Beijing –
Penularan virus corona baru di China terus meningkat. Sejauh ini dilaporkan bahwa sebanyak 571 kasus coronavirus terkonfirmasi di negeri itu, dengan 17 orang meninggal.
“Sebanyak 571 kasus penyakit tersebut telah terkonfirmasi, dengan 95 orang dalam kondisi kritis dan 17 orang meninggal,” demikian disampaikan Komisi Kesehatan Nasional China dalam sebuah statemen seperti dilansir kantor berita Sputnik, Kamis (23/1/2020).
Sebelumnya pada Rabu (22/1) pagi waktu setempat dilaporkan bahwa jumlah korban jiwa akibat virus corona misterius ini tercatat sebanyak 9 orang di China. Namun jumlah korban jiwa meningkat nyaris dua kali lipat menjadi 17 orang hanya dalam waktu satu hari.
Untuk pertama kalinya, Hong Kong juga melaporkan dua kasus penularan virus ini. Seorang turis (39) asal China daratan yang tiba di stasiun kereta cepat di West Kowloon pada Selasa (21/1) diketahui positif terjangkit virus corona usai diperiksa di Rumah Sakit Queen Elizabeth. Pria lainnya yang berumur 56 tahun yang telah berkunjung ke Wuhan — kota di China yang menjadi asal-muasal wabah ini — juga terbukti positif usai diperiksa di Rumah Sakit Prince of Wales.
Macau juga melaporkan kasus terkonfirmasi pertamanya pada Rabu (22/1), ketika seorang pebisnis berumur 52 tahun dari Wuhan, dinyatakan positif tertular setelah mendatangi rumah sakit lokal. Dia tiba di pusat kasino tersebut pada Minggu (19/1) lalu dan telah mengalami batuk dan sakit kerongkongan selama sekitar sepekan.
Sementara itu, Amerika Serikat juga telah mengkonfirmasi kasus pertama virus corona jenis baru pada pria berusia 30-an tahun. Pria tersebut baru saja kembali dari Wuhan pada 15 Januari 2020.
Di Brisbane, Australia, seorang pria diisolasi di rumahnya untuk menjalani serangkaian tes. Pria ini menunjukkan gejala mirip SARS (Severe Accute Respiratory Syndrome) sepulang dari Wuhan, China.(RIF)
Washington –
Anggota Senat Amerika Serikat berkumpul di Gedung Capitol, Washington dalam sidang pemakzulan Presiden AS, Donald Trump. Mereka berdebat dan mengambil suara atas tata aturan sidang yang disepakati pada hari Rabu dini hari, yang diajukan oleh ketua kubu Republik, Mitch McConnell.
McConnell, mengusulkan adanya agenda penyampaian argumen pembuka, di mana jaksa penuntut dari kubu Demokrat maupun pihak kuasa hukum Trump memiliki masing-masing 24 jam selama dua hari untuk menyampaikan argumen mereka. Usulan McConnell lantas disetujui berdasarkan hasil pemungutan suara yang menyatakan 53 anggota kubu Republik mendukung tata aturan tersebut, sementara 47 anggota kubu Demokrat menolaknya.
Namun, menyusul protes dari kedua kubu saat persidangan digelar, McConnell tiba-tiba mengubah usulannya dengan menambahkan hari ketiga untuk agenda penyampaian argumen pembuka.
Dalam perubahan tata aturan yang tiba-tiba ketika persidangan dimulai ini, McConnell mengatakan cukup bukti-bukti dimasukkan dalam catatan persidangan, sehingga tidak membutuhkan lagi pemungutan suara. Kubu Demokrat yang sejak awal ngotot untuk memakzulkan Trump, mengatakan bahwa usulan McConnell yang gagal menjamin bukti-bukti yang dikumpulkan tim penyelidik juga akan dicatat.
Ketua DPR AS, Nancy Pelosi, menyebut agenda tersebut “dipersingkat secara tidak masuk akal” dan mengatakan setiap senator yang mendukung usulan tersebut tidak bermaksud untuk “benar-benar mempertimbangkan bukti yang memberatkan” Trump.
Ini merupakan ketiga kalinya dalam sejarah Amerika Serikat, seorang presiden harus berhadapan dengan sidang pemakzulan dirinya.
Baca juga: Bagaimana Prosedur Impeachment di Amerika Serikat?
Sebuah sidang tanpa hadirnya saksi-saksi?
Pemimpin senat dari kubu Demokrat, Chuck Schumer, mengecam usulan McConnell dan menyebutnya sebagai “aib negara.” Schumer menuduh McConnell mempercepat jalannya proses persidangan dan “sangat ingin” mempersulit saksi-saksi dan bukti-bukti untuk dihadirkan.
