Lombardy –
Setelah hilang selama tiga hari, Florijana Ismaili dinyatakan meninggal dunia. Jenazah pemain timnas putri Swiss itu ditemukan di dasar danau.
Ismaili sebelumnya dinyatakan hilang pada Minggu (30/6). Pemain yang membela BSC YB Frauen itu hilang setelah berenang di Danau Como, Italia.
Ismaili ke Danau Como bersama rekan-rekannya untuk berlibur, kemudian menyewa perahu. Laporan terakhir menyebut, wanita 24 tahun itu hilang setelah melompat ke danau untuk berenang.
Proses pencarian pun dilakukan dengan menggunakan kapal selam dan penyelam. Tiga hari berselang, seperti diberitakan The Sun, Ismaili ditemukan tak bernyawa. Jenazahnya ditemukan di kedalaman 204 meter bawah danau.
Meninggalnya Ismaili membuat pemain Liverpool yang berasal dari Swiss, Xherdan Shaqiri, mengucapkan rasa bela sungkawanya untuk kompatriotnya.
“Saya sangat sangat syok dengan tewasnya Florijana Ismaili. Saya beserta keluarga menyampaikan bela sungkawa kepada keluarga dan kerabatnya,” tulis Shaqiri di Twitter.
Ismaili merupakan pemain BSC YB Frauen sejak 2011 hingga saat ini. Ia juga merupakan bagian Timnas Putri Swiss sejak 2014, dengan catatan 33 caps dan 3 gol.(NOV)
Colombo –
Kepala kepolisian nasional dan mantan Menteri Pertahanan Sri Lanka ditangkap atas dugaan kegagalan mencegah rentetan serangan bom saat Hari Paskah yang menewaskan 258 orang.
Penangkapan keduanya diumumkan oleh juru bicara kepolisian, Ruwan Gunasekera seperti dilansir kantor berita AFP, Rabu (3/7/2019).
Inspektur Jenderal Polisi Pujith Jayasundara merupakan pejabat kepolisian paling senior yang ditangkap sepanjang 152 tahun sejarah kepolisian negara tersebut. Gunasekera mengatakan, baik Jayasundara maupun mantan Menteri Pertahanan Hemasiri Fernando tengah menjalani perawatan di dua rumah sakit terpisah ketika mereka ditahan oleh para polisi berpakaian preman dari Departemen Penyelidikan Kejahatan pada Selasa (2/7) waktu setempat.
Gunasekera mengatakan, keduanya selanjutnya akan tetap dirawat di rumah sakit, namun para detektif kepolisian akan membuat laporan resmi penangkapan mereka ke pengadilan, yang akan memutuskan langkah selanjutnya yang akan diambil.
Penangkapan kedua pejabat senior ini dilakukan sehari setelah kepala kejaksaan nasional menyatakan bahwa dugaan kelalaian yang dilakukan kedua pejabat senior itu sama dengan kejahatan berat terhadap kemanusiaan, dan mereka juga harus menghadapi dakwaan pembunuhan.
Sebelumnya pada Senin (1/7) waktu setempat, Jaksa Agung Dappula de Livera mengatakan bahwa kedua orang itu gagal mengambil tindakan terkait adanya peringatan mengenai serangan bom Paskah, yang menurut otoritas Sri Lanka dilakukan oleh kelompok militan lokal namun diklaim oleh ISIS.
“Mereka harus dibawa ke pengadilan atas kelalaian kriminal mereka,” kata de Livera dalam surat untuk pejabat sementara kepala kepolisian Chandana Wickramaratne.
“Kelalaian mereka sama dengan apa yang dikenal di bawah hukum internasional sebagai kejahatan berat terhadap kemanusiaan,” tulisnya.
Selain itu, sembilan perwira senior kepolisian juga telah dinyatakan oleh Jaksa Agung sebagai tersangka yang akan diadili atas peran mereka dalam kelemahan keamanan terkait Bom Paskah pada 21 April lalu.
Sebelumnya, pejabat-pejabat intelijen India mengatakan bahwa mereka telah berbagi informasi mengenai target serangan-serangan bom Paskah — yang didapat dari seorang militan yang ditahan di India — namun otoritas Sri Lanka gagal menindaklanjuti ancaman serangan itu dengan serius.
