Hohenstein-Ernstthal –
Valentino Rossi melewati pekan balapan yang buruk belakangan ini. Namun, The Doctor akan mencoba bangkit sekali lagi, kali ini di MotoGP Jerman.
Rossi baru saja hat-trick gagal finis balapan. Setelah di Italia dan Catalunya, pebalap Monster Energy Yamaha MotoGP itu gagal menyelesaikan race di MotoGP Belanda.
Di Sirkuit Assen, Minggu (30/6), Rossi mengakhiri race sejak lap kelima. Rider Italia itu juga menyebabkan Takaaki Nakagami terjatuh.
Rentetan hasil buruk itu membuat Rossi melorot ke posisi lima klasemen dengan 72 poin. Selanjutnya, Rossi akan membalap di Sirkuit Sachsenring dalam MotoGP Jerman, Minggu (7/7/2019).
“Kami datang dari momen yang sulit. Di Barcelona, saya cukup kompetitif tapi tidak beruntung. Di Mugello dan Assen, dua sirkuit di mana saya biasanya kompetitif, saya kesulitan dan sangat lambat sepanjang pekan. Kurang lebihnya kami punya masalah yang sama,” tutur Rossi, seperti ditukil dari Crash.
“Tapi kami punya kans sebab di Assen pada hari Minggunya, kami mengubah sesuatu pada bagian keseimbanan motor. Saya tak punya perasaan yang oke di bagian kecepatan untuk melesat naik secara maksimal. Di beberapa race saya lebih baik, saya sudah jauh lebih cepat ketimbang di sesi latihan.”
“Tetap saya terjatuh dan hanya mendapatkan lima lap. Kami mula dari sana untuk memahami di sini apakah kami bisa lebih kompetitif,” ungkap pebalap berusia 40 tahun itu.
MotoGP Jerman biasanya cukup menyulitkan Rossi, di mana ia terakhir kali menang di Sachsenring pada 2009. Namun, sekali lagi, Rossi menolak menyerah.
“Di sini, lintasannya sangat berbeda kendati sekalipun misalnya tahun lalu saya tidak terlalu buruk. Itu selalu sulit, trek yang aneh dan sangat khusus. Tapi kami akan mencoba memahaminya apakah kami bisa bersaing di depan,” kata Rossi.(DAB)
JAKARTA,KHATULISTIWAONLINE.COM
Tira Persikabo belum terkalahkan di Liga 1 2019. Pelatih Rahmad Darmawan mengungkapkan pengalaman menjadi kunci pencapaian itu.
Tira Persikabo menjadi tim yang belum terkalahkan di enam pertandingan Liga 1 2019 dan menduduki peringkat ketiga klasemen. Terbaru, Tira Persikabo bermain imbang 1-1 dengan Bhayangkara FC. Laga itu dilangsungkan di Stadion Madya, Senayan, Jakarta, Kamis (4/7/2019).
Sebelum menangani Tira Persikabo, RD sempat melatih Mitra Kukar di pertengahan musim lalu. Dia ditunjuk untuk menggantikan Rafael Berges Marin yang mengundurkan diri.
Tapi, Mitra Kukar terpuruk dan tak mampu bersaing dengan tim-tim Liga 1 2018. Naga Mekes terdegradasi ke Liga 2.
Kegagalan menangani Mitra Kkar itu dijadikan pelajaran berharga RD. Dia juga diuntungkan memiliki waktu lebih lama mengenal Tira Persikabo.
“Saya selalu mencoba belajar dari hal apa saja yang saya lakukan. Apakah saya sukses bersama tim atau gagal bersama tim. Dan itu bagian dari dituntut setiap pelatih untuk evaluasi baik secara pribadi maupun sebagai sebuah tim,” ujar RD dalam konferensi pers, Kamis (4/7).
“Memang yang membedakan tim Mitra Kukar kemarin hanya masa persiapan, kami sama sekali tidak bisa memilih pemain, tidak ada kesiapan pra musim karena waktu itu saya ditugaskan langsung menangani tim ini berjalan, waktu saya ikut prolisensi,” dia menambahkan.
Meski begitu, RD menegaskan belum puas dengan apa yang dicapai Tira Persikabo saat ini. Perjalanan Liga 1 masih panjang, eks pelatih Timnas Indonesia itu mengingatkan timnya tetap fokus.
