SURABAYA,KHATULISTIWAONLINE.COM
Warga Jawa Timur tiba-tiba dikejutkan gempa magnitudo 6,0 gempa berpusat di 61 km sebelah timur laut Situbondo. Berdasarkan keterangan BMKG, gempa terjadi pukul 01.44.57 WIB, Kamis (11/10) kemarinn. Titik pusat gempa berada di 7,42 Lintang Selatan dan 114,47 Bujur Timur.
Meski tak berpotensi tsunami, namun peristiwa ini membuat 4 orang tewas yakni 3 warga Sumenep dan 1 warga Jember. Selain itu ratusan rumah dan fasilitas umum juga rusak ringan hingga berat.
Peristiwa mengangetkan itu membuat Gubernur, Kapolda Jatim dan Pangdam V/Brawijaya mendatangi lokasi terdampak gempa, Kepulauan Sapudi, Sumenep dan Sumenep. Di depan warga, Gubernur Soekarwo berjanji akan memperbaiki rumah-rumah warga yang rusak atas biaya Pemprov Jatim. Dan bagi korban tewas untuk sementara diberi santunan Rp 5 juta.
“Yang meninggal kami berikan santunan, tapi lebih daripada itu, dengan beliau-beliau (Forkopimda) akan membikin rasa tenang kepada masyarakat,” kata Pakdhe Karwo sesaat sebelum berangkat ke Pulau Sapudi, Kamis (11/10/2018).
Pakdhe Karwo juga berkomitmen pemerintah akan hadir untuk menyelesaikan permasalahan usai bencana secepatnya.
“Jika pemerintah hadir di dalam itu untuk menyelesaikan permasalahan di sana secepat-cepatnya,” katanya.
Pakdhe Karwo menyebut telah berkoordinasi dengan camat setempat untuk mendata korban luka, meninggal hingga rumah-rumah yang rusak. Pihaknya juga akan memberikan penanganan optimal pada seluruh korban, baik yang luka maupun meninggal dunia.
Untuk korban meninggal, pemprov telah menyiapkan santunan awal pada korban meninggal sebesar Rp 5 juta.
Selain itu, seluruh kerusakan yang terjadi akibat gempa tersebut juga akan menjadi tanggung jawab pemerintah provinsi (pemprov). Pakdhe Karwo mengaku tak ingin membebankan hal ini kepada pemerintah daerah (pemda).
“Semuanya kita informasikan, semua rumah rusak tanggung jawab Pemerintah Provinsi,” ujarnya.
Data yang dihimpun dari BPBD Provinsi Jawa Timur mengeluarkan data sementara jumlah rumah rusak di 4 kabupaten yang terkena dampak gempa Situbondo. Untuk korban, tercatat 17 luka ringan, 4 luka berat dan 4 meninggal.
data sementara yang berhasil dihimpun:
1. Kabupaten Sumenep
a. Kecamatan Gayam (240 unit rumah)
– rumah rusak di Desa Jambuir
– rumah rusak di Desa Prambanan
– rumah rusak di Desa Pancor
– rumah rusak di Desa Nyamplong
– Masjid Desa Gendang Timur
b. Kecamatan Nonggunong
– 36 Rumah Rusak Berat di 5 Desa dan 2 Desa masih belum terdata
c. Kecamatan Bluto
– 2 rumah rusak sedang di Kapedi Dusun Aeng Bato RT4/ RW6
– rumah rusak di Ds. Pakandangan Sangra Dsn. Kebunan RT1/ RW2
– rumah rusak di Ds. Sera Timur
d. Kec.Kalianget
– rumah rusak di Desa Kertasada
e.Kec. Batang – Batang
– rumah rusak di Desa Nyabakan timur
f. Kecamatan Lenteng
Desa Lenteng (2 Rumah)
– 1 Rumah rusak Berat di Dsn. jambu Monyet
– 1 Rumah rusak Sedangdi Dsn. Gunung Malang
Korban Meninggal Dunia (3 orang):
