JAKARTA,khatulistiwaonline.com –
Kementerian Agraria dan Tata Ruang/Badan Pertanahan Nasional menyoroti kasus sengketa tanah yang sering terjadi. Salah satu permasalahannya adalah karena pemalsuan girik atau sertifikat.
Lalu bagaimana jika bukti jual beli tanah atau rumah hanya surat bermaterai?
“Intinya kalau itu ada transaksi yang benar diakui oleh yang jual enggak ada masalah, kita selesaikan. Biasanya sengketa itu karena salah satu pihak mengingkari itu baru jadi masalah,” kata Menteri ATR/Kepala BPN Sofjan Djalil di Gedung Bina Graha, Kompleks Istana Kepresidenan, Jl Veteran, Jakarta Pusat, Jumat (21/10/2016).
Menurut dia, bukan masalah pula bila pihak pembeli belum melunasi dan belum diberikan sertifikat. Asalkan ada perjanjian jelas antara penjual dan pembeli.
“Tapi supaya pasti kita rekomendasikan supaya yang beli itu bikin di depan PPAT, jelas dasar hukumnya,” kata Sofjan.(RED)
JAKARTA,khatulistiwaonline.com
Batalyon Perbekalan Angkutan-4/Air TNI AD memperkenalkan Kapal ADRI-L sebagai salah satu Alat Utama Sistem Pertahanan (Alutsista) air milik TNI AD. Kapal tersebut akan digunakan untuk memberangkatkan Tank Leopard dalam rangka latihan antar kecabangan (Latancab) 2016 di Kepulauan Natuna.
“Kapal ini diterima Kasad dari rekanan pada 28 Juli 2016 dan langsung diserahkan kepada kami untuk pengoperasian. Sebelumnya kami sudah melepas 16 Tank Leopard ke Natuna dengan 4 Kapal ADRI lainnya, hari ini secara simbolis melepas 3 tank leopard, dan rencana berangkat pada hari Minggu besok menggunakan kapal ADRI-L,” kata Danyon Bekang-4/Air, Letkol Cba Atjep Mihardja Soma di Markas Yonbekang-4/Air, Pelabuhan Tanjung Priok, Jakarta Utara, Jumat, (21/10/2016).
Nama ADRI sendiri merupakan singkatan dari Angkatan Darat Republik Indonesia, sementara ‘L’ adalah lambang angka 50 dalam Romawi. Sehingga kapal tersebut dibaca ADRI-Limapuluh. Kapal ini memiliki besar 1200 DWT (Dead Weight Tonnage) atau jumlah bobot yang dapat ditampung oleh kapal untuk membuat kapal terbenam sampai batas yang diizinkan. Kapal ADRI-L dapat menampung hingga 6 unit tank Teopard dan 1 unit transporter dalam satu kali pelayaran.
“Seperti Kapal ADRI lainnya, nantinya kapal ini lebih dominan digunakan untuk menggeser bekal materil yang dimiliki AD dari Mabesad ke daerah yang secara rutin setiap triwulan dalam rangka pembinaan satuan di jajaran TNI AD,” lanjut Atjep.
Atjep berharap dengan adanya Alutsista air dapat mengoptimalkan tercapainya tugas dan fungsi angkutan air. Hal itu guna memenuhi lima aspek penyelenggaraan angkutan AD.
“Lima aspek itu adalah tepat waktu, tepat jumlah, tepat mutu, tepat tempat, dan tepat sasaran,” kata dia.
Armada Kapal ADRI yang dimiliki oleh Satuan Yonbekang-4/Air berjumlah 12 unit. Yakni 1 unit Kapal ADRI 1200 DWT, 3 unit Kapal ADRI 1000 DWT, 2 unit Kapal ADRI 500 DWT, 3 unit Kapal ADRI 300 DWT, dan 3 unit Kapal ADRI 150 DWT.