India pertama kali menyampaikan peringatan serangan tersebut kepada Sri Lanka pada 4 April, lebih dari dua pekan sebelum bom Paskah 21 April. Kelompok-kelompok muslim lokal juga pernah menyampaikan kepada kepolisian dan unit-unit intelijen Sri Lanka mengenai kemungkinan serangan oleh ulama radikal Zahran Hashim, yang memimpin serangan-serangan bom bunuh diri pada Hari Paskah itu.(MAD)
Beijing –
China menuduh para pengunjuk rasa yang merusak gedung parlemen Hong Kong pada hari Senin (01/07) telah melakukan “aksi pelanggaran hukum berat” yang “menginjak-injak peraturan hukum”.
Sekelompok pegiat menduduki gedung Dewan Legislatif selama beberapa jam setelah memisahkan diri dari kelompok pengunjuk rasa damai.
Ratusan polisi menggunakan gas air mata untuk membubarkan para demonstran.
Pemerintah China mendesak penguasa Hong Kong untuk menyelidiki “tanggung jawab kriminal terhadap para pelanggar hukum yang melakukan kekerasan”.
Hong Kong, yang merupakan bekas wilayah jajahan Inggris, adalah bagian dari China tetapi wilayah itu dijalankan berdasarkan pengaturan “satu negara, dua sistem” yang menjamin kemandiriannya sampai tingkat tertentu. Warganya mendapatkan berbagai hak yang tidak dinikmati penduduk China daratan.
Kerusuhan hari Senin terjadi setelah dilakukannya protes massal selama berminggu-minggu terkait dengan RUU ekstradisi yang kontroversial. Para pengkritiknya memandang RUU ini dapat digunakan untuk mengirim para pembangkang politik Hong Kong ke China daratan.
Pemerintah China menyatakan pengrusakan parlemen merupakan tantangan langsung terhadap keberlangsungan formula “satu negara, dua sistem”.
Sampai sejauh ini, Beijing hanya bereaksi dari jauh, tetapi kekerasan pada hari Senin dapat menjadi katalisator bagi Beijing untuk mendorong pengawasan yang lebih ketat terhadap Hong Kong, kata editor Asia-Pacific BBC World Service, Celia Hatton.
Pemimpin Hong Kong, Carrie Lam sebelumnya menyampaikan pernyataan yang serupa. Dia mengutuk “penggunaan kekerasan ekstrem” oleh para pengunjuk rasa yang memaksa masuk ke Dewan Legislatif.
“Tidak ada hal yang lebih penting di Hong Kong kecuali peraturan hukum,” katanya dalam konferensi pers menjelang dini hari Selasa (02/07).
Pemerintah menunda pembahasan RUU Ekstradisi bulan lalu dan sekarang kecil kemungkinan akan lolos, tetapi para demonstran menginginkan hal ini sama sekali dihapus dan mendesak Lam untuk mengundurkan diri.
Apa yang terjadi sebelumnya?
Peringatan penyerahan Hong Kong dari Inggris ke kekuasaan China pada tahun 1997 selalu ditandai dengan pawai prodemokrasi tahunan, tetapi peristiwa tahun ini telah diperkirakan lebih besar dari biasanya.
Terjadi sejumlah bentrokan pada pagi hari ketika pengunjuk rasa menutup jalan di sekitar tempat Lam menghadiri upacara pengibaran bendera.
Pada tengah hari, ratusan demonstran memisahkan diri dari kelompok utama dan bergerak ke arah gedung parlemen.
Carrie Lam mengatakan peristiwa ini “sangat menyedihkan … dan mengejutkan banyak orang”.
Padahal pawai perdamaian tahunan tanggal 1 Juli, justru memperlihatkan “nilai inti yang kita lekatkan pada perdamaian dan keteraturan” di Hong Kong, tambahnya.
Protes yang dimulai pada bulan Juni, memusatkan perhatian pada hukum ekstradisi. Tetapi para demonstran kemudian memperluas tuntutan dengan mendesak pembebasan semua pegiat yang ditahan dan dilakukannya penyelidikan terhadap dugaan kekerasan yang dilakukan polisi.
Mereka juga memperlihatkan kekhawatiran terkait dengan pengaruh Beijing yang dipandang telah mengikis hukum dan hak khusus wilayah Hong Kong.
Sejumlah negara telah bereaksi terhadap kerusuhan di Hong Kong.