1 Nuril Kamiliya (P/7) Dsn. Jambusok, Desa Prambanan, Kec. Gayam – Sumenep (Akibat Kerobohan Tembok Rumah)
2 H. Nadhar (L/50) Dsn. Jambusok, Desa Prambanan, Kec. Gayam – Sumenep (Akibat Kerobohan Tembok Rumah)
3 Tn. Suhamar (P/70) Dsn. Jambusok, Desa Prambanan Dinyatakan meninggal pada Pk. 07.07 WIB.
Korban Luka-Luka di Kecamatan Gayam
I. Luka Ringan (17 Orang)
1. Tn. Buhasa (L/80) Ds. Prambanan (Akibat Kerobohan Tembok Rumah).
2. H. Samsu (L/60) Dsn Kon Lao’ Ds Prambanan (Akibat Kerobohan Tembok Rumah)
3. Ny. Sarwini (P/50) Dsn Jambusok Desa Prambanan, (Akibat Kerobohan Tembok Rumah)
4. Ny. Hj Su’aida (P/50) Dsn Kon Lao’ Ds Prambanan (Akibat Kerobohan Tembok Rumah)
5. Ny. Aswiya (P/60) Dsn Pancor Ds Pancor (Akibat Kerobohan Tembok Rumah)
6. Tn. Sadik (L/50) Dsn Wakduwak Ds Pancor. (Pulang)
7. Tn. Sirajul (L/30) Ra’as (Pulang)
8. Sadik (L/46) Ds. Prambanan
9. Hj. Zeinor Rida (P/50) Ds. Prambanan
10. H. Sunada (L/55) Ds. Prambanan
11. Erpandi (L/25) Dsn. Jambusok, Ds. Prambanan
12. Diaul Komar (L/4 Bln) Ds. Prambanan
13. Muharroroh (P/18) Ds. Prambanan
14. Sumiani (P/36) Ds. Prambanan
15. Sudahra (L/66) Dsn. Jambusok, Ds. Prambanan
16. Massuri (L/9) Ds. Nyamplong
17. Sunadi (L/60) Dsn. Jambusok, Ds. Prambanan
II. Luka Sedang (3 Orang)
1. Suhrani (P/65) Dsn Jambusok Desa Prambanan
2. Saima (P/70) Ds. Prambanan.
3. Ny. Muhawiya (P/60) Dsn Karang Nyior Ds Prambanan (Akibat Kerobohan Tembok Rumah).
III. Luka Berat (4 Orang)
1. Ny. Nasiya (P/60) Ds. Prambanan (Akibat Kerobohan Tembok Rumah)
2. Tn. Buhama (L/80) Dsn Karang Nyior Ds prambanan (Akibat Kerobohan Tembok Rumah).
3. Ny. Rihani (P/70) Dsn Guder Deje Ds Nyamplong(Akibat Kerobohan Tembok Rumah)
4. Rahmani (L/40) Ds. Berjati
2. Kabupaten Probolinggo
a. 2 rumah rusak (masih dalam pendataan) di:
– rumah rusak a.n Ustad Kholil di Dusun tengah RT. 007 RW. 002 Desa Krucil Kec. Krucil
– rumah rusak a.n Ibu Riyanto di Dusun Krajan RT. 05 RW. 02 Desa Condong Kec. Gading
b. Masjid Raudlatul Muhtadin Kec Krucil
3. Kabupaten Jember
Kerusakan (3 Rumah terdampak)
1. Kecamatan Mumbulsari
Dusun Kemiri Songo Ds. lampeji RT/RW 13/05
– 1 Rumah Rusak Sedang milik Bapak Bagimin (L/38), Koordinat: -8.265350, 113.757714
2. Kecamatan Tempurejo
a. Dusun Sumber Rejo Desa Pondok Rejo RT/RW 03/03
– 1 Rumah Rusak Sedang milik Bapak Juliyanto (l/36), Koordinat : -8.349590, 113.670522
b. Dusun Kemiri Desa Pondok Rejo RT/RW 05/01
– 1 Rumah Rusak Sedang milik Abdul Aziz (L/24)
4. Kabupaten Situbonso
