Bangkok –
Thailand akan mengikuti deretan negara lain yang menerapkan lockdown luas untuk memerangi penyebaran virus corona.
Lockdown akan dimulai saat keadaan darurat negara mulai diberlakukan hari Kamis (26/3) ini.
Mulai hari ini, perbatasan negara tersebut akan ditutup untuk para pendatang asing. Acara-acara pertemuan sosial juga akan dilarang, perjalanan domestik akan dibatasi dan seluruh toko kecuali toko-toko yang penting akan ditutup hingga akhir April mendatang.
Rincian tersebut disampaikan oleh pemerintah Thailand pada Rabu (25/3), sehari setelah rencana kebijakan keadaan darurat diumumkan.
“Thailand berada pada titik balik dalam wabah ini dan situasinya bisa jauh lebih buruk,” kata Perdana Menteri (PM) Thailand Prayuth Chan-Ocha dalam pidatonya yang disiarkan televisi seperti dilansir Bloomberg, Kamis (26/3/2020).
“Penting bagi kita untuk menerapkan aturan yang lebih ketat guna mengurangi penyebaran,” imbuhnya.
Sejauh ini, 1.000 orang telah dinyatakan positif corona di Thailand dengan empat kematian. Sebagian besar wilayah negeri itu telah ditutup sebelum keadaan darurat diumumkan.(DAB)
Paris –
Presiden Prancis Emmanuel Macron mengumumkan bahwa militer akan dikerahkan dalam perang melawan pandemi virus corona di negeri itu. Hal ini disampaikan Macron di saat lebih dari 1.300 orang dilaporkan telah meninggal karena virus corona di Prancis.
Macron mengatakan bahwa militer Prancis akan dikerahkan untuk mendukung layanan publik yang terganggu akibat pandemi virus corona.
Sama seperti banyak negara lainnya, Prancis telah menerapkan sejumlah langkah seperti larangan pergerakan yang tidak perlu dan menutup sekolah dan restoran sebagai upaya mengendalikan penyebaran virus corona.
Macron mengatakan seperti dilansir kantor berita AFP, Kamis (26/3/2020), operasi militer yang diberi nama “Ketangguhan” ini akan fokus pada “membantu dan mendukung penduduk, serta membantu layanan publik menghadapi wabah di Prancis dan luar negeri.”
“Persatuan dan keberanian akan memungkinkan kita mengatasi ini, kita baru berada di permulaan, namun kita akan bertahan,” kata Macron seraya menyatakan bahwa Prancis tengah dalam perang melawan pandemi corona,
Hal tersebut disampaikan Macron usai berkunjung ke rumah sakit darurat yang didirikan oleh militer di wilayah Mulhouse, yang sangat terdampak oleh wabah virus corona.
“Seluruh negeri dikerahkan dalam perang melawan penyakit ini,” ujar Macron yang menjanjikan lebih banyak investasi untuk rumah sakit.
Sejauh ini Prancis telah melaporkan 1.331 kematian karena virus corona sejak kasus ini pertama kali dilaporkan pada Januari lalu. Lebih dari 11.500 orang telah dinyatakan positif corona di negeri itu.(NOV)
Roma –
Paus Fransiskus meminta seluruh umat Kristen di dunia untuk untuk menghadapi pandemi virus corona dengan “kesatuan doa, belas kasih dan kelembutan”.
“Di masa-masa sulit ini, selagi umat manusia gemetar karena ancaman pandemi, saya ingin mengusulkan kepada semua umat Kristen agar bersama-sama kita mengangkat suara kita ke surga,” kata Paus Fransiskus seperti diberitakan Vatican News, Rabu (25/3/2020).
Paus Fransiskus secara khusus mengajak komunitas Kristen dan para pemimpin gereja-gereja Kristen untuk bersama-sama memanjatkan “Doa Bapa Kami” pada Rabu (25/3) siang waktu Roma.
Paus juga mengumumkan bahwa pada 27 Maret mendatang, dirinya akan memimpin acara doa dan Sakramen Kudus di depan Basilika Santo Petrus pada pukul 18:00 waktu Roma.
Doa Bapa Kami merupakan doa yang diajarkan oleh Yesus Kristus kepada murid-murid-Nya.