Di antaranya adalah Presiden AS Donald Trump yang menyatakan dukungannya terhadap para pengunjuk rasa dengan menyatakan mereka “sedang mencari demokrasi” dan “malangnya, sejumlah pemerintahan tidak menginginkan demokrasi”.
(ARF)
Omdurman –
Ratusan orang berkumpul di kota Omdurman yang terletak di seberang Sungai Nil dari Khartoum, Sudan, pada Senin (1/7). Mereka melakukan protes kepada militer sehari setelah bentrokan antara dinas keamanan dan pengunjuk rasa yang menewaskan tujuh orang.
Dilansir dari Reuters, Selasa (2/7/2019), salah satu dari mereka mengatakan ratusan orang tersebut keluar setelah penduduk menemukan mayat tiga pemuda berpakaian sipil penuh dengan peluru di dekat sungai pada pagi harinya. Setidaknya ada 600 orang memblokir jalan utama menuju jembatan Nil Putih, yang menghubungkan Omdurman ke ibu kota Sudan, dan mendirikan barikade ketika polisi antihuru-hara mengawasi mereka.
Lusinan orang menangis dan meneriakkan ‘turun dengan kekuasaan militer’ serta ‘darah untuk darah, kami tidak akan menerima uang darah’ di dekat mayat yang tertutup bendera. Spanduk protes berdarah dan megafon tergeletak di dekatnya. Tidak mungkin memverifikasi siapa yang telah membunuh ketiga pria itu, tetapi para saksi mata mengatakan sebuah truk telah membuang mayat itu di sana.
Orang-orang turun ke jalanan di Sudan pada Minggu (30/6). Mereka menuntut militer menyerahkan kekuasaan kepada pihak sipil, dalam demonstrasi terbesar sejak serangan mematikan oleh pasukan keamanan di sebuah kamp pengunjuk rasa di pusat kota Khartoum tiga minggu lalu.
Bentrokan antara pengunjuk rasa dan pasukan keamanan menyebabkan sedikitnya tujuh orang tewas dan 181 lainnya luka-luka, 27 di antaranya terkena tembakan langsung. Militer Sudan menggulingkan Presiden Omar al-Bashir pada 11 April setelah berbulan-bulan demonstrasi menentang pemerintahannya.
Kelompok-kelompok oposisi terus melakukan demonstrasi dan menekan militer untuk menyerahkan kekuasaan. Namun, pembicaraan tersebut gagal usai para anggota dinas keamanan menggerebek kamp pengunjuk rasa yang berada di luar Kementerian Pertahanan pada 3 Juni lalu.
Sejumlah dokter yang berhubungan dengan pihak oposisi mengatakan lebih dari 100 orang terbunuh dalam serangan pada bulan Juni dan jasad 40 orang telah ditarik dari sungai Nil.
Koalisi oposisi yang tergabung dalam Pasukan untuk Kebebasan dan Perubahan (FFC) telah memanggil jutaan orang untuk berdemonstrasi pada hari Minggu. Hari itu sekaligus sebagai peringatan 30 tahun kudeta yang membawa Presiden Bashir berkuasa, serta batas waktu yang diberikan Uni Afrika bagi penguasa militer Sudan untuk menyerakan kekuasaan kepada warga sipil atau akan menghadapi sanksi lebih jauh.
Sudan memiliki posisi yang strategis antara Timur Tengah dan Afrika, serta stabilitasnya dipandang penting untuk wilayah yang tengah bergejolak. Berbagai kekuatan, termasuk negara-negara Teluk yang kaya, berlomba-lomba mencari pengaruh di negara berpenduduk 40 juta ini.(MAD)
Hong Kong –
Polisi Hong Kong menembakkan gas air mata untuk membubarkan para demonstran yang menggelar aksi di Gedung Parlemen. Massa aksi pun berlarian menghindari gas air mata.
Dilansir dari AFP, Selasa (2/7/2019), polisi berhasil masuk ke Gedung Parlemen yang sebelumnya diserbu oleh massa aksi.
Setelah massa menjauh polisi pun bisa berjalan ke ruang utama tanpa menemui perlawanan. Para demonstran sendiri belum sepenuhnya membubarkan diri dari lokasi aksi.
Para demonstran antipemerintah Hong Kong ini kembali beraksi dengan menyerbu dan berusaha memecahkan pintu kaca pada gedung parlemen Hong Kong. Mereka melakukan aksinya dengan menggunakan troli dan tongkat logam, di tengah kemarahan terkait rancangan undang-undang (RUU) ekstradisi yang kontroversial.
