Oleh: Saiful Huda Ems.
JAKARTA, KHATULISTIWAONLINE.COM
Kemarin Yusril menyatakan Peristiwa 1998 bukan Pelanggaran HAM berat, namun setelah dibantah banyak ahli hukum, bahwa Peristiwa Penculikan dan Kerusuhan Mei 1998 itu termasuk Pelanggaran HAM berat, dan Yusril sebagai Menko Hukum dan HAM tidak berwenang menyatakan hal itu kecuali Komnas HAM, sekarang Yusril berkelit lagi.
Ini kabinet baru juga mau memulai kerja, namun sudah terlihat banyak pelanggaran dan pernyataan yang tidak pantas dilakukan oleh para menteri. Mulai dari penyalah gunaan kop surat dan stempel Kementerian Desa yang dijadikan undangan pribadi oleh Menteri Desa dan Pembangunan Daerah Tertinggal, Yandri Susanto.
Meminta penambahan anggaran padahal belum juga mulai bekerja, yang dilakukan oleh Menteri HAM, Natalius Pigai, hingga pernyataan yang salah kaprah dan tidak sepatutnya dinyatakan oleh Yusril Ihza Mahendra sebagai Menko Hukum dan HAM.
Semua hal itu seolah menggambarkan Kabinet Over Size Merah Putih Prabowo Subianto ini asal-asalan, dan terkesan positioning Kabinet hanya semacam sarana balas jasa, bagi-bagi keuntungan pada seluruh team sukses setelah diraihnya kemenangan Capres/Cawapres Prabowo-Gibran di Pilpres 2024.
Bangsa Indonesia ini sudah terlalu tua untuk dibohongi, sudah terlalu matang untuk dijadikan kelinci percobaan, sudah terlalu cerdas untuk dijadikan permainan, segala hal yang tidak jujur, tidak mendidik, tidak membangun, pasti cepat atau lambat akan ketahuan juga. Presiden Prabowo hendaknya tidak “bermain-main” untuk soal ini.
Memperhatikan profile Wakil Presidennya saja (Gibran Rakabuming Raka), kalau dibandingkan dengan kualitas Wakil-Wakil Presiden pendahulunya– maaf-maaf saja–, sangat jauh kualitasnya, baik dari segi wawasan intelektual, spritual, pengalaman manajerial, leadership, hingga kualitas kecerdasan emosional, apalagi dalam hal kesehatan mentalnya.
Sekali lagi saya dengan berat hati harus mengatakan, Presiden Prabowo sangat ceroboh dalam menyusun personil kabinetnya. Dan saya juga dengan berat hati, sekali lagi mengingatkan, agar Presiden Prabowo meninjau kembali orang-orang yang didudukkannya di Kabinet Over Size Merah Putih.
Jikapun hal ini dianggap sudah terlambat karena semuanya sudah dilantik, mohon jadikan mereka menteri-menteri yang banyak masalah hukum dan pelanggaran etika bernegara itu menjadi menteri cukup sebulan saja, toh itu jika dilakukan oleh Presiden Prabowo tidak akan dianggap melanggar Konstitusi…(SHE).
23 Oktober 2024.
Saiful Huda Ems (SHE). Lawyer dan Analis Politik, Aktivis ’98.
Oleh: Saiful Huda Ems.
JAKARTA, KHATULISTIWAONLINE.COM –
Ada 48 Menteri, 5 Kepala Badan dan 56 Wakil Menteri, sehingga total ada 109 personel di Kabinet Merah Putih Prabowo yang sudah dilantik di Hari Senin, (21/Oktober/2024) kemarin. Dan siang ini Selasa, (22/Oktober/2024) Presiden Prabowo telah menambah dan melantik lagi beberapa pejabat negara di istana, hingga Kabinet akan semakin terlihat gembrot, over size.
Pertanyaannya kemudian, darimana anggaran untuk menggaji mereka dan mendanai operasional kinerjanya, disaat APBN kita sangat minim seperti sekarang ini? Mau jual aset atau kekayaan alam milik negara lagi seperti yang dilakukan Raja Mulyono?.
APBN kita Rp. 3000 Triliun akan digunakan untuk bayar hutang pemerintah Rp.1000 Triliun, untuk transfer ke daerah-daerah Rp.1000 Triliun, hingga tersisa hanya Rp.1000 Triliun, bisa berbuat apa Pemerintahan Prabowo hanya dengan Rp.1000 Triliun?.
Kabinet diisi oleh 48 Menteri dan 56 Wakil Menteri, serta 5 Kepala Badan dan baru saja ditambah lagi beberapa pejabat yang dilantik siang ini, Selasa (22/Oktober/2024), selain akan menyedot banyak anggaran, anggarannya saat ini juga tidak cukup kecuali mau obral lagi kekayaan alam.
Tidak hanya itu, pelantikan Kabinet Gembrot, “Over Size” ini juga direspon secara negatif oleh pasar perekonomian nasional dan internasional. Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) hari ini juga telah mengalami penurunan drastis. Bila ini tidak menjadi catatan atau perhatian khusus dari Presiden Terpilih Prabowo Subianto, maka keadaan perekonomian negara ke depan akan sangat berbahaya.
