Washington DC –
Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump enggan menjawab saat ditanya apakah dirinya telah menjalani pemeriksaan virus Corona usai diketahui sempat melakukan kontak dekat dengan dua politikus yang terpapar virus Corona atau Covid-19.
Seperti dilansir CNN, Selasa (10/3/2020), baru saja terungkap bahwa Trump sempat berinteraksi dengan dua politikus Partai Republik yang sebelumnya pernah melakukan kontak dekat dengan seseorang yang belakangan dinyatakan positif virus Corona.
Doug Collins, anggota parlemen AS dari Georgia dan Matt Gaetz, anggota parlemen AS dari Florida, baru saja mengumumkan bahwa mereka menjalani karantina sendiri (self-quarantine) usai menyadari sempat melakukan kontak dekat dengan seseorang yang positif virus Corona saat menghadiri Konferensi Tindakan Politik Konservatif (CPAC) akhir bulan lalu.
Collins diketahui sempat berjabat tangan dengan Trump saat bertemu di kantor Pusat Pengendalian Penyakit AS (CDC) di Atlanta, Georgia, pada Jumat (6/3) lalu. Sedangkan Gaetz sempat naik limusin kepresidenan dan pergi bersama Trump dengan pesawat kepresidenan Air Force One pada Senin (9/3) waktu setempat.
Trump ikut menghadiri briefing soal penanganan virus Corona yang dipimpin Wakil Presiden AS Mike Pence pada Senin (9/3) malam waktu setempat.
Saat hendak meninggalkan briefing, Trump dihujani pertanyaan oleh wartawan soal apakah dia telah menjalani pemeriksaan virus Corona. Trump sama sekali tidak menjawab, dia malah mengerutkan kening dan berjalan menjauhi wartawan.
Pence yang juga ditanyai wartawan menyatakan dirinya tidak tahu apakah Trump sudah diperiksa. Lebih lanjut, Pence mengakui dirinya sendiri belum menjalani pemeriksaan virus Corona dan menyatakan ‘tidak ada rekomendasi’ dari tim dokter kepresidenan bahwa dirinya harus diperiksa.
Dalam pernyataan terpisah, Gedung Putih memberikan penegasan bahwa Trump belum diperiksa terkait virus Corona, meskipun diketahui sempat melakukan kontak dekat dengan sejumlah anggota parlemen AS yang kini mengkarantina diri sendiri (self-quarantine).
“Presiden belum menjalani pemeriksaan Covid-19 karena dia tidak melakukan kontak dekat dalam waktu lama dengan pasien Covid-19 yang terkonfirmasi, atau tidak mengalami gejala apapun,” tegas Sekretaris Pers Gedung Putih, Stephanie Grisham.
“Presiden Trump tetap dalam kesehatan yang sangat baik, dan dokternya akan terus memantau secara saksama,” imbuh Grisham.
“Per pedoman CDC saat ini, profesional medis harus mendasarkan keputusan pemeriksaan terhadap pasien dengan gejala dan riwayat paparan,” ujarnya.(NOV)
Beijing –
Lebih dari 100 ribu orang di sedikitnya 107 negara dan wilayah dinyatakan positif terinfeksi virus Corona. Jumlah korban meninggal secara global sejauh ini melampaui 3.800 orang.
Seperti dilansir Channel News Asia dan kantor berita China, Xinhua News Agency, Senin (9/3/2020), jumlah total kasus virus Corona secara global dilaporkan mencapai 109.129 kasus hingga Senin (9/3) waktu setempat.
Dari jumlah itu, sebanyak 80.735 kasus di antaranya ada di wilayah China daratan. Otoritas China melaporkan 40 kasus baru yang muncul sepanjang Minggu (8/3) waktu setempat.
Sisanya, sebanyak 28.394 kasus lainnya tersebar di lebih dari 100 negara. Korea Selatan (Korsel) — 7.382 kasus, Italia — 7.375 kasus dan Iran — 6.566 kasus — masih menjadi negara-negara dengan kasus virus Corona paling banyak di luar China daratan.