“Rencana tahun ini akan dibuat lagi 2 unit Kapal ADRI 1500 DWT yang memiliki kemampuan mengangkut 8 Tank Leopard dan 1 helikopter. Diharapkan sudah dapat beroperasi pada tahun 2018,” tutup Atjep. (RED)
JAKARTA,khatulistiwaonline.com –
Amir Papalia, saksi ‘kunci’ yang disebut Jessica Kumala Wongso, siang ini mendatangi kantor Lembaga Perlindungan Saksi dan Korban (LPSK) untuk meminta perlindungan. Amir disebut Jessica karena melihat suami Wayan Mirna Salihin, Arief Soemarko memberikan bungkusan untuk barista Kafe Olivier, Rangga Dwi Saputra sebelum Mirna tewas.
Amir menyambangi Gedung LPSK di Jalan Raya Bogor, Cijantung, Jakarta Timur, Jumat (21/10/2016) pukul 13.00 WIB. Pria yang mengaku berprofesi sebagai wartawan Tabloid Bharindo ini didampingi seorang perempuan.
“Nanti dulu, nanti. Saya mau meminta perlindungan dulu,” kata Amir yang mengenakan baju batik itu kepada wartawan.
Amir enggan memberikan keterangan lebih lanjut. Ketika ditanya apakah dirinya melihat Arief dan Rangga, Amir juga enggan menjelaskannya.
“Oh itu nanti, yang jelas saya meminta perlindungan dulu,” jawab Amir.
“Kok bisa mengenali mereka?”, cecar wartawan.
Setelah lihat di TV, loh kok mirip. Yang jelas saya mau meminta perlindungan dulu. Saya akan pertanggungjawabkan omongan saya. Saya lihat bajunya, lihat mobilnya,” ungkap Amir yang bergegas masuk ke dalam lift menuju lantai dua Gedung LPSK.
Dalam pembelaan terakhir, kuasa hukum Jessica Wongso, Hidayat Boestam, menyebut ada saksi yang melihat suami Mirna, Arief bertemu dengan barista Kafe Olivier, Rangga.
Saksi tersebut bernama Amir Papalia yang disebut pengacara sebagai wartawan Mabes Polri Divisi Hukum. Pengacara Jessica membacakan transkrip percakapan Amir di ruang sidang. Dalam transkrip perbincangan itu, Amir mengatakan melihat Arief pada tanggal 5 Januari 2016 sekitar pukul empat sore di kawasan Sarinah. Arief di sana bertemu dengan Rangga. Arief memberikan satu buah bungkusan kepada Rangga.
“Saya lihat satu mobil berwarna silver saya lihat ada orang mirip Arief. Di situ ada bungkusan plastik itu kayak uang. Bungkusan itu yang dikasih ke Rangga. Saya lihat dari jarak lima meter,” kata Amir dalam transkrip yang dibacakan Jessica di ruang sidang PN Jakarta Pusat, Jalan Bungur Besar Raya, Jakarta, Kamis (20/10/2016).
Atas tudingan itu, Arief maupun Rangga membantahnya. Mereka melaporkan pengacara Jessica ke polisi.
Rangga pun mengaku rekeningnya sudah dicek oleh manager kafe dan clear, tidak ada transaksi uang Rp 140 juta masuk ke rekeningnya. (RED)
KUPANG,khatulistiwaonline.com
Dua orang tenaga kerja Indonesia asal Nusa Tenggara Timur dilaporkan meninggal di Hong Kong dan Malaysia. Keduanya adalah Aprianty Radja Pono asal Kabupaten Sabu Raijua, yang bekerja di Hong Kong, dan Lukas Lei Djumari asal Kabupaten Sumba Barat, yang bekerja di kebun kelapa sawit di Lahar Datok, Malaysia Timur.