Bapak berpidato kenegaraan tentang kepedulian bapak pada rakyat miskin, tetapi bapak sendiri memiliki rumah pribadi seluas 11 hektar dan menguasai jutaan hektar tanah milik negara disaat rakyat banyak yang miskin. Kalau benar Pak Presiden Prabowo peduli pada rakyat miskin, dan bukan sekedar omon-omon saja, Pak Presiden Prabowo tentunya akan menyerahkan harta milik bapak, minimal 75 % untuk rakyat !.
Menteri-menteri yang dilantik itu juga masih banyak yang kebingungan karena belum memiliki gedung kementerian tempatnya bekerja. Banyak juga Pemda-Pemda di negeri ini yang gedung-gedungnya masih menyewa.
Saya berkata seperti ini bukan berarti saya benci pada Pak Presiden Prabowo, melainkan hanya mengingatkan bapak saja, betapa banyaknya problem negara yang sedang kita hadapi. Sayang sekali jika Pak Prabowo tidak menunjukkan keseriusannya memperbaiki keadaan negara. Saya ini rakyat biasa dan bukan musuh politik Pak Prabowo.
Oleh karena itu saya mengingatkan, sebaiknya Pak Presiden Prabowo meninjau kembali orang-orang yang tidak kredibel untuk dijadikan Menteri atau Wakil Menteri serta Kepala-kepala Badan, karena hal itu selain hanya sia-sia, juga hanya akan menguras anggaran belanja negara saja.
Menteri-menteri yang bermasalah dan tidak kompeten di bidangnya, sebaiknya ditinjau kembali dan diganti dengan orang-orang yang lebih kompeten dan relatif bersih dari masalah. Bapak juga sebaiknya berkonsultasi terlebih dahulu dengan partai pemenang PEMILU, agar menambah kekuatan dan dukungan.
Trend negara maju dan modern itu justru merampingkan kabinetnya, bukan malah menggembrotkan kabinetnya, terlebih penggembrotan kabinet ini karena titipan Raja Mulyono. Ini tidak baik, dan seolah menandakan;
Pertama, Pak Prabowo masih takut dengan Raja Mulyono, juga seolah Pak Prabowo tidak memiliki kepercayaan diri sehingga harus mengajak lagi menteri-menteri lama di masa kepemimpinan Raja Mulyono.
Kedua, gembrotnya Kabinet Merah Putih dan masuknya orang-orang kepercayaan Raja Mulyono di Kabinet, menandakan Raja Mulyono menghadapi ketakutan besar akan ancaman dipenjarakannya Raja Mulyono ketika Raja Mulyono sudah tidak lagi menjabat sebagai Presiden.
Maka ditempatkanlah orang-orang Mulyono di Kabinet Merah Putih, agar mereka dapat terus menjaga keamanan Sang Pangeran Samsul (WAPRES), serta menteri-menteri lama yang bermasalah, dan dapat terus mengingatkan Presiden Prabowo agar KPK, KEJAGUNG dan POLRI yang berada dalam kendali kekuasaannya, nantinya tidak mempersoalkan masa lalu Raja Mulyono, yang banyak meninggalkan berbagai proyek strategis nasional yang bermasalah.
IKN bagaimana kabarnya? Food estate bagaimana kelanjutannya?…
Giring Ganesha, jadi sekarang sudah tau kan domisili, eee…domainnya? Oh ya, Bro Budi Arie, Bro Immanuel Ebenezer, selamat ya, sudah dilantik jadi Menteri lagi dan jadi Wamen (SHE).
22 Oktober 2024.
Saiful Huda Ems (SHE). Lawyer dan Analis Politik, Aktivis ’98.
.Oleh: Saiful Huda Ems.
JAKARTA, KHATULISTIWAONLINE.COM
Ketika saya pulang dari Jerman akhir tahun 1995, saya terlibat pembicaraan dengan banyak orang atau komunitas. Saat itu saya banyak menjelaskan soal terjadinya kerusakan tatanan hukum, politik dan perekonomian Indonesia. Indonesia entah dalam waktu cepat atau lambat, perekonomiannya akan hancur !.
Apa yang saya terimah dari penjelasan-penjelasan saya ketika itu? Cibiran demi cibiran dari orang-orang yang tidak menyukai pembicaraan saya tentang politik, khususnya kritikan-kritikan saya pada Rezim Orde Baru Soeharto kala itu.
“Orang kok tiap hari ngomongin politik melulu”. “Orang kok tiap hari ngomongin Presiden Soeharto melulu”. “Baru jadi Mahasiswa saja sudah sok tahu”. “Pak Harto jauh lebih hebat dari kamu”. “Biarkan politik menjadi urusan para pejabat negara saja”. Dll.
Begitulah kata-kata yang sering saya terimah dari kebanyakan orang-orang yang saya temui, bahkan hal itu sering terjadi pula di kampus antara tahun 1996 hingga menjelang Krisis Moneter 1997. Hati terasa sesak, namun saya selalu mencoba untuk tetap bersabar sambil tiada henti terus menerus memantau keadaan.
Setiap saya dan kawan-kawan melakukan aksi demonstrasi, saya perhatikan nyaris tidak ada yang serius melihat kami apalagi mau mendengar suara-suara kami. Mereka bahkan malah asyik bermesraan dengan pacar-pacarnya, atau ngobrol dengan teman-temannya sendiri. Mereka cuek.