Senada dengan Schummer, salah satu pimpinan DPR AS yang juga anggota kongres dari kubu Demokrat, Adam Schiff, turut mengecam tata cara persidangan tersebut.
“Ini bukan proses untuk persidangan yang adil,” katanya. “Ini adalah proses sebuah persidangan yang dicurangi. Ini adalah proses jika Anda tidak ingin rakyat Amerika melihat bukti.”
Setelah argumen pembukaan, para senator memiliki waktu hingga 16 jam untuk mengajukan pertanyaan kepada jaksa penuntut dan pembela, kemudian dilanjutkan dengan empat jam sesi debat.
McConnell masih meminta Senat AS untuk memilih apakah akan menyetujui adanya bukti tambahan atau saksi dalam persidangan disusul argumen pembukaan dan pertanyaan dari anggota parlemen. Kubu Demokrat telah meminta pemungutan suara dilakukan sebelum argumen pembukaan, dan mengatakan kubu Republik menggunakan taktik menunda untuk mencegah saksi bersaksi.
Setelah melewati malam yang panjang, kubu Republik tetap menolak usulan kubu Demokrat untuk menghadirkan bukti-bukti maupun saksi dari dari Gedung Putih, Departemen Luar Negeri, Departemen Pertahanan, dan Kantor Manajemen dan Anggaran mengenai hubungan Trump dan Ukraina.
Ketua Mahkamah Agung AS, Roberts, yang memimpin jalannya persidangan, bahkan harus memperingatkan kedua belah pihak dengan mengatakan mereka harus “mengingat di mana mereka berada,” setelah satu perdebatan sengit antara angota DPR dari kubu Demokrat dengan kuasa hukum Trump.
“Saya pikir pantas pada titik ini bagi saya untuk memperingatkan para anggota DPR dan kuasa hukum presiden dalam hal yang setara untuk mengingat bahwa mereka sedang berbicara dengan badan musyawarah terbesar di dunia,” kata Roberts, menambahkan bahwa mereka harus “menghindari berbicara dengan cara yang tidak sopan dan menggunakan bahasa yang tidak pantas.”
Kubu Demokrat ingin kesaksian pejabat kunci pemerintahan Trump dimasukkan dalam catatan pengadilan. Jaksa penuntut percaya bahwa kesaksian Plt Kepala Staf Gedung Putih Mick Mulvaney dan mantan penasihat keamanan nasional John Bolton memiliki informasi penting terkait transaksi Trump dengan Ukraina.
Ada 100 senator di majelis tinggi AS, di mana kubu Republik menjadi kubu mayoritas dengan total 53 senatornya. Ini menunjukkan bahwa harus ada empat orang senator Republik yang bergabung dengan kubu Demokrat untuk mencapai angka 51 suara. Angka 51 adalah angka yang dibutuhkan kubu Demokrat untuk menghadirkan saksi-saksi dan penyerahan bukti tambahan dari tim penyelidik.
Mengapa Trump dimakzulkan?
Kubu Demokrat Demokrat sepakat untuk memakzulkan Trump atas dua tuduhan: penyalahgunaan kekuasaan dengan menahan bantuan militer AS ke Ukraina, dengan menekan Presiden Ukraina Volodymyr Zelensky untuk membantunya memenangkan pemilu 2020; dan menghalangi Kongres dengan menolak bekerja sama dalam penyelidikan.
Sebelumnya, Schumer menyebut tuduhan yang dialamatkan terhadap Trump adalah “kejahatan terhadap demokrasi.” Belum diketahui kapan seluruh proses sidang pemakzulan ini akan berakhir. Namun, diketahui sidang akan berlangsung selama enam hari dalam seminggu, dari Senin hingga Sabtu. Dalam hasil yang diharapkan secepat mungkin, Senat AS dapat memutuskan untuk menghukum atau membebaskan Trump atas tuduhan di akhir bulan Januari.
Trump dapat dimakzulkan jika dua pertiga suara senat memutuskan demikian. Namun nampaknya hal tersebut urung terjadi karena suara Republik, kubu yang mendukung Trump, unggul 53-47 dari kubu Demokrat.(NOV)
Washington DC –
Sidang pemakzulan Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump pada hari pertama berlangsung selama 13 jam nonstop di Senat AS. Selama sidang berlangsung, para Senator AS dilarang mengobrol dan menggunakan telepon genggam.
Seperti dilansir Associated Press, Rabu (22/1/2020), hari pertama sidang pemakzulan Trump dimulai sejak Selasa (21/1) siang, pukul 13.00 waktu setempat dan baru resmi diakhiri pada Rabu (22/1) dini hari, sekitar pukul 02.00 waktu setempat.