Otoritas Hong Kong sendiri telah mengumumkan penundaan pembahasan RUU ekstradisi hingga batas waktu yang tak ditentukan. Namun, para demonstran menuntut agar RUU yang mengatur ekstradisi ke China itu dicabut selamanya. RUU itu banyak diprotes karena dikhawatirkan akan melemahkan penegakan hukum di Hong Kong.
Seperti dilansir Reuters dan AFP, Senin (1/7), dalam aksi protes terbaru di luar gedung parlemen atau yang disebut sebagai Dewan Legislatif Hong Kong, para demonstran berusaha memecahkan pintu kaca di sekitar gedung. Mereka menggunakan troli dan tiang dari logam untuk memecahkan pintu kaca.
Aksi para demonstran ini memicu retak-retak pada pintu kaca gedung parlemen Hong Kong. Ratusan polisi antihuru-hara yang memakai helm pelindung dan membawa tongkat berdiri di bagian dalam gedung, tepatnya di balik pintu kaca yang mulai retak.
Sejumlah demonstran terus berusaha memecahkan pintu kaca tersebut. Para demonstran yang memakai helm dan masker pelindung tampak mendorong troli logam yang berisi kardus ke arah pintu kaca pada gedung parlemen.
Aksi para demonstran antipemerintah ini digelar menjelang aksi besar-besaran untuk memperingati penyerahan Hong Kong dari Inggris ke China tahun 1997 lalu. Ketegangan meningkat saat polisi membentangkan spanduk warna merah yang isinya memperingatkan para demonstran agar menghentikan aksi mereka atau polisi akan menggunakan kekerasan. Sejumlah anggota parlemen pun ikut turun tangan meminta para demonstran untuk menghentikan aksinya.(ARF)
Seoul –
Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump mengaku telah mengundang Pimpinan Tertinggi Korea Utara Kim Jong Un untuk berkunjung ke AS. Undangan itu disampaikannya saat bertemu dengan Kim di Zona Demiliterisasi (DMZ).
“Kapanpun dia mau melakukannya. Saya pikir kami ingin membawa ini ke tingkat selanjutnya, mari kita lihat apa yang akan terjadi,” kata Trump dilansir AFP, Minggu (30/6/2019).
Trump mengatakan, usai pertemuannya dengan Kim, pihak AS dan Korut akan melakukan pertemuan lanjutan dalam dua atau tiga minggu ke depan. Pertemuan itu untuk membicarakan program nuklir Pyongyang.
Negosiator dari kedua belah pihak nantinya akan memproses dan melihat apa yang akan terjadi selanjutnya.
Sebelumnya, Trump bertemu dengan Kim Jong Un di Zona Demiliterisasi (DMZ) yang memisahkan Korea Utara dengan Korea Selatan. Pertemuan itu sekaligus membuat Trump menjadi Presiden AS yang pertama kali menginjakkan kaki ke tanah Korea Utara.
Trump dan Kim bertemu hari ini, usai Presiden AS itu secara tiba-tiba melempar undangan pertemuan dengan pimpinan Korea Utara itu melalui Twitternya pada Sabtu (29/6) kemarin. Ini merupakan pertemuan ketiga antara Trump dan Kim.(MAD)
Yerusalem –
Polisi Israel menyatakan telah menahan dan memeriksa Menteri Palestina untuk Urusan Yerusalem, Fadi al-Hadami. Hadami diperiksa terkait aktivitasnya di Yerusalem.
Dilansir AFP, Minggu (30/6/2019), menurut sumber terdekat Hadimi, Menteri Palestina itu ditangkap di rumahnya. Diduga, penangkapan Hadami berkaitan dengan kegiatannya baru-baru ini, termasuk menemani Presiden Chile selama kunjungan ke kompleks Masjid Al-Aqsa di Yerusalem.
Seperti diketahui, aksi Hadami menemani Presiden Chile Sebastian Pinera dalam tur ke situs suci, membuat Israel marah. Israel menilai tindakan itu merupakan pelanggaran peraturan dan pelanggaran yang dicapai dengan Santiago atas kunjungan kepala negara.
Chile kemudian menjelaskan bahwa kunjungan Pinera bersifat pribadi. Kunjungan Pinera dan kehadiran Hadami ditegaskan bukan bagian dari protokol negara.