Alhasil pada Bulan Juli 1997, Indonesia diterpa badai Krisis Moneter. Banyak terjadi pelarian modal (capital flight), hutang luar negeri Indonesia menumpuk. Nilai tukar US Dollar pada rupiah melonjak tinggi hingga tahun 1998. Kalau tidak salah awalnya nilai tukar US Dollar awalnya hanya Rp. 2500,- bahkan sebelumnya selalu dibawah Rp. 2000,- per satu US Dollarnya, namun kemudian meroket hingga Rp.16.800,- Gila !
Tiba-tiba banyak teman-teman kuliah yang berhenti kuliah karena Orang Tuanya di PHK, bangkrut dll. Orang-orang yang awalnya sok kaya, penampilannya bak bintang-bintang Hollywood, tiba-tiba penampilannya jadi berubah 180 derajat karena jatuh bangkrut.
Harga-harga barang melonjak tinggi. Sebulan sebelum Krisis Moneter saya beli Tv 21 Inc. harganya Rp. 650.000,- namun sebulan kemudian Tv dengan merk yang sama harganya naik jadi Rp.1.200.000,-. Harga mobil, motor dll. juga naik hingga 2 sampai 3x lipat !.
Masyarakat di Ibu Kota dan di berbagai daerah atau perkotaan kepalanya mulai puyeng, dunia perdukunan tiba-tiba laris manis, karena kebanyakan orang sudah mulai tak mempercayai lagi logika akal sehat, melainkan lebih percaya pada yang berbau-bau klenik.
Di masa seperti itu, tiba-tiba banyak mahasiswa mendadak jadi aktivis. Mereka yang biasanya asyik pacaran dan menolak obrolan politik, tiba-tiba ikutan demo dengan pacar-pacarnya, memegang mike dan bersuara keras melebihi aktivis-aktivis lama yang sebelumnya berorasi di depan mereka dan yang diacuhkannya.
Perekonomian mulai berangsur kembali normal ketika Presiden Soeharto menyatakan mengundurkan diri pada tanggal 21 Mei 1998, setelah Rezim Soeharto didemo rakyat dari segala penjuru daerah selama beberapa hari untuk mendesaknya mundur.
Padahal sebelum-sebelumnya jangankan berani mendesak Soeharto mundur, bicara tentang kediktatorannya saja sangat jarang yang punya nyali, kecuali aktivis-aktivis lama seperti kami yang sudah bertekad berjuang sampai mati.
Waktu demi waktu terus berganti, presiden demi presiden pun silih berganti. Rakyat mulai dapat bernafas lega dengan kebebasan berekspresinya, dengan peningkatan taraf hidup perekonomiannya. Tetapi Presiden Jokowi mulai lupa diri, ndablek, tidak mau mendengar kritik-kritik konstruktif dari rakyatnya.
Maka di bulan Juni 2024 lalu, nilai tukar US Dollar terhadap rupiah kembali melonjak, nyaris menyamai puncak Krisis Moneter 1998. Jika pada puncak Krisis Moneter 1998 nilai tukar US Dollar terhadap Rupiah yakni Rp.16.800,- namun di bulan Juni 2024 lalu Rp.16.450,- !.
Perbedaannya jika dahulu ketika ekonomi negara mulai terasa kacau, Pak Harto masih mau bersedia mikir, masih mau mendengar suara-suara kritis rakyatnya hingga banyak kritikus yang dipanggilnya ke Istana untuk didengar pendapatnya, namun kalau Jokowi malah semakin budeg telinganya, dan semakin sombong serta angkuh sikapnya, di balik kemasan pencitraannya yang lembut dan kalem melebihi halusnya Permadani Persia.
Anehnya yang terjadi para penjilat Rezim Jokowi mingkem saja, bahkan semakin gegabah mengagung-agungkan Jokowi dan anak-anak serta menantunya yang bermasalah. Merekapun semakin bringas mencaci maki para kritikus Rezim Jokowi sampai membabi buta, seolah siraman Bansos yang diterimanya, dapat dijadikan bekal hidup sampai kiamat.
Tenang…tenang, bukan tugas kita lagi nantinya untuk menjelaskan pada mereka tentang keadaan yang terjadi di negeri ini di masa kepemimpinan Jokowi itu sebenarnya seperti apa. Namun bila badai persoalan dahsyat perekonomian Indonesia sudah datang pada waktunya, mereka akan segera mingkem sendiri karena sibuk dengan persoalan hidupnya sendiri.
Ingat peristiwa Krisis Moneter di tahun 1997 dan 1998, ingat betapa kuat dan besarnya dukungan untuk Rezim Soeharto sebelum beliau dilengserkan, toh pada waktunya kekuasaannya rontok juga. Mereka itu tidak sedang berlindung di Kekuatan Tuhan Yang Maha Besar, melainkan berlindung di jaring laba-laba yang sangat rapuh dan mudah terkoyak.
Hiduplah dalam kesabaran revolusioner, dan kemerdekaan sebagai manusia seutuhnya akan kau dapatkan ! Rezim Jokowi akan segera berakhir, besok Minggu, 20 Oktober 2024.
Persiapkan segalanya untuk mengantisipasi datangnya perubahan. Kita semua tentu berharap akan terjadi perubahan kehidupan berbangsa dan bernegara yang jauh lebih baik, namun bila keadaan yang terjadi kemudian adalah yang sebaliknya, kita jangan sampai terkejut.
