap mendekam di penjara selama delapan hari. Akhirnya Metin tidak jadi diadili karena kurangnya bukti.
Dijauhi rekan kerja
Metin akhirnya dipindahkan ke Zonguldak di pantai Laut Hitam pada musim panas 2017. Rekan-rekan kerjanya di Van tidak ada yang mengucapkan selamat tinggal, kata Metin.
Tapi penderitaan Metin belum selesai. November 2018, komite disiplin kepolisian mengeluarkan aturan, “seorang pelayan publik dapat diskors jika memiliki hubungan yang tidak lazim dengan orang lain”. Ini juga berarti seseorang yang memiliki anak di luar pernikahan tidak dapat bekerja sebagai pelayan publik. Matin pun diskors dari pekerjaannya.
Metin tidak percaya keputusan ini. “Ini soal kehidupan pribadi saya; saya selalu bekerja secara profesional dan tidak pernah ada keluhan atas pekerjaan saya”, ujarnya. Situasi ini sangat memukulnya; “jika saya tidak boleh melakukan yang saya inginkan, mengapa saya hidup?”
Metin mengambil tindakan
Metin ingin kasusnya dibawa ke pengadilan. Pengacaranya, Firat Soyle berpendapat bahwa skors yang diberikan kepada kliennya tidak sesuai dengan aturan hukum. Ia menambahkan pengadilan konstitusi Turki menekankan prinsip privasi, “memperbolehkan seseorang untuk menjalani hidup berdasarkan pilihan dan keinginan pribadi”. Soyle mengungkap dari pernyataan tersebut, kehidupan pribadi seseorang harus dilindungi dari campur tangan pihak luar, termasuk orientasi seksual seseorang.
Universitas Kadir Has di Istanbul dan Kaos Gay and Lesbian Cultural Research and Solidarity Association (Kaos GL) menerbitkan studi tentang kaum LGBTQI yang bekerja untuk instansi pemerintahan Turki. Hasilnya, pegawai negeri dari kaum LGBTQI merasa semakin tertekan dengan suasana kerja yang makin sulit, sejak gagalnya kudeta 2016. Hukum yang baru bahkan memperbolehkan diberhentikerjakannya kaum LGBTQI yang bekerja bagi institusi peradilan.
Turki harus menghargai hukum internasional
Mustafa Sarylmaz, ahli bidang kebijakan sosial di The Association for Gender Identity and Sexual Orientation Research (SpoD) Istanbul menegaskan bahwa seseorang yang hidup di negara demokrasi tidak boleh mengalami diskriminasi karena pilihan orientasi seksual dan identitas gendernya.
Hingga kini, Metin belum memiliki pekerjaan, walaupun telah banyak mengirimkan lamaran kerja. Dia hanya berharap, dapat kembali bekerja sebagai polisi.(MAD)
Amsterdam –
Motif penembakan brutal di Utrecht, Belanda masih dalam penyelidikan. Dugaan yang muncul antara motif teror atau motif urusan pribadi.
“Ada banyak pertanyaan dan rumor. Masih belum jelas motif di balik serangan itu: teroris atau yang lain, kami tidak tahu dan kami tidak bisa mengesampingkan apapun,” ucap Perdana Menteri (PM) Belanda, Mark Rutte, dalam pernyataannya seperti dilansir The Telegraph dan BBC, Selasa (19/3/2019).
Tersangka penembakan yang bernama Gokmen Tanis (37) diketahui lahir di Turki dan memiliki kewarganegaraan ganda Turki-Belanda. Tanis telah ditangkap otoritas Belanda setelah sempat menjadi buronan selama 8 jam pada Senin (18/3) waktu setempat. Penembakan yang dilakukan Tanis di dalam trem menewaskan tiga orang dan melukai lima orang lainnya.
Pihak Kepolisian Belanda menduga penembakan yang dilakukan Tanis itu sebagai aksi terorisme. Tak jauh berbeda, ketua jaksa penuntut setempat, Rutger Jeuken, menyatakan bahwa indikasi awal menunjukkan penembakan ini merupakan serangan teror. Bahkan level ancaman teror di Belanda telah dinaikkan ke level lima atau level tertinggi.
“Interpretasi pertama soal apa yang terjadi menurut keterangan para saksi dan bukti yang kami dapat menunjukkan adanya motif teroris, meskipun kami tidak bisa mengesampingkan motif-motif lainnya,” sebut jaksa Jeuken dalam konferensi pers.
Namun seiring berjalannya waktu, muncul bukti-bukti di media sosial juga media-media internasional yang mengindikasikan penembakan itu didasari motif pribadi. Kepolisian Belanda mengakui dalam akun Twitter mereka soal laporan-laporan media Belanda dan Turki yang mengindikasikan adanya motif pribadi dalam penembakan ini. Dugaan motif pribadi itu menyebut bahwa Tanis kemungkinan menargetkan seorang wanita yang merupakan saudari tirinya atau mungkin juga mantan kekasihnya.
