MEDAN,KHATULISTIWAONLINE.COM
Teror pembuangan bangkai babi di sungai dan jalanan di Medan, Sumatera Utara, kini diselidiki polisi. Pelakunya diburu.
“Sudah diselidiki, tapi belum dapat pembuangnya,” ujar Kasat Reskrim Polrestabes Medan Kompol Eko Hartanto saat dimintai konfirmasi, Jumat (15/11/2019).
Masyarakat diminta ikut berperan memberikan informasi bila menemui pelaku pembuang bangkai babi. Polisi dipastikan Eko akan menindaklanjuti laporan.
Ratusan bangkai babi ditemukan di sejumlah sungai, seperti Sungai Bederah dan Sungai Belawan, serta Danau Siombak. Kini bangkai babi dibuang di jalanan Kota Medan. Ada 3 ekor bangkai babi dalam karung goni yang ditemukan di kawasan jalan gedung Arca, Medan Area, Medan.(DON)
PALU,KHAULISTIWAONLINE.COM
Kapolri Jendral Idham Aziz mengatakan 19 terduga teroris telah diamankan Densus 88 Antiteror Polri pascabom di Polrestabes Medan, Sumatera Utara (Sumut). Para pelaku ditangkap dari berbagai wilayah, dari Sumut hingga Jawa Timur (Jatim).
“Terkait bom Medan, sudah 19 orang kami amankan. Masing-masing berasal dari wilayah Sumatera Utara, Riau, Ambon, Banten, Jawa Tengah, dan Jawa Timur. Dan itu semua jaringan pelaku bom bunuh diri di Medan,” ungkap Idham di Mapolda Sulawesi Tengah (Sulteng), Jl Sam Ratulangi, Palu, Jumat (15/11/2019).
Idham menuturkan Densus 88 terus memetakan jaringan terduga pelaku bom bunuh diri Mapolrestabes Medan. Sebagaimana diketahui, serangan bom tersebut dilakukan oleh terduga teroris Rabbial Muslim Nasution (24).
“Untuk adanya informasi dengan keterkaitan jaringan yang lama, tim Densus masih terus melakukan mapping. Untuk hasilnya akan segera disampaikan,” tuturnya.
Sebelumnya, bom bunuh diri meledak di Mapolrestabes Medan pada Rabu (13/11). Rabbial masuk ke lokasi pada pukul 08.15 WIB mengenakan jaket ojek online. Polisi menyebut Rabbial memanfaatkan momen pembuatan SKCK yang membuat situasi di Mapolrestabes ramai.
Rabbial kemudian meledakkan diri di halaman kantin ruang SKCK Mapolrestabes sekitar pukul 08.45 WIB. Polisi mengungkapkan Rabbial melilitkan rangkaian bom tersebut di tubuhnya.
Seiring dengan proses penyidikan, polisi memeriksa istri Rabbial yang berinisial DA. DA masih berstatus saksi.
“Masih (dimintai) keterangan sebagai saksi. Jadi sampai saat ini ada 12 orang saksi yang sudah kita periksa. Ada istri, orang tuanya, mertua, kakak, dan tetangganya,” ujar Wakapolda Sumut Brigjen Mardiaz Kusin Dwihananto kepada wartawan di Mapolrestabes Medan, Kamis (14/11).(DAB)
JAKARTA,KHATULISTIWAONLINE.COM
Menko Polhukam Mahfud Md sempat menyebut satu orang terduga pelaku bom bunuh diri di Polrestabes Medan kabur dan diburu. Namun, Polri menegaskan pelakunya tunggal alias seorang diri.
“Tidak terlihat (dari CCTV). Pelaku tunggal. Bom bunuh diri pelakunya tunggal,” kata Karo Penmas Divisi Humas Polri, Brigjen Dedi Prasetyo, di Mako Brimob, Depok, Jawa Barat, Kamis (13/11/2019).
Meski demikian, Dedi menegaskan Polri memang masih menelusuri ada tidaknya jaringan dari pelaku tersebut. Namun, Dedi menyebut pelaku yang meledakkan diri di Polrestabes Medan hanya ada satu orang.