Minimal kita sudah berusaha untuk mengantisipasinya, serta tidak gegabah membiarkan kepemimpinan nasional kedepan dipimpin oleh Presiden Prabowo Subianto yang kabinetnya masih diisi orang-orang di Kabinet Pemerintahan Jokowi yang banyak bermasalah.
Jangan lelah bersuara untuk terus menerus mengkritisinya, demi dan untuk Indonesia yang lebih baik, maju dan beradab ke depannya ! Merdeka !…(SHE).
19 Oktober 2024.
Saiful Huda Ems (SHE). Lawyer dan Analis Politik.
Oleh: Saiful Huda Ems.
JAKARTA, KHATULISTIWAONLINE.COM
Menarik sekali jika kita membaca cakrawala pemikiran seorang Hasto Kristiyanto yang meraih gelar Doktor keduanya dari Universitas Indonesia, setelah Doktor pertamanya di bidang Geo Politik diraihnya dari Universitas Pertahanan Indonesia.
Dalam salah satu topik bahasan dari Disertasi Doktoral keduanya Mas Hasto Kristiyanto di Universitas Indonesia (UI), Jum’at (18/Oktober/2024) ini, disebutkan oleh Mas Hasto, Sekjen PDIP yang juga merupakan sosok intelektual politisi Indonesia, bahwa:
“Pada masa Presiden Jokowi iklim feodalisme dibangun melalui strategi kebudayaan untuk memperkuat makna kekuasaan dengan simbol-simbol budaya. Penampilan Presiden Jokowi dengan menggunakan simbolisasi raja melalui atribusi pakaian daerah dan perhelatan pesta pernikahan Kaesang Pangarep di Istana Mangkunegaran, membangun persepsi bahwa presiden juga sosok raja.”
“Ketika kultur ini berhasil dibangun maka aura feodalisme menyelimuti kekuasaan presiden. Hal inilah yang menjadi alasan rasionalitas kritis elite politik terbungkam. Dalam situasi ini Presiden Jokowi menggunakan otoritas kekuasaannya untuk membangun konsensus dengan para Ketua Umum Partai Politik pendukung dalam posisi yang tidak setara, sebagaimana dijelaskan oleh Ranciere.”
“Para Ketua Umum Partai Politik berperan sebagai “Pembantu Presiden” karena posisinya sebagai menteri, dan kemudian dimasukkan dalam suatu elite kerjasama besar untuk mengikuti kemauan penguasa”.
Luar biasa bagaimana Mas Hasto Kristiyanto menjelaskan soal problematika politik kekuasaan di era kepemimpinan Jokowi ini. Banyak rakyat yang terjebak oleh gaya politik Jokowi yang membungkus kebohongan dengan berbagai kebijakan populisnya.
Orang-orang seperti terhipnotis oleh gaya politik Jokowi seperti itu, hingga tanpa sadar Indonesia sebenarnya telah dikembalikannya seperti pada zaman kerajaan yang feodalistik, dimana pemimpinnya telah menjelma menjadi pribadi yang otoriter populis.
Otoriter populis yang mengabaikan check and balances dan membangun legitimasi atas nama rakyat, namun menginjak-injak asas fairness, pembatasan kebebasan sipil, dan nilai-nilai pembangunan yang adil, sebagaimana pandangan Prof. Norris dan Inglehart (2019) yang dijelaskan oleh Mas Hasto Kristiyanto dalam rangkuman disertasinya.
Selamat mengikuti Sidang Disertasi Doktoral keduanya di Universitas Indonesia (UI), Mas Hasto Kristiyanto. Semoga lulus Summa Cum Laude, dan ilmunya semakin mencakrawala, serta bermanfaat bagi Bangsa dan Negara Indonesia yang telah lama tak mendapatkan pencerahan dari presiden plonga-plongonya…(SHE).
Jakarta, 18 Oktober 2024.
Saiful Huda Ems (SHE). Lawyer dan Analis Politik.
Oleh: Saiful Huda Ems.
JAKARTA, KHATULISTIWAONLINE.COM
Orang-orang revolusioner itu biasanya lahir dari desa, hidupnya sangat sederhana, tidak manja dan mengikuti denyut nadi irama penderitaan masyarakat.
Tiap saat ia selalu berdialektika dengan persoalan sosialnya dan berusaha terus menerus mencari solusi demi solusi problem-problem hidup yang dihadapinya.
Karena kejernihan dan kejujuran pemikirannya, ia jadi manusia yang pemberani, kokoh dalam pendirian, teguh dengan prinsip-prinsip perjuangan, hingga ia militan.
Angela Dorothea Markel (biasa dikenal Angela Markel) ketika menjadi Kanselir Jerman misalnya, ia tetap hidup di apartemennya yang sangat sederhana bersama suaminya dan tanpa ditemani oleh seorangpun asisten rumah tangga.
Bahkan sampai sekarang ketika Angela Markel tak lagi menjadi Kanselir Jerman, ia tetap hidup sederhana bersama suami tercintanya di apartemennya yang sederhana.
Berbeda jauh dengan Jokowi atau Prabowo yang sangat kaya raya dan banyak pembantunya. Pemimpin-pemimpin seperti ini tidak akan memiliki kepedulian atau empati pada penderitaan rakyat yang susah.