Selama sidang berlangsung, para Senator AS dilarang menggunakan telepon genggam maupun peralatan elektronik lainnya. Mereka hanya bisa memperhatikan, mendengarkan dan mencatat argumen-argumen yang disampaikan. Saling mengobrol dan saling memberikan catatan satu sama lain juga dilarang.
Larangan lainnya yang berlaku di ruang sidang, antara lain tidak boleh mondar-mandir di dalam ruang sidang. Minum kopi juga dilarang. Makanan ringan biasanya tidak diperbolehkan. Namun Senator Republikan, Ben Sasse, dari Nebraska terlihat memasukkan sesuatu ke dalam mulutnya dan mengunyah sambil mencatat.
Sidang diawali dengan perdebatan soal aturan yang ditetapkan Ketua Mayoritas Senat, Mitch McConnell, yang memblokir subpoena atau pemanggilan saksi-saksi penting juga permintaan dokumen-dokumen dari Gedung Putih dan lembaga pemerintahan AS lainnya. Kalangan Partai Demokrat menyebut aturan itu menguntungkan Trump. Diketahui bahwa McConnell merupakan Senator senior dari Partai Republik dan sekutu dekat Trump.
Argumen-argumen disampaikan tim manajer pemakzulan yang beranggotakan anggota House of Representatives (HOR) atau DPR AS yang mayoritas dari Partai Demokrat. Argumen juga disampaikan oleh tim penasihat hukum Trump.
Ketua tim manajer pemakzulan, Adam Schiff, terus menyampaikan argumennya soal saksi, dokumen dan pasal pemakzulan Trump — menyalahgunakan kekuasaan dan menghalangi Kongres AS. Hal itu sudah pernah disampaikan sebelumnya dan Schiff kembali mengulanginya di ruang sidang Senat AS.
Lima jam berlalu dan Schiff masih terus berbicara, hingga akhirnya salah satu Senator Republikan, James Risch, dari Idaho mengangkat salah satu tangannya agar Schiff bisa melihatnya dan mengarahkan telunjuknya ke jam tangan yang dipakainya. Waktu telah habis, Risch mengisyaratkan kepada Schiff.
Schiff mengakhiri argumennya dan waktu istirahat pun diumumkan. “Isu itu adalah sesuatu yang kita semua sudah pernah dengar,” sebut Senator Republikan dari Indiana, Mike Braun, kepada wartawan saat masa istirahat.
McConnell sebagai Ketua Senat, seperti dilansir CNN, mengumumkan waktu reses selama 30 menit untuk makan malam. Beberapa Senator tampak bergegas, bahkan berlari, keluar ruang sidang, namun ada juga yang masih terdiam di dalam ruang sidang.
Para Senator AS tampak berjuang keras untuk tetap fokus dan memperhatikan argumen soal dua pasal pemakzulan Trump yang disampaikan dalam sidang di ruang Senat AS, yang berlanjut hingga lewat tengah malam. Sebagai juri dalam sidang pemakzulan ini, para Senator tidak bisa mengeluh, terlibat momen ini menjadi pertaruhan politik besar menjelang pemilu pada November nanti. Sepertiga Senator AS yang hadir, mencalonkan diri kembali dalam pemilu mendatang.
Siapa saja di antara Senator AS yang ketahuan tertidur — beberapa dilaporkan tampak mengantuk — dalam sidang pemakzulan yang bersejarah ini, harus menjelaskannya kepada rakyat AS.
Dorongan untuk tertidur sebagian berasal dari familiarnya argumen-argumen yang disampaikan. Sebanyak 100 Senator AS sudah mendengar kisah soal aksi Trump menekan Ukraina untuk menyelidiki Wakil Presiden AS Joe Biden.
Hanya sedikit Senator AS yang mengklaim belum menentukan pilihan soal apakah Trump harus dimakzulkan. Namun dengan dominasi 53 suara Republikan melawan 47 suara Demokrat, sudah hampir pasti Trump akan dibebaskan dari dakwaan pemakzulan saat voting akhir digelar nantinya.(RIF)
Teheran –
Otoritas penerbangan sipil Iran mengakui ada dua rudal yang ditembakkan ke arah pesawat maskapai Ukraina yang jatuh di pinggiran Teheran, awal bulan ini. Ini menjadi pengakuan pertama yang disampaikan otoritas Iran soal dua rudal yang menjatuhkan pesawat penumpang itu.