Jumlah total korban tewas akibat virus Corona sejauh ini mencapai 3.815 orang. Dengan 3.119 orang di antaranya meninggal di wilayah China daratan. Otoritas China melaporkan 22 kematian baru di wilayahnya pada Minggu (8/3) waktu setempat.
Sekitar 696 orang lainnya dilaporkan meninggal dunia di sedikitnya 19 negara dan wilayah lain di luar China daratan. Italia menjadi negara dengan jumlah korban meninggal terbanyak setelah China, dengan sejauh ini 366 orang meninggal dunia.
Iran dan Korsel ada di bawah Italia dengan masing-masing 194 korban meninggal dan 51 korban meninggal.
Sementara itu, seperti dilansir Xinhua News Agency, otoritas China melaporkan sedikitnya 1.535 pasien virus Corona dipulangkan dari rumah sakit usai dinyatakan sembuh pada Minggu (8/3) waktu setempat. Secara total, sudah 58.600 pasien virus Corona di wilayah China daratan yang dinyatakan sembuh.(NOV)
Pyongyang –
Korea Utara (Korut) kembali menembakkan sejumlah proyektil tak teridentifikasi yang diduga kuat rudal balistik pada Senin (9/3) pagi waktu setempat. Aktivitas balistik Korut semacam ini merupakan yang kedua kali dalam sepekan terakhir.
Seperti dilansir AFP, Senin (9/3/2020), kantor Kepala Staf Gabungan Korea Selatan (JCS) dalam pernyataannya menyebut beberapa proyektil tak teridentifikasi itu ditembakkan ke arah timur laut Korut, dari area Sondok yang ada di wilayah Provinsi Hamgyong Selatan.
JCS awalnya menyebut tiga proyektil ditembakkan Korut, namun kemudian meralatnya menjadi ‘sejumlah’ proyektil.
“Korut tampaknya telah melakukan latihan tembak gabungan yang melibatkan beberapa tipe peluncur roket multipel,” demikian pernyataan JCS, sembari menyatakan ‘penyesalan kuat’ terhadap aktivitas terbaru Korut.
“Militer sedang memantau peluncuran tambahan dan mempertahankan kesiapan,” imbuh pernyataan JCS.
Pernyataan JCS menyebut sejumlah proyektil itu mengudara sejauh 200 kilometer dengan ketinggian maksimum 50 kilometer, sebelum jatuh ke lautan sebelah timur laut wilayah Korut.
Peluncuran proyektil terbaru yang dilakukan Korut ini jauh lebih pendek jaraknya, namun lebih tinggi jika dibandingkan aktivitas peluncuran pekan lalu. Diketahui bahwa pada Senin (2/3) lalu, Korut menembakkan dua rudal balistik jarak pendek dari wilayahnya.
Media nasional Korut mengklaim bahwa pemimpin mereka, Kim Jong-Un, mengawasi latihan ‘artileri jarak jauh’ pekan lalu. Media nasional Korut juga menyertakan gambar sistem peluncur roket dan sejumlah roket kaliber besar yang diklaim telah ditembakkan ke area hutan setempat.
Menanggapi aktivitas balistik terbaru Korut, Kementerian Pertahanan Jepang melontarkan dugaan bahwa Korut menembakkan ‘sejumlah rudal balistik’ yang dilarang di bawah resolusi Dewan Keamanan PBB.
“Peluncuran berulang objek-objek seperti rudal-rudal balistik telah menjadi isu serius bagi komunitas internasional, termasuk negara kita,” sebut Perdana Menteri (PM) Jepang, Shinzo Abe, di hadapan parlemen.(MAD)
Texas –
Dua anggota Kongres Amerika Serikat (AS), Senator Ted Cruz dan anggota parlemen Paul Gosar, melakukan karantina terhadap diri mereka sendiri (self-quarantine) setelah menyadari pernah melakukan kontak dengan seorang pria positif virus Corona dalam sebuah konferensi politik setempat.
Seperti dilansir Associated Press, Senin (9/3/2020), Senator Ted Cruz dari negara bagian Texas mengakui dirinya sempat melakukan kontak singkat dengan seorang pria, yang belakangan dinyatakan positif virus Corona. Cruz mengakui sempat bersalaman dengan pria itu dalam Konferensi Aksi Politik Konservatif (CPAC) dua pekan lalu.