Memperhatikan orang-orang yang dipanggil Prabowo untuk diangkat menjadi menterinya, saya pesimis Indonesia ke depan akan maju, terlebih lagi ketika Prabowo nanti menjabat dengan beban warisan hutang ribuan triliun dari Pemerintahan Jokowi.
Ada beberapa menteri dari kabinetnya Jokowi yang bermasalah mau diberi tempat terhormat lagi sebagai menteri di kabinetnya Prabowo, terlebih lagi ketika yang menjadi Wapresnya adalah Gibran Rakabuming Raka, anak Presiden yang memiliki persoalan kesehatan mental, bagaimana mungkin Indonesia ke depan akan lebih maju?
Ormas Ormas bergaya Preman diberi tempat terhormat di pagar kekuasaan, seolah mengganti fungsi POLRI, TNI dan BIN, ini semua akan berakibat buruk dari lemahnya keamanan dan pertahanan kita sebagai sebuah bangsa dan negara.
Akan banyak pelanggaran-pelanggaran hukum yang tidak hanya dilakukan oleh para penjahat yang kelaparan, melainkan pula oleh para preman yang dilindungi oleh Pemerintah, dan tragisnya POLRI tidak akan berani menindaknya karena mereka dianggap sebagai kaki tangan penguasa.
Oleh karena itu melalui opini saya ini saya memohon pada Presiden Terpilih Pak Prabowo Subianto, agar lebih berhati-hati memilih calon-calon menterinya. Orang-orang yang tidak cakap di bidangnya, terlebih ia bermasalah dengan hukum, sebaiknya tidak diangkat menjadi menteri.
Pak Prabowo dari kecil lahir sebagai orang kaya raya, tentu kepekaan Pak Prabowo pada penderitaan masyarakat kecil sangatlah kurang. Olehnya Pak Prabowo sebaiknya didampingi oleh orang-orang yang sudah teruji wawasan dan komitmen kerakyatannya.
Jangan pernah memberi tempat pada para preman untuk berkuasa di tengah rakyat, sebab sehebat apapun para preman kalau sudah berhadapan dengan amarah rakyat akan digulung juga.
Lebih baik Pak Prabowo memfasilitasi anak-anak bangsa untuk menuntaskan pendidikannya, mencerdaskan hidup dan kehidupannya, hingga rakyat dapat menjadi pagar betis keamanan nasional dari pengaruh para infiltran asing, serta menjadi pendukung utama kinerja atau program-program Pemerintah untuk memajukan negara, Indonesia.
Patriotisme seseorang tidak bisa dilihat dari orasi-orasinya, melainkan dari realitas hidupnya yang sangat militan dalam bekerja untuk memajukan negara dan bangsanya.
Kepemimpinan Jokowi yang sangat buruk di akhir masa jabatannya, patut menjadi peringatan agar Pak Prabowo lebih mawas diri dan berani berbenah total, untuk kemajuan bangsa dan negara tercinta ini…(SHE).
15 Oktober 2024.
Saiful Huda Ems (SHE). Lawyer dan Analis Politik.
Oleh: Saiful Huda Ems.
JAKARTA, KHATULISTIWAONLINE.COM –
PHK terjadi dimana-mana, saldo tabungan masyarakat turun hingga 40 %, perekonomian masyarakat terasa sangat sepi. Daya beli masyarakat semakin terasa dan terlihat anjlok dimana-mana, dari bulan ke bulan di berbagai daerah.
Para pedagang di pasar-pasar mulai mengeluh sepi dan makin sepi di bulan Oktober ini. Pengusaha-pengusaha dipalaki, kaum buruh pajaknya ditambah. Calo-calo penjualan padi di musim panen merajalela.
Belum lagi kalau kita mau membahas soal kerusakan Demokrasi di Negeri ini. Pemilu yang penuh rekayasa, aparatur negara dari yang Sipil hingga Militer dipaksa berpihak ke salah satu kontestan Pemilu/Pilpres. Lembaga-lembaga negara saling dibentur-benturkan.
Presiden Jokowi kerjanya apa saja selama ini? Menebar kaos dan bansos di jalanan, agar terus diserbu dan dikerumuni rakyat, hingga nampak sebagai Presiden yang dicintai rakyat? Percuma ! Modus pencitraannya akan sia-sia semuanya, manakala di akhir masa jabatannya semua kepalsuannya telah terkuak.
Jakarta akan tetap menjadi Ibu Kota Negara Indonesia dan IKN akan menjadi proyek mangkrak, yang melambangkan monumen sejarah kesombongan dan keegoisan seorang manusia, yang jadi Presiden namun terlalu mendewakan dirinya.
Monumen seorang manusia yang menganggap kebenaran adalah dirinya, politik pecah belah adalah strategi pertahanan berkuasanya, pencitraan adalah asesoris utama bagi pemujaan dirinya, hingga ia membuat berbagai kebijakan negara tanpa mau mendengar aspirasi rakyatnya.
Kini setelah Presiden Jokowi tau IKN akan jadi proyek mangkrak, ia tak berani lagi menandatangani Keppres dan menyatakan bahwa IKN bukanlah kehendak dirinya, melainkan kehendak rakyat melalui perwakilannya di DPR. Ini namanya presiden yang tak mau bertanggung jawab atas segala risiko dari segala tindakannya sendiri. Jokowi mau cuci tangan !.
