TANGERANG, KHATULISTIWA – Bagi masyarakat Sepatan, Kabupaten Tangerang, nama Sekolah Pilar Bangsa sudah tidak asing lagi. Sejak beberapa tahun terakhir, sekolah swasta yang terletak di Jalan Raya Mauk Km 08, Sulang Jembatan Camat, Desa Karet oleh masyarakat dikenal sebagai sekolah “Camat” itu mengalami perkembangan atau kemajuan yang sangat pesat.
Tidak hanya dari segi mutu pendidikan dan jumlah siswa tapi juga dari segi penataan serta bangunan yang megah dan bertingkat, sehingga termasuk sekolah favorit di wilayah Sepatan. Saat ini, Sekolah Teknologi Pilar Bangsa yang dikelola oleh Yayasan Pilar Bangsa dan diketuai H. Firmansyah, S.Pd, M.Pd itu, membawahi SD, SMP Reguler, SMP Plus dan Sekolah Menengah Kejuruan (SMK). SMK Pilar Bangsa membuka jurusan yaitu Teknologi Kendaraan Ringan (Otomotif) dan Administrasi Perkantoran (AP).
Sedangkan program unggulan adalah, film maker, English Conversation (Toeic), Japanese Day (Bahasa Jepang), marching band, handy craft, sudio musik dan elektro.H. Firmansyah dalam bincangbincang dengan KHATULISTIWA belum lama ini, mengatakan, cikal bakal beridirinya Yayasan Pilar Bangsa yang dipimpinnya berawal tahun 2008 lalu.
Ketika itu, salah satu yayasan yaitu Yayasan Insan Mulia yang mengelola Pergerakan Mahasiswa Islam Indonesia(PMII) Staibana melakukan
aksi solidaritas peduli Susanto dengan cara menggalang dana untuk biaya operasi Adrian (5) anak Susanto yang menderita hepatitis B. Kegiatan tersebut dilakukan di beberapa tempat yang berbeda.
Menurut Ketua PMII Staiban Asep Muhidin, kegiatan tersebut dilakukan di sekitar jalan pertigaan Cimanying, Kecamatan Menes. Hal tersebut bagian dari implementasi Tri Dharma Perguruan Tinggi yang salah satunya adalah dilakukannya pengabdian kepada masyarakat.
“Jadi, kami merasa tergerak untuk mer SD menumpang belajar di SDN Karet I, Desa Karet, Kecamatan Sepatan dengan jumlah siswa sebanyak 50 orang yang terdiri dari kelas satu hingga kelas tiga.
Sebelum kenaikan kelas, pihak SDN Karet I meminta pengelola yayasan untuk mencari tempat belajar yang baru alias tidak memperbolehkan lagi para siswa SD Insan Mulia belajar di sekolah milik pemerintah itu. Agar proses belajar dan mengajar berlanjut atau para siswa tidak putus sekolah, pihak Yayasan Insan Mulia berusaha mencari partner yang baru. Ketika itu, pilhannya jatuh kepada H. Firmansyah yang memiliki lahan yang cukup luas tidak jauh dari rumahnya di Sulang Jembatan Camat.
“Karena merasa prihatin dengan nasib para siswa dan peduli terhadap pendidikan, waktu itu saya setuju untuk menampung para siswa dari Yayasan Insan Mulia tersebut, tapi dengan syarat harus ganti nama yayasan yaitu Yayasan Pilar Bangsa,” kata H. Firmansyah yang juga Kepala Sekolah (Kepsek) SMPN 2 Sepatan itu.
Setelah ada kesepakatan pergantian nama yayasan, ke-50 siswa SD itu dapat melanjutkan pendidikan di bawah naungan Yayasan Pilar Bangsa. Karena dikelola dengan baik, tahun 2010 H. Firmansyah membuka pendaftaran untuk tingkat SMP dan setahun kemudian tingkat SMK. Saat ini atau dalam kurun waktu yang singkat, jumlah siswa di bawah naungan Yayasan Pilar Bangsa sebanyak 1.690 orang, dengan rincian siswa SD 140, SMP Reguler dan Plus 750 orang serta SMK 800 orang, dan ruang kelas sebanyak 19. “Dengan berbagai upaya dan usaha, saya bersama dewan guru telah berkomitmen untuk terus memajukan dan mengembangkan seko lah ini,” terang H. Firmansyah ayah tiga anak dari buah pernikahannya dengan Hj. Neneng Ayati, S.Pd. (NGO)