YOGYAKARTA,KHATULISTIWAONLINE.COM
Mewabahnya virus Corona atau Covid-19 membuat warga membatalkan rencana perjalanan. Dari 3 Daop (Daerah Operasi) yang ada di Jateng-DIY saja, PT KAI telah mencatat lebih dari 58 ribu tiket terpesan yang dibatalkan.
“Yang membatalkan (tiket) dari 1 Maret sampai kemarin (2/4) ini lebih dari 28 ribu penumpang, sedangkan yang mengubah jadwal sekitar 5.000-an (penumpang),” kata Manager Humas PT KAI (Persero) Daop 6 Yogyakarta, Eko Budiyanto, Jumat (3/4).
Eko menjelaskan mayoritas pembatalan tiket itu dengan keberangkatan ke berbagai kota besar di Pulau Jawa, khususnya rute Jakarta. Eko menyebut pembatalan tiket paling banyak terjadi pada masa angkutan Lebaran.
Selain itu, pihaknya juga membatalkan ratusan keberangkatan kereta api dari Daop 6. “Kita juga membatalkan 126 kereta api, terus pembatalannya ini, kita dapat prioritas force majeure sehingga bisa dikembalikan langsung. Jadi yang karena pandemi Covid-19 force majeure langsung (bisa pengembalian) tanpa dipungut biaya,” ujarnya.
Dari Daop 4 Semarang, PT KAI mencatat ada 11.526 tiket dikembalikan selama dua pekan terakhir. Dalam sehari rata-rata tiket yang dikembalikan sebanyak 1.105 tiket.
Humas PT KAI Daop 4 Semarang, Krisbiyantoro menjelaskan pembatalan tiket itu terjadi setelah pengembalian bea 100 persen diberlakukan yaitu sejak 23 Maret 2020. “Tanggal 23 Maret 2020 sebanyak 2.257 tiket, naik 17 kali dari Senin biasa,” kata Krisbiyantoro.(VAN)
YOGYAKARTA,KHATULISTIWAONLINE.COM
Mewabahnya virus Corona atau COVID-19 membuat 28 ribu penumpang membatalkan tiket keberangkatan Kereta Api dari Yogyakarta. Selain itu, PT Kereta Api Indonesia (Persero) Daerah Operasi (Daop) 6 Yogyakarta juga membatalkan 126 keberangkatan Kereta Api.
“Jadi yang membatalkan (tiket) dari 1 Maret sampai kemarin (2/4) ini lebih dari 28 ribu penumpang, sedangkan yang mengubah jadwal sekitar 5.000-an (penumpang),” kata Manager Humas PT KAI (Persero) Daerah Operasi (DAOP) 6 Yogyakarta, Eko Budiyanto saat dihubungi, Jumat (3/4/2020).
Eko menjelaskan mayoritas pembatalan tiket itu dengan keberangkatan ke berbagai kota besar di Pulau Jawa, khususnya rute Jakarta. Eko menyebut pembatalan tiket paling banyak terjadi pada masa angkutan Lebaran.
“Pembatalan tiket ke segala jurusan, seperti ada yang ke Jakarta, Surabaya, Bandung dan lain-lain,” ucap Eko.
Selain itu, pihaknya juga membatalkan ratusan keberangkatan Kereta Api dari Daop 6. Penumpang yang mengalami pembatalan keberangkatan itu akan mendapat pengembalian secara utuh.
“Kita juga membatalkan 126 kereta api, terus pembatalannya ini, kita dapat prioritas post major sehingga bisa dikembalikan langsung. Jadi yang karena pandemi COVID-19 post major langsung (bisa pengembalian) tanpa dipungut biaya,” ujarnya.
Terlepas dari hal tersebut, Eko mengaku saat ini masih ada beberapa kereta api yang beroperasi dari Daop 6. Namun, jumlah penumpang mengalami penurunan yang cukup signifikan.