Hal itu diungkapkan Kepala Seksi Penyiapan dan Penempatan TKI Badan Nasional Penempatan dan Perlindungan Tenaga Kerja Indonesia BNP2TKI Nusa Tenggara Timur John Salukh. “Jenazah kedua TKI itu dijadwalkan akan dipulangkan ke Kupang pada Sabtu, 22 Oktober 2016, dan Minggu, 23 Oktober 2016,” katanya kepada khatulistiwaonline, Jumat, 21 Oktober 2016.
Menurut Jhon, biaya pemulangan jenazah kedua TKI itu ditanggung Konsul Jenderal RI di Hong Kong dan Malaysia. Namun, dia tidak mengetahui penyebab kematian kedua TKI itu.
Aprianty merupakan TKI legal yang diberangkatkan PT Bina Karya Lestari sejak 2008. Sedangkan Lukas awalnya merupakan TKI legal yang diberangkatkan PT Bagus Bersaudara sejak 2012. Namun setelah habis masa kontraknya, Lukas berpindah majikan sehingga dianggap TKI ilegal.
Jumlah TKI asal Nusa Tenggara Timur yang meninggal di luar negeri terus bertambah. Dengan meninggalnya Aprianty dan Lukas, maka TKI asal Nusa Tenggara Timur yang meninggal di luar negeri menjadi 37 orang. Mereka telah dipulangkan ke kampung halamannya masing-masing.(RED)
JAKARTA,khatulistiwaonline.com
Mantan Menteri Dalam Negeri (Mendagri), Gamawan Fauzi, menyeret sejumlah nama pejabat negara yang merestui proyek pengadaan Kartu Tanda Penduduk Elektronik atau e-KTP. Salah satunya adalah mantan Kepala Lembaga Kebijakan Pengadaan Barang dan Jasa Pemerintah, Agus Rahardjo, yang kini menjabat Ketua Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK).
Gamawan mengatakan itu seusai menjalani pemeriksaan oleh penyidik KPK di Jakarta pada Kamis malam, 20 Oktober 2016.
Pada November tahun 2009 atau sebelum proyek e-KTP dimulai, kata Gamawan, program pengadaan e-KTP dilaporkannya kepada Wakil Presiden. Itu karena perintah Undang-undang Nomor 23 Tahun 2006 yang mengamatkan selambat-lambatnya lima tahun setelah diterbitkan, pemerintah harus menyediakan nomor induk kependudukan untuk masyarakat.
“Mulai dari situlah, Ibu Sri Mulyani (Menteri Keuangan) dan menteri-menteri lain, lalu diangkat dengan Keputusan Presiden,” kata Gamawan.
Dalam Keputusan Presiden itu, jelas disebut siapa para pejabat yang terlibat. Soalnya proyek itu memakai anggaran besar dengan skema tahun jamak atau multiyears. Namun dia tak menyebut nomor dan tahun Keppresnya.
“Ketua tim pengarah saat itu Pak Djoko Suyanto (mantan Menteri Koordinator Bidang Politik, Hukum, dan Keamanan), saya wakil, terus dibentuk panitia teknis dari 15 kementerian untuk mendampingi. Lalu saya lapor kepada KPK, saya presentasi di sini. Saya minta KPK untuk mengawasi di sini, kemudian KPK meminta supaya ini didampingi oleh LKPP, waktu itu Pak Agus (Rahardjo) kepalanya,” kata Gamawan.
Gamawan juga mengaku meminta Badan Pengawas Keuangan dan Pembangunan (BPKP) untuk mendampingi. Setelah Rancangan Anggaran Dasar proyek selesai, Kementerian Dalam Negeri meminta audit lagi kepada BPKP.
Setelah proses di DPR selesai, diteken Direktur Jenderal Anggaran Kemenkeu, dana proyek itu cair. Kemudian tender e-KTP berjalan. Meski begitu, Gamawan meminta Badan Pemeriksa Keuangan (BPK) untuk mengaudit proyek itu setiap tahun.