Coba saja andaikan IKN terlihat akan benar-benar menjadi kenyataan, Jokowi akan tetap percaya diri dan mengatakan IKN adalah kehendak dirinya, namun karena Jokowi tahu IKN akan mangkrak, ia mulai tak percaya diri dan mengatakan IKN bukanlah kehendak dirinya. Ternyata yang besar hanya kepalanya saja, namun jiwa kesatrianya nihil.
Tong kosong nyaring bunyinya, menganggap diri dan keluarganya paling hebat ternyata kosong melompong di akhir masa jabatannya. APBN Indonesia Rp. 3.600 Triliun, tetapi untuk bayar hutang negara saja sudah 1000 Triliun. Menurut Burhanudin Abdullah, Presiden terpilih, Prabowo nantinya akan berada di posisi terjepit.
“Rp. 1000 Triliun untuk bayar hutang, Rp. 1.400 Triliun akan dikirim ke daerah, kita tinggal punya Rp. 1.100 sampai 1.200 Triliun, itu nggak besar. Presiden (Prabowo) tidak akan bisa berbuat banyak dengan angka itu”. (Burhanuddin Abdullah Dewan Penasihat Presiden Terpilih Prabowo Subianto).
Kalau negara keadaannya sudah seperti demikian terus mau kita beri Rapor Biru untuk Jokowi? Ya jelas sangat tidak logislah, kecuali bagi mereka yang sudah anteng dijadikan Jokowi sebagai menteri, atau sudah diberi sesuatu seperti Qodari dan Denny JA. Tidak…bagi saya Jokowi harusnya dapat Rapor Merah !…(SHE).
10 Oktober 2024.
Saiful Huda Ems (SHE). Mantan Pendukung Jokowi yang sudah lama bertaubat.
.JAKARTA, KHATULISTIWAONLINE.COM
Mediator non Hakim Dr.Edward M.Sihombing.S.H,.M.H memberikan pendapat tentang situasi yang terjadi bagi para hakim yang sudah 12 tahun tidak mendapatkan kenaikan gaji.
Situasi yang sedang dialami para Hakim ini membuat kaget para pencari keadilan dimana selama ini banyak orang berpikir bahwa gaji hakim sangat besar ternyata hal itu berbanding terbalik.
Seharusnya gaji hakim sebagai garda terakhir dalam proses penegakan hukum harus diberikan porsi yang lebih besar agar setiap putusan mencerminkan keadilan dan tidak lagi menjadi sebuah proses yang abu abu dalam mengetok palu di dalam ruang persidangan.
saya memberikan saran supaya negara memberikan porsi yang baik kepada para wakil Tuhan dalam penegakan hukum.
Dalam pandangannya negara harus menjamin kehidupan dan kesejahteraan para hakim,tekanan dan ancaman juga sering dialami oleh para hakim ketika memutuskan perkara yang berpotensi mengancam jiwanya dan keluarganya.
Kita berharap pemerintah dan anggota DPR harus memastikan kesejahteraan para hakim.
Rabu 10/10
Praktisi Hukum Dr. Edward M. Sihombing,S.H, M.H.
Oleh: Saiful Huda Ems.
JAKARTA, KHATULISTIWAONLINE.COM
Biasanya kita mendapatkan kabar tentang munculnya setan itu di malam Jum’at Kliwon, namun mungkin karena ini bukan setan ghaib melainkan setan politik, maka kabar beritanya baru mulai menyebar di malam Selasa Pon.
Sangat mungkin karena ia bagian dari dedemit istana, maka kabarnya menyebar di malam atau hari yang tak lazim seperti kebiasaannya.
Berita setan politik apakah itu? Begini, di medsos tiba-tiba muncul berita sosok perempuan cantik dan seksi yang menjadi korban penganiayaan seorang Ketua Umum Partai Politik yang mempunyai perwakilan di Parlemen.
Konon, perempuan cantik dan seksi yang populer sebagai selebgram itu menjadi korban Kekerasan Dalam Rumah Tangga (KDRT) yang dilakukan oleh suaminya, yang merupakan Ketua Umum Partai Politik.
Sebelumnya, perempuan cantik dan seksi itu telah menjalin asmara dengan YouTuber Atta Halilintar, namun kemudian hubungannya putus dan berganti pasangan dengan Sang Ketum Parpol yang menganiayanya selama setahun lebih itu.
Nama perempuan itu Nabilla Aprillya, lalu siapa nama Bang Jago yang jadi Ketum Parpol dan yang telah memukul dan menendang kepalanya ke tembok itu?
Sangat mungkin sekali dia adalah Sang Dedemit Istana, yang beberapa hari lalu meminta kader-kadernya untuk menang Pilkada dengan cara apapun dan boleh melanggar aturan asal tidak ketahuan.
Ketum Parpol kader himpunan mirip Islam yang doyan mabuk-mabukan, dan sekali beli bir, satu botol bir impornya harganya mencapai Rp. 39 atau Rp. 49 juta. Hemmm…satu botol bir saja harganya puluhan juta rupiah, padahal tukang Ojol saja mau beli nasi sebungkus 15 ribu rupiah saja masih mikir-mikir.