“Kereta masih ada yang beroperasi, tapi ya bisa dikatakan sepi penumpang. Karena secara kasat mata terlihat banyak ruang kosong dan tidak terisi, apalagi dari Jakarta kan tidak boleh mudik,” kata Eko.(VAN)
BATAM,KHATULISTIWAONLINE.COM
Presiden Joko Widodo (Jokowi) menjelaskan rinci perbedaan lockdown dengan Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB). Jokowi menggambarkan lockdown seperti kota mati yang tidak ada aktivitas warga, sedangkan PSBB adalah pembatasan yang aktivitas ekonominya masih berjalan.
“Lockdown itu apa sih? Karena itu harus sama. Lockdown itu orang nggak boleh ke luar rumah, transportasi semuanya berhenti. Baik itu namanya bus, kendaraan pribadi sepeda motor, kereta api, pesawat, semuanya berhenti semua. Kegiatan kantor-kantor semuanya dihentikan semuanya,” ujar Jokowi saat konferensi pers di Pulau Galang, Kepulauan Riau, Rabu (1/4/2020).
Jokowi mengatakan lockdown berbeda dengan kebijakan yang dia ambil, yaitu PSBB. Dia menyebut aktivitas ekonomi masih berjalan dalam kebijakan PSBB.
“Nah ini, kan kita tidak ambil jalan yang itu (lockdown). Kita tetap aktivitas ekonomi ada, tetapi semua masyarakat harus menjaga jarak. Jaga jarak aman paling penting, yang kita sampaikan sejak awal, social distancing, physical distancing, itu paling penting,” katanya.
Dia juga mengatakan saat ini koordinasi antara pusat dan daerah masih sejalan. Dia menilai pembatasan-pembatasan sosial yang sempat dilakukan beberapa daerah adalah kebijakan normal.
“Saya kira sampai saat ini belum ada yang beda, dan kita harapkan tidak ada yang beda. Bahwa ada pembatasan sosial, ada pembatasan lalu lintas. Saya kira itu pembatasan-pembatasan yang wajar, bahwa daerah ingin kontrol daerahnya masing-masing. Tapi sekali lagi, tidak dalam bentuk keputusan besar, misalnya karantina wilayah dalam cakupan yang gede atau yang sering dipakai, lockdown,” tegasnya.(DON)
BENGKULU,KHATULISTIWAONLINE.COM
Bengkulu jadi provinsi ke-32 yang wilayahnya terdeteksi ada virus Corona atau COVID-19. Seorang jemaah tablig yang datang dari Lampung meninggal di Bengkulu.
Gubernur Bengkulu Rohidin Mersyah bersama Kapolda, Danrem dan unsur FKPD menggelar jumpa pers menjelaskan kasus pertama positif Corona di wilayahnya.
Rohidin menjelaskan pasien yang meninggal ini bernama Nur Hasan (55). Dia bersama rombongan jemaah tablig asal Lampung masuk ke Bengkulu 5 Maret lalu.
“Selama di Bengkulu sempat dirawat di RSHD Kota Bengkuku karena mengeluh sakit,” ujar Rohidin kepada wartawan, Selasa (31/3/2020).
Kemudian pada tanggal 24 Maret Nur dirujuk ke RS M Yunus Bengkulu untuk dilakukan pemeriksaan lanjutan, lalu ditetapkan berstatus PDP.
“Setelah sampel korban dibawa ke laboratorium dan rumah sakit rujukan, maka malam tadi hasil labnya keluar dan dinyatakan positif virus Corona. Pagi harinya korban meninggal dunia,” papar Rohidin.
Rohidin meminta Kapolda untuk bisa memulangkan seluruh jemaah tablig dari luar yang masih tinggal di Provinsi Bengkulu. Sedangkan jamaah tabligh asal Bengkulu untuk melakukan isolasi diri.
Pemerintah dan aparat juga akan menelusuri lebih jauh riwayat kedatangan jemaah ini. Termasuk dengan memasang police line di masjid tempat tinggal pasien untuk menghindari lebih jauh penyebaran virus ini.(DON)
KENDARI,KHATULISTIWAONLINE.COM
Mewabahnya virus Corona turut berdampak pada stok darah di Palang Merah Indonesia Sulawesi Tenggara (PMI Sultra). Sebab PMI Sultra tidak menerima donor darah sejak Corona mewabah.