Dituturkan Cruz yang merupakan Senator Republikan ini, bahwa dirinya akan melakukan self-quarantine di rumahnya di Texas selama 14 hari sejak kontak itu terjadi.
Dalam pernyataan lebih lanjut, Cruz menuturkan dirinya sempat melakukan kontak dengan pria positif Corona itu saat menghadiri CPAC di Oxon Hill, Maryland, sekitar 10 hari lalu. Cruz mengakui dirinya kini tidak mengalami gejala apapun, merasa baik-baik saja dan telah diberitahu bahwa kemungkinan penularan sangatlah rendah.
Namun sebagai antisipasi, Cruz memutuskan untuk mengkarantina dirinya sendiri (self-quarantine) di rumahnya di Texas selama beberapa hari ke depan, hingga selang waktu 14 hari terpenuhi sejak interaksinya dengan pria positif virus corona itu. Disebutkan Cruz bahwa otoritas medis setempat memberitahunya jika orang-orang yang berinteraksi dengan pria positif virus corona itu 10 hari lalu, tidak seharusnya khawatir tertular.
Anggota parlemen Paul Gosar dari Arizona, yang juga dari Partai Republik, secara terpisah juga mengakui dirinya sempat melakukan kontak dengan pria yang sama saat menghadiri CPAC. Kini, Gosar bersama tiga staf seniornya sedang melakukan self-quarantine. Kantor Gosar di Gedung Capitol ditutup sepanjang pekan ini.
“Saya saat ini tidak merasakan gejala apapun, demikian juga para staf saya. Namun, demi mencegah potensi penularan, saya akan tetap tinggal di rumah saya di Arizona hingga berakhirnya periode 14 hari usai interaksi saya dengan individu ini,” tutur Gosar dalam pernyataannya seperti dilansir CNN.
Gosar menyatakan bahwa dirinya sempat bersama-sama dengan pria yang positif virus Corona itu ‘untuk periode waktu cukup lama’ dan keduanya sempat beberapa kali berjabat tangan. Ditambahkan Gosar bahwa dirinya tengah berkomunikasi dan berkonsultasi dengan dokter Gedung Putih.
Diketahui bahwa pihak Serikat Konservatif Amerika (ACU) pada Sabtu (7/3) waktu setempat mengumumkan satu orang yang hadir dalam CPAC di Maryland pekan lalu telah dinyatakan positif virus Corona. Satu orang yang tidak disebut identitasnya itu diketahui positif Corona usai menghadiri CPAC dan kini tengah dirawat.
Sementara itu, diketahui bahwa Presiden AS Donald Trump dan Wakil Presiden AS Mike Pence sempat berbicara dalam forum CPAC. Gedung Putih menegaskan bahwa tidak ada indikasi bahwa Trump dan Pence bertemu atau berada dalam ‘jarak dekat’ dengan pria yang positif virus Corona saat menghadiri forum itu.
“Untuk saat ini, tidak ada indikasi bahwa baik Presiden Trump atau Wakil Presiden Pence bertemu dengan atau berada dalam jarak dekat dengan peserta (positif virus Corona) itu. Dokter kepresidenan dan Secret Service Amerika Serikat bekerja secara saksama dengan staf Gedung Putih dan berbagai lembaga untuk memastikan setiap langkah pencegahan diambil untuk menjaga anggota keluarga Presiden dan seluruh kompleks Gedung Putih tetap aman dan sehat,” tegas Gedung Putih.
Sejauh ini, jumlah kasus virus corona di wilayah AS kembali bertambah menjadi 564 kasus, yang menyebar di sedikitnya 34 negara bagian. Jumlah korban meninggal mencapai 21 orang, dengan sebagian besar berasal dari sebuah panti jompo di negara bagian Washington yang menjadi pusat penyebaran wabah ini.(RIF)
Los Angeles –
Aksi panik belanja (panic buying) terjadi di Los Angeles, Amerika Serikat setelah lonjakan kasus baru coronavirus terjadi di wilayah itu.