“Ini masih kita dalami dulu ya untuk jejaring maupun kelompoknya,” ujarnya.
Polisi, kata Dedi, terus bergerak untuk mencari ada tidaknya jaringan dari terduga pelaku bom bunuh diri di Polrestabes Medan, Rabbial Muslim Nasution. Sel-sel tidur teroris di berbagai daerah terus dipantau.
“Masih didalami, masih dikembangkan. Dari Densus 88 yang ada di Jakarta, Jawa Barat, Jawa Tengah, maupun Jawa Timur juga terus memonitor sleeping sel yang masih ada di lapangan atau wilayah, termasuk yang ada di Sumatera Utara, Riau maupun di beberapa wilayah,” tuturnya.
Ledakan bom bunuh diri terjadi di Polrestabes Medan, Rabu (13/11) pukul 08.45 WIB. Polisi menyatakan Rabbial yang diduga sebagai pelaku tewas meledakkan diri.
Usai kejadian tersebut, Mahfud Md sempat bicara tentang adanya pelaku yang masih diburu. Mahfud juga mengimbau masyarakat tidak membagikan gambar-gambar mengerikan dari aksi teror itu.
“Penanganan soal bom yang saat ini sudah diketahui pasti korban jiwa ada satu pelaku bom bunuh diri, 4 aparat kita dari polisi dan satu dari orang biasa luka-luka. Yang satu bombernya lari dan masih pengejaran,” ujar Mahfud, di Kompleks Parlemen, Jakarta Selatan, Rabu (13/11).(VAN)
JAKARTA,KHATULISTIWAONLINE.COM
Lima Terduga teroris ditangkap oleh Densus 88 Antiteror pada akhir pekan lalu. Polri mengatakan kelima terduga teroris teridentifikasi sebagai jaringan Jamaah Ansharut Daulah (JAD).
“Yang di Riau itu JAD,” kata Karo Penmas Divisi Humas Polri Brigjen Dedi Prasetyo, Kamis (14/11/2019).
Pada kasus ini, 5 terduga teroris ditangkap di dua lokasi berbeda yakni di Kabupaten Kampar dan Kabupaten Siak. Seorang di antaranya ditembak karena melawan petugas saat hendak ditangkap dan menjalani perawatan di rumah sakit saat ini.
Ditanyai soal kemungkinan peristiwa bom di Polrestabes Medan terkait dengan penangkapan 5 terduga teroris di Riau, Dedi menuturkan hal itu masih diselidiki oleh penyidik.
“Masih didalami (ada atau tidak keterkaitannya), sampai saat ini belum ada bukti saling terkait,” ucap Dedi.
Sebelumnya, Kapolda Riau Irjen Agung Setya Imam Effendi mengatakan Densus 88 Antiteror bersama jajaran Polda Riau menangkap 5 terduga teroris. Agung menyebutkan penangkapan terduga teroris ini dilaksanakan bertahap sejak Sabtu (9/11) lalu di dua lokasi.
“Operasi Densus 88 dan Polda Riau mengamankan 5 orang diduga teroris di Kabupaten Kampar dan Siak,” kata Kapolda Riau, Irjen Agung Setya Imam Effendi, kepada wartawan, Rabu (13/11).
Saat penangkapan, tambah Agung, seorang pelaku menyerang aparat dengan ketapel dan panah. Berdasarkan informasi yang dihimpun, penangkapan terduga teroris pertama dilakukan di Desa Kuapan, Kecamatan Tambang, Kabupaten Kampar. Ada dua orang yang diamankan di sana.
Selanjutnya ada dua orang lagi yang diamankan di Kecamatan Tampan, Pekanbaru. Sedangkan satu orang lainnya diamankan di Siak.(DAB)
JAKARTA,KHATULISTIWAONLINE.COM
Anak Bupati Majalengka Karna Sobahi, Irfan Nur Alam, yang menembak seorang kontraktor hingga saat ini masih bebas. Komisi III DPR yang membidangi hukum meminta polisi menangani kasus penembakan ini dengan profesional.