“Sampai hari ini kami kehabisan stok,” kata Kepala Unit Transfusi Darah PMI Sultra, Dedi, Senin (30/3/2020).
Dikatakannya, dalam sebulan PMI Sultra biasa menerima donor antara 1.000-1.500 kantong. Tapi saat ini sama sekali tidak ada pendonor darah.
Menurutnya, imbas wabah Corona, banyak orang ketakutan untuk mendonorkan darahnya.
“Sebenarnya tidak usah takut karena setiap yang akan mendonor pasti kita periksa, kalau dia dalam posisi sehat baru kita lakukan donor,” ujarnya.
Lebih lanjut dikatakan, jika saat ini terdapat 567 kantong darah milik pasien yang merupakan hasil dari sumbangan keluarga pasien yang disimpan di PMI Sultra.
Pihaknya juga saat ini terus melakukan sosialisasi kepada masyarakat untuk bisa mendonorkan darahnya.
“Upaya kami dari pihak sudah mensosialisasikan agar warga bisa mendonorkan darahnya di PMI karena donor darah aman. Kami juga mengimbau kepada sukarelawan kami agar bisa eksis kembali mendonorkan darahnya,” pungkasnya.(DAB)
SLEMAN,KHATULISTIWAONLINE.COM
Sebagai upaya mencegah penyebaran virus Corona atau COVID-19, sejumlah kampung di Kabupaten Sleman, DIY menerapkan ‘lockdown’. Langkah itu mendapat apresiasi dari Bupati Sleman, Sri Purnomo.
“Bagus, artinya dusun itu membuat kesepakatan supaya warga tidak keluar masuk karena masyarakat lebih tahu situasinya,” kata Sri, Jumat (27/3/2020).
Masyarakat Sleman, menurut Sri, sudah paham dengan kondisi pandemi virus Corona saat ini. Masyarakat sudah berhati-hati terhadap pendatang agar mencegah penyebaran Corona di wilayahnya.
“Saya pikir ini suatu hal yang bagus, masyarakat sudah paham dan mulai hati-hati terhadap pendatang. Artinya sadar untuk mencegah virus Corona di daerahnya ,” katanya.
Sebelumnya, pemerintah pusat memang belum mengeluarkan kebijakan untuk lockdown di tengah pandemi Corona atau COVID-19. Namun, dusun-dusun yang ada di Kabupaten Sleman justru sudah menerapkan ‘lockdown’ untuk mencegah penyebaran virus Corona.
‘Lockdown’ yang dilakukan oleh dusun-dusun tersebut seperti yang dilakukan di sejumlah negara seperti di Thailand, Italia atau Spanyol. Warga di dusun-dusun ini masih tetap bisa keluar masuk dusun hanya saja harus melalui prosedur keamanan yang sudah diterapkan oleh masing-masing dusun.
Salah satu dusun yang menerapkan pembatasan akses keluar masuk ini yakni Dusun Randu, Desa Hargobinangun, Kecamatan Pakem, Sleman. Akses jalan yang ada di dua RT yakni RT 01 dan RT 02 Dusun Randu oleh warga ditutup dan diberi tulisan ‘lockdown’.
“Tulisan itu dibuat secara spontanitas oleh warga RT 01 dan RT 02 dan sudah disepakati oleh kedua RT di Dusun Randu, Hargobinangun ini,” kata Ketua RT 01 Dusun Randu, Wantoro saat ditemui di dusun tersebut, Jumat (27/3).(MAD)
JAMBI,KHATULISTIWAONLINE.COM
Polisi dan TNI terus mengingatkan masyarakat agar tidak keluyuran di tengah pandemi Corona. Masyarakat terus diingatkan untuk menghindari kerumunan dan menerapkan physical distancing untuk mencegah penyebaran Corona.
Seperti yang dilakukan di Jambi, personel Polri dan TNI mendatangi pasar yang kerap ramai dikunjungi warga. Petugas berkeliling menggunakan sepeda motor untuk menyampaikan imbauan.