Dua hari setelah California mengumumkan keadaan darurat negara bagian, sejumlah toko grosir pada Jumat (6/3) waktu setempat kehabisan barang-barang seperti tisu toilet dan air mineral setelah diborong para pembeli.
“Ini kekacauan — angka penjualan kami dua kali lipat dari biasanya,” kata Rene, pegawai di supermarket Costco di Burbank, Los Angeles.
“Hari ini di luar kendali. Itu sebabnya kami kehabisan tisu toilet, kehabisan air, pembersih tangan,” imbuhnya seperti dilansir kantor berita AFP, Sabtu (7/3/2020).
Di supermarket itu, masing-masing pembeli hanya dibolehkan membeli maksimal dua kerat air mineral, turun dari batasan empat kerat sehari sebelumnya.
Di hari yang sama, Jumat (6/3) waktu setempat, kepolisian di San Bernardino County, dekat Los Angeles, dipanggil ke sebuah toko setelah para pelanggan marah karena kehabisan barang-barang.
Hingga Jumat (6/3) waktu setempat, California melaporkan 69 kasus virus corona dengan satu kematian. Angka tersebut adalah yang tertinggi kedua di AS setelah negara bagian Washington. Menurut data Organisasi Kesehatan Dunia (WHO), hingga kini sebanyak 338 kasus corona telah dilaporkan di AS, dengan 16 kematian. Adapun pasien yang telah sembuh adalah 8 orang.
Para pejabat California telah menyerukan warganya untuk tidak panik. Namun warga California tetap melakukan aksi panik belanja, situasi yang juga terjadi di sejumlah negara Asia dan wilayah lainnya.(DAB)
Jenewa –
Virus corona terus menyebar. Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) menyatakan bahwa sejauh ini total 98.023 kasus corona (COVID-19) telah dilaporkan di setidaknya 92 negara, termasuk 3.380 kematian akibat virus yang berasal dari China itu.
“Kita sekarang berada di ambang mencapai 100.000 kasus yang terkonfirmasi,” kata Direktur Jenderal WHO, Tedros Adhanom Ghebreyesus dalam briefing harian di Jenewa, Swiss seperti dilansir kantor berita Xinhua, Sabtu (7/3/2020).
“Seiring bertambahnya kasus-kasus COVID-19, WHO terus menyerukan agar semua negara menjadikan pengendalian wabah ini sebagai prioritas mereka,” imbuh kepala WHO tersebut kepada para wartawan.
“Kami terus meminta negara-negara untuk menemukan, menguji, mengisolasi dan menangani setiap kasus, dan menelusuri setiap kontak,” ujar Tedros.
Tedros menyebut penyebaran coronavirus sangat mengkhawatirkan seiring terus bertambahnya negara-negara yang melaporkan kasus corona pertama mereka.(NOV)
Teheran –
Penasihat Menteri Luar Negeri (Menlu) Iran, Hossein Sheikholeslam meninggal dunia karena terinfeksi virus corona.
“Hossein Sheikholeslam, seorang diplomat veteran dan revolusioner meninggal pada Kamis (5/3) malam,” demikian dilaporkan kantor berita resmi Iran, IRNA dan dilansir AFP, Jumat (6/3/2020).
Iran saat ini tengah berjuang keras untuk mengendalikan penyebaran virus corona, yang sejauh ini telah menginfeksi 3.513 orang dan menewaskan setidaknya 107 orang di negeri itu. Sebanyak enam orang di antara korban meninggal itu adalah politisi ataupun pejabat pemerintah.
Sheikholeslam merupakan penasihat untuk Menlu Iran Mohammad Javad Zarif. Mantan Duta Besar untuk Suriah itu pernah menjabat sebagai Wakil Menlu dari tahun 1981 hingga 1997. Dia merupakan salah satu mahasiswa Iran yang ikut serta dalam krisis penyanderaan di Kedutaan Besar AS di Teheran, Iran pada tahun 1979 silam.