Saat itu belum ada masalah. Bahkan, ketika tender proyek dipermasalahkan dan masuk ke pengadilan karena dugaan persaingan usaha yang tidak sehat, Mahkamah Agung (MA) menyatakan bersih alias tak ada pesaingan kotor.
“Tiba-tiba ada pernyataan dari KPK ini ada kerugian, saya tidak tahu,” kata Gamawan.
Gamawan diperiksa sebagai saksi untuk tersangka mantan Direktur Jenderal Kependudukan dan Pencatatan Sipil Kemendagri, Irman. Dalam proyek yang berujung korupsi senilai Rp2 triliun itu, penyidik juga menjerat mantan Direktur Pengelolaan Administrasi Informasi Direktorat Jenderal Kependudukan dan Catatan Sipil pada Kemendagri, Sugiharto.(RED)
JAKARTA,khatulistiwaonline.com –
Kantor Kepala Staf Kepresidenan (KSP) menggelar paparan soal dua tahun pemerintahan Joko Widodo-Jusuf Kalla yang diisi oleh seluruh menteri secara bergantian. Menko Kemaritiman Luhut Pandjaitan membuka paparan pertama dengan berbagai kondisi terkini pemerintah.
“Pemerintah cukup baik atasi keamanan. Politik juga saya kira bagus walau di sana sini ada dinamika misal Pilgub DKI, tapi masih dalam batas yang bisa kami atasi. Ini ujian demokrasi di mana kami harus betul-betul dewasa sikapi ini semua,” ucap Luhut mengawali paparan di Kantor KSP, Kompleks Istana Kepresidenan Jakarta, Jumat (21/10/2016).
Hadir juga Kepala Staf Kepresidenan Teten Masduki sebagai moderator. Hadir Menteri Pertanian Amran Sulaiman, Kepala Bappenas Bambang Brodjonegoro Menteri Agraria Sofyan Djalil dan Juru Bicara Presiden Johan Budi.
Luhut yang juga mantan KSP mengatakan pertumbuhan ekonomi Indonesia cukup baik, di mana tahun depan diharapkan bisa mendekati 6 persen. Pemerintah juga berhasil mengedepankan pertumbuhan dan pemerataan secara sekaligus.
“Program pemerataan hasilnya banyak, di antaranya dana desa yang mencakup 74 ribu desa, dananya 45 miliar dolar. Dampaknya gini rasio sekarang turun,” ujar mantan Menko Polhukam itu.
Capaian lain yang menonjol adalah pembangunan infrastuktur yang disebut Luhut spektakuler di banyak daerah dengan anggaran yang besar. Semula program itu diragukan, namun dengan ada tax amnesty pemerintah optimis dengan penganggarannya.
“Rating di banyak survei CSIS, kemarin Saiful Mujani saya baca, besok kita juga akan survei keluar, popularitas pemerintah Jokowi di tengah masyarakat sangat baik,” tuturnya.
“Saya hanya minta kritik pemerintah dengan kritikan konstruktif, tidak destruktif. Juga dengan data yang ada, jangan data yang nggak jelas. Saya sering berseloroh, kalau (mengkritik) pakai perasaan dengan bahasa cinta saja. Tapi kalau (bidang) Pak Sofyan kami bicara angka. Kalau bicara perasaan waktu anda jatuh cinta saja,” tutup Luhut sambil berseloroh. (RED)
JAKARTA,khatulistiwaonline.com
Polri menunjukkan barang bukti kasus penyerangan terhadap anggota polisi di Tangerang. Salah satunya adalah golok yang digunakan Sultan Aziansyah (22) untuk menyerang Kapolsek Tangerang.
Kadiv Humas Polri Irjen Boy Rafli Amar mengatakan, barang-barang bukti ini diperoleh dari lokasi penyerangan di Pos lalu lintas, Cikokol, Tangerang dan di rumah pelaku di RT 04/RW 03, Desa Lebak Wangi, Sepatan, Kabupaten Tangerang.