“Pasar itu merupakan wilayah yang paling ramai dikunjungi warga, tempat hiburan malam kafe dan hotel juga tempat pusat perbelanjaan banyak di sana. Makanya cara keliling pakai motor dengan berikan imbauan dan cegah keramaian itu dilakukan karena kalau hanya lakukan imbauan tertulis kadang banyak tidak diikuti warga,” kata Kapolsek Pasar, AKP Indar Wahyu Dwi, Selasa (24/3/2020).
Ada tiga tim yang bergerak memberi imbauan kepada warga Jambi. Mereka terus mengingatkan warga sejak pagi hingga malam hari agar tidak ada keramaian.
Petugas Bhabinkabtimas dan Babinsa Pasar Kota Jambi itu berkeliling menggunakan motor sambil membawa pengeras suara. Mereka berkeliling lokasi pasar dengan sambil menyampaikan kepada warga agar tetap di rumah dan menjaga kebersihan sesuai anjuran pemerintah.
“Kami imbau kepada Bapak-Ibu dan Adik-adik sekalian agar tidak keluyuran dan keluar rumah, ikuti anjuran pemerintah. Jika memang itu penting untuk keluar rumah maka tetap gunakan masker, jaga jarak berbicara minimal 1 meter, lalu rajin mencuci tangan gunakan sabun antiseptik,” kata petugas Bhabinkamtimas Sektor Pasar, Bripka Adi Brata, saat menyampaikan pesan imbauan itu dengan berkeliling.
“Hindari untuk berlama-lama di luar dengan kerumunan warga, jangan berpergian jika itu tidak penting, jangan pergi keluar daerah untuk liburan, tetap di rumah hingga waktu yang ditentukan,” tambahnya.
Polisi juga bahkan tidak segan-segan membubarkan paksa bagi masyarakat yang membandel dan tetap saja berkumpul dengan tidak mengikuti anjuran pemerintah dalam pencegahan penyebaran virus Corona.(DAB)
MEDAN,KHATULISTIWAONLINE.COM
Merdeka Walk Medan, Sumatera Utara, ditutup sementara bagi para pengunjung demi mencegah penyebaran virus Corona atau COVID-19. Namun, restoran yang ada di kawasan itu tetap buka untuk melayani pesan-antar makanan.
“Para pelanggan yang terhormat. Terhitung mulai tanggal 23 Maret hingga 9 April 2020, operasional Merdeka Walk, khususnya dine-in, sementara dihentikan. Kecuali pesanan take-away baik langsung maupun melalui aplikasi online tetap beroperasi,” tulis Manajemen Merdeka Walk pada spanduk yang dipasang di pintu masuk utama Merdeka Walk, Senin (23/3/2020).
Sejumlah petugas keamanan juga terlihat berjaga di lokasi. Tak terlihat ada pengunjung di kawasan Merdeka Walk.
Pemko Medan juga membagikan masker di sekitar Merdeka Walk. Plt Wali Kota Medan, Akhyar Nasution, mengatakan pembagian masker menjadi salah satu cara mengantisipasi penyebaran virus Corona.
“Ya, di mana daerah perkampungan akan dilakukan penyemprotan. Jadi, semenjak hari Sabtu telah dilakukan di public service dan public area kemudian kita masuk lagi lebih dalam ke daerah-daerah privat. Kantor pemerintahan, rumah ibadah, dan selanjutnya secara berkelanjutan kita akan masuk ke ruang-ruang privat yang memang membutuhkan penanganan,” ujar Akhyar.
Akhyar mengajak warga Medan menggunakan masker saat beraktivitas. Dia mengatakan Pemko Medan sudah meminta produsen masker untuk memproduksi massal masker yang kini langka di pasaran.
“Kami punya cadangan masker yang kami bagi kepada masyarakat. Ayo sama-sama kita gunakan. Tapi tolong dijaga, karena memang barang ini sekarang langka dan kami juga akan terus berusaha pada seluruh distributor dan produser masker. Ayo produksi massal. Ayo produksi dan kita bagikan kepada masyarakat,” ujar Akhyar.(MAD)
YOGYAKARTA,KHATULISTIWAONLINE.COM
Gubernur Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY), Sri Sultan Hamengku Buwono X mengeluarkan Surat Keputusan Gubermur DIY No 65/Kep/2020 tentang Penetapan Status Tanggap Darurat Bencana Corona Virus Desease 2019 (COVID-19) di DIY. Status tanggap darurat ini dimulai 20 Maret hingga 29 Mei 2020.