Sejauh ini, lebih dari 417 ribu orang di dunia telah terinfeksi virus mematikan, coronavirus. Menurut laporan Universitas John Hopkins, jumlah korban jiwa akibat virus ini di seluruh dunia telah mencapai lebih dari 18 ribu orang.
Dengan setidaknya 200.009 kasus, termasuk 10.732 kematian, Eropa menjadi benua yang paling parah dilanda pandemi virus corona. Eropa mengalahkan Asia dengan 98.748 kasus dan 3.570 kematian. Wabah corona ini pertama kali muncul di Wuhan, China pada Desember tahun lalu.(DON)
Madrid –
Jumlah korban meninggal akibat virus Corona atau COVID-19 di wilayah Spanyol bertambah menjadi 3.434 orang. Jumlah ini telah melampaui jumlah total korban meninggal di China daratan.
Seperti dilansir AFP, Kamis (26/3/2020), otoritas kesehatan Spanyol, pada Rabu (25/3) waktu setempat, mengumumkan 738 kematian baru dalam sehari. Dengan demikian, total jumlah korban meninggal akibat virus Corona di Spanyol sejauh ini mencapai 3.434 orang.
Jumlah tersebut melampaui jumlah total korban meninggal di China daratan yang sejauh ini mencapai 3.281 orang.
Ini berarti Spanyol kini berada di posisi kedua setelah Italia dengan korban meninggal terbanyak di dunia. Italia sejauh ini mengonfirmasi 7.503 orang meninggal dunia akibat virus Corona.
Total jumlah kasus virus Corona di Spanyol kini mencapai 47.610 kasus.
Pertambahan jumlah kasus ini membawa sistem medis Spanyol ke ambang kolaps. Negara ini tengah berjuang memerangi virus Corona dengan kekurangan pasokan medis untuk pemeriksaan, perawatan dan perlindungan para tenaga medis di garis terdepan. Jumlah kasus virus Corona di kalangan pekerja medis juga terus bertambah dan kini mencapai lebih dari 5.400 orang.
Untuk mengatasi kekurangan ini, Menteri Kesehatan Spanyol Salvador Illa menyatakan pemerintah telah menandatangani kesepakatan besar senilai 432 juta Euro dengan China. Kesepakatan itu mencakup bantuan masker sebanyak 550 juta unit, alat rapid test sebanyak 5,5 juta unit, kemudian 950 unit alat bantu pernapasan dan 11 juta pasang sarung tangan.
Pasokan medis dari China itu, sebut Salvador Illa, akan diantarkan setiap minggu, dengan yang paling pertama akan tiba pada akhir pekan ini. Ditambahkan Salvador Illa bahwa Spanyol juga masih terus memproduksi perlengkapan medis di level nasional.
Pengumuman ini disampaikan sehari setelah Spanyol meminta bantuan kemanusiaan dari NATO dalam memerangi penyebaran virus Corona di kalangan militer maupun populasi sipil.(VAN)
Roma –
Sedikitnya 67 pastor di Italia meninggal dunia setelah terinfeksi virus Corona atau COVID-19 yang merajalela di negara itu sejak bulan lalu. Secara total, jumlah korban meninggal akibat virus Corona di Italia telah melebihi 7.500 orang.
Seperti dilansir AFP, Kamis (26/3/2020), meninggalnya puluhan pastor akibat virus Corona itu dilaporkan oleh sebuah surat kabar lokal yang berafiliasi dengan Gereja Katolik Roma, Avvenire. Pastor termuda yang meninggal karena virus Corona disebut berusia 53 tahun.
“Para pastor jatuh sakit dan meninggal seperti yang lain, bahkan mungkin lebih dari yang lain,” tulis surat kabar Avvenire dalam laporannya.
Laporan surat kabar Avvenire menyebut 22 pastor yang meninggal berasal dari Keuskupan Bergamo, wilayah yang menjadi pusat penularan virus Corona di Italia.
Pemimpin umat Katolik sedunia, Paus Fransiskus, sebelumnya meminta para pastor ‘untuk memiliki keberanian untuk pergi keluar dan menengok orang-orang yang sakit’ saat pandemi virus Corona mulai menyebar di Italia pada 10 Maret lalu.
