JAKARTA,KHATULISTIWAONLINE.COM – Polisi Rusia menangkap sejumlah anggota geng kriminal yang diduga menjual ventilator lama selama pandemi virus Corona dan menyita ribuan mesin. Ventilator yang berhasil disita sekitar 1.500.
Seperti dilansir AFP, Kamis (30/4/2020), Kementerian Dalam Negeri Rusia mengatakan tujuh orang ditahan dan lima dari mereka ditempatkan di bawah tahanan rumah karena diduga menjual ventilator yang tidak terdaftar di Gzhel, sebuah kota kecil di luar Moskow.
Ventilator yang disita tidak memiliki dokumen resmi dan penyelidikan dimulai. Diperkirakan nilai ventilator itu lebih dari 200 juta rubel ($ 2,7 juta) dan mesin ventilator itu dibuat pada 1999-2000.Polisi juga kemudian menyita sekitar 1.500 ventilator dalam pencarian terpisah di wilayah Kostroma di timur laut Moskow dan wilayah Sverdlovsk di Ural, kata Kementerian Dalam Negeri Rusia.
Pengawas kesehatan negara bagian Roszdravnadzor mengatakan delapan anggota “geng kriminal” ditangkap dalam operasi bersama dengan polisi dan layanan keamanan FSB pekan lalu. Kementerian itu tidak mengatakan kapan operasi berlangsung atau kepada siapa ventilator harus dijual.
Rusia sedang mendekati puncak infeksi virus Corona, para pejabat Rusia melaporkan lebih dari 99.000 kasus dan 972 kematian pada hari Rabu (29/4).(MAD)
Washington – Menurut perhitungan yang dirilis oleh Universitas Johns Hopkins pada Selasa (28/04), kasus positif COVID-19 di Amerika Serikat (AS) telah mencapai angka 1.008.066 kasus. Negara itu juga mencatat sedikitnya ada 58.220 kematian akibat COVID-19 dan angka ini disebut lebih besar daripada korban meninggal dunia yang dicatat oleh militer AS dalam Perang Vietnam.
Sebelumnya, AS mulai merencanakan langkah untuk melonggarkan lockdown dan membuka kembali kegiatan ekonomi mereka. Namun, pakar kesehatan memperingatkan bahwa keputusan yang terlalu cepat seperti itu dapat menyebabkan gelombang wabah baru.
Tuntutan untuk membuka kembali kegiatan ekonomi datang akibat adanya lebih dari 26 juta pengangguran baru imbas pandemi COVID-19. Namun, rencana pelonggaran lockdown mendapat perhatian serius karena AS disebut masih belum maksimal dalam melakukan tes COVID-19. Gedung Putih mengatakan sedang meningkatkan kapasitas pengujian.Berdasarkan data dari Johns Hopkins, sedikitnya ada 3.083.467 kasus positif COVID-19 di dunia dan 213.824 orang meninggal. Kedua angka tersebut kemungkinan lebih tinggi, karena kemungkinan adanya kasus yang tidak dilaporkan.
Rencana periksa suhu penumpang penerbangan internasional
Presiden AS Donald Trump mengatakan pada Selasa (28/04), bahwa pemerintah tengah mempertimbangkan untuk mewajibkan wisatawan yang datang dari penerbangan internasional untuk menjalani pemeriksaan suhu dan tes COVID-19. Trump menekankan hal ini pada kedatangan wisatawan dari Brasil.
‘ &rsquoKami sedang mempertimbangkan untuk melakukan pemeriksaan suhu pada penerbangan internasional yang keluar dari daerah yang sangat terinfeksi, “kata Trump di Gedung Putih.
Trump mengatakan belum ditentukan apakah pemerintah federal atau perusahaan penerbangan yang akan terjun melakukan pemeriksaan dan pengujian. ”Mungkin kombinasi keduanya, ” ujarnya.
Pemerintahan Trump dikritik karena tidak melakukan tes dalam skala luas, namun Trump membantahnya dan bersikeras bahwa AS telah melakukan pengujian yang cukup.
Trump ingin pabrik daging tetap beroperasi untuk jaga pasokan makanan
Sebelumnya pada Selasa (28/04), Trump menandatangani perintah eksekutif agar pabrik pengemasan daging tetap buka sebagai upaya mengamankan pasokan makanan.
“Presiden Trump menandatangani Perintah Eksekutif yang memberikan kuasa untuk memastikan pasokan daging sapi, babi, dan unggas yang berkelanjutan untuk rakyat Amerika,” kata pihak Gedung Putih dalam sebuah pernyataan.