Seperti dilansir AFP, Selasa (21/1/2020), pengakuan soal dua rudal itu disampaikan oleh otoritas penerbangan sipil Iran dalam laporan awal yang diunggah ke situs resminya pada Senin (20/1) malam waktu setempat.
“Para penyidik… menemukan bahwa dua rudal Tor-M1… ditembakkan ke pesawat itu,” demikian bunyi potongan laporan awal dari otoritas Iran.
Ditambahkan otoritas penerbangan sipil Iran bahwa penyelidikan masih terus berlangsung untuk menaksir dampak yang ditimbulkan insiden tersebut.
Pengakuan otoritas Iran ini mengonfirmasi laporan media terkemuka Amerika Serikat (AS), The New York Times (NYT), yang menyertakan rekaman video yang menunjukkan momen saat dua rudal ditembakkan ke pesawat maskapai Ukraina tersebut. NYT telah memverifikasi rekaman kamera keamanan tersebut.
Laporan NYT menyebut dua rudal ditembakkan ke pesawat tersebut dengan selisih waktu 30 detik. Menurut NYT dalam laporannya saat itu, kedua rudal diluncurkan dari sebuah lokasi militer Iran yang berjarak sekitar delapan mil dari pesawat tersebut.
Rudal Tor-M1 yang disebut oleh otoritas Iran, merupakan rudal jarak pendek jenis darat-ke-udara. Rudal Tor adalah rudal buatan Rusia yang biasa digunakan untuk serangan anti-pesawat atau menargetkan rudal jelajah lainnya pada ketinggian rendah.
Pesawat maskapai Ukraine International Airlines ditembak jatuh oleh rudal sesaat usai lepas landas dari Bandara Imam Khomeini Teheran menuju Kiev pada 8 Januari lalu. Total 176 penumpang dan awak, yang sebagian besar warga Iran dan Kanada, tewas dalam insiden itu.
Otoritas dan militer Iran sempat menyangkal selama tiga hari, sebelum akhirnya pada 11 Januari lalu mengakui telah tidak sengaja menembak jatuh pesawat jenis Boeing 737-800 itu. Komandan Divisi Dirgantara pada Garda Revolusi Iran, Brigadir Jenderal Amirali Hajizadeh, menyatakan Iran bertanggung jawab sepenuhnya atas insiden itu. Namun Hajizadeh menjelaskan bahwa operator rudal yang bertugas saat itu bertindak secara independen, karena mengira pesawat itu sebagai rudal jelajah.
Insiden nahas ini terjadi beberapa jam usai Iran melancarkan serangan rudal terhadap markas pasukan AS di Irak, sebagai balasan atas kematian jenderal top Iran, Qasem Soleimani, dalam serangan drone AS di Irak pada 3 Januari lalu.(NOV)
Honolulu –
Sebuah penembakan terjadi di wilayah Diamond Head, Hawaii, Amerika Serikat (AS). Sedikitnya dua polisi tewas dalam penembakan tersebut.
Seperti dilansir CNN, Senin (20/1/2020), insiden penembakan ini terjadi pada Minggu (19/1) waktu setempat. Laporan media lokal, Hawaii News Now, menyebut pelaku juga sempat membakar sebuah rumah di kawasan Hibiscus Drive, Diamond Head, Honolulu.
Wali Kota Honolulu, Kirk Caldwell dan Gubernur Hawaii, David Ige, mengonfirmasi kematian dua polisi dalam penembakan ini. Identitas kedua polisi yang tewas tidak disebut lebih lanjut.
Motif penembakan ini belum diketahui pasti.
Namun media lokal lainnya, Honolulu Star-Advertiser, seperti dilansir Associated Press, menyebut bahwa polisi mendatangi sebuah rumah di kawasan tersebut setelah mendapat laporan adanya insiden penyerangan. Di lokasi, polisi berhadapan dengan seorang pria yang membawa senjata api.
Menurut Honolulu Star-Advertiser, pria bersenjata itu melepas tembakan yang mengenai dua polisi Honolulu. Sebuah rumah yang diyakini menjadi lokasi pelaku penembakan, terbakar api.
Sejauh ini belum ada penangkapan yang dilakukan.
Kepolisian Honolulu dalam pernyataannya menyebut area sekitar Hibiscus Drive diblokir sementara karena polisi masih melakukan penyelidikan. Tayangan video dari Hawaii News Now menunjukkan sejumlah rumah di kawasan tersebut ikut terbakar api.
Salah satu saksi menuturkan bahwa dirinya mendengar sekitar 20 suara tembakan yang diikuti beberapa suara tembakan lainnya.