Dalam konferensi pers pada Senin (18/3) malam waktu setempat, seperti dilansir BBC, seorang jaksa setempat menyebut penembakan itu didorong oleh ‘alasan-alasan keluarga’.
Penembakan yang terjadi pada Senin (18/3) pagi waktu setempat, terjadi di sebuah trem yang sedang melaju di perempatan 24 Oktoberplein, Utrecht. Salah satu saksi mata menyebut pelaku ‘melepas tembakan secara membabi-buta’.
Ditambahkan jaksa setempat bahwa sosok Tani sudah dikenal oleh Kepolisian Belanda sebelum penembakan terjadi. Menurut The Telegraph, Tanis memiliki beberapa catatan kriminal sebelumnya. Disebutkan bahwa Tanis divonis bersalah atas percobaan pembunuhan tahun 2013 lalu, setelah melepas tembakan ke sebuah gedung apartemen setempat.
Dua pekan lalu, Tanis baru saja disidang atas tuduhan pemerkosaan tahun 2017. Beberapa waktu lalu, Tanis pernah ditangkap karena berupaya mencuri sebuah kendaraan, kemudian mengemudi di bawah pengaruh alkohol dan meludahi polisi. (ARF)
Paris –
Paris, bersama Hong Kong dan Singapura, tercatat sebagai kota paling mahal di dunia, menurut survei tahunan Economist Intelligence Unit.
Ini untuk pertama kalinya dalam tiga dekade terakhir, tiga kota menempati urutan teratas daftar kota termahal.
Bagi Paris, predikat ini bukan sesuatu yang asing karena tahun lalu ibu kota Prancis ini menempati urutan kedua termahal.
Di daftar sepuluh besar, ada empat kota Eropa, termasuk Paris.
Tim peneliti menggunakan parameter harga 160 barang dan jasa untuk menyusun pemeringkatan, mencakup harga makanan, minuman, transportasi, tagihan listrik, gas, air dan harga sewa rumah.
Secara keseluruhan ada 133 kota yang disurvei. Rilis yang dikeluarkan Economist Intelligence Unit tidak melakukan survei untuk Jakarta.
Tim peneliti kemudian menganalisis apakah harga di 133 kota tersebut mengalami kenaikan atau penurunan dengan membandingkannya dengan biaya hidup di New York sebagai acuan.
Indeks tahunan ini ditujukan untuk membantu perusahaan menghitung biaya hidup bagi ekspatriat dan mereka yang melakukan perjalanan bisnis.
Penulis laporan, Roxana Slavcheva, mengatakan Paris masuk kategori kota termahal di dunia sejak 2003 dan diakui “sangat mahal” bagi yang menetap di sana.
“Dibandingkan kota-kota lain di Eropa, hanya harga minuman keras, transportasi, dan rokok yang relatif lebih murah dibandingkan kota-kota lain di Eropa,” ujar Slavcheva. Selebihnya lebih mahal atau jauh lebih mahal.
Potong rambut Rp 1,6 juta
Sebagai gambaran, biaya potong rambut bagi perempuan mencapai US$119,04 (Rp1,6 juta) di Paris, US$112,10 (Rp1,5 juta) di Hong Kong, dan US$96,01 (Rp1,3 juta) di Singapura.
Sepuluh kota termahal (kota dengan nomor yang sama karena memiliki skor sama)
1. Singapura (Singapura)
1. Paris (Prancis)
1. Hong Kong (Cina)
4. Zurich (Swiss)
5. Jenewa (Swiss)
5. Osaka (Japang)
7. Seoul (Korea Selatan)
7. Kopenhagen (Denmark)
7. New York (AS)
10. Tel Aviv (Israel)
10. Los Angeles (AS)
Untuk harga satu kilogram roti, di Paris US$5,66 (Rp80.000), di Hong Kong US$3,91 (Rp55.400) dan US$3,40 (Rp48.200) di Singapura.
“Harga atau ongkos kebutuhan sehari-hari, rekreasi dan hiburan cenderung tinggi di kota-kota Eropa,” kata Slavcheva.
Untuk kota-kota paling murah, Economist Intelligence Unit mengatakan bahwa standarnya diukur dari biaya hidup di Barat dan masuk kategori antara lain disebabkan oleh rendahnya gaji di kota-kota tersebut yang pada gilirannya berdampak pada tingkat daya beli.
Dikatakan pula, biaya hidup di sejumlah kota menjadi makin murah akibat gangguan politik dan ekonomi, seperti yang terjadi di ibu kota Venezuela, Caracas dan kota Damaskus di Suriah, negara yang dilanda perang dalam beberapa tahun terakhir.
Kedua kota ini masuk di papan bawah daftar kota termahal di dunia.
Secara sederhana bisa dikatakan bahwa kota-kota termurah cenderung untuk tidak terlalu nyaman untuk ditempati,” kata peneliti Economist Intelligence Unit.
Inflasi dan gejolak nilai tukar mata uang juga mendorong beberapa kota turun peringkat seperti yang terjadi di Argentina, Brasil, Turki, dan Venezuel.a
Inflasi di Caracas menjadi satu juta persen tahun lalu memaksa pemerintah mengeluarkan mata uang baru.