Secara nasional, kini sudah 74.386 orang yang terinfeksi virus Corona di wilayah Italia. Sedikitnya 7.503 orang meninggal dunia di Italia akibat virus ini.(MAD)
Washington DC –
Jawatan federal AS untuk pengawasan obat-obatan dan makanan FDA mengizinkan penggunaan alat tes terbaru virus corona super cepat itu belum lama ini. Regulasi darurat ini diputuskan, melihat situasi kekurangan akut alat rapid test SARS-CoV-2 di Amerika Serikat.
Alat tes cepat itu dikembangkan perusahaan diagnostik molekuler Cepheid yang berbasis di California. Alat itu terutama akan didistribusikan ke sejumlah rumah sakit dan ruang perawatan gawat darurat mulai pekan ini.
“Dengan alat diagnostik baru seperti ini, kita memasuki fase baru tes cepat, di mana tes akan lebih mudah diakses oleh warga Amerika yang memerlukan,” ujar menteri kesehatan dan pelayanan sosial AS, Alex Azar.
Lebih jauh Menkes AS itu menjelaskan, hasil tes akan bisa diperoleh dalam waktu jam, bukannya hari seperti alat tes yang saat ini beredar.
Kelangkaan alat test virus corona di AS
Kecepatan tes yang menunjukkan apakah orang positif terinfeksi virus corona SARS-CoV-2, dinilai menjadi bagian terpenting dalam upaya meredam penyebaran virus tersebut.
Saat ini Amerika Serikat tidak siap menghadapi permintaan peralatan Rapid Test untuk COVID-19 untuk deteksi virus corona yang terus meningkat, demikian ditegaskan Anthony Fauci, Direktur Institut Nasional untuk Alergi dan Penyakit Menular AS.
Banyak pakar medis memprediksi, kelambatan atau tes yang kacau balau, bisa menelan banyak korban jiwa, termasuk para dokter dan perawat kesehatan.
Alat tes baru yang hanya perlu 45 menit dapat membantu mengubah situasi tersebut. Prosedur sekarang ini, jika dilakukan test virus SARS-CoV-2, sampel harus dikirim ke laboratorium sentral, dan pengiriman hasilnya bisa memakan waktu beberapa hari.
Bisa lakukan diagnosa global
Alat tes diagnostik terbaru buatan Cepheid itu disebutkan didesain untuk bisa dioperasikan oleh peralatan dan GeneXpert Systems yang saat ini ada 23.000 unit, dan tersebar di seluruh dunia, demikian pernyataan perusahaan di California.
Sistem ini ditegaskan tidak memerlukan pelatihan khusus bagi penggunanya. “Hasil test yang disebut ‘point of care’ itu bisa langsung diperoleh di pusat pelayanan kesehatan setempat, seperti rumah sakit, pusat perawatan darurat serta ruang perawatan gawat darurat,” ujar komisioner FDA Stephen Hahn.
Jadi sampel tes tidak perlu lagi dikirim ke laboratorium.
Amerika Serikat mengkonfirmasi saat ini lebih dari 41.000 orang terinfeksi COVID-19 dan 485 pasien meninggal. Sejumlah kota besar dan negara bagian juga sudah menerapkan lockdown total, diantaranya negara bagian California dan kota metropolitan New York.(NOV)
Roma –
Korban jiwa akibat pandemi virus Corona atau coronavirus di kawasan Eropa telah menembus angka 10 ribu orang.
Menurut penghitungan kantor berita AFP, Selasa (24/3/2020) yang didasarkan pada data resmi negara-negara Eropa, hingga Senin (23/3) waktu setempat, total 10.058 orang telah meninggal di Eropa akibat pandemi COVID-19.
Italia, negara yang paling terdampak virus Corona telah mencatat 6.077 kematian. Diikuti kemudian oleh Spanyol dengan 2.182 kematian dan Prancis dengan 860 kematian.
Eropa telah mendeteksi 184.138 kasus dan kini menjadi benua di mana virus Corona menyebar paling cepat.
Data resmi tersebut kemungkinan hanya sebagian dari jumlah kasus yang sebenarnya, mengingat banyak negara yang hanya melakukan pengujian tes Corona untuk mereka yang harus dirawat di rumah sakit.