Seorang saksi bernama Ian Felix menuturkan kepada Hawaii News Now bahwa dirinya melihat seorang wanita mengalami luka berdarah di dekat rumah yang menjadi lokasi penembakan. Felix mengaku dirinya membantu memberikan pertolongan pertama pada wanita itu, hingga seorang petugas datang dan membalut luka wanita itu.
Felix menyebut dua polisi wanita (polwan) kemudian tiba di lokasi. Setelah itu terdengarlah suara tembakan. Diyakini Felix bahwa salah satu polwan itu terkena tembakan fatal.(NOV)
Ottawa –
Keluarga korban tragedi pesawat maskapai Ukraina yang berasal dari Kanada masing-masing akan menerima US$ 25 ribu (Rp 334 juta). Dana ini merupakan bantuan yang disediakan oleh pemerintah Kanada dengan tujuan memenuhi kebutuhan mendesak.
Seperti dilansir CNN, Sabtu (18/1/2020), dana bantuan dari pemerintah Kanada ini diumumkan oleh Perdana Menteri (PM) Justin Trudeau dalam konferensi pers terbaru di Ottawa pada Jumat (17/1) waktu setempat. Trudeau menegaskan dana bantuan ini akan diserahkan ‘dalam beberapa hari ke depan’.
Dana bantuan ini bisa digunakan keluarga korban untuk biaya pemakaman atau perjalanan. Dana ini berbeda dengan kompensasi yang tengah diajukan otoritas Kanada kepada pemerintah Iran.
“Saya ingin memperjelas: Kita mengharapkan Iran untuk membayarkan kompensasi kepada keluarga korban,” ucap Trudeau kepada wartawan setempat.
“Tapi saya telah menemui mereka (keluarga korban-red). Mereka tidak bisa menunggu berminggu-minggu. Mereka butuh dukungan sekarang,” imbuhnya.
Pengumuman Trudeau ini disampaikan setelah pekan lalu Iran mengakui militernya secara tidak sengaja menembak jatuh pesawat maskapai Ukraine International Airlines yang baru lepas landas dari Bandara Internasional Imam Khomeini di Teheran pada 8 Januari lalu.
Total 176 penumpang dan awak, termasuk 57 warga Kanada, tewas dalam kecelakaan itu.
“Kami belum melihat seperti apa kompensasi penuh dari Iran nantinya,” ujar Trudeau. “Tapi saya bisa memastikan kepada Anda bahwa setiap uang dari Iran untuk para korban akan diberikan langsung kepada mereka — uang itu tidak akan digunakan untuk mengganti pemerintah Kanada,” tegasnya.
Insiden salah tembak pesawat maskapai Ukraina itu terjadi beberapa jam setelah Iran melancarkan serangan rudal terhadap target markas pasukan Amerika Serikat (AS) di Irak, sebagai balasan atas kematian Komandan Pasukan Quds Iran, Mayor Jenderal Qasem Soleimani, dalam serangan drone AS di Irak pada 3 Januari lalu.
Militer Iran yang awalnya menyangkal, akhirnya mengakui telah secara tidak sengaja menembak jatuh pesawat jenis Boeing 737-800 tersebut. Trudeau menyebut insiden salah tembak pesawat maskapai Ukraina itu sebagai tragedi, dengan sebagian besar penumpang berniat melanjutkan penerbangan ke Kanada.
Sejauh ini, sebut Trudeau, belum ada jenazah korban asal Kanada yang dipulangkan dari Iran. Dia mengharapkan pemulangan jenazah korban akan dimulai beberapa hari ke depan. Disebutkan Trudeau bahwa sekitar 20 keluarga korban telah meminta jenazah orang tercinta mereka dipulangkan ke Kanada.
“Kami mengharapkan jenazah pertama akan dipulangkan dalam beberapa hari ke depan,” ujarnya.(RIF)
Teheran –
Seorang komandan top Iran menyebut ditembak jatuhnya pesawat maskapai Ukraina merupakan sebuah kesalahan yang ‘dipaksakan’ pada Iran oleh musuh.
Setelah menyangkal selama tiga hari, Garda Revolusi Iran mengakui pada Sabtu (11/1) lalu bahwa pihaknya secara tidak sengaja menembak jatuh pesawat maskapai Ukraine International Airlines. Pesawat jenis Boeing 737-800 itu baru saja lepas landas dari Teheran, saat terbakar dan jatuh di wilayah Iran pada 8 Januari lalu. Total 176 penumpang dan awak, yang sebagian besar warga Iran dan warga Kanada keturunan Iran, tewas dalam kejadian ini.