“Saya juga masih adaptasi karena adaptasi butuh waktu tidak sebentar dan saya dengan Tira Persikabo mulai dari pra musim, saya evaluasi apa yang kurang dari saya dan diri pemain mencoba untuk mengolaborasi tapi itu belum sempurna,” katanya.
“Saya belum yakin, belum mantap dengan apa yang sudah dicapai pemain sampai hari ini. Saya tidak ingin pemain puas, kami puas, kami ingin pemain fokus kepada sasaran yang ingin kami capai ke depan. Suatu saat tim hebat, tim jatuh, bisa naik lagi. Saya harus siap untuk situasi bagaimana suatu saat tim saya kalah dan saya berusaha kembali lagi,” RD menegaskan.(MAD)
Porto Alegre –
Peru membuat kejutan dengan mengandaskan juara bertahan Copa America, Chile, di semifinal. Menang 3-0, La Blanquirroja menantang tuan rumah Brasil di final.
Pada pertandingan semifinal yang dihelat di Gremio Arena, Kamis (4/7/2019) pagi WIB, Chile lebih diunggulkan mengingat mereka adalah juara bertahan di dua edisi terakhir Copa America. Chile apalagi menurunkan tim terbaiknya seperti Alexis Sanchez, Eduardo Vargas, Jose Fuenzalida, dan Arturo Vidal.
Tim asuhan Reinaldo Rueda itu juga membuat 19 attempts dengan tujuh on goal dan menguasai 65 persen ball possesion. Peru sementara cuma diberikan sembilan attempts dengan tiga on goal.
Tapi, Peru mampu bermain efektif dan mengejutkan Chile lewat serangan balik mereka. Pada menit ke-21, Peru memimpin lewat gol Edison Flores lewat sepakan kiri yang menembus jala Gabriel Arias. Christian Cueva jadi pembuat assist lewat crossingnya.
Masih dalam proses bangkit usai gol pertama, Chile sudah dihajar gol kedua pada menit ke-38 lewat Yoshimar Yotun. Arias terlalu maju dari sarangnya saat hendak menghalau serangan Peru dan Yotun dengan cepat menembak ke gawang yang kosong.
Skor 2-0 bertahan hingga turun minum. Masuk di babak kedua, Chile berupaya memperkecil skor tapi usaha mereka kerap gagal. Masuknya Nicola Castillo dan Angelo Sagal untuk menambah daya dobrak tapi sia-sia.
Malahan Peru yang memastikan kelolosan mereka lewat kemenangan 3-0 usai kapten sekaligus striker veteran, Paulo Guerrero, lewat sepakan terukur di kotak penalti pada menit ke-91. Chile berpeluang memperkecil skor pada menit ke-95 tapi penalti Vargas bisa ditepis Pedro Gallese.
Skor tersebut jadi penutup laga ini dan Peru berhak atas tiket final di Maracana Stadium, Senin (8/7), menghadapi tuan rumah Brasil. Ini jadi final pertama sejak 1975 di mana mereka jadi juara.
Susunan pemain
Chile: Arias; Isla, Medel, Maripan (Castillo 89′), Beausejour; Vidal, Pulgar, Aranguiz; Fuenzalida (Sagal 46′), Vargas, Sanchez
Peru: Gallese; Advincula, Zambrano, Abram, Trauco; Tapia, Yotun; Carrillo (Polo 71′), Flores (Gonzales 50′), Cueva (Ballon 80′); Guerrero
(DON)
JAKARTA,KHATULISTIWAONLINE.COM
Stephan El Shaarawy sempat menolak pindah ke Liga China karena merasa masih mampu bersaing di level tertinggi. Tapi kabarnya ia berubah pikiran lagi.
El Shaarawy diminati Shanghai Shenhua di musim panas ini. Dia malah sempat dikabarkan sudah menyepakati gaji 10 juta euro per musim, dengan AS Roma mendapatkan bayaran 12 juta euro untuk melepas sang pemain.
Tapi kemudian pemain 26 tahun itu menyatakan menolak pindah ke Liga China. Mantan pemain AC Milan itu beralasan masih terlalu dini untuk meninggalkan Eropa dan masih ingin bertanding di level tertinggi.