“Dalam perintah itu, Departemen Pertanian diarahkan untuk memastikan pengolah daging dan unggas di AS terus beroperasi tanpa gangguan semaksimal mungkin.”
Masih menurut perintah itu, pabrik pengolahan daging diminta sepenuhnya mematuhi pedoman tentang kesehatan dan keselamatan selama beroperasi. Meski begitu, tempat-tempat penyembelihan hewan dan tempat pengolahan daging sejatinya rentan terhadap masalah keselamatan dan sanitasi.
Sebelumnya banyak perusahaan pemasok daging menghentikan kegiatan operasinya akibat kerentanan tertular virus corona di kalangan pekerja yang bekerja di ruang padat. Namun, ketika muncul peringatan bahwa pasokan daging menipis, Trump meminta pengaturan Undang-Undang Produksi Pertahanan untuk memaksa bisnis pengemasan daging untuk tetap bekerja.
Hal ini mendapat tanggapan dari Serikat Internasional Pekerja Pangan dan Komersial (UFCW), yang merupakan serikat pengemasan daging terbesar di AS. Mereka mengatakan butuh tindakan pencegahan dan keamanan yang lebih ketat dalam implementasi aturan tersebut.
“Setidaknya 20 pekerja pengemasan daging meninggal secara tragis akibat virus corona, sementara lebih dari 5.000 pekerja telah dirawat di rumah sakit atau menunjukkan gejala,” kata presiden UFCW Marc Perrone dalam sebuah pernyataan.(NOV)
New York – Sedikitnya 12 jet tempur milik militer Amerika Serikat (AS) mengudara di atas New York City untuk memberikan penghormatan terhadap para tenaga medis, petugas cepat tanggap dan para pekerja esensial lainnya di tengah pandemi virus Corona (COVID-19). Jet-jet tempur itu melakukan formasi seremonial.
Seperti dilansir AFP, Selasa (29/4/2020), belasan jet tempur Thunderbirds dari Angkatan Udara AS dan Blue Angels dari Angkatan Laut AS itu melesat mengudara di langit biru New York City pada Selasa (28/4) sore waktu setempat. Jet-jet tempur itu membentuk formasi ‘salut kolaboratif’ di udara.
Puluhan warga berkumpul di pelabuhan New York City untuk menyaksikan atraksi itu. Namun aksi para warga yang berkumpul ini tampaknya menjadi pelanggaran terhadap panduan social distancing.Sebanyak 12 jet tempur AS itu terbang mengelilingi New York dan Newark di New Jersey selama 40 menit, kemudian mengudara ke Trenton sebelum melanjutkan penerbangan ke Philadelphia.
“Kami sungguh terhormat untuk mendapatkan kesempatan memberikan penghormatan kepada mereka yang bekerja di garda depan menghadapi COVID-19, kami kagum dengan kekuatan dan ketahanan Anda,” tutur Komandan Blue Angels, Brian Kesselring.
Aksi penghormatan ini direncanakan selama lebih dari sebulan dan menjadi aksi pertama dari beberapa aksi yang direncanakan akan digelar beberapa pekan ke depan.
“Pertunjukan rasa terima kasih dan patriotisme yang luar biasa dari para pilot terbaik di Bumi. Terima kasih,” ucap Presiden dan CEO Rumah Sakit Universitas Newark, Shereef Elnahal, dalam pernyataan via Twitter.
Sejumlah pengguna media sosial mengungkapkan via Twitter bahwa biaya untuk aksi tersebut lebih baik digunakan untuk penyediaan alat pelindung diri (APD) bagi para dokter dan perawat. Sejauh ini, lebih dari 17 ribu orang meninggal akibat virus Corona di negara bagian New York.(MAD)
Texas – Seorang narapidana (napi) di Amerika Serikat (AS) meninggal dunia akibat virus Corona (COVID-19) beberapa pekan setelah melahirkan bayinya. Napi berusia 30 tahun ini melahirkan bayinya saat masih menjalani perawatan medis dengan dibantu ventilator.
Seperti dilansir Reuters, Rabu (29/4/2020), napi wanita bernama Andrea Circle Bear ini diketahui tengah menjalani masa hukuman 26 bulan untuk kasus narkoba. Dia dipenjara dalam keadaan hamil.
Biro Penjara AS (BOP) menjelaskan bahwa Circle Bear awalnya dipindahkan dari sebuah penjara di South Dakota pada 20 Maret lalu ke Pusat Medis Federal Carswell di Fort Worth, Texas. Dia langsung dikarantina begitu tiba di sana. Pada 28 Maret, dia dilarikan ke rumah sakit karena kekhawatiran soal kandungannya. Namun dia dipulangkan ke penjara pada hari yang sama.Kemudian pada 31 Mei, dia mulai mengalami gejala-gejala seperti batuk dan kembali dilarikan ke rumah sakit untuk mendapat perawatan medis. Circle Bear mendapat bantuan ventilator dan keesokan harinya, dia melahirkan bayi laki-laki melalui bedah caesar. Tidak disebut lebih lanjut kondisi bayi yang baru lahir itu.