1.KECAMATAN PANARUKAN
a.Desa Gelung
– 1 Bangunan Gedung Toko Rusak Ringan Di Dusun Gelung Krajan Rt. 12 Rw. 05 Milik Bpk. Abd Kahar, 50 Th ( 1 KK 2 Jiwa )
b.Desa Sumberkolak
– 1 Rumah Rusak Ringan Di Dusun Langai Rt. 03 Rw. 02 Milik Bpk. H. Syaiful Bari,
2.KECAMATAN MANGARAN
a.Desa Tanjung Pecinan
– 1 Rumah Rusak Ringan Di Dusun Geger Barat Rt. 02 Rw. 01 Milik Bpk. Moh. Aklam, 31 Th ( 1 KK 3 Jiwa / 1 Anak 6th )
3.KECAMATAN ARJASA
a.Desa Lamongan
– 1 Bangunan Polindes Rusak Ringan
b.Desa Jatisari
– 1 Bangunan Pustu Rusak Ringan Di Dusun Campalok
4 KECAMATAN SITUBONDO
– 1 Bangunan Sekolah SMK 1 Situbondo
5 KECAMATAN BANYUPUTIH
a.Desa Sumberejo
– 1 Bangunan Musholla Rusak Ringan Di Dusun Krajan
6 KECAMATAN BUNGATAN
a.Desa Blitok Kecamatan Bungatan
– 1 Rumah Rusak Ringan Di Kp. Krajan Rt. 03 Rw. 02 Milik Bpk. Doky Fauzi ( 1 KK 3 Jiwa )
7 KECAMATAN MLANDINGAN
– 1 Bangunan Sekolah Rusak Ringan Ruang Kelas 1 SDN 3 Sumberpinang.
(DON)
PADANG,KHATULISTIWAONLINE.COM
Sebanyak enam orang tewas akibat banjir dan tanah longsor yang melanda sejumlah daerah di Sumatera Barat dalam dua hari terakhir. Banjir dan longsor disebabkan hujan lebat yang mengguyur beberapa hari terakhir.
“Hujan lebat terjadi sejak beberapa hari terakhir. Ini yang diperkirakan sebagai penyebab,” kata Kepala Biro Humas Pemda Provinsi Sumatera Barat Jasman Rizal, Kamis malam (11/10/2018).
Jasman menyebutkan tiga orang tewas akibat terseret banjir bandang di Nagari Tanjung Bonai, Kecamatan Lintau Buo, Kabupaten Tanah Datar, pada Kamis malam. Kemudian tiga lainnya tewas akibat tertimbun longsor di Parik Malintang, Kabupaten Padang Pariaman, pada malam sebelumnya, Rabu (10/10).
Selain korban tewas, empat warga Kabupaten Tanah Datar dinyatakan hilang terseret banjir.
Pencarian masih terus dilakukan.
Menurut Kepala Bidang Kedaruratan BPBD Provinsi Sumatera Barat Rumainur, banjir dan tanah longsor melanda sejumlah daerah di Sumatera Barat. Petugas BPBD dan Basarnas sedang berusaha mengevakuasi warga yang terjebak banjir di berbagai wilayah di Sumbar.
Berdasarkan catatan BPBD Sumbar, ada enam daerah yang dilanda musibah, yakni Kota Sawahlunto, Kabupaten Lima Puluh Kota, Pasaman, Pesisir Selatan, Kabupaten Pasaman Barat, Tanah Datar, dan Padang Pariaman. (DON)
SUMENEP,KHATULISTIWAONLINE.COM
Selain korban meninggal, gempa magnitudo 6,4 yang mengguncang Situbondo juga melukai warga. Data sementara, ada 9 orang mengalami luka di Kecamatan Gayam, Sumenep.