Tapi Sky Sport Italia kini melaporkan bahwa pemain internasional Italia itu kini mempertimbangkan lagi keputusannya. Disebut-sebut peningkatan tawaran dari Shanghai Shenhua membuatnya tergiur.
Shanghai Shenhua kabarnya menaikkan proposal gajinya dari 12 juta euro per tahun menjadi 15 juta euro (sekitar Rp 238,9 miliar) per tahun. Sementara Roma akan mendapatkan 20 juta euro.
Kontrak El Shaarawy bersama Roma sendiri tinggal menyisakan semusim. Ia musim lalu adalah top skorer kedua di klub dengan torehan 11 gol dan tujuh assist.(DAB)
Lyon –
Timnas putri Belanda akan menantang Amerika Serikat di final Piala Dunia Wanita. Tim Oranye ke babak puncak setelah mengatasi perlawanan Swedia 1-0.
Belanda menghadapi Swedia di Parc Olympique Lyonnais, Kamis (4/7/2019) dini hari WIB. Laga berjalan ketat sejak menit awal.
Belanda langsung menggebrak di menit ketiga. Vivianne Miedema membuat percobaan lewat sepakan kaki kanan, namun arah bolanya masih melenceng ke sisi kiri.
Swedia membalas 10 menit berselang. Percobaan Stina Blackstenius dari jarak dekat berhasil diamankan. Selanjutnya, beberapa peluang kedua tim ciptakan, namun tidak ada gol tercipta. Babak pertama berakhir 0-0.
Di babak kedua, jual beli serangan masih terjadi. Belanda beberapa kali mengancam lewat aksi Miedema, sementara Swedia juga tak mampu bikin gol lewat peluang-peluangnya. Skor 0-0 bertahan hingga 90 menit, sehingga lanjut ke babak tambahan.
Di babak pertama extra time, Belanda akhirnya memecah kebuntuan. Sepakan Jackie Groenen dari luar kotak penalti meluncur menuju pojok bawah sisi kanan gawang Swedia. Skor 1-0 bertahan hingga extra time tuntas.
Hasil ini mengantar Belanda maju ke final Piala Dunia Wanita. Selanjutnya, tim asuhan Sarina Wiegman itu akan menghadapi AS, yang sebelumnya mengalahkan Inggris 2-1.
Laga final akan digelar di Parc Olympique Lyonnais pada Minggu (7/7) waktu setempat atau Senin (8/7). Adapun laga perebutan tempat ketiga antara Inggris vs Swedia digelar Sabtu (6/7).
Susunan Pemain
Belanda: Veenendaal, Van Lunteren, Van der Gragt, Bloodworth, Van Dongen, Groenen, Van de Donk, Spitse, Lineth Beerensteyn (Van de Sandem 72′), Martens (Roord 46′), Miedema
Swedia: Lindahl, Magdalena (Jonna 111′), Linda, Nilla, Hanna, Caroline, Kosovare, Elin (Julia 78′), Hurtig (Madelen 79′), Sofia, Stina (Mimmi 111′)
(NOV)
JAKARTA,KHATULISTIWAONLINE.COM
Ganda campuran Tontowi Ahmad/Winny Oktavina Kandow tak mematok target juara di Indonesia Open 2019. Kenapa?
Indonesia Open berlangsung di Istora, Senayan, dimulai 16-21 Juli. Tontowi akan menjalani debut bersama Winny yang menjadi pasangannya sejak Februari, menggantikan Liliyana Natsir.
“Persiapan sih sudah maksimal tinggal nanti bagaimana di lapangan. Artinya dari teknis sudah optimal, tinggal mentalnya besok, kemudian kekompakan dan komunikasinya,” kata Tontowi ketika ditemui di Pelatnas PBSI, Cipayung.
Bagi Tontowi, mental tak akan jadi masalah apalagi dengan segudang pengalamannya. Namun, untuk Winny hal itu bakal jadi problem karena selain masih muda dan minim pengalaman main di hadapan suporter sendiri. Winny mau tak mau dituntut tinggi oleh publik karena pasangannya merupakan jawara bersama Liliyana Natsir pada 2017 dan 2018.
“Itu dia, kalau saya sih sudah merasakan, dia (Winny) kan belum. Apalagi, sekarang orang pada melihat saya dengan Winny, ‘oh, bagaimana nih perpaduan senior junior’. Orang pasti lihat,” kata Tontowi.