Pada 4 April, Circle Bear dinyatakan positif virus Corona dan akhirnya dia meninggal dunia pada Selasa (28/4) waktu setempat.
Napi Circle Bear menjadi napi federal wanita pertama di AS yang meninggal akibat virus Corona. Situasi yang melingkupi kematiannya memicu kemarahan di kalangan pejuang reformasi kehakiman dan keluarga napi yang mengkritik Departemen Kehakiman AS karena membuat aturan membingungkan soal pembebasan napi non-kekerasan menjadi tahanan rumah.(NOV)
Mumbai – Polisi Mumbai, India menangkap 10 orang warga negara Indonesia (WNI) yang merupakan jemaah tablig di Nizamuddin Markaz di New Delhi, India. Mereka ditangkap setelah 20 hari menjalani masa karantina.
“10 orang itu adalah bagian dari 12 orang yang datang menghadiri tablig di New Delhi. Kita melacak mereka pada 1 April dan 2 orang dari mereka positif Corona dan langsung dibawa ke Rumah Sakit Lilavati di Bandra. Sisanya, 10 orang dikarantina mandiri selama 20 hari. Kita menangkap mereka setelah laporannya negatif,” ujar juru bicara polisi Mumbai dan Wakil Komisaris Polisi Pranaya Ashok seperti dilansir Hindustantimes, Selasa (28/4/2020).
Dua orang yang awalnya positif kini sudah dinyatakan negatif. Tapi, mereka tetap harus menjalani karantina mandiri hingga 8 Mei nanti.Sementara 10 orang yang ditangkap pada 23 April itu ditangkap karena beberapa pelanggaran hukum seperti tindakan lalai yang cenderung menyebarkan penyakit berbahaya bagi nyawa dan tindakan tidak patuh terhadap instruksi pemerintah India. Mereka ditahan hingga 28 April.
Polisi Mumbai mengungkap bahwa 12 WNI yang datang ke India pada 20 Februari itu tiba pada 29 Februari dan mereka mengunjungi Nizamuddin Markaz untuk menghadiri tablig.
“Sejak Maret, mereka mengunjungi beberapa tempat di kota itu dan kami telah melakukan tindakan yang diperlukan setelah melakukan pelacakan kontak,” kata seorang perwira senior polisi dari kantor polisi Bandra.
Sebelumnya, Menteri Luar Negeri Retno Marsudi mengatakan, ada 717 warga negara Indonesia (WNI) jemaah tablig akbar di India. Sebanyak 75 orang di antaranya positif terinfeksi Corona dan 13 orang sembuh.
“Kalau kita lihat dari data yang terverifikasi sampai saat ini karena angka ini dapat terus berubah sesuai dengan perkembangan di lapangan, terdapat 717 jemaah tablig WNI di India dan yang positif terpapar COVID-19. Jumlah totalnya 75 orang. Bahwa 75 yang dinyatakan positif, yang sembuh adalah 13,” kata Retno melalui siaran langsung kepada wartawan, Jumat (17/4).(NOV)
Sidney – Pantai Bondi di Australia kembali dibuka untuk para pengunjung usai pembatasan sosial mulai dilonggarkan. Sebelumnya, pantai yang terkenal di Australia ini ditutup untuk mengantisipasi penularan Corona.
Seperti dilansir AFP, Selasa (28/4/2020) tampak ratusan pejalan kaki di Sydney bergegas menuju ombak pantai Bondi pada hari Selasa. Australia sudah mulai mengurangi pembatasan sosial pencegahan Corona.Lusinan peselancar tampak bersemangat melompati pagar dan menghantam air, bahkan sebelum pantai secara resmi dibuka pada pukul 7.00 pagi waktu setempat. Lima minggu yang lalu, polisi menutup area ini karena banyak yang mengabaikan perintah jaga jarak.
“Saya sangat senang selama seminggu ini, saya di sini 7:30, pasti sangat menakjubkan,” kata salah satu pengunjung, Diane Delaurens.
Sementara itu, pengunjung lain, John Minto mengungkapkan kegembiraannya bisa kembali ke air.