Komandan Divisi Dirgantara pada Garda Revolusi Iran, Brigadir Jenderal Amirali Hajizadeh, dalam pernyataan pada Sabtu (11/1) lalu, mengakui seorang operator rudal keliru mengira pesawat penumpang itu sebagai sebuah rudal jelajah dan menembakkan rudal secara independen atau atas keputusannya sendiri.
Dalam pernyataan terbaru, seperti dilansir Associated Press, Kamis (16/1/2020), Hajizadeh menyalahkan Amerika Serikat (AS) atas kesalahan yang dilakukan Iran saat menembak jatuh pesawat maskapai Ukraina. Hal ini disampaikan Hajizadeh saat mengunjungi keluarga salah satu korban jatuhnya pesawat penumpang itu.
“Ini (ditembak jatuhnya pesawat maskapai Ukraina secara tidak sengaja-red) merupakan sesuatu yang dipaksakan musuh kepada kita. Ini adalah kesalahan musuh. Ketika Anda sedang dalam perang, kedua pihak terkena serangan. Kita siap menyerang dan siap untuk diserang balik,” sebut Hajizadeh. Musuh dalam pernyataan Hajizadeh tersebut merujuk pada AS.
Peristiwa ditembak jatuhnya pesawat sipil Ukraina itu terjadi setelah Iran melancarkan serangan rudal ke markas pasukan AS di Irak, untuk membalas kematian Komandan Pasukan Quds Iran, Mayor Jenderal Qasem Soleimani. Saat itu Iran diketahui dalam kondisi waspada menanti serangan balasan AS.
Ditegaskan Hajizadeh bahwa serangan terhadap AS akan terus berlanjut. “Tentu saja pukulan beruntun ini akan berlanjut dan kita akan membalaskan darah para martir terhadap mereka (AS-red),” tegasnya.
Lebih lanjut, Hajizadeh mengungkapkan alasan Iran tidak segera mengaku bertanggung jawab atas jatuhnya pesawat maskapai Ukraina. Diketahui bahwa Iran saat itu bersikeras menyangkal setelah negara-negara Barat, termasuk Kanada dan AS, mengungkapkan indikasi bahwa pesawat penumpang itu ditembak jatuh oleh rudal.
“Ini (tidak mengakui pesawat ditembak jatuh rudal Iran-red) demi kemajuan keamanan negara kita, karena jika kita mengungkapkan ini maka sistem pertahanan udara kita akan menjadi lumpuh dan orang-orang kita akan meragukan semuanya,” ungkapnya.
Terkait kesalahan fatal Garda Revolusi Iran yang menembak jatuh pesawat maskapai Ukraina, Presiden Iran Hassan Rouhani menegaskan semua pihak yang bersalah dan lalai akan dihukum. Rouhani bahkan menyerukan dibentuknya pengadilan khusus untuk menyelidiki dan mengadili para tersangka dalam kejadian tragis itu.(DAB)
Washington –
Setelah hampir dua tahun perang dagang antara dua kekuatan ekonomi dunia, Amerika Serikat dan Cina hari Rabu, (15/1) menandatangani kesepakatan “gencatan senjata” perdagangan. Dunia bisnis pun menarik napas sedikit lega.
“Hari ini, kami mengambil langkah penting,yang belum pernah dilakukan sebelumnya dengan China,” yang akan memastikan “perdagangan yang adil dan timbal balik,” kata Presiden AS Donald Trump pada upacara penandatanganan Gedung Putih. “Bersama-sama, kita memperbaiki kesalahan masa lalu,” tambahnya.
Trump menandatangani apa yang disebut kesepakatan perdagangan “fase satu” dengan Wakil Perdana Menteri China Liu He, yang memimpin tim negosiasi Beijing, Perwakilan Dagang AS Robert Lighthizer serta Menteri Keuangan Steven Mnuchin.
Meredanya konflik perdagangan AS-Cina sejak beberapa hari terakhir telah membuat lega para pelaku pasar di seluruh dunia, yang sebelumnya mengkhawatirkan aksi balas membalas lanjutan dalam perang tarif impor.
Donald Trump juga menyatakan terimakasih kepada Presiden Cina Xi Jinping dan mengatakan dia akan berkunjung ke Cina “dalam waktu tidak terlalu jauh”.
Dalam sebuah surat kepada Trump, Presiden Cina Xi Jinping menyatakan menyambut Kesepakatan Perdagangan Fase Satu yang tercapai dengan Amerika Serikat, dan dia bersedia “memelihara hubungan dekat” dengan pemimpin Amerika.