“Makanya, saya sih berharap ke Winny. Artinya dia harus bisa mengeluarkan kemampuan terbaik dan menyiapkan mentalnya. Karena dari pendukungnya, pasti dari orang-orang sekitar kita, yang nonton, ‘ayo partner Owi nih’. Ya, semoga dia siap, tapi yang saya lihat dia cuek sih orangnya,” dia menjelaskan.
Hal itu pun mempengaruhi target yang mereka patok. Tontowi enggan jemawa dan memilih fokus menjalani satu demi satu setiap laga.
Dari hasil undian, Tontowi/Winny akan bertemu pasangan India, Satwiksairaj Rankireddy/Ashwini Ponnappa. Mereka belum pernah saling bertemu.
“Kalau saya berpikir tak muluk-muluk. Saya bisa membawa Winny menang lawan unggulan-unggulan itu sudah sesuatu yang luar biasa buat saya pribadi. Apalagi bisa masuk semifinal dan final itu kepuasan tersendiri lah,” kata Tontowi.
“Makanya, motivasi saya biar bagaimana bisa naik lagi, apalagi dengan partner saya yang baru ini. Kalau dulu kan sama ci Butet kalah menang, tiap menang ke ci Butet (Liliyana Natsir), kalah ke saya. Ya kan, kalau sekarang menang kalah ke saya. Jadi belum mau muluk-muluk dulu, kalau muluk malah teknanan, saya tidak mau itu,” dia menambahkan. (DAB)
JAKARTA,KHATULISTIWAONLINE.COM
Brasil sukses melangkah ke final Copa America 2019. Tuan rumah menang 2-0 atas Argentina berkat gol Gabriel Jesus dan Roberto Firmino.
Pertandingan semifinal di Estadio Mineirao, Rabu (3/7/2019) pagi WIB berjalan terbuka dan menarik. Namun Brasil lebih mampu memaksimalkan peluang-peluang mereka.
Jesus membawa tuan rumah unggul di menit ke-19 yang bertahan hingga babak pertama. Firmino lantas menggandakannya di menit ke-71.
Dengan penguasaan bola 50-50, Brasil tercatat punya empat tembakan dengan tiga yang on target. Sementara Argentina punya 14 percobaan, di mana dua mengarah ke gawang dan dua lainnya membentur mistar/tiang.
Brasil pun lolos ke final dan tinggal menunggu pemenang antara Chile vs Peru. Argentina selanjutnya akan menghadapi laga perebutan posisi tiga dengan tim yang kalah dari laga tersebut.
Jalannya Pertandingan
Baru dua menit laga berjalan, Brasil sudah mendapatkan peluang. Roberto Firmino mendapatkan bola di kotak penalti Argentina dan melepaskan tembakan dalam posisi tak terkawal. Bola ditepis, tapi belakangan wasit juga meniup peluit tanda offside.
Argentina merespons lewat tendangan jarak jauh Leandro Paredes di menit ke-12. Percobaannya masih tipis saja di atas gawang Brasil.
Brasil memetik keunggulan di menit ke-19. Firmino mendapatkan bola di sisi kanan dan meneruskannya dengan umpan silang mendatar. Gabriel Jesus tak terkawal di tengah kotak penalti dan dengan mudah mencocor bola ke dalam gawang.
Nyaris Argentina! Dari tendangan bebas, Lionel Messi melepaskan umpan lambung ke dalam kotak penalti yang ditanduk Sergio Aguero pada menit ke-30. Bola gagal ditepis Alisson Becker, tapi membentur mistar gawang dan kembali ke arena permainan.
Argentina kembali melancarkan tekanan, diawali Messi. Tusukannya dilanjutkan dengan umpan ke Aguero. Aguero melepaskan percobaan dan diblok oleh Thiago Silva.
Pertandingan semakin intens menuju akhir babak pertama. Tak ada lagi gol tercipta sampai peluit tanda berakhirnya separuh pertandingan dibunyikan. Brasil 1-0 Argentina.
Argentina memulai babak kedua dengan positif. Lautaro Martinez punya kans di tengah kotak penalti pada menit ke-50, hanya saja sepakannya menyambut umpan silang masih mudah untuk diamankan Alisson.