“Ombaknya tidak bagus tapi, hei, tidak ada yang mengeluh hari ini,” kata Minto sembari membawa papan selancar.(MAD)
Ankara – Otoritas Turki akan mengirimkan pasokan medis ke Amerika Serikat (AS) di tengah pandemi virus Corona (COVID-19). Pasokan yang dikirimkan termasuk masker N95, pelindung wajah, masker bedah, pakaian medis dan disinfektan.
Seperti dilansir CNN, Selasa (28/4/2020), pengiriman pasokan peralatan medis untuk AS itu diumumkan oleh Presiden Turki, Recep Tayyip Erdogan, dalam pernyataan pada Senin (27/4) waktu setempat.
“Kita dengan bangga untuk mengumumkan bahwa Turki akan mengirimkan pasokan medis ke Amerika Serikat, atas permintaan sekutu NATO kita, untuk mendukung perang Amerika melawan virus Corona,” demikian bunyi pernyataan tertulis Direktorat Komunikasi Kepresidenan Turki, yang dirilis setelah pengumuman Erdogan.Disebutkan kantor kepresidenan Turki dalam pernyataannya bahwa kargo yang membawa pasokan medis untuk AS itu terdiri atas 500 ribu unit masker bedah, 40 ribu unit pakaian medis, 2 ribu liter disinfektan, 1.500 kacamata operasi (google), 400 unit masker N95 dan 500 pelindung wajah (face shield).
Menurut kantor kepresidenan Turki, negara ini sudah mengirimkan pasokan perlengkapan medis ke 55 negara selama pandemi virus Corona merajalela.
Pesawat kargo yang membawa pasokan itu diperkirakan akan mendarat di Pangkalan Militer Gabungan Andrews, AS pada Selasa (28/4) malam waktu setempat.(NOV)
JAKARTA,KHATULISTIWAONLINE.COM – Kasus warga negara Indonesia (WNI) positif virus Corona di luar negeri bertambah menjadi 567 orang. Sebanyak 164 WNI dinyatakan sembuh dan 31 orang meninggal dunia.
Informasi mengenai penambahan kasus WNI positif Corona ini disampaikan oleh Kementerian Luar Negeri (Kemlu) melalui akun Twitter resminya, @Kemlu_RI. Data ini dihimpun Kemlu per pukul 08.00 WIB pagi ini.
“Total WNI terkonfirmasi COVID-19 di luar negeri adalah 567: 164 sembuh, 31 meninggal, dan 372 dalam perawatan,” tulis Kemlu, Senin (27/4/2020).Data terbaru menyebutkan ada penambahan 1 WNI positif COVID-19 di Kuwait. WNI tersebut berada dalam kondisi stabil.
Selain itu, ada penambahan 2 WNI sembuh yang tersebar di Pakistan dan Singapura. Sedangkan, penambahan 2 WNI meninggal berada di Arab Saudi dan Belanda.
Berikut ini rincian kasus WNI positif Corona di sejumlah negara:1. Amerika Serikat: 40 WNI (3 sembuh, 26 stabil, 11 meninggal)
2. Arab Saudi: 24 WNI (4 sembuh, 15 stabil, 5 meninggal)3. Australia: 2 WNI (stabil)
4. Belanda: 7 WNI (2 sembuh, 1 stabil, 4 meninggal)
5. Belgia: 2 WNI (1 sembuh, 1 stabil)
6. Brunei Darussalam: 5 WNI (4 sembuh, 1 stabil)
7. Ekuador: 1 WNI (sembuh)
8. Filipina: 1 WNI (stabil)
9. Finlandia: 1 WNI (sembuh)
10. India: 75 WNI (44 sembuh, 31 stabil)
11. Inggris: 11 WNI (7 sembuh, 2 stabil, 2 meninggal)
12. Irlandia: 1 WNI (sembuh)
13. Italia: 3 WNI (stabil)
14. Jepang : 2 WNI (stabil)
15. Jerman: 8 WNI (5 sembuh, 3 stabil)
16. Kamboja: 2 WNI (sembuh)
17. Kanada: 1 WNI (stabil)
18.Korea Selatan: 1 WNI (sembuh)
19. Kuwait: 1 WNI (stabil)
20. Malaysia: 108 WNI (11 sembuh, 95 stabil, 2 meninggal)
21. Oman: 1 WNI (stabil)
22. Pakistan: 28 WNI (14 sembuh, 14 stabil)
23.UEA: 11 WNI (stabil)
24. Qatar: 5 WNI (4 sembuh, 1 stabil)
25. RRT (Makau): 3 WNI (stabil)
26. Singapura: 50 WNI (26 sembuh, 22 stabil, 2 meninggal)
27. Spanyol: 11 WNI (10 sembuh, 1 stabil)
28. China Taipei: 3 WNI (stabil)
29. Thailand: 1 WNI (stabil)
30. Turki: 2 WNI (1 sembuh, 1 meninggal)
31. Vatikan: 7 WNI (5 sembuh, 2 stabil)
32. Kapal pesiar: 149 WNI (17 sembuh, 128 stabil, 4 meninggal)
Total sembuh: 164 (28,9%)(NOV)
Beijing – Otoritas China mengumumkan bahwa seluruh pasien virus Corona (COVID-19) di Wuhan, yang menjadi titik nol pandemi global ini telah dipulangkan dari rumah sakit (RS).