Adapun secara global, berdasarkan penghitungan Johns Hopkins University, lebih dari 381 ribu orang terinfeksi virus Corona. Jumlah korban meninggal secara global kini mencapai nyaris 17 ribu orang.
AFP melaporkan bahwa sekitar 1,7 miliar orang di lebih dari 50 negara dan wilayah di seluruh dunia telah diminta untuk tetap tinggal di rumah di tengah pandemi virus Corona yang merajalela.
Beberapa negara memberlakukan langkah lockdown, sementara beberapa negara lainnya merilis perintah tetap tinggal di rumah (stay-at-home) untuk warganya demi membatasi penyebaran virus mematikan ini.
Menurut penghitungan AFP, lockdown yang diberlakukan di sebagian wilayah India saja telah membuat 700 juta orang tak bisa keluar rumah.
Sedikitnya 34 negara dan wilayah-wilayah lain seperti Prancis, Italia, Argentina, negara bagian California di Amerika Serikat (AS), Irak dan Rwanda juga telah memberlakukan lockdown yang memerintahkan warganya tetap di rumah.(RIF)
Panama City –
Seorang bocah perempuan berusia 13 tahun di Panama dilaporkan meninggal dunia setelah terinfeksi virus Corona atau COVID-19. Total lima orang meninggal dunia akibat virus Corona di negara Amerika Selatan ini.
Seperti dilansir CNN dan Al-Jazeera, Selasa (24/3/2020), bocah perempuan ini sedang dirawat di sebuah rumah sakit anak di Panama saat dinyatakan meninggal dunia pada Minggu (22/3) waktu setempat. Otoritas kesehatan Panama mengonfirmasi meninggalnya bocah perempuan ini akibat virus Corona.
“Kematiannya diberitahukan kepada sistem epidemiologi (Kementerian Kesehatan), setelah Institut Memorial Gorgas melakukan pemeriksaan yang teliti dan menetapkan bahwa kematian itu adalah akibat komplikasi pernapasan karena COVID-19,” demikian pernyataan otoritas kesehatan Panama.
Tidak ada informasi lebih lanjut soal bocah perempuan yang meninggal dunia ini.
Otoritas kesehatan Panama dalam pernyataannya menyebut bocah 13 tahun itu dan seorang kakek berusia 92 tahun menjadi dua korban meninggal terbaru akibat virus Corona di negara tersebut. Disebutkan bahwa kakek 92 tahun itu juga meninggal dunia pada Minggu (22/3) waktu setempat.
Sejauh ini, menurut otoritas kesehatan Panama, sudah lima orang meninggal dunia akibat virus Corona di negara ini. Jumlah total kasus virus Corona di Panama sejauh ini mencapai 313 kasus, setelah otoritas setempat melaporkan 68 kasus baru dalam sehari.
Direktur Epidemiologi Nasional Panama, Lourdes Moreno, menuturkan kepada wartawan bahwa lebih dari 8 individu dari 10 individu yang positif virus Corona kini ada dalam karantina rumah.
Diketahui bahwa virus Corona secara luas dipandang sebagai ancaman bagi warga lanjut usia (lansia) dan orang-orang dengan kondisi kesehatan kronis. Hanya ada satu kematian pasien di bawah usia 20 tahun yang tercatat di China pada Februari lalu. Tidak ada laporan kematian anak-anak di bawah usia 10 tahun akibat virus Corona.
Namun kasus meninggalnya bocah 13 tahun di Panama dan seorang bocah berusia 12 tahun yang menjadi pasien virus Corona dan dibantu ventilator di Georgia, Amerika Serikat (AS) memicu kewaspadaan.
Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit AS (CDC) pekan lalu merilis statistik yang menunjukkan 38 persen pasien virus Corona yang dirawat di rumah sakit berusia antara 20-54 tahun. Menurut data CDC, sekitar 80 persen jumlah korban meninggal akibat virus Corona di AS berusia 65 tahun ke atas. Nyaris 44 ribu orang positif virus Corona di AS, dengan 557 orang meninggal dunia.(NOV)
Riyadh –
Raja Arab Saudi, Salman bin Abdulaziz al-Saud, mengumumkan jam malam akan diberlakukan secara nasional di seluruh wilayah negara itu untuk membatasi penyebaran virus Corona atau COVID-19. Jam malam mulai petang hingga subuh ini diberlakukan mulai Senin (23/3) waktu setempat.