“Saya imbau kepada Kapolda Jabar untuk perintahkan jajarannya dalam penegakan hukum hendaknya objektif dan profesional, terlebih dalam menangani kasus penembakan dan menarik perhatian publik,” kata Ketua Komisi III Herman Herry kepada wartawan, Kamis (14/11/2019).
Herman juga meminta polisi tidak bertele-tele dalam menangani kasus ini. Hal itu menurutnya untuk menghindari kecurigaan berbagai pihak bahwa polisi tidak profesional.
“Segera ambil langkah-langkah profesional penyidikan, jangan bertele-tele sehingga membuat para pihak curiga bahwa polisi tidak profesional,” tegasnya.
Herman menegaskan bahwa penegakan hukum tidak pandang bulu. Jika alat bukti sudah terpenuhi, ia meminta polisi segera mengambil langkah tegas.
“Jika betul ada dua alat bukti, segera penyidik mengambil langkah-langkah tegas. Jika ternyata tidak memiliki bukti yang cukup, segera umumkan ke publik agar opini tidak menjadi liar yang akhirnya merugikan institusi Polri,” ujar Herman.
Seperti diketahui, Irfan Nur Alam dilaporkan seorang kontraktor bernama Panji Pamungkasandi gegara menembak saat ditagih utang. Tembakan pistol Irfan mengenai telapak tangan Panji dan satu rekan Irfan bernama Handoyo.
Penyidik Satreskrim Polres Majalengka melakukan penyelidikan dan olah TKP. Polisi belum menetapkan Irfan sebagai tersangka meski statusnya kini masuk penyidikan.
“Belum (ada tersangka), masih berproses,” ucap Kasat Reskrim Polres Majalengka AKP M Wafdan Mutaqqin saat dihubungi, Rabu (13/11).(MAD)
JAKARTA,
Polda Metro Jaya menembak pengedar narkotika jenis sabu berinisial SA. SA merupakan pengedar sabu yang kerap menjual barang haram itu di seluruh area Jakarta, Bogor, Depok, Tangerang, dan Bekasi (Jabodetabek).
Kasus itu berawal dari adanya informasi masyarakat ke polisi terkait adanya peredaran sabu di daerah Bekasi. Berdasarkan informasi itu, tim Subdit 1 Direktorat Reserse Narkoba Polda Metro Jaya dibawah pimpinan Kasubdit 1 AKBP Ahmad Fanani melakukan pengintaian terhadap tersangka di daerah Bekasi pada 12 November 2019.
“Tersangka yang kita cari itu sedang olahraga di sana. Kemudian kita tungguin sekitar jam 17.00 WIB tersangka pulang ke rumahnya di daerah Perum Palm Residence di sana. Setelah masuk ke rumah tim melakukan penangkapan di sana,” kata Kabid Humas Polda Metro Jaya, Kombes Argo Yuwono di Polda Metro Jaya, Jakarta, Rabu (13/11/2019).
Kepada polisi, SA mengaku sudah dua kali menerima sabu dari DPO berinisial P. Sabu seberat setengah kilo yang diterima SA itu diedarkan di wilayah Jabodetabek.
“Menurut pengakuan tersangka dia sudah mendapatkan barang sabu setengah kilo dari P yang DPO ini. Setelah kita interogasi kembali bahwa setengah kilo ini sudah di edarkan, sudah dijual dan kemudian sisanya 112 gram,” kata Argo.
Dari tangan tersangka, polisi menyita sabu seberat 112 gram, 2 timbangan dan ponsel tersangka. Pada hari yang sama, polisi meminta tersangka SA menunjukan lokasi keberadaan tersangka P yang hingga kini masih DPO.
“Jadi pada saat pengembangan kembali, setelah kita mendapatkan informasi tersebut kita cek lagi, tersangka SA menunjukkan lokasi yang tidak menentu ataupun tidak pasti, Bekasi, Jakarta, Jakarta, Bekasi, dikelilingi,” jelas Argo.