“Barang bukti di TKP (tempat kejadian perkara) ada dua pisau, bom pipa dua, ada tas berisi celana panjang dengan motif loreng. (Kemudian) ikat pinggang, korek, ada artikel pembatal keislaman sembilan lembar dalam bentuk print out, stiker lambang ISIS,” kata Boy di Mabes Polri, Jalan Trunojoyo, Kebayoran Baru, Jakarta Selatan, Jumat (21/10/2016).
Kadiv Humas Polri Irjen Boy Rafli Amar memberikan penjelasan dalam gelar barang bukti penyerangan polisi Tangerang di Mabes Polri, Jumat (21/10/2016)
Sedangkan dari rumah Sultan, polisi menemukan pedang katana, dua pisau, ranjau paku, amunisi aktif. Ditemukan juga serbuk potasium sulfur dan alumunium, pipa sepanjang 50 cm yang merupakan potongan bom pipa tersebut.
“Panjangnya bervariasi ukurannya. Biasanya dipakai casing bahan peledak yang isinya potasium. Lalu ada baterai biasanya sebagai pemicu bahan peledak. Beberapa alat komunikasi,” ujarnya.
“Ada buku berjudul petaka akhir zaman. Sangat mungkin mempengaruhi pemikirannya. Ada stiker juga logo ISIS,” sebut Boy.(RED)
JAKARTA,khatulistiwaonline.com
Pelaku penyerangan brutal terhadap polisi di Tangerang, Sultan Azianzah (22) masih menjalani perawatan di RS Polri Kramat Jati. Sultan yang tidak mempunyai pekerjaan itu mengaku adik seorang anggota polisi.
“Iya (adik polisi), paling kecil. Abang saya benci malah,” kata Sultan di kamar perawatan di rumah sakit, Kamis (20/10/2016).
Sultan mengaku telah mencuri peluru milik kakaknya. Dia kemudian menyerang polisi untuk merebut senjata.
“Iya saya ambil, dia nggak tahu tapi. Biar saya dapat senjata,” jelasnya.
Sultan menyerang tiga polisi di pos lalu lintas Yupentek, Cikokol, Tangerang pagi tadi. Menggunakan golok, pemuda 22 tahun itu menyerang polisi secara membabi buta. Bahkan, Sultan sempat melempar dua benda diduga bom namun tidak meledak.
Polri mengatakan penyerangan terhadap 3 orang polisi dilakukan pelaku tunggal. Belum ada indikasi ada pihak lain yang membantu aksi pelaku.
“Diduga pelaku tunggal, belum ada informasi terkait ada pihak-pihak lain. Kita belum bisa pastikan lebih lanjut apakah dia terkait jaringan,” kata Kadiv Humas Polri Irjen Boy Rafli Amar di Mabes Polri.
“Belum bisa dipastikan (terkait) ISIS,” sambung Boy menegaskan. Namun pastinya, pelaku terkait dengan jaringan teroris.(RED)
JAKARTA,khatulistiwaonline.com
Partai Persatuan Pembangunan ( PPP) kubu Djan Faridz dan Sekretaris Jenderal DPP PPP Dimyati Natakusumah mengajukan uji materi Undang Undang Nomor 10 Tahun 2016 atau UU Pilkada di Mahkamah Konstitusi.
“Pemohon dengan ini mengajukan permohonan uji materiil UU Pilkada,” ujar anggota tim kuasa hukum Pemohon, Zainab Musyarafah, di Gedung Mahkamah Konstitusi Jakarta, Kamis (20/10).
Zainab menjelaskan bahwa para Pemohon merasa dirugikan dengan berlakunya Pasal 40 ayat (3) yang mengatur tentang perselisihan atas putusan Mahkamah Partai.