Sejauh ini, virus corona juga telah merenggut nyawa pejabat-pejabat tinggi Iran lainnya, termasuk Mohammad Mirmohammadi dari Dewan Kebijaksanaan yang memberikan nasihat-nasihat ke pemimpin tertinggi Iran, Ayatollah Ali Khamenei.
Pasien coronavirus lainnya yang meninggal adalah anggota parlemen asal Gilan, salah satu provinsi yang terdampak paling parah akibat virus corona di Iran.
Kantor berita ISNA melaporkan, anggota parlemen Teheran, Fatemeh Rahbar saat ini dalam kondisi koma setelah dinyatakan positif corona.
Iran telah menutup sekolah-sekolah dan universitas dikarenakan wabah coronavirus ini. Acara-acara olahraga dan budaya juga dihentikan sementara, dan durasi jam kerja di seluruh Iran dikurangi guna menghentikan penyebaran cepat coronavirus. Saat ini virus corona telah menyebar ke seluruh 31 provinsi di Iran.(DAB)
Beijing –
Jumlah kasus virus Corona secara global telah melampaui 96 ribu kasus. Lebih dari 3.300 orang dilaporkan meninggal dunia akibat wabah virus Corona.
Seperti dilansir CNN dan Channel News Asia, Kamis (5/3/2020), virus Corona dilaporkan telah menyebar ke sedikitnya 82 negara dan wilayah di luar China daratan.
Total secara global, hingga Kamis (5/3) waktu setempat, ada 96.132 orang yang terinfeksi virus Corona secara global.
Sebanyak 80.409 kasus virus Corona terkonfirmasi di wilayah China daratan. Sekitar 15.732 kasus lainnya dilaporkan tersebar di 82 negara dan wilayah, termasuk Indonesia dengan dua kasus.
Selain di China daratan, kasus virus Corona terbanyak ada di Korea Selatan (Korsel) dengan 6.088 kasus, kemudian Iran dengan 3.513 kasus dan Italia dengan 3.089 kasus.
Jumlah korban meninggal akibat virus Corona secara global dilaporkan mencapai 3.305 orang. Sedikitnya 3.012 orang di antaranya meninggal di wilayah China daratan.
Sekitar 293 orang lainnya meninggal di sebanyak 15 negara dan wilayah lainnya. Jumlah itu termasuk 107 orang yang meninggal di Italia, 107 orang lainnya meninggal di Iran, 40 orang meninggal di Korsel, 12 orang meninggal di Jepang, dan 11 orang meninggal di Amerika Serikat (AS).
Beberapa negara seperti Spanyol dan Swiss baru saja melaporkan kematian pertama. Jumlah korban meninggal di Australia bertambah menjadi dua orang dan Irak melaporkan dua orang meninggal akibat virus Corona di wilayahnya.(RIF)
California –
Korban meninggal akibat virus Corona di wilayah Amerika Serikat (AS) kembali bertambah menjadi 11 orang. Otoritas federal AS tengah menyelidiki sebuah panti jompo di negara bagian Washington yang menjadi asal dari sebagian besar korban meninggal.
Seperti dilansir Associated Press, Kamis (5/3/2020), otoritas Placer County, dekat Sacramento, California, mengumumkan bahwa seorang pasien lanjut usia (lansia) yang dinyatakan positif virus Corona, setelah kembali dari perjalanan kapal pesiar dari San Francisco ke Meksiko, telah meninggal dunia.
Disebutkan bahwa pasien lansia itu memiliki masalah kesehatan lainnya saat dinyatakan positif virus Corona. Ini menjadi kematian pertama akibat virus Corona di negara bagian California.
Sekitar 10 orang lainnya dilaporkan meninggal dunia di negara bagian Washington. Kebanyakan korban meninggal diketahui merupakan penghuni panti jompo Life Care Center yang terletak di Kirkland, sebelah timur Seattle, Washington.
Sejauh ini sedikitnya 39 kasus virus Corona terkonfirmasi di wilayah Seattle, dengan para peneliti memperkirakan virus ini telah menyebar tanpa terdeteksi selama berminggu-minggu.