“Untuk data sementara ada 9 warga terluka di Pulau Sapudi yang di Kecamatan Gayam,” ujar Humas Polres Sumenep Ipda Agus Suparno saat dihubungi, Kamis (11/10/2018).
Agus mengatakan semua korban terluka karena tertimpa bangunan tembok yang runtuh. Berikut data sementara 9 korban terluka di Kecamatan Gayam.
1. Aswiya (65), Dusun/Desa Pancor
2. Sudik (60), Dusun Wakduwak, Desa Pancor
3. Nasia (55), Dusun Jambusok, Desa Prambanan
4. Rinami(70), Dusun Guder Dejeh, Desa Nyamplong
5. Muhawiya (60), Dusun Karang Nyior, Desa Prambanan
6. Buhama (65), Dusun Karang Nyior, Desa Prambanan
7. Samsu (65), Dusun Kon Laok, Desa Prambanan
8. Su’aida (55), Dusun Kon Laok, Desa Prambanan
9. Sarwini (50), Dusun Jambusuk, Desa Prambanan
Sementara korban meninggal ada tiga orang yakni Nadar (60), Nuril Kamelia, dan seorang laki-laki yang belum teridentifikasi. Korban meninggal merupakan warga Dusun Jambusok, Desa Prambanan, Gayam.
Korban terluka, kata Agus, mendapatkan perawatan di puskesmas Gayam. Agus menambahkan pihaknya terus melakukan pendataan mengenai dampak gempa termasuk korban jiwa dan luka serta kerusakan bangunan.
“Yang terdampak parah memang pulau, tetapi dampak di daratan juga ada. Kami masih terus mengumpulkan data karena di Sumenep ada 9 kecamatan, yang tidak hanya di daratan, tetapi juga di pulau-pulau,” tandas Agus. (MAD)
PALU,KHATULISTIWAONLINE.COM
Kawanan rusa berkeliaran di kota Palu, Sulawesi Tengah, pascagempa 5,2 magnitudo mengguncang kota tersebut pada pukul 05.15 Wita. Kawanan rusa tersebut berlarian dan panik saat sejumlah kendaraan melintas.
Kawanan rusa yang berjumlah belasan ekor tersebut terlihat di Jalan Raya Profesor Muhammad Yamin, Palu, Sulawesi Tengah pada pukul 06.00 Wita Selasa, (9/10/2018). Sejumlah pengendara memilih berhenti dan mengabadikannya melalui telepon seluler.
Belum diketahui asal rusa tersebut. Warga mengaku fenomena rusa berkeliaran di kota Palu adalah hal yang baru pertama terjadi.
“Rusa masuk kota belum pernah terjadi saya sendiri orang sini baru lihat hal seperti ini” kata Olin, salah seorang pengguna jalan.
Kota Palu sendiri mulai berangsur normal pasca bencana gempa dan tsunami, Jumat (5/10) lalu. Gempa juga mengakibatkan seribuan orang meninggal dunia dan ratusan lainnya dinyatakan hilang dan masih dalam proses pencarian. (MAD)
PALU,KHATULISTIWAONLINE.COM
Markas Korem 132/Tadulako Palu, Sulawesi Tengah dijadikan tempat pengungsian korban gempa dan tsunami. Puluhan warga tidur di tenda yang didirikan di halaman Korem, termasuk salah satu warga yang sempat dikejar-kejar air tsunami.
Di lokasi, terdapat 3 tenda yang ditempati pengungsi hingga Minggu (30/9/2018) pukul 21.30 Wita. Ketiga tenda itu diisi pengungsi yang kebanyakan ibu dan anak.
Mereka tidur beralaskan karpet dan tikar seadanya. Beberapa dari pengungsi juga tidak memiliki selimut.
Namun di pengungsian ini penerangan cukup memadai. Ada 5 lampu berukuran besar yang dinyalakan menggunakan genset untuk penerangan.