Seperti dilansir AFP, Senin (23/3/2020), laporan kantor berita Saudi Press Agency (SPA) yang mengutip perintah Kerajaan Saudi menyatakan bahwa jam malam berlaku mulai pukul 19.00 hingga pukul 06.00 pagi selama 21 hari ke depan.
Jam malam ini diberlakukan setelah otoritas Arab Saudi melaporkan penambahan kasus virus Corona pada Minggu (22/3) waktu setempat, menjadi total 511 kasus.
Pekerja sektor kesehatan juga sektor keamanan dan militer, sebut perintah kerajaan itu, akan dikecualikan dari aturan jam malam ini.
Pekan lalu, Raja Salman memperingatkan bahwa perjuangan memerangi virus Corona akan ‘lebih sulit’ ke depannya. Saudi diketahui tengah menghadapi pukulan ganda dari serangkaian penutupan akibat virus Corona dan jatuhnya harga minyak.
Sebagai upaya mengurangi penyebaran virus Corona, otoritas Saudi telah menutup bioskop, mal dan restoran, juga menghentikan sementara penerbangan internasional juga domestik dan menghentikan umroh untuk tahun ini. Saudi juga menghentikan sementara ibadah salat berjemaah di seluruh masjid di wilayahnya, kecuali di Masjidil Haram di Mekah dan Masjid Nabawi di Madinah.
Sebagai negara pengekspor minyak mentah utama dunia, Saudi juga menghadapi jatuhnya harga minyak yang selama ini menjadi sumber pemasukan pemerintah. Harga minyak merosot di bawah US$ 25 per barel, yang merupakan angka terendah dalam 18 tahun, akibat lesunya permintaan karena virus Corona dan perang harga dengan Rusia.(RIF)
Wellington –
Selandia Baru akan melakukan lockdown selama 4 pekan dalam upaya menekan penularan Corona dan menghindari kematian massal yang sudah terjadi di negara lain. Hal tersebut diungkapkan PM Selandia Baru Jacinda Ardern.
Dilansir AFP, Senin (23/3/2020), Ardern mengatakan, negaranya cukup beruntung jumlah infeksi Corona masih relatif rendah, yaitu 102 kasus dan belum ada kasus kematian, di tengah populasi Selandia Baru sebanyak 5 juta orang.
Tapi, dia mengatakan data terakhir menunjukkan bahwa Covid-19 sekarang muncul di antara penduduk Selandia Baru bukan hanya dibawa dari kedatangan dari luar negeri. Itu berarti perlu aksi untuk menghentikan ini.
Bila tidak, dia mengatakan, kasus akan bertambah dua kali lipat setiap 5 hari.
“Jika itu terjadi tanpa pengawasan, sistem kesehatan kita akan dibanjiri dan puluhan ribu warga Selandia Baru akan mati,” kata Ardern kepada wartawan.
“Skenario terburuk jelas tak bisa ditoleransi. Itu akan merepresentasikan kehilangan terbesar dalam sejarah Selandia Baru dan saya tak akan membiarkan peluang itu terjadi,” imbuhnya.
Ardern mengatakan, Selandia Baru dalam 48 jam ke depan akan menaikkan level darurat Covid-19 menjadi level 4.
Itu berarti, sekolah dan kegiatan bisnis non-esensial akan ditutup dan penduduk Selandia Baru akan diperintahkan untuk tetap berada di rumah selama 4 minggu ke depan.
Deklarasi ini juga memberikan kekuatan pemerintah untuk melakukan sweeping, serta memobilisasi kekuatan militer untuk membantu menegakkan kedisiplinan.
Ardern mengakui langkah itu akan menciptakan gangguan ekonomi dan sosial besar-besaran tetapi dia menjawab “ini akan menyelamatkan nyawa”.
Dia mendesak warga Selandia Baru untuk mengikuti aturan isolasi diri dan saling mendukung.
“Tolong, kuatkan dan berbaik hatilah,” katanya.(RIF)