Selain itu, melalui SK Gubernur tersebut, Sultan menugaskan Wakil Gubernur DIY untuk mengambil langkah dan tindakan yang diperlukan untuk mencegah dan menangani dampak buruk yang ditimbulkan, antara lain meliputi kegiatan penyelamatan dan evakuasi, isolasi, perlindungan, pengurusan, penyelamatan, serta pemulihan korban Virus Corona atau COVID-19. Dalam surat tersebut masa tanggap darurat bisa diperpanjang.
Kepala BPBD DIY, Biwara Yuswantana, menjelaskan SK tersebut sudah ditandatangani oleh Gubernur hari ini. Biwara yang juga menjabat sebagai Wakil Ketua Sekretariat Gugus Tugas Penanganan COVID-19 menjelaskan pertimbangan dikeluarkannya SK itu melihat dari kejadian corona di DIY.
“Pertimbangannya itu, baik eskalasi (kasus), kebijakan-kebijakan yang ada di daerah lain, provinsi lain, dan kondisi COVID-19 di DIY yang ternyata dalam banyak hal itu sifatnya impor (tertular dari daerah lain),” kata Biwara saat dihubungi wartawan, Jumat (20/3/2020).
Biwara menjelaskan perlu dilakukan langkah-langkah yang lebih masif untuk mencegah penularan. Adanya SK itu artinya saat ini sidah ada payung hukum resmi untuk melakukan langkah-langkah strategis.
“Jadi konsekuensinya adalah kemudian kita memperoleh kemudahan dalam mengakses sumber daya, perlengkapan peralatan yang dibutuhkan. Karena kita tahu, sekarang kan kebutuhan disinfektan, APD, masker, dan kebutuhan-kebutuhan lain itu kan banyak,” jelasnya.
Pihaknya pun saat ini sudah mengusulkan biaya untuk penanganan COVID-19. Biaya yang diusulkan sesuai dengan kebutuhan masing-masing gugus tugas.(DAB)
JAKARTA,KHATULISTIWAONLINE.COM
Gugus Tugas Percepatan Penanganan COVID-19 memberikan informasi terkini mengenai langkah pemerintah menangani virus Corona. Ini poin-poin penjelasannya.
Langkah-langkah pemerintah ini disampaikan oleh Tim Pakar Gugas Penanganan COVID-19, Wiku Adisasmito saat konferensi pers di kantor BNPB, Jakarta, Rabu (18/3/2020).
Wiku memberikan edukasi pada masyarakat mengenai asal muasal virus hingga cara pencegahannya. Berikut penjelasan terkini pemerintah:
Bentuk Sistem Pemetaan Daerah Risiko Corona
Pemerintah sedang mengembangkan sistem untuk mendeteksi penyebaran virus Corona di beberapa daerah. Alat itu nantinya bisa memetakan daerah yang berisiko menyebarkan virus Corona.
“Jadi kami dari gugus tugas sudah mengembangkan suatu sistem yang sebentar lagi bisa disampaikan ke publik, terutama kaitannya dengan daerah yang mulai tertular. Nanti kita tahu tempat-tempat mana yang risikonya sangat tinggi,” kata Wiku.
Wiku mengatakan alat tersebut bisa mendeteksi contact tracing pasien positif Corona, tanpa menanyakan riwayat kontak pasien. Alat itu dibuat dari sistem IT.
“Kemudian kami juga gunakan teknologi, sehingga pelacakannya nggak hanya dilakukan dengan pelacakan sistem konvensional dengan menanyakan kontaknya dengan siapa saja pada hari itu, berapa lama, di mana,” jelasnya.
“Jadi kami menerapkan teknologi IT. Sehingga kita juga bisa dapatkan itu, dan nanti berhubungan dengan fasilitas kesehatan, baik tempat puskesmas dan RS. Sehingga kita semuanya bisa memastikan proses penyebarannya untuk dibatasi,” katanya.