Salah seorang pengungsi, Imran tak berharap banyak atas bencana yang menimpa. Rumah yang berada di daerah pantai hancur di terjang gelombang tsunami.
“Mau tidak mau kita harus ngungsi. Karena di sini lebih aman ya saya sama keluarga di sini saja dulu. Terang juga dan ada tenda,” kata Imran.
Pengungsi lainnya, Ronal juga menceritakan caranya menyelamatkan diri saat tsunami datang. Ronal selamat meski air sudah menyentuh tubuhnya.
“Waktu kejadian saya tidak jauh dari pantai. Saya sama saudara tapi waktu itu kita hanya pikiran keselamatan masing-masing. Air laut sempat sampai merendam sampai lutut,” kata dia.
Namun saat itu Ronal terus berlari mencari tempat lebih tinggi. Dia selamat dari maut dan kini mengungsi bersama keluarga.
“Saya cuma lari, lari sekencang-kencangnya. Yang ada di pikiran saya cuma ingin selamat,” ucapnya. (NGO)
BONDOWOSO,KHATULISTIWAONLINE.COM
Kebakaran hutan terjadi di kawasan Perhutani di lereng Pegunungan Argopuro sisi timur. Embusan angin serta situasi dan kondisi malam hari mengakibatkan api tak segera padam.
Belum diketahui berapa luas kawasan yang terbakar. Demikian juga lokasi pasti kebakaran berada di petak berapa dan blok mana. Namun diperkirakan berada di wilayah RPH Curahdami, BKPH Bondowoso.
“Jika dilihat dari kondisinya, lokasinya memang terlihat berat. Karena memiliki kemiringan yang sangat tajam,” kata Humas Perhutani KPH Bondowoso, Abdul Gani, saat dihubungi via sambungan telepon, Kamis (27/9/2018) dinihari.
Diimbuhkan Gani, saat ini pihaknya masih mengidentifikasi dan membentuk tim. Sehingga jika sudah memungkinkan tim itu bisa segera menembus lokasi kebakaran dan melakukan pemadaman .
“Kami juga akan melibatkan masyarakat sekitar kawasan maupun seluruh stake holders untuk ikut terlibat dalam aksi pemadaman kebakaran itu,” jelas Abdul Gani.
Kobaran api mulai tampak jelas sejak Rabu (26/9/2018) sore hingga malam. Semakin malam api terlihat makin membesar dan membara. Jika diamati secara seksama dari kobaran apinya, lokasi kebakaran itu memang berada di kemiringan yang sangat terjal.
Tak ayal, kebakaran tersebut sempat menjadi tontonan warga Bondowoso. Sebab, nyala api tampak jelas dari kawasan kota dan sekitarnya. Bahkan kobaran api semakin malam tampak makin membesar. Meski lokasinya terlihat jauh.
Apalagi, embusan angin di sekitar lokasi diperkirakan memang sangat kencang. Sehingga api begitu cepat menjalar dan meluas ke kawasan sekitarnya.
Bukan cuma itu. Beberapa saat kemudian nyala api juga muncul di sejumlah lokasi lainnya. Diperkirakan api susulan itu diakibatkan tiupan angin sehingga menerbangkan api ke lokasi di lainnya. (DON)
DENPASAR,KHATULISTIWAONLINE.COM
Ribuan personel Polda Bali mengikuti latihan pra-operasi (latpraops) Puri Agung VI-2018 dalam rangka pengamanan IMF-World Bank Annual Meeting 2018. Latihan itu diikuti sebanyak 3.987 personel dan digelar di GOR Ngurah Rai, Denpasar, Bali.
Latpraops ini digelar dari 21 September hingga 4 Oktober 2018. Tujuannya untuk meningkatkan sinergi kemampuan teknis dan taktis operasi serta melatih prosedur, koordinasi, dan kerja sama antarsatuan tugas serta para stakeholder terkait.