Penangkapan Hadami juga menyusul aksi kekerasan di Yerusalem. “Pada Sabtu malam kemarin, polisi Israel terus menangani kerusuhan dan gangguan di sejumlah lingkungan ketika batu dilemparkan ke petugas dan kembang api menembaki mereka,” kata juru bicara polisi Micky Rosenfeld dalam sebuah pernyataan.
Dua petugas terluka dan enam tersangka ditangkap. Kerusuhan berlanjut setelah penembakan seorang warga Palestina berusia 20 tahun di lingkungan Issawiya di Yerusalem timur oleh polisi Israel, setelah ia diduga melemparkan kembang api ke arah mereka. Pria muda itu, yang diidentifikasi sebagai Mohammed Obeid, meninggal karena lukanya, menurut kementerian kesehatan Palestina.(ARF)
Washington –
Militer Amerika Serikat mengerahkan jet-jet tempur siluman F-22 Raptor ke Qatar untuk pertama kalinya. Pengerahan ini dilakukan untuk memperkuat pasukan AS di kawasan Teluk di tengah ketegangan dengan Iran.
Komando Militer Pusat Angkatan Udara AS menyatakan dalam sebuah statemen seperti dilansir kantor berita AFP, Sabtu (29/6/2019), pesawat-pesawat siluman F-22 Raptor tersebut dikerahkan untuk “membela pasukan dan kepentingan Amerika.” Tidak disebutkan secara rinci berapa jumlah pesawat siluman yang dikerahkan.
Sebuah foto yang dirilis militer AS menunjukkan lima jet F-22 Raptor terbang di atas Pangkalan Udara Al Udeid di Qatar.
Pengerahan pesawat-pesawat berteknologi tinggi ini dilakukan di tengah ketegangan antara Teheran dan Washington setelah Presiden AS Donald Trump secara sepihak menyatakan mundur dari kesepakatan nuklir dengan Iran tahun 2015, dan menerapkan kembali sanksi-sanksi terhadap negara republik Islam itu.
Ketegangan pun makin meruncing pekan lalu ketika Iran menembak jatuh sebuah drone militer AS di atas perairan Teluk yang sensitif, menyusul serangkaian serangan terhadap kapal-kapal tanker minyak. Washington menuding Teheran mendalangi serangan-serangan kapal tanker tersebut. Namun pemerintah Iran membantah keras tuduhan itu.
Pada Senin (24/6) waktu setempat, Trump menandatangani perintah eksekutif untuk memberlakukan sanksi-sanksi baru terhadap Iran. Langkah ini menjadi upaya AS untuk meningkatkan tekanan setelah Iran menembak jatuh drone militer AS.
Pemerintahan Trump secara khusus menargetkan Ayatollah Ali Khamenei sebagai pemimpin tertinggi Iran dan para pejabat senior Iran. Menteri Keuangan AS, Steve Mnuchin, menambahkan bahwa Menteri Luar Negeri (Menlu) Iran, Javad Zarif, juga dijatuhi sanksi.
Trump menyebut sanksi-sanksi itu merupakan bagian dari respons terhadap aksi Iran menembak jatuh drone militer AS di perairan Selat Hormuz. AS bersikeras menyatakan drone itu mengudara di wilayah internasional saat ditembak jatuh, pekan lalu. Namun Iran mengklaim drone AS telah melanggar wilayah udaranya.
Sanksi-sanksi terbaru AS itu bertujuan untuk membatasi akses pemimpin Iran terhadap sumber-sumber finansial, menghalangi pemimpin dan pejabat senior Iran untuk memakai sistem finansial AS atau mengakses aset apapun yang ada di wilayah AS. (DAB)
Madrid –
Kepolisian Spanyol telah menahan seorang sersan Angkatan Udara Brasil karena dituduh berusaha menyeludupkan tiga tas berisi narkoba jenis kokain ke Spanyol.
Barang terlarang ini ditemukan dalam pesawat yang membawa rombongan Presiden Brasil Jair Bolsonaro. Pesawat tersebut berhenti di Spanyol sebelum bertolak ke KTT G-20 di Osaka, Jepang
Menurut keterangan sumber di Kepolisian Spanyol kepada kantor berita Reuters, sersan tersebut ditahan setelah pihak berwenang menemukan 39 kg kokain di dalam tiga koper di saat pesawat berhenti di Madrid hari Selasa.