Alat itu juga nantinya terhubung dengan fasilitas kesehatan yang disediakan pemerintah untuk tangani COVID-19. Wiku berharap alat ini bisa membatasi penyebaran Corona.
Alasan Pemerintah Belum Lockdown
Wiku memaparkan alasan Indonesia tidak melakukan lockdown. Wiku mengatakan, yang memungkinkan dilakukan saat ini yaitu melakukan social distancing atau jaga jarak, pemerintah belum memikirkan opsi lockdown.
“Hal yang penting adalah social distancing, di masyarakat sudah beredar berita tentang lockdown. Sebenarnya kembali lagi social distancing, selama penjarakan atau kontak bisa terjaga dengan baik, tidak menjadi kontak, itu yang terbaik,” kata Wiku.
“Lockdown ini kan sebenarnya sebelum sampai istilah lockdown sebenarnya sudah karantina wilayah. Nah wilayah Indonesia ini kan besar sekali, kalau lockdown nasional ini kan nanti terhadap aktivitas ekonomi,” sambungnya.
“Belum diambil karena lockdown itu artinya membatasi wilayah atau daerah dan memiliki implikasi ekonomi, sosial dan keamanan. Maka dari itu kebijakan itu belum bisa diambil. Sosial distancing hal yang efektif. Di Indonesia banyak sekali orang bekerja mengandalkan upah harian dan itu salah satu kepedulian pemerintah supaya aktifitas ekonomi tetap berjalan. Karena dengan lockwon orang di rumah, maka aktifitas ekonomi sulit berjalan dan secara ekonomi itu berbahaya. Oleh karena itu kita belum mengambil ke arah sana,” ujarnya.
Wiku menyebut Indonesia belum memilih opsi lockdown secara nasional karena akan berdampak secara ekonomi. Sebab saat ini masih banyak masyarakat yang mengandalkan upah harian sehingga dikhawatirkan akan berdampak secara ekonomi.
Ia menyebut karantina dapat dilakukan secara bertahap, misalnya melakukan karantina di rumah dengan tidak pergi ke mana-mana. Ada pula karantina rumah sakit maupun karantina wilayah.
Wiku mengatakan saat ini jumlah penduduk Indonesia mencapai sekitar 200 juta jiwa, sementara yang terdampak COVID-19 baru sekitar 172 berdasarkan dampak terakhir. Ia menilai lebih banyak masyarakat Indonesia yang lebih sehat sehingga dia mengimbau warga tidak perlu panik.
Perluas Kriteria Pemeriksaan Corona
Pemerintah akan memperluas kriteria pemeriksaan virus Corona guna mencegah penularan virus semakin meluas. Masyarakat nantinya bisa menilai dirinya memiliki risiko terjangkit virus Corona atau tidak.
“Pemerintah sudah membahas itu kemarin, jadi pada prinsipnya memang untuk orang-orang yang berasal dari luar negeri tentunya juga harus berusaha untuk diawasi sehingga potensi kontak kontaknya bisa terjaga kemudian masyarakat tentunya bisa melakukan pengetesan, kami akan berusaha keras sehingga bisa menilai dirinya mempunyai risiko atau tidak, ini khusus masyarakat yang sehat,” kata Wiku.
Tutupi Batuk dengan Lengan
Penyebaran virus dari manusia ke manusia ini disebut paling rentan melalui batuk.
Wiku meminta masyarakat untuk mulai menerapkan etika batuk yang berbeda. Sebab, menurut Wiku, etika batuk yang umum adalah menggunakan telapak tangan yang saat ini harus diubah.
“Ketika batuk itu reaksi umum publik adalah menggunakan telapak tangan yang ditutup dan ini adalah praktik batuk yang kurang tepat,” kata Wiku.
“Jadi, Saudara-saudara sekalian, kalau batuk mungkin sekarang harus mulai berlatih dengan cara batuk yang berbeda, yaitu dengan menggunakan lengan, seperti ini, jadi tidak menyebar,” imbuhnya.(NOV)