Aksi penganiayaan Setan Politik di bawah Beringin ini sudah dilaporkan oleh pengacara korban ke Polda Metro Jaya pada hari Jum’at (4/Oktober/2024) dan masih menunggu proses hukum lebih lanjut. Mungkin Polisinya masih menunggu momentum lengsernya Mulyono dari istana, biar lebih leluasa bergerak tanpa ada stop-stopan dari Mulyono. Kan Sang Ketum Parpol ini banyak menerima kepercayaan dari Mulyono untuk mengurus berbagai proyek strategis nasional yang kemungkinan akan banyak yang mangkrak itu?
Pada awalnya Nabilla Aprillya dinikahi siri oleh Sang Ketum Parpol itu, dan selalu mendapatkan siksaan berat. Setelah lama ia tahan-tahan untuk tidak melaporkannya ke Polisi, akhirnya setelah tambah babak belur ia baru kemudian memberanikan diri untuk melarikan diri dan mencari pengacara untuk mendampingi perawatan medisnya ke Rumah Sakit dan kemudian berlanjut ke Polda Metro Jaya.
Apakah Sang Ketum Parpol itu mempunyai kelainan seksual, hingga harus menganiaya istrinya terlebih dahulu untuk mencapai kepuasan saat esek-esekan? Itu ranahnya Seksolog, dr. H. Boyke Dian Nugraha dan bukan ranahnya Lawyer dan Analis Politik. Jadi tunggu saja kabar selanjutnya…(SHE).
Selasa, 8 Oktober 2024.
Saiful Huda Ems (SHE). Lawyer dan Analis Politik.
Oleh: Saiful Huda Ems.
JAKARTA, KHATULISTIWAONLINE.COM
Orangnya sangat sederhana namun beliau sangat kaya wawasan dan kebijaksanaan hidup. Romo Benny Susetyo namanya, dikenal oleh masyarakat luas sebagai tokoh Intelektual Indonesia yang cakap mengemukakan gagasan-gagasan perubahannya.
Romo Benny tidak hanya cerdas dalam mengemukakan pemikiran-pemikiran politiknya, meskipun beliau sesungguhnya merupakan tokoh spiritual Katolik, namun juga cerdas dalam membumikan ilmu filsafat sebagai pengantar untuk menganalisa keadaan sosial masyarakatnya.
Hampir dua bulan yang lalu saat saya bertemu dengan beliau bersama sahabat-sahabat senior politik saya yang lainnya, di antaranya Mas Hasto Kristiyanto, saya spontan memujinya;
“Waow Romo Benny, sudah puluhan tahun ini saya suka melihat diskusi-diskusi Romo di TV dan sekarang saya bisa bertemu Romo secara langsung. Bersyukur sekali. Saya pengagum pemikiran-pemikiran filsafat Romo Benny.”
Dengan rendah hati Romo Benny menjawab;”Loh, saya juga selalu membaca tulisan-tulisan (Opini) Mas SHE, dan untuk filsafat, itu sebelah panjenengan (sambil jari beliau menunjuk Mas Hasto Kristiyanto) yang lebih ahli”.
Sangat senang sekali bisa berjumpa Romo Benny dan bisa sedikit menggali pemikiran-pemikirannya yang kritis. Semenjak pertemuan itu kami berlanjut diskusi melalui japri Whats App. Namun sedih sekali, pagi ini Sabtu (05/10/24) saya mendengar Romo Benny Susetyo telah meninggal dunia.
Romo Benny Susetyo sangat peduli terhadap situasi kebangsaan. Sebagai salah satu tokoh agamawan, beliau tidak pernah tinggal diam di Gereja, melainkan terus berjuang menyuarakan ketimpangan-ketimpangan sosial politik yang terjadi di negeri kita.
Pesan terakhir beliau yang dapat kita lihat juga di video-video youtube;”Banyak orang-orang diberi beasiswa pendidikan, disekolahkan ke luar negeri agar mereka bisa mengelola Sumber Daya Alam untuk kemakmuran rakyat”.
“Namun sayang, pemimpin kita sekarang orientasinya hanya bagaimana kita mendapatkan kekuasaan. Setelah selesai mendapatkan kekuasaan, bagaimana bisa mewariskan ke anaknya dan kalau nanti sudah ke anaknya bagaimana kekuasaan itu diwariskan ke cucunya”.
“Maka yang terjadi kita kehilangan pemimpin yang berjiwa kenegarawanan. Maka harus ada koreksi total kalau mau memilih pemimpin ke depan ! Harus berani melawan hegemoni terhadap kartel politik, terhadap politik uang dan bansos !”.
Itulah pesan kebangsaan terakhir Romo Benny Susetyo sebelum menghembuskan nafas terakhirnya. Semoga almarhum Romo Benny damai di sisi Tuhan dan kita semua dapat meneladani kejernihan pemikirannya, serta dapat meneladani semangat perjuangannya untuk kemajuan bangsa dan negara.
Romo Benny bukan hanya tokoh agamawan, melainkan juga tokoh intelektual yang sangat toleran dan berani melintasi sekat-sekat keagamaan tanpa adanya pertentangan. Memperhatikan sepak terjang Romo Benny di pentas politik nasional, bagi saya beliau tak ubahnya seperti perpaduan antara Bu Megawati Soekarnoputri dan Gus Dur muda. Kritis, cerdas dan sangat peduli pada nasib rakyat yang lemah.