Angkatan Utara Brasil mengatakan bahwa sersan ini bekerja sebagai awak di pesawat cadangan itu dan bukan di pesawat kepresidenan yang membawa Presiden Bolsonaro.
Wakil Presiden Brasil Hamilton Mourao mengukuhkan bahwa sersan tersebut ditugaskan membantu persiapan perjalanan Presiden Bolsonaro ke Jepang dan sebelumya memang dijadwalkan akan berada di Spanyol sebelum melanjutkan perjalanan kembali ke Brasil setelah KTT selesai.
“Jelas saja melihat jumlah narkoba yang dibawanya, dia tidak membelinya begitu saja tiba-tiba, dan membawanya, bukan? Dia bekerja atas suruhan orang lain,” kata Mourao.
Di akun Twitternya, Presiden Bolsonaro mengatakan dia mendapat pemberitahuan atas penahanan itu dari Menteri Pertahanan dan telah memerintahkan “kerjasama segera dengan Kepolisian Spanyol.”
Pemerintah Brasil mengatakan akan bekerjasama dengan penyelidik Spanyol dan sudah melakukan penyelidikan terpisah.
Kepala Keamanan Kabinet Brasil Jendral Augusto Heleno menyayangkan bahwa insiden ini terjadi di saat perjalanan yang dilakukan presiden negara tersebut.(MAD)
Osaka –
Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump dan Presiden Rusia Vladimir Putin sempat bertemu di sela-sela KTT G20 yang tengah digelar di Osaka, Jepang. Di hadapan wartawan, Trump meminta Putin untuk tidak mencampuri pemilu AS.
Komentar Trump itu dinilai dimaksudkan untuk sedikit mencerahkan suasana di tengah skandal yang memicu penyelidikan selama 2 tahun oleh otoritas AS dan membuat frustrasi Trump, yang di awal-awal menjabat presiden pernah menyatakan akan menjalin hubungan lebih baik dengan Rusia.
Seperti dilansir Reuters, Jumat (28/6/2019), Trump dan Putin berbicara kepada wartawan di sela-sela KTT G20, sebelum menggelar pertemuan formal empat mata yang pertama sejak pertemuan di Helsinki pada Juli tahun lalu.
Saat ditanya oleh wartawan apakah dia akan membahas isu intervensi pilpres AS itu dalam pertemuan dengan Putin, Trump menjawab: “Iya, tentu saya akan membahasnya.”
Jawaban itu memancing tawa Putin. Trump kemudian menoleh ke Putin sambil mengarahkan telunjuknya ke arah pemimpin Rusia itu.
“Tolong, jangan campuri pemilu,” ucap Trump kepada Putin di hadapan wartawan.
Para pengkritik Trump menuduhnya terlalu ramah dengan Putin. Trump juga dikritik habis-habisan karena gagal mengkonfrontir Putin di Helsinki tahun lalu, setelah intelijen AS menyimpulkan agen-agen Rusia meretas komputer Partai Demokrat dan memakai akun-akun media sosial palsu untuk menyerang rival Trump dalam pilpres, Hillary Clinton.
Jaksa khusus AS, Robert Mueller, menghabiskan waktu selama dua tahun untuk menyelidiki apakah ada keterkaitan antara tim kampanye Trump dengan Rusia. Dalam kesimpulannya, Mueller menemukan bahwa Rusia memang mencampuri pemilu AS, namun tidak menemukan bukti yang menunjukkan tim kampanye Trump bersekongkol secara ilegal dengan Rusia untuk mempengaruhi hasil pemilu.
Diketahui bahwa hubungan AS dan Rusia memburuk beberapa tahun terakhir. Bahkan semakin memburuk setelah Rusia mencaplok Crimea dari Ukraina tahun 2014 dan mendukung Presiden Suriah Bashar al-Assad dalam konflik Suriah. Dalam wawancara terkini, Putin menyebut hubungan kedua negara ‘semakin buruk dan buruk’.
Trump sendiri berupaya untuk menjalin kerja sama dengan Putin dalam berbagai isu, termasuk isu Korea Utara (Korut). Pada Jumat (28/6) waktu setempat, Trump menekankan dirinya positif soal hal itu.
“Sungguh kehormatan besar bisa bersama Presiden Putin. Kami memiliki banyak hal untuk dibahas, termasuk perdagangan dan termasuk sejumlah perlucutan senjata,” ucap Trump. (ARF)