Tersangka SA dikatakan polisi sengaja mengulur waktu dan menunggu penyidik lengah agar dia dapat melarikan diri. Singkat cerita, ketika pengembangan itu, tersangka SA berusaha melawan petugas dengan cara mengambil senjata milik petugas.
“Tersangka berusaha merebut senjata anggota. Sehingga kita melakukan tindakan tegas dan terukur. Setelah kita lakukan pertolongan, kita bawa ke RS Kramat Jati kemudian menurut keterangan dokter kehabisan darah dan dinyatakan meninggal dunia ya,” kata Argo.
Polisi hingga kini masih menyelidiki kasus tersebut dan mencari tersangka yang masih DPO. Tersangka SA yang sudah meninggal dunia itu disangkakan Pasal 114 ayat 2 dan 112 ayat 2 UU nomer 35 tahun 2009 tentang narkotika.(DAB)
BEKASI,KHATULISTIWAONLINE.COM
Tim Koordinasi Pengawasan Aliran Kepercayaan Masyarakat (Korpakem) mendeteksi adanya aktivitas dari 13 aliran kepercayaan yang tumbuh di Kabupaten Bekasi, Jawa Barat. Tujuh di antaranya telah ditetapkan sebagai aliran sesat berdasarkan fatwa Majelis Ulama Indonesia.
“Hasil identifikasi dan deteksi kami, ada aliran kepercayaan itu di Kabupaten Bekasi. Hal itu menjadi perhatian kami, sekaligus kami lakukan pendekatan agar mereka kembali ke ajaran yang seharusnya,” kata Ketua Tim Korpakem yang juga Kepala Kejaksaan Negeri Kabupaten Bekasi, Raden Rara Mahayu Dian Suryandari, sebagaimana dilansir Antara, Rabu (13/11/2019).
Tim Korpakem merupakan kelompok khusus yang dibentuk oleh Kejaksaan Agung untuk mengawasi aliran kepercayaan yang berkembang di masyarakat. Mahayu menjelaskan beberapa di antara aliran itu memiliki kepercayaan beragam seperti memiliki ayat suci baru serta para pemimpin mereka yang bisa berbincang langsung dengan Tuhan.
Dia menyebut 13 aliran itu di antaranya Kutub Robani, Al Quran Suci, Amanat Keagungan Ilahi, Wahabi, Ahmadiyah, serta Syi’ah. Kemudian Millah Ibrahim, Hidup di Balik Hidup, Surga Eden, Islam Jamaah, Agama Samalullah atau yang lebih dikenal Lia Eden, Al Qiyadah Al Islamiyah, dan terakhir Jemaat Ahmadiyah.
“Tujuh aliran yang disebut terakhir ini telah ditetapkan sesat berdasarkan Fatwa MUI,” katanya.
Mahayu mengatakan beberapa aliran kepercayaan yang terdeteksi tersebut memiliki ajaran yang mirip dengan Islam namun pada praktiknya mereka memiliki paham yang menyalahi akidah. Beberapa ajaran tersebut tidak mengimani Nabi Muhammad sebagai rasul.
Seperti halnya aliran Jemaat Ahmadiyah yang meyakini setelah Nabi Muhammad terdapat nabi lainnya yakni Hazrat Mirza Ghulam Ahmad, mereka juga memiliki kitab suci bernama Tadzkirah yang mereka nilai sama sucinya dengan Alquran serta memiliki tempat suci di Pakistan.
Belakangan aliran itu diputuskan sesat oleh MUI dan pimpinan mereka dihukum dalam kasus penodaan agama. Penetapan sesat itu diterbitkan melalui Fatwa MUI Nomor 5 Tahun 2007.
Ajaran aliran lainnya yaitu ‘Hidup di Balik Hidup’ yang meyakini bahwa pimpinan mereka pernah berdialog dengan tuhan, para malaikat, Nabi Muhammad dan mengaku pernah melihat alam barzah, surga, serta neraka.