Sebagai intelektual yang layak dinobatkan sebagai simbol tokoh gerakan moral dan civil society, Romo Benny dalam WA – WA nya ke kami, juga selalu mengingatkan pentingnya perlawanan terhadap hegemoni penguasa yang semakin liar dan bringas menginjak-injak demokrasi dan tatanan hukum.
Romo Benny menjadi bagian kekuatan moral dan pergerakan masyarakat sipil yang teguh pada prinsip. Semangat perlawanannya terhadap rezim populis otoriter Jokowi mewarnai kehidupannya sehari-hari. Hampir seluruh percakapannya melaui wa dengan kami penuh dengan seruan moral dan semangat lerlawanan.
Dalam pandangan Romo Benny, kekuasaan itu dibentuk oleh rakyat dan menyatu dengan gagasan kolektif yang membentuknya. Ketika pemimpin melupakan mandatnya yang berasal dari rakyat oleh rakyat dan untuk rakyat, terlebih melakukan manipulasi hukum dan kekuasaan, maka sejarah mengajarkan bahwa kekuasaan tersebut akan sirna oleh kekuatan kebenaran.
Olehnya dengan meninggalnya Romo Benny seharusnya perlawanan terhadap hegemoni penguasa yang anti demokrasi itu juga tak boleh berhenti. Mungkin dengan cara itu kita akan bisa melihat Romo Benny tersenyum di alam kuburnya.
Selamat jalan Romo Benny, pejuang gigih yang tak pernah mengenal kata menyerah…(SHE).
05 Oktober 2024.
Saiful Huda Ems (SHE). Lawyer dan Analis Politik.
Oleh: Saiful Huda Ems.
JAKARTA, KHATULISTIWAONLINE.COM
Marissa Haque (61 tahun) meninggal dunia dini hari Rabu (2/10/’24) tanpa didahului oleh sakit atau penyakit apa-apa. Ia sosok artis yang cerdas dan berintegritas, mampu meraih gelar doktor di tengah kesibukannya sebagai artis populer Indonesia.
Marissa Haque meninggal secara mendadak di kamar tidurnya. Meski langkah-langkah politik Marissa Haque selama ini kontroversial, namun ada hal yang perlu diingat, ia selalu menyandarkan pemikirannya pada Syariat Islam yang diyakininya, terlepas kita sepakat atau tidak dengan pemikirannya.
Saya sendiri sampai saat ini masih meyakini kebenaran Syariat Islam, namun untuk menjadikannya sebagai sistem negara saya tidak setuju, mengingat Syariat Islam yang berdasarkan Al Qur’an dan Sunnah Nabi masih memerlukan kajian yang mendalam dan sampai detik ini penafsirannya masih bermacam-macam, berbeda-beda, tergantung dari latar belakang derajat keilmuan dan disiplin ilmu masing-masing orang.
Sedangkan sistem negara harusnya rigid, saklek, tidak memerlukan penafsiran lagi demi tercapainya kepastian hukum.
Mungkin karena itu pula masih banyak tokoh-tokoh cendekiawan muslim yang masih belum mau bersepakat soal Syariat Islam untuk dijadikan sebagai sistem negara, melainkan cukup untuk dijadikan pedoman dan prilaku kehidupan keseharian saja dalam konteksnya sebagai manusia beragama.
Sedangkan dalam konteksnya sebagai warga negara semuanya harus berpedoman pada Dasar Negara, Pancasila dan Konstitusi Negara.Marissa Haque sendiri semasa hidupnya dalam kiprahnya di dunia politik, saya perhatikan juga tidak berusaha sungguh-sunguh menjadikan Syariat Islam sebagai sistem negara, hal itu bisa dilihat dalam pilihan politiknya yang mau berhimpun di salah satu Partai Politik.
Keikut sertaannya di partai politik memberikan gambaran bahwa ia masih mau menerima demokrasi, yang berarti pula masih mau mengakui Pancasila sebagai Dasar Negara. Kegigihan Marissa Haque dalam memegang prinsip-prinsip Syariat Islam untuk dijadikannya spirit perjuangan merupakan suatu hal yang perlu diapresiasi, sebab tanpa itu manusia hanyalah makhluk berpikir yang kering akan nilai-nilai spiritualitas, yang berakibat seringnya manusia kehilangan orientasi juangnya yang meliputi dunia dan akhirat.
Selamat jalan Marissa Haque, aktor film monumental yang dapat menyelaraskan pikiran dan hatinya pada Cahaya Keabadian. Selebriti negeri ini patut meneladani perjalanan intelektual dan spiritualmu, tanpa harus terjebak pada jargon-jargon hijrah yang menghempaskan dirinya ke jurang klaim kebenaran mutlak, hingga menagisikan dialog-dialog keagamaan dan kebangsaan yang menuntun jiwa manusia untuk bisa berdamai dengan perbedaan-perbedaan yang ada di sekelilingnya. Husnul khatimah untukmu, Marissa Haque…(SHE).
2 Oktober 2024.Saiful Huda Ems (SHE).
Lawyer dan Mantan koordinator pengembangan ummat di ICMI Orsat Berlin tahun 1993.