Kota paling murah
1. Caracas (Venezuela)
2. Damaskus (Suriah)
3. Tashkent (Uzbekistan)
4. Almaty (Kazakhstan)
5. Bangalore (India)
6. Karachi (Pakistan)
6. Lagos (Nigeria)
7. Buenos Aires (Argentina)
7. Chennai (India)
8. New Delhi (India)
(ADI)
Wina –
Indonesia prihatin atas bertambahnya jumlah negara yang melegalkan penggunaan ganja untuk tujuan nonmedis dan rekreasional karena menganggap sebagai pelanggaran Konvensi Internasional. Indonesia juga menekankan pentingnya penegakan hukum yang tegas bagi kejahatan narkotika.
“Negara-negara yang masih menerapkan hukuman mati untuk kasus-kasus kejahatan narkoba, termasuk Indonesia, berpandangan bahwa, meskipun pendekatan HAM dalam mengatasi masalah narkoba merupakan hal penting, namun penerapan hukuman terhadap kejahatan terkait narkoba merupakan kedaulatan masing-masing negara,” ujar Duta Besar RI untuk Austria, Darmansjah Djumala, dalam keterangan tertulis, Selasa (19/3/2019).
Hal ini disampaikan Djumala dalam pertemuan sesi ke-62 Komisi Obat-obatan Narkotika (Commission on Narcotic Drugs/CND) di Markas PBB Wina, Austria (18/3), waktu setempat. Djumala menjelaskan, isu hukuman mati banyak diangkat dalam pembahasan isu narkoba karena hukuman mati oleh sebagian negara dipandang melanggar HAM dan tidak efektif untuk menyelesaikan masalah penyalahgunaan narkoba.
“Penghapusan hukuman mati belum menjadi sebuah kesepakatan universal. Hingga saat ini, tidak ada hukum internasional yang menghapuskan hukuman mati. Sementara, Pasal 6 International Covenant on Civil and Political Rights (ICCPR) mengatur bahwa hukuman mati dapat dijatuhkan atas kejahatan yang sangat serius (most serious crime),” kata Djumala.
“Untuk Indonesia, kejahatan narkoba (dalam hal ini para pengedar) masuk kategori kejahatan yang sangat serius,” imbuh Djumala.
CND merupakan pertemuan tahunan negara-negara pihak dan peninjau serta organisasi internasional terkait guna membahas isu-isu yang menjadi perhatian dan kepentingan bersama dalam pengawasan peredaran narkoba, serta merupakan ajang bagi negara-negara untuk meningkatkan kerja sama dalam memberantas penyalahgunaan narkoba.
Sesi reguler ke-62 CND diselenggarakan pada 18-22 Maret 2019, dengan terlebih dulu diawali Pertemuan Tingkat Menteri pada 14-15 Maret 2019.
Pertemuan Tingkat Menteri dihadiri oleh Presiden Bolivia dan Perdana Menteri Mauritius, 35 menteri kabinet, 64 pejabat setingkat menteri, serta lebih dari 500 delegasi mewakili negara-negara anggota dan peninjau CND serta organisasi internasional dan NGO. Delegasi RI dipimpin oleh Kepala BNN didampingi oleh Dubes/Watapri Wina selaku wakil ketua delegasi dan beranggotakan perwakilan dari BNN, Kementerian Luar Negeri, Kementerian Hukum dan HAM, Kementerian Kesehatan, Polri, BPOM, serta KBRI/PTRI Wina.(NGO)
Utrecht –
Polisi menangkap pelaku penembakan di Utrecht, Belanda, yang menewaskan 3 orang. Pelaku terindentifikasi berkewarganegaraan ganda Belanda-Turki.
“Tersangka utama telah ditangkap,” ujar Wali Kota Utrecht Jan van Zanen dalam sebuah pernyataan video di Twitter, seperti dilansir Reuters, Selasa (19/3/2019).
Pelaku yang tertangkap bernama Gökmen Tanis (37). Tanis merupakan pria kelahiran Turki.
“Petugas Keamanan Belanda telah berhasil menangkap tersangka yaitu seorang pria kelahiran Turki bernama Gökmen Tanis (37), berkewarganegaraan ganda Belanda-Turki,” ujar Fungsi Pensosbud KBRI Den Haag, Renata Siagian, dalam kesempatan terpisah.
Peristiwa ini terjadi pada Senin (18/3) pukul 10.45 waktu setempat, di mana sebuah trem ditembak pelaku. Sesaat setelah kejadian, polisi kesatuan khusus antiterorisme (Badan Koordinasi Keamanan Nasional dan Pemberantasan Terorisme/NCTV) dan tenaga paramedis berada di lokasi kejadian. Para korban segera dilarikan ke rumah sakit di UMC di Utrecht. Tiga orang dilaporkan tewas.
Menyusul insiden ini, KBRI mengimbau WNI yang tinggal di Belanda selalu waspada pascapenembakan. KBRI juga sudah berkoordinasi dengan aparat setempat.(MAD)