Hanya “gencatan senjata”
Sekalipun konflik mereda, tidak berarti hubungan kedua negara dalam jangka panjang langsung membaik, bahkan tampaknya tetap akan diwarnai ketegangan. Karena Kesepakatan Dagang “Fase Satu” hanya menetapkan “masa jeda” dalam perang dagang antara kedua negara. Jadi bukan suatu terobosan penting, kata Steve Tsang, pakar politik dan ekonomi di University of London.
Dalam pandangannya, kepemimpinan Xi Jinping telah membawa perubahan besar pada hubungan Cina dengan AS dan dunia Barat. “Ini adalah seorang pemimpin yang secara mendasar mengubah cara orang Cina memandang dunia,” katanya kepada DW.
“Dia ingin ekonomi Cina tidak lagi tergantung pada Barat. Itulah yang dimaksud dengan ‘Made in China 2025’. Jadi, pemerintah Cina akan berusaha mengurangi ketergantungan ekonomi.”
Di bawah Xi Jinping, Cina terlihat berupaya keras menngimbangi dominasi Amerika Serikat di berbagai bidang. Agenda strategisnya ada di bawah program ‘Made in China 2025’ dan proyek infrastruktur raksasa ‘Belt and Road Initiative’ (BRI), sebuah agenda pembangunan jaringan dan infrastruktur transportasi yang melibatkan 152 negara.
Pemerintah Amerika Serikat dan negara-negara industri barat lainnya memang sudah lama mempermasalahkan beberapa kebijakan ekonomi Cina, tidak hanya soal surplus perdagangan dan proteksionismenya. Tapi belakangan, terutama Amerika Serikat melancarkan kebijakan konfrontatif yang langsung mengarah pada perusahaan-perusahaan Cina. Misalnya kebijakan terhadap raksasa teknologi Huawei.
Perang dagang meruncing di bawah Donald Trump
Perang dagang terutama disulut oleh Presiden AS Donald Trump, yang sejak awal masa jabatannya menegaskan akan berjuang mengutamakan kepentingan Amerika, dengan slogannya “America First!”
Lebih dari itu, Donald Trump sering mendesak mitra-mitra dagangnya untuk bergabung sebagai “pembantu perang” dan bersama-sama melawan “musuh”, yaitu Cina. Terutama negara-negara berkembang sering dipaksa memilih salah satu kubu.
Banyak negara berkembang menghadapi dilema, karena baik AS maupun Cina merupakan adidaya ekonomi. Keputusan bergabung dengan salah satu kubu bisa menguntungkan, atau juga merugikan, tergantung pada perkembangan ekonomi dan politik di kawasan.
Saatnya jadi lebih mandiri
Saat ini, AS dan Cina memang mendominasi perdagangan global, baik sebagai negara pengekspor maupun negara pengimpor terbesar dunia. Karena itu, perkembangan ekonomi global juga tergantung pada perkembangan di kedua negara ini. Setiap negara yang ingin memajukan ekonominya mau tidak mau harus berdagang dengan AS maupun Cina.
Pengamat ekonomi Steve Tsang mengatakan, inilah saatnya bagi negara-negara lain untuk melepaskan ketergantungan dari kedua raksasa ekonomi itu dan menjadi lebih mandiri, proses yang disebutnya sebagai “decoupling”.
“Yang diperlukan adalah proses ‘decoupling’, terutama dari Amerika Serikat”, katanya. Karena Amerika Serikat cenderung bersikap keras dan menjatuhkan sanksi kepada mitra-mitra dagang yang tidak mau mengikuti kebijakannya. Sedangkan Cina biasanya bersikap lebih lunak dan tidak terlalu gembar-gembor.
Bagaimanapun, jika perang dagang ini terus berlanjut setelah “masa jeda” ini, negara-negara lain tampaknya akan dipaksa memihak pada satu kubu, dan prospek ekonomi akan makin suram. Tapi mungkin saja, kedua adidaya ekonomi yang sedang bertikai itu akhirnya sadar, bahwa perekonomian akan lebih cerah, jika mereka mencapai kesepakatan yang tahan lama.(NOV)
Paris –
Negara-negara Eropa seperti Prancis, Jerman, dan Inggris mendesak Iran kembali ke kesepakatan perjanjian nuklir Teheran pada tahun 2015 lalu. Perjanjian itu membatasi ambisi nuklir Iran.
Dilansir AFP, Senin (13/1/2020), Prancis, Jerman, dan Inggris adalah negara yang menandatangani kesepakatan perjanjian tersebut. Pernyataan bersama ini muncul ketika demonstrasi rakyat Iran pecah dan pemerintah Iran mengakui menembak pesawat Ukraina yang jatuh.