Kapolda Bali Irjen Reinhard Golose mengingatkan jajarannya agar bisa maksimal memberikan pengamanan. Diharapkan para tamu peserta IMF-World Bank Annual Meeting 2018 nyaman dan merasa aman selama berkegiatan di Bali.
“Kita harus mampu menunjukkan kepada dunia bahwa Bali aman untuk dikunjungi, sehingga layak menjadi tempat pelaksanaan IMF-WB Annual Meeting 2018. Hadirnya puluhan ribu delegasi membuat semua mata akan tertuju pada Indonesia, khususnya Pulau Bali,” kata Reinhard dalam keterangan tertulis, Jumat (21/9/2018).
Reinhard juga berpesan agar seluruh jajarannya mengikuti latpraops dengan serius dan sungguh-sungguh. Tak lupa Reinhard mengingatkan pentingnya soal koordinasi dan komunikasi dalam kegiatan pengamanan.
“Hal yang penting dalam pengamanan ini adalah koordinasi dan komunikasi. Manfaatkan aplikasi Salak Bali dan HT dalam sistem pelaporan. Kemudian kepada para instruktur, saya minta agar memberikan materi penjabaran tugas secara rinci kepada masing-masing Satgas, sehingga output dari pelatihan ini dapat tercapai sesuai dengan tujuan latpraops,” pungkasnya. (NGO)
PALEMBANG,KHATULISTIWAONLINE.COM
Masyarakat di Palembang ramai-ramai berburu harta karun bekas Kerajaan Sriwijaya. Pemkot Palembang minta masyarakat segera melapor hasil temuan dan tak menjualnya ke kolektor asing.
“Kalau mau diambil tidak masalah. Tapi ingat, jangan dijual ke kolektor asal luar negeri atau kolektor asing,” kata Kapala Dinas Kebudayaan Palembang, Sudirman Teguh, Kamis (13/9/2018).
Bahkan, Sudirman meminta masyarakat sebaiknya menyerahkan hasil perburuan kepada pemerintah. Namun seandainya pemerintah punya anggaran pasti akan dibeli.
“Pemkot melalui Dinas Kebudayaan tidak ada anggaran khusus untuk membeli itu, ya kalau masyarakat berkenan lebih baik diserahkan dengan ikhlas. Kalau enggak mau kami juga tidak bisa memaksa, asal mereka juga tau bahwa barang itu punya nilai sejarah,” imbuh Sudirman.
Adapun solusi lain, yakni masyarakat di sekitar sungai Sekanak pemburu harta karun dapat melaporkan agar dicatat di Dinas Kebudayaan. Sehingga jika suatu saat nanti akan ada penelitian bisa jadi rujukan.
“Kalau masyarakat tak menyerahkan dan pemerintah tidak membeli sebaiknya tak dijual ke luar negeri. Jadi untuk kolektor bisa saja dia membeli itu, tapi kolektor juga jangan di jual ke luar negeri. Atau ini di catat ke pemerintah, tidak akan kami sita barang mereka,” tegas Sudriman.
“Saya tahu masyarakat pasti mau jual itu emasnya, bukan sejarahnya. Tapi sejarah itu ada dan melekat di benda-benda yang mereka temukan,” kata Sudirman.
Sungai Sekanak sendiri, kata Sudirman, memiliki banyak cerita sejarah. Baik itu Kesultan Palembang Darussalam, masa Kerajaan Sriwijaya hingga perjuangan kemerdekaan RI yang dikenal dengan ‘Perang 5 hari 5 malam’.
Sehingga lokasinya bukan hanya sejarah tempat perjuangan, tapi lebih banyak lagi sejarahnya. Bahkan pafa zaman dahulu sungai Sekanak juga merupakan sungai besar yang jadi akses utama di perairan.
“Jadi kalau bicara perburuan, itu sudah lama terjadi dan mereka pun belum ada yang melapor, mereka takut dikira akan disita. Padahal tidak mungkin itu disita, apalagi benda-benda cagar budaya,” tutup Sudirman. (NGO)