Selain belasan aliran kepercayaan terdapat juga kebiasaan lain yang ditemui di berbagai daerah di Kabupaten Bekasi. Beberapa di antaranya bahkan menyalahi aturan agama seperti pernikahan satu garis keturunan, tidak mewajibkan shalat Jumat, tidak mengenal puasa hingga bertemu dengan sang pencipta dengan membayar mahar.
Mahayu melanjutkan Tim Korpakem masih terus melakukan pemantauan sekaligus pendekatan terhadap masyarakat yang menganut sejumlah paham tersebut. Koordinasi terus dilakukan dengan sejumlah pihak terutama ulama untuk turut serta melakukan pendekatan.(DAB)
MEDAN,KHATULISTIWAONLINE.COM
Bom bunuh diri di Polrestabes Medan memakan korban. Terduga pelaku dipastikan tewas dan enam orang polisi mengalami luka ringan.
“Luka ringan 6 orang,” kata Kabid Humas Polda Sumatera Utara Kombes Tatan Dirsan Atmaja saat ditanya apakah ada atau tidak polisi yang menjadi korban ledakan bom di lokasi, Medan, Sumatera Utara, Rabu (13/11/2019).
Ledakan di Polrestabes Medan terjadi sekitar pukul 08.45 WIB. Ledakan ini diduga berasal dari bom bunuh diri.
Pelaku bom bunuh diri diduga mengenakan atribut ojek online. Pelaku tewas di lokasi.(VAN)
MEDAN,KHATULISTIWAONLINE.COM
Ledakan diduga bom bunuh diri terjadi di Polrestabes Medan, Sumatera Utara (Sumut). Pelaku pembawa bom diduga tewas.
“Diduga bom bunuh diri. Pelaku diduga meninggal dunia,” kata Karo Penmas Divisi Humas Mabes Polri, Brigjen Dedi Prasetyo, Rabu (13/11/2019).
Dedi mengatakan polisi sedang melakukan olah TKP di lokasi. Dia menyebut ledakan diduga terjadi di lapangan parkir.
“Tim sedang olah TKP,” ucapnya.
Ledakan di Polrestabes Medan terjadi sekitar pukul 08.45 WIB. Ledakan ini diduga berasal dari bom bunuh diri.
“Masih diduga pelaku suicide bomber,” kata Karo Penmas Divisi Humas Polri, Brigjen Dedi Prasetyo, kepada wartawan, Rabu (13/11).(VAN)
MAJALENGKA,KHATULISTIWAONLINE.COM
Irfan Nuralam, anak Bupati Majalengka Karna Sobahi, diduga menembak salah seorang kontraktor gegera masalah utang. Hingga saat ini statusnya belum tersangka. Polres Majalengka masih menyelidiki kasus tersebut.
Wakapolres Majalengka Kompol Hidayatullah menyebutkan enam orang telah dimintai keterangan, termasuk Irfan. “Enam saksi sudah diperiksa. Ya masih sebatas dimintai keterangan,” kata Hidayatullah saat ditemui di kawasan Jalan KH Abdul Halim Kabupaten Majalengka, Jawa Barat, Selasa (12/11/2019).
Polisi belum menetapkan Irfan sebagai tersangka sebab penyidik masih menyelidiki kasus tersebut. “Masih proses penyelidikan. Belum ditetapkan sebagai tersangka,” ucapnya.
Inisiden penembakan itu terjadi di Ruko Hana Sakura, Cigasong, Kabupaten Majalengka, Jawa Barat pada Minggu (10/11/2019) kemarin. Irfan diduga menembak korbannya, Panji Pamungkasandi. Panji awalnya menagih utang proyek kepada Irfan. Hinga akhirnya, Irfan mengeluarkan senjata api dan membuat korban tertembak.
Polisi menyebut senpi yang digunakan terduga pelaku berjenis pistol dengan kaliber 9 milimeter. Terduga pelaku mengaku telah mengantongi izin mimiliki pistol dari Persatuan Penembak Indonesia (Perbakin) hingga 2020 nanti.(DAB)