Dua menit kemudian, sodoran Messi diterima Rodrigo De Paul yang berdiri cukup bebas. Tendangan kerasnya masih melambung.
Brasil merespons di menit ke-56. Jesus melakukan rolet di depan kotak penalti untuk lolos dari penjagaan dan menyodorkan umpan ke Coutinho. Coutinho coba mencungkil bola melewati kiper dan melambung terlalu tinggi.
Hampir saja Argentina menyamakan kedudukan di menit ke-57. Sepakan voli Messi menyambut bola liar cuma menghantam tiang gawang. Bola pada prosesnya kembali ke kakinya dan diteruskan dengan umpan silang ke depan gawang, tapi Aguero tak bisa membelokkannya untuk jadi gol.
Argentina mendapatkan tendangan bebas di depan kotak penalti pada menit ke-65. Messi maju sebagai eksekutor dan mengarahkan tendangan ke pojok kiri atas gawang. Alisson mengantisipasinya dengan baik dan menangkap bola.
Terus menyerang, Argentina kecolongan di menit ke-71. Dari serangan balik, Jesus melewati satu pemain dan menusuk ke sisi kiri lalu mengoper ke Firmino yang terbebas di dalam kotak penalti. Firmino dengan mudah mencocor bola ke dalam gawang.
Argentina mencoba meningatkan daya dobrak di sisa waktu pertandingan, termasuk memasukkan Paulo Dybala. Tapi Brasil meredam mereka dengan baik dan skor 2-0 pun tak berubah sampai peluit panjang dibunyikan.
Susunan pemain:
Brasil: Alisson; Dani Alves, Marquinhos, Thiago Silva, Alex Sandro; Arthur, Casemiro; Gabriel Jesus (Allan 80′), Philippe Coutinho, Everton (Willian 46′); Roberto Firmino
Argentina: Franco Armani; Juan Foyth, German Pezzella, Nicolas Otamendi, Nicolas Tagliafico (Paulo Dybala 85′); Rodrigo de Paul (Giovani Lo Celso (71′), Leandro Paredes, Marcos Acuna (Angel Di Maria 59′); Lionel Messi, Lautaro Martinez, Sergio Aguero
(RIF)
Belo Horizonte –
Brasil menghadapi Argentina di semifinal Copa America 2019. Pelatih Selecao, Tite, dibuat tak bisa tidur dan membuat semacam catatan untuk pertandingan.
Semifinal Copa America 2019 mempertemukan dua tim favorit juara yakni Brasil vs Argentina. Laga digelar di Estadio Mineiaro, Belo Horizonte, Kamis (3/7/2019) pagi WIB.
Tite, pelatih Brasil, sedianya punya pengalaman yang cukup untuk menghadapi Argentina. Sejak didapuk menjadi pelatih Tim Samba pada 2016, pelatih 58 tahun itu sudah tiga kali menghadapi Albiceleste, dengan catatan dua kali menang dan sekali kalah.
Kendati begitu, Tite tetap merasa gugup melakoni laga nanti. Pertandingan Brasil vs Argentina membuatnya kepikiran terus sehingga mempersiapkan laganya hingga mendetail.
“Saya beri tahu, saya merasa waswas. Saya tak bisa tidur dan tidak akan tidur lagi malam ini,” kata Tite, seperti dilansir Fox Sports.
“Saya terjaga pukul 3:15 pagi dan mulai memikirkan pertandingan. Saya punya kebiasaan membuat catatan, jadi saya melakukannya. Itulah realitas seorang pelatih, baik saya, atau [Lionel] Scaloni.”
“Saya tidak akan berpura-pura, melakukan sesuatu di sini dan mengatakan yang berbeda kepada pemain. Tentu saja saya punya harapan, saya manusia biasa,” ungkap Tite.(RIF)
Kairo –
Senegal lolos ke babak 16 besar Piala Afrika 2019 usai menang atas Kenya. Sadio Mane mencetak dua gol untuk mengantar Senegal menang 3-0.
Dalam pertandingan terakhir Grup C di Air Defence Stadium, Selasa (2/7/2019) dini hari WIB, Senegal sempat dapat penalti pada menit ke-29. Namun eksekusi Mane digagalkan oleh kiper Kenya, Patrick Matasi.