Kepala Federal Pusat untuk Medicare dan Layanan Medicaid, Seema Verma, menyatakan pihaknya mengirimkan tim pemeriksa, bersama para pakar dari Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit AS (CDC), ke Life Care Center untuk melakukan penyelidikan terhadap apa yang sebenarnya terjadi.
Tim pemeriksa juga akan menyelidiki apakah panti jompo itu telah mengikuti panduan yang diberikan dalam upaya mencegah penyebaran virus Corona.
Gubernur California, Gavin Newsom, baru saja mengumumkan penetapan masa darurat negara bagian. Ini berarti California bergabung dengan negara bagian Washington dalam menetapkan masa darurat terkait virus Corona. Penetapan masa darurat dimaksudkan untuk membantu pengerahan sumber daya dalam upaya-upaya mencegah penyebaran virus Corona secara luas.
Secara total, menurut CDC, sudah 158 orang terinfeksi virus Corona di AS. Dari jumlah tersebut, seperti dilansir CNN, sebanyak 49 orang di antaranya merupakan orang-orang yang dipulangkan dari luar negeri, terutama dari Wuhan, China dan dari kapal pesiar Diamond Princess yang sempat dikarantina di Jepang.
Sebanyak 109 orang lainnya yang dinyatakan positif virus Corona, dilaporkan tersebar di 14 negara bagian. CDC tidak menyebut jumlah pasti pasien virus Corona yang dinyatakan sembuh.(NOV)
Abu Dhabi –
Otoritas Uni Emirat Arab (UAE) mengumumkan enam kasus baru virus corona di wilayahnya, terkait dengan event balap sepeda yang dihentikan. Enam kasus baru itu adalah warga negara asing, yang terdiri dari dua warga Rusia, dua warga Italia, satu warga Jerman dan satu warga Kolombia.
Seperti dilansir AFP, Rabu (4/3/2020), acara balap sepeda bernama ‘UAE Tour’ ini dihentikan sejak Kamis (27/2) pekan lalu, setelah dua staf dari salah satu tim dinyatakan positif terinfeksi virus corona. Kedua staf itu diketahui merupakan warga Italia.
Para atlet sepeda, tim mereka dan beberapa wartawan yang meliput acara itu sempat diisolasi di dalam sejumlah hotel di Abu Dhabi untuk menjalani pemeriksaan lebih lanjut. Sebagian besar telah diperbolehkan pulang dalam beberapa hari terakhir. Namun, empat dari 20 tim masih dalam karantina. Keempat tim itu terdiri dari dua tim asal Prancis, satu tim UAE dan satu tim Rusia.
Kantor berita setempat, WAM, yang mengutip pernyataan Kementerian Kesehatan UAE mengonfirmasi adanya enam kasus baru di wilayahnya. Secara total, sudah 27 kasus virus corona terkonfirmasi di negara ini.
“Para pasien terhubung dengan dua kasus yang diumumkan sebelumnya, yang masih terkait dengan acara balap sepeda, UAE Tour,” demikian pernyataan Kementerian Kesehatan UAE.
Tim asal Prancis yang masih dikarantina menyatakan kebingungan mereka, karena tim lainnya diperbolehkan pulang lebih dulu.
“Seluruh individu di dalam dua hotel yang dikarantina yang tidak melakukan kontak langsung dengan para atlet dan tim administrasi mereka telah diperiksa, dan… mereka yang dinyatakan negatif virus corona diizinkan untuk meninggalkan hotel,” demikian pernyataan Kementerian Kesehatan UAE.
Kementerian Kesehatan menyatakan bahwa individu-individu yang masih dikarantina hingga kini, akan ‘diperiksa ulang dan diperiksa untuk virus (corona) guna memastikan keselamatan sepenuhnya’. Kementerian Kesehatan juga menyatakan bahwa seluruh gedung dan kendaraan akan disemprot disinfektan dan disterilkan.
Dilaporkan juga oleh kantor berita WAM bahwa Kementerian Pendidikan UAE memutuskan untuk meliburkan sekolah-sekolah dan institusi pendidikan lainnya selama 4 minggu, mulai Minggu (1/3) waktu setempat. Langkah ini diambil untuk mencegah penyebaran luas virus corona.(VAN)