TANGSEL, khatulistiwaonline.com
Seluas 10 ribu bidang tanah yang ada di dua Kelurahan di Kecamatan Ciputat telah di Sensus oleh Tim gabungan dari Badan Pertanahan Nasional (BPN) Kota Tangerang Selatan dan Dinas Pendapatan Pengelolaan Keuangan dan Aset Daerah (DPPKAD) Kota Tangerang Selatan.
Hal ini terungkap dalam Evaluasi Kerja Sensus PBB dan Pertanahan di Kecamatan Ciputat, Tangsel belum lama ini.
Kepala Kantor BPN Kota Tangsel, Alen Saputra mengatakan, 10 ribu bidang tanah yang telah disensus berada di Kelurahan Sawah dan Sawah Baru. “Kita telah melakukan pendataan 10 ribu bidang tanah, dan akan berlanjut di Kelurahan Jombang dan Kelurahan lainnya yang belum didata,” ungkapnya.
Menurut Alen, dari pendataan ini ada beberapa kendala seperti warga yang tidak ada di tempat ketika petugas sensus datang dan ada beberapa bidang tanah yang telah berubah fungsi dan masih tanah waris. “Sensus pertanahan yang pertama dilakukan di Indonesia ini akan selesai dalam enam bulan ke depan atau pada bulan Desember 2016. Kami usahakan selesai bulan awal bulan Desember,” imbuhnya.
Alen menjelaskan, sensus pertanahan ini untuk melakukan pendataan tanah secara yuridis dan fisik secara keseluruhan di wilayah Kecamatan Ciputat yang juga melibatkan DPPKAD Tangsel, Kecamatan, Kelurahan, RT/RW dan Karang Taruna setempat.
Alen mengatakan nantinya akan ada 57.000 bidang tanah yang akan di sensus di wilayah Kecamatan Ciputat.
“Artinya masyarakat Ciputat mendukung apa yang kami dan Pemda lakukan. Karena, tujuan dari sensus pertanahan ini adalah untuk mendata seluruh kepemilikan tanah yang ada di Kota Tangsel, khususnya Kecamatan Ciputat yang terbagi atas penggunaan, pemanfaatan dan kepemilikan tanah agar tidak lagi terbit sertifikat ganda,” ujarnya.
Alen menjelaskan, untuk melakukan sensus pertanahan ini ada tahapan yang harus diisi oleh pemilik tanah, seperti mengisi kuisioner yang akan dilakukan oleh petugas sensus. Jika tahun ini wilayah Ciputat berhasil, maka nantinya ada tiga kecamatan lagi yang akan dilakukan sensus pertanahan.
“Kalau belum ada yang memiliki sertifikat, kami akan berkomunikasi dengan Pemda untuk anggarkan sertifikat secara gratis dan hal ini sangat menguntungkan, karena semakin banyak perputaran uang di daerah Tangsel,” jelasnya.
Alen pun optimis, sensus yang dilakukan ini akan selesai diakhir tahun ini. “Kita optimis sebanyak 57.000 bidang tanah ini akan selesai disensus di akhir tahun ini,” pungkasnya.
Sementara Kepala Bidang PBB dan BPHTB pada DPPKAD Tangsel Indri Sari Yuniandri menjelaskan, ada 60 petugas sensus yang turun di Kecamatan Ciputat. “Petugas ini melakukan sensus secara tersebar yakni untuk satu tim sebanyak 4 orang di setiap RTnya,” jelasnya.
Pendataan yang dilakukan berupa pendataan bidang tanah, berupa ukuran, kepemilikan, status kepemilikan, KTP, Kartu Keluarga, Perbaikan alamat dan sebagainya. “Jika ini selesai dan sukses, tahun depan akan kita lakukan pendataan untuk kecamatan lainnya,” ungkapnya. (NGO)
Tangerang, khatulistiwaonline.com. Meninggalnya Anak Didik Salah Satu SDN di Poris Gaga Terkesan Ditutupi.
Ketika anak didik hendak menerima kelulusan, banyak hal dilakukan sebagai cara perpisahan terhadap sesama teman temannya begitu juga dengan para guru di tempat mereka bersekolah. Lain halnya dengan salah seorang murid disalah satu SDN di Poris Gaga. Informasi yang dihimpun oleh wartawan onlinekhatulistiwa, kepala sekolah dan orang tua murid telah dipanggil oleh walikota. Yang menjadi pertanyaan, sanksi apa yang diberikan oleh walikota kepada Kepala Sekolah tersebut. Tunggu berita selanjutnya. NUNG.
CILEGON, KHATULISTIWA – Luas areal pertanian di Kota Cilegon terus menyusut. Bahkan setiap tahun, diperkirakan seluas 100 hektare areal pertanian beralih fungsi menjadi pemukiman dan industri. Kondisi itu bukan tanpa sebab. Tapi seiring dengan pemetaan area tata ruang secara nasional, yang menjadikan Kota Cilegon sebagai area berkembangnya lokasi industri.“Rata-rata setiap tahunnya terdapat 100 hektare lahan pesawahan yang beralih fungsi, menjadi lokasi pemukiman atau industri,” ujar Kepala Dinas Pertanian dan Keluatan Kota Cilegon, Andi Affandi, Selasa (24/11/2015).