“Kami telah menyatakan keprihatinan kami yang mendalam pada tindakan yang diambil oleh Iran yang melanggar komitmennya sejak Juli 2019. Tindakan ini harus dibalik,” demikian bunyi pernyataan dari negara-negara Eropa tersebut.
Tiga negara yang menandatangani dan mitra Uni Eropa mengatakan Rencana Aksi Komprehensif Bersama (JCPOA) memainkan peran kunci. Selain itu, memastikan Iran tidak mengembangkan senjata nuklir.
“Kepentingan mendasar keamanan bersama,” kata pernyataan tersebut.
“Kita harus mengatasi melalui diplomasi dan dengan cara yang bermakna, berbagi keprihatinan tentang aktivitas regional Iran yang tidak stabil, termasuk yang terkait dengan program misilnya,” imbuh pernyataan itu.
Dalam pernyataan itu juga ditegaskan kembali kesiapan untuk melanjutkan keterlibatan dalam peningkatan stabilitas di kawasan ini.
“Kami mencatat pengumuman Iran terkait penembakan UIA Flight PS752 dan berkomitmen untuk bekerja sama dengan Iran pada langkah selanjutnya,”.
Pemerintah Iran sebelumnya menyatakan pihaknya secara tidak sengaja menjatuhkan sebuah pesawat jet Ukraina di luar Teheran dan menewaskan 176 orang. Penembakan itu terjadi tak lama setelah Iran meluncurkan rudal di pangkalan-pangkalan di Irak yang menampung pasukan Amerika.(NOV)
Manila –
Pemerintah Filipina mengeluarkan peringatan letusan eksplosif dari gunung berapi di sisi selatan Manila. Gunung api Taal (Taal Volcano) itu telah melontarkan abu hingga menghentikan aktivitas penerbangan di bandara.
Dilansir dari AFP, Senin (13/1/2020), Gunung berapi Taal merupakan objek wisata populer yang terletak di tengah danau. Gunung ini telah memuntahkan abu, mengeluarkan gemuruh serta gempa bumi dan meledak dengan kilat di atas puncaknya.
Ribuan orang yang tinggal di dekatnya telah dievakuasi dari rumah mereka. Namun, ada penduduk lainnya yang masih mempertimbangkan apakah akan melarikan diri atau tidak.
“Letusan berbahaya bisa terjadi dalam beberapa jam hingga berhari-hari,” kata badan seismologi negara itu.
“Saya khawatir itu akan meletus … tetapi saya akan membiarkannya takdir. Saya hanya harus berdoa,” kata salah satu pegawai hotel dekat gunung berapi, Eduardo Carino.
Taal Volcano sempat mengeluarkan awan abu mencapai 50.000 kaki (15.000 meter) ke atmosfer. Pejabat penerbangan memerintahkan penangguhan penerbangan ke dan dari Bandara Internasional Ninoy Aquino (NAIA) di ibu Kota.
Pihak berwenang awalnya menghentikan operasi di NAIA selama beberapa jam. Tetapi pada hari Minggu, pihak berwenang mengumumkan penerbangan akan ditangguhkan sampai pemberitahuan lebih lanjut.
Institut Vulkanologi dan Seismologi Filipina (Phivolcs) mengutip ancaman terhadap pesawat dari fragmen balistik. Sekretaris transportasi Arthur Tugade juga telah menginstruksikan pejabat penerbangan untuk melakukan apa pun yang diperlukan untuk kepentingan keselamatan publik.
Ahli gempa pemerintah mencatat magma bergerak menuju kawah Taal yang merupakan salah satu gunung berapi paling aktif di negara itu dan berjarak 65 kilometer selatan Manila. Kepala Phivolcs Renato Solidum mengatakan letusan terakhir Taal terjadi pada tahun 1977.
Kantor bencana setempat mengatakan telah mengevakuasi lebih dari 2.000 penduduk yang tinggal di pulau vulkanik yang terletak di dalam danau. Solidum mengatakan para pejabat juga akan memerintahkan evakuasi orang-orang yang tinggal di pulau lain di dekatnya jika situasinya memburuk.
“Abu telah mencapai Manila berbahaya bagi orang-orang jika mereka menghirupnya,” katanya kepada AFP.
Terlepas dari abu, beberapa partikel berdiameter 6,4 cm (2,5 inci), lebih besar dari bola golf, dilaporkan jatuh di daerah sekitar danau. Pada saat itu 52 gempa vulkanik telah terjadi.
“Aktivitas seismik yang intens seperti itu mungkin menandakan intrusi magma terus menerus di bawah bangunan Taal, yang dapat menyebabkan aktivitas erupsi lebih lanjut,” kata Phivolcs.(RIF)