Dalam dalil permohonannya, Pemohon menyatakan sebagai pihak yang dinyatakan sah sebagai Pengurus DPP PPP berdasarkan Putusan Mahkamah Agung yang telah berkekuatan hukum tetap seharusnya Pemohon yang didaftarkan di Kementerian Hukum dan HAM sebagai pengurus DPP PPP.
“Akan tetapi Pemohon tidak mendapatkan pengesahan dan atau Surat Keputusan dari Menteri Hukum dan HAM RI,” jelas kuasa hukum Pemohon.
Hal tersebut dijelaskan oleh Pemohon karena Menteri Hukum dan HAM RI telah menerbitkan Surat Keputusan yang mengesahkan hasil Muktamar VIII PPP yang dilaksanakan pada tanggal 8 sampai 11 April 2016, yang kemudian bertentangan dengan putusan Mahkamah.
“Ketentuan a quo telah memberikan kewenangan kepada kekuasan eksekutif untuk mengintervensi serta mereduksi nilai sebuah putusan hakim yang berkekuatan hukum,” ujar Andi Ryza yang juga merupakan anggota tim kuasa hukum Pemohon.
Para pemohon menambahkan, ketentuan a quo telah memberikan ruang besar bagi Menteri Hukum dan HAM untuk mencampuri perselisihan internal Partai Politik bahkan sampai tingkat memutuskan pihak mana yang sah dengan mengabaikan putusan pengadilan yang telah berkekuatan hukum tetap.
“Dengan mengajukan permohonan ini, para Pemohon berharap agar Mahkamah menyatakan ketentuan tersebut bertentangan dengan UUD 1945 dan tidak mempunyai kekuatan hukum mengikat,” pungkas Andi.(RED)
JAKARTA,khatulistiwaonline.com
Penyerangan terhadap Kapolsek Tangerang Kota Kompol Effendi dan 4 orang anggotanya ternyata terekam kamera warga. Di video ini, pelaku yang diketahui bernama Sultan Azianzah (22) nampak menyerang polisi dengan sebilah golok.
Dalam video yang didapat, pelaku nampak berdiri di Pos Lalu Lintas di Jalan Perintis Kemerdekaan, kawasan Pendidikan Yupentek Cikokol, Tangerang Kota, Banten. Lalu lintas tampak ramai dilalui kendaraan. Keterangan Polri, peristiwa terjadi pukul 07.10 WIB.
Pelaku terlihat mengenakan jaket warna biru lengan putih dipadu rompi warna hitam dan celana panjang warna hitam. Tangan kanannya memegang sebilah golok.
Sejumlah polisi tampak berusaha meringkus pelaku. Saat terdengar suara letusan tembakan beberapa kali, pelaku berlari dan secara brutal menyerang polisi. Seorang polisi terlihat dibacok oleh pelaku di bagian dada. Polisi lainnya kemudian mengambil jarak menghindari serangan sambil terus mengawasi pelaku.
Pelaku kemudian nampak menyerang polisi lainnya sebelum kembali ke pos polisi tersebut.
Dalam video, kaki pelaku nampak pincang terkena tembakan polisi. Dia kemudian melangkah menjauh dari pos polisi tersebut.
Kadiv Humas Polri Irjen Boy Rafli Amar menerangkan, pelaku datang ke lokasi dan langsung menyerang dua anggota polisi yang bertugas melakukan pengaturan lalu lintas. Dua petugas, yakni Iptu Bambang Haryadi dan Bripka Sukardi mengalami luka di bagian dada dan punggung.
Kebetulan saat itu Kapolsek Tangerang Kota Kompol Effendi tengah melintas di lokasi melakukan kontrol situasi. Melihat ada anggota yang diserang, Kompol Effendi lalu menembak kaki pelaku. Pelaku bukannya menyerah, namun malah melawan. Kompol Effendi terkena luka bacok di bagian dada dan punggung.
Pelaku diketahui membawa dua buah bom pipa. Satu dilemparkan ke petugas, namun tidak meledak. (RED)