Andi menyebut, dalam sepuluh tahun terakhir, tercatat sudah seluas 2.900 hektare lahan pesawahan yang beralih fungsi. Dan, kini hanya tersisa 1.800 hektare lahan pertanian di wilayah ujung Barat Laut Pulau Jawa itu.Kondisi itu pun tak pelak pemenuhan kebutuhan pangan, khususnya beras, semakin berkurang di wilayah berjuluk Kota Santri dan Agamis itu.
“Setiap tahunnya, Kota Cilegon harus mendatangkan sebanyak 30.000 ton beras dari luar daerah. Itu sebagai imbas dari tingginya kebutuhan beras dan menyusutnya lahan pertanian yang ada,” ujar Andi lagi. Menurutnya, kebutuhan beras di wilayah itu sudah mencapai 39.000 ton per tahun. Sedangkan dari areal pertanian yang digarap petani lokal cuma mampu menghasilkan 9.000 ton per tahun.(ANDI)
TANGERANG, KHATULISTIWA – Bagi masyarakat Sepatan, Kabupaten Tangerang, nama Sekolah Pilar Bangsa sudah tidak asing lagi. Sejak beberapa tahun terakhir, sekolah swasta yang terletak di Jalan Raya Mauk Km 08, Sulang Jembatan Camat, Desa Karet oleh masyarakat dikenal sebagai sekolah “Camat” itu mengalami perkembangan atau kemajuan yang sangat pesat.
Tidak hanya dari segi mutu pendidikan dan jumlah siswa tapi juga dari segi penataan serta bangunan yang megah dan bertingkat, sehingga termasuk sekolah favorit di wilayah Sepatan. Saat ini, Sekolah Teknologi Pilar Bangsa yang dikelola oleh Yayasan Pilar Bangsa dan diketuai H. Firmansyah, S.Pd, M.Pd itu, membawahi SD, SMP Reguler, SMP Plus dan Sekolah Menengah Kejuruan (SMK). SMK Pilar Bangsa membuka jurusan yaitu Teknologi Kendaraan Ringan (Otomotif) dan Administrasi Perkantoran (AP).
Sedangkan program unggulan adalah, film maker, English Conversation (Toeic), Japanese Day (Bahasa Jepang), marching band, handy craft, sudio musik dan elektro.H. Firmansyah dalam bincangbincang dengan KHATULISTIWA belum lama ini, mengatakan, cikal bakal beridirinya Yayasan Pilar Bangsa yang dipimpinnya berawal tahun 2008 lalu.
Ketika itu, salah satu yayasan yaitu Yayasan Insan Mulia yang mengelola Pergerakan Mahasiswa Islam Indonesia(PMII) Staibana melakukan
aksi solidaritas peduli Susanto dengan cara menggalang dana untuk biaya operasi Adrian (5) anak Susanto yang menderita hepatitis B. Kegiatan tersebut dilakukan di beberapa tempat yang berbeda.
Menurut Ketua PMII Staiban Asep Muhidin, kegiatan tersebut dilakukan di sekitar jalan pertigaan Cimanying, Kecamatan Menes. Hal tersebut bagian dari implementasi Tri Dharma Perguruan Tinggi yang salah satunya adalah dilakukannya pengabdian kepada masyarakat.
“Jadi, kami merasa tergerak untuk mer SD menumpang belajar di SDN Karet I, Desa Karet, Kecamatan Sepatan dengan jumlah siswa sebanyak 50 orang yang terdiri dari kelas satu hingga kelas tiga.
Sebelum kenaikan kelas, pihak SDN Karet I meminta pengelola yayasan untuk mencari tempat belajar yang baru alias tidak memperbolehkan lagi para siswa SD Insan Mulia belajar di sekolah milik pemerintah itu. Agar proses belajar dan mengajar berlanjut atau para siswa tidak putus sekolah, pihak Yayasan Insan Mulia berusaha mencari partner yang baru. Ketika itu, pilhannya jatuh kepada H. Firmansyah yang memiliki lahan yang cukup luas tidak jauh dari rumahnya di Sulang Jembatan Camat.
“Karena merasa prihatin dengan nasib para siswa dan peduli terhadap pendidikan, waktu itu saya setuju untuk menampung para siswa dari Yayasan Insan Mulia tersebut, tapi dengan syarat harus ganti nama yayasan yaitu Yayasan Pilar Bangsa,” kata H. Firmansyah yang juga Kepala Sekolah (Kepsek) SMPN 2 Sepatan itu.
Setelah ada kesepakatan pergantian nama yayasan, ke-50 siswa SD itu dapat melanjutkan pendidikan di bawah naungan Yayasan Pilar Bangsa. Karena dikelola dengan baik, tahun 2010 H. Firmansyah membuka pendaftaran untuk tingkat SMP dan setahun kemudian tingkat SMK. Saat ini atau dalam kurun waktu yang singkat, jumlah siswa di bawah naungan Yayasan Pilar Bangsa sebanyak 1.690 orang, dengan rincian siswa SD 140, SMP Reguler dan Plus 750 orang serta SMK 800 orang, dan ruang kelas sebanyak 19. “Dengan berbagai upaya dan usaha, saya bersama dewan guru telah berkomitmen untuk terus memajukan dan mengembangkan seko lah ini,” terang H. Firmansyah ayah tiga anak dari buah pernikahannya dengan Hj. Neneng Ayati, S.Pd. (NGO)