Senegal baru bisa membuka keunggulan pada menit ke-63. Umpan Lamine Gassama dituntaskan oleh Ismaila Sarr dengan tendangan akrobatik.
Mane menebus kegagalan penaltinya dengan mencetak gol kedua Senegal. Penyerang Liverpool itu menggandakan keunggulan Senegal lewat golnya pada menit ke-71 usai menuntaskan bola dari Gassama.
Tujuh menit kemudian, Senegal kembali mendapat penalti. Wasit menunjuk titik putih usai Philemon Otieno melakukan pelanggaran terhadap Sarr. Mane yang maju sebagai eksekutor sukses menjalankan tugasnya untuk menyegel kemenangan Senegal.
Tambahan tiga poin dari laga ini membawa Senegal lolos ke babak 16 besar sebagai runner-up Grup C. Senegal mengumpulkan enam poin dari tiga laga, mendampingi Aljazair yang jadi juara grup dengan sembilan poin.
Aljazair sempurna di fase grup usai menang atas Tanzania di laga terakhir. Riyad Mahrez dkk membukukan kemenangan dengan skor 3-0.
Dari Grup D, Maroko juga lolos sebagai juara grup usai menang 1-0 atas Afrika Selatan. Pantai Gading menyusul sebagai runner-up grup berkat kemenangan 4-1 atas Namibia.
Hasil Piala Afrika, Selasa (2/7/2019) dini hari WIB:
Afrika Selatan 0-1 Maroko
Namibia 1-4 Pantai Gading
Kenya 0-3 Senegal
Tanzania 0-3 Aljazair
(RIF)
JAKARTA,KHATULISTIWAONLINE.COM
Rider Yamaha, Valentino Rossi, gagal menunjukkan performa terbaik sejauh MotoGP 2019 berjalan delapan seri. Masalah The Doctor musim ini dinilai bukan di motor.
Rossi gagal finis di tiga seri balapan terakhir. Di MotoGP akhir pekan lalu, dia crash saat balapan berjalan empat putaran. Lebih buruknya, VR46 juga membuat Takaagami Nakagami gagal finis.
Akibat tiga kegagalan beruntun itu, Rossi kian tertinggal di klasemen pebalap dari Marc Marquez. Italiano itu mengumpulkan sebanyak 72 angka, berselisih 88 poin dari Marquez.
Dalam beberapa seri sebelumnya, Rossi pernah bilang masalah YZR-M1 tunggangannya masih sama dalam dua tahun belakangan. Itu yang menyebabkan dirinya puasa gelar selama itu.
Pemerhati MotoGP asal Italia, Carlo Pernat, mengungkapkan pendapatnya mengenai persoalan Rossi di Yamaha musim ini. Motor bukan penyebabnya, hasil balapan di Assen menjadi konfirmasinya.
Pebalap Yamaha lainnya, Maverick Vinales, menjadi pemenang. Sementara dua rider Petronas Yamaha SRT, Fabio Quartararo finis ketiga dan Franco Morbidelli finis kelima.
“Balapan di hari Minggu menjadi hari paling cerah Yamaha pada akhir-akhir ini dengan tiga pebalap di posisi lima besar. Vinales, Morbidelli, dan Quartararo mempunyai kombinasi usia 68,” kata Pernat di GPOne.
“Saya memperhitungkan Quartararo sebagai fenomena, dia meraih podium meski tak fit 100 persen karena dampak menjalani operasi.”
“Ini hari yang gelap untuk Rossi, dan ada tiga hipotesis di sini. Pertama, Vale sudah berada di masa akhir karier, kedua mungkin masalah motor, sementara yang ketiga digambarkan oleh tim.”
“Saya belum melihat Rossi ada di akhir karier, dia masih mencatatkan beberapa podium dan saya juga tak melihat itu bergantung pada Yamaha mempertimbangkan performa tiga M1 lainnya di Belanda.”
“Pada titik ini, ini merupakan masalah tim dan Rossi mesti berpikir keras dan memutuskan apa yang harus dilakukan. Ini akan menjadi keputusan sulit, tapi harus diambil. Kalau tidak, dia takkan kembali pada posisinya sebelumnya,” dia menambahkan.
Rossi sudah dua kali meraih podium di musim ini. Dia finis kedua di MotoGP Argentina dan MotoGP Amerika Serikat.(NOV)