“Dengan upaya gabungan para profesional medis dari Wuhan dan berbagai wilayah negara ini, hingga 26 April, seluruh pasien COVID-19 yang dirawat di rumah sakit di Wuhan telah dinyatakan bersih (dipulangkan dari rumah sakit),” sebut juru bicara Komisi Kesehatan Nasional China (NHC), Mi Feng, seperti dilansir CNN, Senin (27/4/2020).
Hingga Sabtu (25/4) waktu setempat, data NHC menyebut total 46.452 kasus virus Corona terkonfirmasi di Wuhan. Angka itu mencapai 56 persen dari total kasus virus Corona di China daratan.Jumlah korban meninggal akibat virus Corona di Wuhan mencapai 3.869 orang, atau sekitar 84 persen dari total kematian di China daratan.
Wuhan menjadi kota pertama di dunia yang berada di bawah lockdown akibat pandemi virus Corona. Beberapa waktu terakhir, kota Wuhan secara perlahan kembali ke situasi normal, setelah berbulan-bulan diselimuti ketakutan dan kecemasan akibat virus Corona.
Namun luka dan trauma akibat wabah virus Corona masih dirasakan warga kota Wuhan, yang otoritasnya baru saja mencabut lockdown setelah 76 hari terakhir. Banyak warga kota Wuhan yang khawatir dengan adanya gelombang kedua virus Corona dan pusat-pusat bisnis berjuang untuk bangkit kembali.
Kasus pertama virus Corona diyakini muncul di Wuhan pada pertengahan Desember 2019. Beberapa pekan kemudian, jumlah kasusnya melonjak drastis. Pada 23 Januari hingga 8 April, warga kota Wuhan tidak bisa meninggalkan kota itu karena semuanya di-lockdown oleh pemerintah China yang berupaya mengatasi wabah virus Corona yang menyebar luas.
Namun, meskipun berbagai upaya dilakukan untuk menghentikan wabah ini, virus Corona kini telah menginfeksi lebih dari 2,9 juta orang di dunia dan menewaskan lebih dari 206 ribu orang.(DAB )
JAKARTA,KHATULISTIWAONLINE.COM – Beredar kabar pemimpin Korea Utara, Kim Jong Un, meninggal dunia karena masalah jantung. Namun laporan tersebut masih belum terkonfirmasi oleh otoritas Korea Utara.
Seperti dilansir New York Post, Minggu (26/4/2020), kabar meninggalnya Kim berasal dari siaran TV Hong Kong, Hong Kong Satellite Television (KHSTV).
Seorang wakil direktur HKSTV mengatakan, jaringan siaran yang didukung Beijing di Hong Kong, mengklaim bahwa Kim sudah meninggal, dengan mengutip “sumber yang sangat solid”. Informasi tersebut dikabarkan viral di media sosial menurut laporan di International Business Times.
Laporan lain yang belum dikonfirmasi, dikaitkan dengan sumber-sumber senior partai di Beijing, mengatakan operasi untuk memasukkan stent salah karena tangan ahli bedah gemetar begitu parah.
Diberitakan sebelumnya, China mengerahkan sebuah tim yang juga beranggotakan beberapa pakar medis ke Korea Utara. Pengerahan ini disebut bertujuan untuk membantu memberikan saran kepada pemimpin Korut, Kim Jong-Un, yang belakangan ramai dikabarkan sedang sakit.
Seperti dilansir Reuters, Sabtu (25/4), tiga sumber yang memahami situasi ini menuturkan bahwa sebuah tim yang terdiri atas beberapa dokter dan pejabat China telah dikerahkan ke wilayah Korut pada Kamis (23/4) waktu setempat.Maksud dan tujuan sebenarnya pengerahan ini tidak diketahui secara jelas. Namun beberapa waktu terakhir muncul berbagai laporan soal kondisi kesehatan Kim Jong-Un yang dikabarkan memburuk usai operasi. Reuters tidak mampu menentukan apa yang diisyaratkan dari pengerahan tim medis China ke Korut ini.(DON)